Minggu, 06 Oktober 2013

Amatullah aliyah KPI 1A_Tugas sosiologi 5_karl marx

Teori Kritis

            Teori kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis Jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian, khususnya kecenderungan teori ini ke arah determinisme ekonomi. Teori kritis telah melampaui batas-batas madzhab Frankfurt. Dahulu dan sebagian besar pada masa kini, teori kritis berorientasi Eropa, meskipun pengaruhnya kedalam sosiologi Amerika tumbuh semakin pesat.
 
Kritik terhadap Teori Kritis
 
            Sejumlah kritik diarahkan pada teori kritis. Pertama, teori kritis dituduh terlalu ahistoris, menelaah berbagai eristiwa tanpa banyak memperhatikan konteks hisoris dan komperatifny seperti, Nazisme pada tahun 1930-an, anti-Semistisme pada tahun 1940-an, revolusi mahasiswa pada tahun 1960-an. Ini merupakan satu kritik terhadap teori marxian, yang seharusya historisdan komparatif. Kedua, Madzhab kritis, seperti telah kita ketahui, secara umum mengabaikan ekonomi. Sehingga terkait dengan itu teoretisi kritis cenderung berargumen bahwa kelas pekerja tidak lagi menjadi kekuatan revolusioner, pendapat yang bertolak belakang dengan analisis marxian tradisional.
Kritik atas Teori Marxian. Teori kritis menjadika teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Pada teoritis kritis begitu terusik oleh para determinis ekonomi para marxis mekanitis, atau mekanis. Beberapa orang mengkeritik detrminisme yang tersirat dalam beberapa karya asli marx, namun sebagian besar memusatkan perhatiannya pada kritik terhadap neo marxix, terutama karena mereka menafsirkan karya marx secara amat mekanitis.

Marxisme

            Marxisme merupakan paham yang berpusat pada pandangan, pemikiran karl marx .Menurut Karl Marx sosialisme merupakan pengganti dari sistem kapitalisme. Munculnya marxisme dan teori kritismerupakan respon dari dua perspektif sebelumnya, yakni liberalisme dan realisme. Marxisme dan teori kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas. Keduanya dapat dikatakan gagal dalam memaknai fenomena-fenomena, khususnya pada sistem internasional, yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap kurang memperhatikan proses sosial pada aktor yang pada dasarnya sudah dikrontruksi secara historis dan secara tersirat menolak kemungkinan  adanya alternatif lainnya yang berupa proses produksi sosial.
 
Sumber : teori sosiologi - Oleh Ritzer, G., & Goodman
Nama : Amatullah aliyah
Nim : 111305100022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini