Senin, 28 Maret 2016

Salman,Mulya_Kemajuan pendidikan SMA Muhammadiyah 15_Tugas 4_MD(A)

Salman Fadilah : 11140530000024

Mulya Abdullah : 11140530000023

Tugas_4

Manajemen Dakwah (A)


Kemajuan pendidikan di SMA Muhammadiyah 15


Salman Fadilah masuk sekolah Muhammadiyah pada tahun 2010. Pada saat itu kelas 1 SMA di Muhammadiyah hanya 1 kelas saja. Se-iring dengan berkembangnya zaman dan majunya teknologi membuat SMA Muhammadiyah semakin berkembang dan kini kelas 1 sudah ada 4 kelas. Disinilah faktor-faktor yang membuat SMA Muhammadiyah maju :

 

1.      Tempat strategis. Dilihat dari sisi tempat Majlis Pendidikan Dasar Menengah Jalan. Anggrek Nelly Murni Blok B-C, komplek Slipi kemanggisan, palmerah, Jakarta Barat 11480. Wilayah yang sangat strategis di wilayah Jakarta Barat warga yang berdomisili daerah Jakarta Barat sangat dekat jaraknya dengan SMA Muhammadiyah 15. Sehingga, SMA Muhammadiyah sekarang mempunyai kurang lebih 200 siswa dan disekeliling SMA Muhammadiyah ada sekolah unggulan diantaranya adalah SMA 78 Negri, SMA 16 Negri dan SMK 13 Negri. Kemungkinan masyrakat sekitar yang tidak mendapatkan Negri mereka masuk ke sekolah SMA Muhammadiyah 15.

 

 

2.      Biaya pendidikan murah. Dibandingkan dengan SMA Swasta yang lainnya ternyata SPP di SMA Muhammadiyah ini cukup murah dengan harga Rp. 350.000,- setiap bulan. Dengan demikan sangat sesuai dengan ekonomi masyarakat yang disekitar daerah tersebut.

 

3.      Donatur. Donator berupa beasiswa dan lain sebagainya ada berbagai macam yang didapatkan beasiswa yang diapatkan dari SMA Muhammadiyah 15. Diantaranya, BOP (Badan Operasional), beasiswa dari yayasan Muhammadiyah, KJP (Kartu Jakarta Pintar) dari pemerintah dan yang mendapatkan ranking dapat diberikan uang tunai setiap bulannya. Ranking I dapat Rp 95.000,- ranking II dapat Rp 85.000,- dan ranking III dapat Rp 75.000,-.

 

 

4.      Fasilitas. Dari segi fasilitas SMA Muhammadiyah sudah cukup bagus lapangan yang luas, parkiran yang teratur, ruang kelas yang lebar dan mempunyai ac setiap kelas berharap para siswa betah dengan kegiatan belajar mengajar dan nyaman sehingga tidak ada siswa yang merasa jenuh dengan kepanasan, ditambah ada kolam ikan dipojok dekat kamar mandi. Dengan itu semua membuat para siswa dan yang tidak berniat sekolah di SMA Muhammadiyah menjadi punya niat untuk menuntut ilmu di SMA Muhammadiyah 15.

 

 

5.      Metode pembelajaran. Tidak hanya belajar agama tetapi mendapatkan pelajaran umum juga didapatkan di sekolah ini. Sekitar 70% umum dan 30% agama, dari pelajaran agama terdiri dari Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab, Al-Qur'an dan untuk perempuan ada keputrian membahas segala macam masalah yang ada pada diri perempuan.

 

 

 

6.      Prestasi. Banyak prestasi yang diraih oleh SMA Muhammadiyah 15 dari mulai futsal, basket, bola pimpong dan MTQ. Salah satunya bola pimpong yang diraih oleh guru SMA Muhammadiyah yaitu bapak Mito, ia akan dikirim ke Riau yang mewakili dari DKI Jakarta. Murid pun mempunya prestasi dengan memenangkan lomba MTQ antar SMA bertempatan di SMA 112 Negri.

Dalam masa proses SMA Muhammadiyah bisa bersaing dengan sekolah ungulan lainnya untuk bersaing demi mendapatkan perguruan tinggi. dengan cara memberikan pendidikan yang intensif kepada murid yang berprestasi dan mempunyai nilai yang tinggi serta semangat dan kerja keras belajar untuk mencapai perguruan tinggi.

 

 

Fella,mita_ faktor santri putri sabilussalam telat mengaji_ tugas 4

Fellasufah Diniyah   11140530000007
Mita Odaliya          11140530000010
Kelas                          MD 4 A

Faktor Santri Putri Sabilussalam Telat Mengaji

Pesantren Sabilussalam berlokasi dijalan Wr. Supratman Gang Bacang rt.02 rw.09 Kp. Utan Ds. Cempaka Putih Kec. Ciputat Timur Kab. Tangerang Selatan Prov. Banten. Yayasan ini didirikan pada tanggal 24 Oktober 1991. Pesantren Sabilussalam didirikan oleh Bapak H. Muhammad Mansyur. Di pesantren Sabilussalam terdapat tiga asrama putri.  Kegiatan pengajian di pesantren Sabilussalam dilaksanakan setelah subuh dan setelah maghrib, serta shalat subuh berjamaah di aula mini. Kegiatan pengajian setelah maghrib dilaksanakan pukul 19.00 setiap hari senin sampai hari jumat, begitupun dengan kegiatan pengajian setelah shubuh.

Permasalahan yang ada di pondok pesantren sabilussalam adalah banyak santri putri yang sering telat ketika kegitan pengajian berlangsung. Kami melakukan wawancara terhadap beberapa santri yang tinggal di asrama  satu yang diasuh oleh ustadz Muslich, asrama dua yang diasuh oleh bapak Dedi ,selain itu juga kami berdua mewawancarai santri yang tinggal di asrama tiga yang diasuh oleh ustadz Alid. Kami mewawancarai empat narasumber yang terdiri dari: Neng Sri Lestari, Nike Nilasari, Diana, Iis Sholehah. Kami memilih keempat narasumber tersebut, karena mereka tinggal diasrama yang berbada-beda ada yang diasrama satu, dua, dan tiga.

Setelah kita membuat sosial maping maka baru diketahui bahwa adanya beberapa kendala yang menyebabkan santri sabilussalam sering telat ketika pengajian berlangsung. Salah satu faktor santri putri sering telat pengajian adalah karena jarak asrama putri ke tempat pengajian lumayan jauh ketika jalan kaki, disana terdapat tiga asrama putri yang tempatnya tidak berdekatan antara asrama satu dengan asrama-asrama lainnya. Sehingga ketika pengajian udah berlangsung beberapa menit ternyata masih banyak santri yang masih berdatangan. 

Semua santri di Sabilussalam itu adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, terkadang mahasiswa ada kegiatan di kampus , sedangkan jarak kampus ke pesantren kira-kira 5 km jika naik kendaraan umum kira-kira 15 menit kalau tidak macet, sehingga ketika pulang ke pesantren sabilussalam kegiatan pengajian di pesantren sudah dimulai sedangkan banyak santri yang baru datang dari kampus, sehingga banyak santri yang telat datang ke pengajian.

Untuk kegiatan pagi di pesantren sabilussalam diawali dengan sholat shubuh berjamaah yang dilaksanakan di aula mini. Kegiatan ini berlaku bagi seluruh santri sabilussalam, tetapi tidak semua santri yang ikut sholat shubuh berjamaah. Terutama santri yang tinggal di asrama dua dan tiga, salah satu faktor karena jalan menuju aula mini melewati rumah warga yang memiliki seekor anjing yang suka berkeliaran.  Sehingga para santri selalu memiliki rasa takut dan tidak nyaman karena dikhawatirkan adanya najis. Maka dari itu, banyak santri yang melaksanakan shalat subuh di asramanya masing-masing.

Setelah shalat subuh berjamaah selesai dilaksanakan, dilanjutkan pengajian di asrama satu khusus bagi asrama putri setiap hari Jum'at dan Sabtu. Ketika pengajian berlangsung untuk santri yang tinggal di asrama dua dan tiga, sering telat datang. dikarenakan jarak antara asrama dua dan asrama tiga untuk menuju asrama satu itu lumayan cukup jauh. Berbeda dengan asrama satu yang selalu datang tepat waktu ketika pengajian pagi, karena pengajian dilaksanakan di aula asrama satu.

Selain itu yang menyebabkan santri sabiliussalam selalu telat terutama hari rabu malam ketika pengajian adalah sering telatnya ustadz ulumul qur'an yang  jarak rumahnya menuju pesantren sabilussalam cukup jauh yaitu di gang pepaya sedangkan pesantren sabilussalam berada di gang bacang jadi karena ustadznya sering telat maka para santri beranggapan bahwa setiap jadwal pengajian ustadz yang rumahnya berada di gang pepaya pasti selalu telat. Maka dari itu santri sabilussalam sengaja untuk telat.

Fawwaz Raihan, M. Ubaidillah_MAPPING PERMASALAHAN RENOVASI MASJID AL-IKHLAS_MD4A_Tugas 4

MAPPING PERMASALAHAN RENOVASI MASJID AL-IKHLAS

Oleh :  Fawwaz Raihan MD 4A

Muhammad Ubaidillah MD 4A

Masjid Al Ikhlas bertempat di jln Jembatan Hitam Kp. Pisangan Pangsor RT01/RW003 Ds. Sangiamg Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang Prov. Banten. Masjid ini terletak dipelosok kabupaten tangerang disekeliling masjid masih banyak kita jumpai sawah dan perkebunan.

Wanawancara dilaksanakan pada hari minggu jam 12.20 setelah melaksanakan sholat dzuhur berjamaah dimasjid tersebut, Kami mewawancarai 4 narasumber yang terdiri dari : Kyai H Mulyadi, Ustad Sairoji, Ustad Adi, dan Khotib. Kami memilih ke empat orang tersebut karena menurut kami keempat orang itu berkecimpung langsung pada permasalahan yang akan kami tanyakan sehinggan mereka mampu menjawab pertanyaan kami.

Kyai H Mulyadi merupakan Imam tetap masjid tersebut, Ustad Sairoji adalah ketua Panitia renovasi Masjid, Ustad Adi adalah ketua Panitia Pencarian dana dijalanan, dan Khotib merupakan tokoh pemuda didesa tersebut.

Masalah yang kami angkat adalah Permasalahan untuk renovasi masjid tersebut karena kami melihat sudah lebih dari satu tahun pembangunan masjid tersebut tertunda sehingga jama'ah menjadi tidak nyaman dalam melaksanakan ibadah dimasjid karena masih banyak fasilitas yang belum rampung.

Dahulu kata Kyai H Mulyadi "masjid ini pernah direnovasi 2 kali yaitu tahun 2001 dan tahun 2005, dahulu pembangunan masjid dikoordinir oleh para imam masjid ini yang terdiri dari Empat orang yang tinggal diRT yang berbeda yaitu Kyai H Napiar, Kyai H Maswin, Kyai H Mukhlis dan saya sendiri. Namun sekarang ketiga tokoh tersebut telah meninggal hanya tinggal saya seorang yang masih hidup dan tidak sanggup lagi untuk menggerakan maka dari itu saya sekarang hanya memantau generasi yang lebih muda".

Renovasi yang dilakukan ditahun 2001 hanya untuk memperbaiki tembok-tembok yang rusak dan fasilitas yang sudah kumuh dibersihkan, dan ditahun 2005 masjid diperluas dengan cara latarnya dikramik dan diberi atap karena pada tahun itu jamaahnya bertambah banyak dan butuh tempat lebih luas. Sedangkan sekarang rencananya masjid akan dibuat menjadi 2 lantai karena sekarang ada Dua pesantren yang telah berdiri dan memiliki banyak santri ikut sholat berjama'ah dimasjid jadi masjid sudah tidak muat untuk menampung jama'ah.

"Masalah utama susahnya merenovasi masjid adalah susahnya mecari dana pada masyarakat karena baground masyarakat yang ada pada daerah tersebut rata-rata adalah orang miskin dan petani jadi jangankan untuk memberikan dana untuk merenovasi masjid untuk makan pun mereka susah" kata ustad Sairoji,

Pada awalnya pencarian dana dilakukan dengan cara mengambil iuran seikhlasnya seminggu sekali  kerumah-rumah yang dilakukan oleh para ketua RT setempat pada bulan-bulan pertama para warga semangat untuk membayar akan tetapi semakin hari antusias warga semakin berkurang karena merasa jenuh dan terbebani untuk membayar iuran setiap minggu sekali. Tetapi panitia tak habis akal mereka melihat kondisi masyarakat yang sudah merasa terbebani dengan iuran uang maka panitia membuat tempat menaruh beras atau uang yang mereka sebut dengan Klerek. Klerek ini terbuat dari celengan yang dipotong atasnya kemudian ditaruh didepan pintu setiap warga yang ada dikampung itu, dan Alhamdulillah dengan cara itu warga kembali ikut menyumbang akan tetapi bukan dengan uang melainkan dengan beras hasil tani mereka.

Selain Meminta Iuran mingguan kepada masyarakat Panitia pun berusaha mencari dana dengan cara meminta dana dijalan yang dikoordinir oleh ustad Adi menurutnya sebetulnya panitia tidak mau melakukan hal itu akan tetapi karna dana yang didapat dari masyarakat tidak seberapa hasilnya maka mereka terpaksa meminta dana kejalan dengan sistim bagi hasil dengan orang yang menunggu dana dijalan karena jika tidak dilakukan sistem itu masyarakat tidak ada yang mau untuk menunggu jarring-jaring dijalan.

Para pemuda pun turut ikut serta dalam proses pencarian dana karena rata-rata pemuda didesa kebanyakaan bekerja dipabrik maka mereka meminta dana kepada teman-teman mereka dipabrik yang dikoordinir oleh ketua ikatan pemuda didesa tersebut yaitu saudara khotib, "meskipun uang yang kami kumpulkan dari teman-teman saya dipabrik tidak banyak akan tetapi saya senang karena para pemuda dikampung ini mau ikut berkontribusi untuk merenovasi masjid" Ucap khotib.

Ketika kami bertanya apakah dalam merovasi masjid ini dibantu oleh dana desa. Maka ustad sairoji menjawab. "Orang-orang dikampung kami jarang sekali berinteraksi dengan orang-orang dikelurahan karena memang jaraknya yang jauh dan rata-rata orang yang bekerja dikelurahan adalah orang dari desa tetangga jadi mereka canggung untuk meminta dana dari desa apalagi setelah pemilihan kepala desa kemarin rata-rata orang dari desa kami tidak memilih kepala desa yang menang sekarang jadi seolah-olah kampong kami tidak pernah dilihat oleh kepala desa sekarang. Akan tetapi saya rasa dengan uang yang kami kumpulkan dari iuran,jalan, dan pabrik punsudah cukup untuk merenovasi masjid saat ini dana yang sudah terkumpul sudah lebih dari 178juta jika kami meminta kedesa prosedurnya akan lama dan ribet tapi hasilnya tidak besar"

Selain permasalahan pencarian dana masalah yang dihadapi oleh panitia perenovasian masjid adalah susahnya mengajak masyarakat untuk berdiskusi bersama masalah pembokaran masjid jadi panitia menjadi ragu untuk merenovasi masjid karena khawatir nantinya ketika perenovasian masjid warga tidak ikut membantu. Memang ada beberapa warga yang sudah menanyakan kapan masjid akan mulai dibongkar tapi ketikadisuruh kumpul untuk membicarakan hal tersebut hanya sedikit warga yang datang sehingga panitia menjadi bingung.

Setiap minggu ketua RT dibantu oleh pemuda berkeliling kampung selain untuk meminta iuran mingguan tetapi juga untuk mengajak dan mensosialisasikan masalah perenovasian masjid dari situ panitia menjadi tau mengapa warga jika diajak untuk diskusi bersama jarang ada yang mau ikut dikarnakan banyak warga yang tidak mengerti dan takut untuk berdiskusi akan tetapi mereka siap membantu saat renovasi dimulai.

 

Afief_saifuddin_ahmad_Haikal_Fadly_Social_mapping_Tugas_4

MUSHOLLA AT-TAQWA DESA GONDRONG SEBRANG, KECAMATAN CIPONDOH, TANGERANG

 

Nama              : AFIF SAIFUDDIN AHMAD ( 11140530000014 )

                          HAIKAL FADLY (11140530000068)

Jurusan          : Manajemen Dakwah ( MD ) 4A

Dosen              : Tantan Hermansyah, M.Si

 

            Tepatnya pada hari minggu, tanggal 27 Maret 2016, jam 13:00, kami melangkahkan kaki ke tempat penelitian, yang mana penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian Dakwah yang diampu oleh Dr.Tantan Hermansyah, M.Si, pada fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah, dan juga penelitian ini berfungsi menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman kami dalam meneliti dan mencari informasi. Objek penelitian yang kami tuju adalah objek atau sasaran tempat yang berhubungan dengan dakwah, karena namanya juga metode penelitian dakwah, objek penelitian kami adalah sarana ibadah yakni MUSHOLLA AT-TAQWA, yang berada tepat di desa Gondrong sebrang, RT 04, RW 06, Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten, yang berada tepat di Gg. H.Gara, RT 04/06, Tempatnya berada diujung jalan bersampingan dengan TK. AT-TAQWA.

            Jam 14:00, kami tiba ditempat tujuan yakni sasaran penggali informasi, yakni rumah kediaman ketua umum Musholla At-Taqwa, yakni Bapak. Drs. H. Ahmad H.Gara, yang rumahnya tepat berada didepan musholla tersebut, kemudian kami mulai membuka wawancara dan mengajukan beberapa pertanyaan yang akan memecahkan dan menjawab isu dari penelitian kami ini yakni " KENAPA MUSHOLLA AT-TAQWA JAM'AHNYA SEDIKIT KETIKA HENDAK MENDIRIKAN SHALAT MAKTUBAH?"

            Musholla At-Taqwa merupakan sarana yang satu satunya berada dilingkungan dan wilayah RT 04. Di Desa Gondrong Sebrang merupakan RW 06, yang mana RW 06 memiliki 4 Rukun tetangga, yakni RT 01, RT 02, RT 03, RT 04. Pada priode saat ini ketua RW 06 dipegang oleh Bapak Drs. H.Abdul Ghani, M.Si, yang mana beliau melantik 4 orang RT, yakni: Bapak Syamsuddin ( Ketua RT 01 ), Bapak Damiri ( Ketua RT 02 ), Bapak Sadelih ( Ketua RT 03 ), dan Bapak Sarokih ( Ketua RT 04 ).[1]

            Pada wilayah RW 06 ini, diantara 4 Rukun Tetangga ( RT ), hanya 2 wilayah RT yang memiliki sarana ibadah / musholla, yakni RT 03 dan RT 04, dua RT yang tersisa tidak memiliki sarana ibadah/musholla. Dan RW 06 memiliki 1 masjid besar yang digunakan oleh seluruh warga dari 4 RT untuk melaksanakan rutinitas ibadah sholat jum'ah berjama'ah. Musholla At-Taqwa merupakan sarana ibadah bersama yang dibangun oleh warga RT 04 untuk memenuhi kebutuhan rohaninya yakni beribadah kepada Allah SWT, oleh karena itu sarana dan fasilitas musholla dilengkapi oleh ketua Musholla At-Taqwa seperti: Karpet lembut, 3 buah AC, 4 buah Kipas angin, 1 wc dan berbagai macam yang lainnya.[2]

 

            Musholla At-Taqwa memiliki 3 Imam Inti, sekaligus tim penasihat, yakni :

1. Ustadz. H. Harun Miran

2. Ustadz. H. Idup H. Emat

3. Ustadz. H. Nasan Sahad, S.Pd.I

4. Bapak Drs. H. Ahmad

Beliau beliaulah tombak kemajuan dan sebagai roda penggerak berjalannya aktivitas warga yang berhubungan dengan kegiatan di Musholla. Karena masyarakat atau jama'ah yang lain bisa disebut awam, karena mereka hanya bergerak ketika ada salah satu dari 4 orang ini.[3]

            Disekitar musholla At-Takwa yang berada di daerah RT 04, terdapat 200 kepala keluarga, tetapi ketika waktu sholat maktubah dikumandangkan, ibarat hanya ada musholla itu saja, tidak ada warga dan jama'ah disekitarnya, karena kesannya sepi sekali. Menurut peneliti, dengan fasilitas yang ada ternilai cukup dan bagus, keadaan dan kondisi sarana ibadahnya aman dan nyaman serta terkordinir, namun apa yang salah dari musholla ini dan desa ini?, ternyata bukan itu yang menjadi permasalahnnya.namun apa yang menjadi penyebabnya?

            Wilayah sekitar musholla At-Taqwa, mayoritas jam'ah nya para karyawan yang bekerja dari pagi jam 06:00 dan kembali pulang jam 20:00, jadi diantara sholat 5 waktu, yang ternilai ramai dan banyak jama'ahnya hanya sholat magrib dan subuh. Itupun orangnya tetap tidak ganti atau bisa disebut jama'ah tetap. Jadi pada intinya bukan fasilitas yang menyebabkan para penduduk RT 04 ini malas mendirikan sholat berjama'ah di Musholla At-Taqwa ini, akan tetapi alasan yang pertama yaitu mereka belum menyadari dan memahami makna sholat berjamama'ah baik dari sudut social dan agama, yang kedua memang waktu mereka yang agak sempit untuk bersiap siap menunaikan sholat berjama'ah, bakan terkadang waktu isya tiba ada yang baru pulang kerja.[4]

            Menset warga RT 04 belum menyadari pentingnya sholat berjama'ah, bahkan yang lebih miris, ada sekumpulan warga RT 03 yang tidak memiliki sarana ibadah di desanya, memilih untuk sholat berjama'ah di Musholla At-Taqwa yang berada di RT 04 ini, akan tetapi warga / jam'ah yang rumahnya / tempat tinggalnya dekat sekali jaraknya dengan Musholla seringkali enggan bahkan malas untuk menunaikan sholat berjama'ah walaupun hanya satu waktu saja. Ini yang sangat disayangkan oleh ketua RT 04 yakni Bapak sarokih, bahwa musholla ini di peruntukan khusus untuk RT 04, Dan Umum untuk jama'ah lainnya, tetapi malah warga dari RT lain yang rajin akan datang dan membersihkan Musholla tersebut.[5]

 

            Kebanyakan para jama'ah yang sudah terbiasa rajin menjalankan sholat berjama'ah 5 waktu, terkadang hal yang ini yang membuat warga pun enggan menunaikan ibadah sholat 5 waktu dimusholla At-Taqwa dan lebih memilih sholat munfarid/sendiri di rumah masing masing, yakni para imam musholla yang terkadang tak kunjung datang dan yang pada akhir gilirannya mereka saling tunjuk menunjuk dan saling tidak siap dan terkadang waktu shalat tetunda karena menunggu salah satu dari 4 imam yang tadi peneliti sebutkan diatas. Karena bapak H. Ahmad selaku ketua pun kerja menjadi lurah muncul, Tangerang Selatan, yang bekerja pulang selalu diatas jam 7 malam, kemudian ustadz. H. Nasan sekarang sedang sakit kakinya, kemudian Ustadz H.Harun yang memang kediaman beliau agak jauh dari mushalla yang akhirnya kakinya tidak kuah berjalan ke mushalla karena faktor usia. Dan kemudian ada Ustadz. H.Iduf, beliau ketika imam suaranya terlalu kecil dan membuat para jama'ah menganggap kurang nyaman ketika shalat dipimpin oleh beliau. Jadi banyak faktor yang membuat para jama'ah Mushalla RT 04 terkadang egak malas dan enggan melaksanakan shalat maktubah berjama'ah.[6]

            Ada beberapa warga yang memiliki persepsi berbeda dengan yang lainnya, yakni ada sebagian warga yang malas berjama'ah di Mushalla At-Taqwa, karena memiliki rasa benci tersendiri kepada ketua Mushalla At-Taqwa, sehingga sebagian mereka lebih memilih berjama'ah di masjid depan jalan raya ketimbang berjam'ah di mushalla samping rumah, alasan ini tidak kuat, karena bagi kami ini hanya masalah pribadi yang harus diselesaikan sendiri dan sifatnya pribadi.[7]

            Akhirnya peneliti menyimpulkan, bahwa mengapa saran ibadah/musholla yang terbilang baik, rapih, bersih, nyaman dan adem, sedikit sekali warga / jama'ah yang mendirikan sholat berjama'ah di mushalla itu, yaitu:

1.      Kurang kesadaran, bahwa berjama'ah sangatlah penting, yakni dari segi social kita sering bersilaturahmi kepada tetangga, dan segi agama, kita dijanjikan oleh Allah mendapat 27 drajat pahala, ketika kita shalat berjama'ah dibandingkan sholat sendiri di rumah.

2.      70 % para jama'ah atau warga RT 04, merupakn sebagian besar bekerja sebagai karyawan, buruh dll yang bekerja dari waktu pagi sampai malam, yang menyebabkan tidak ada waktu untuk shalat berjama'ah bareng di mushalla At-Taqwa, kecuali hanya hari libur saja mereka menyempatkan diri, sehingga para jama'ah yang menunaikan shalat berjamaah mayoritas hanya sepuh sepuh kampong dan 60% didominasi oleh para anak anak yang terkadang hanya numpang bising didalam mushalla.

3.      Sebagian kecil ada masalah pribadi dengan ketua mushalla At-Taqwa.

4.      Malas menunggu imam, karena hanya 4 orang itu sajalah yang diandalkan oleh para jama'ah dalam memimpin shalat berjamaah lima waktu.

5.      Kurang adanya kemauan dari setiap individu dan sosialisasi terhadap sesame ( banyak jam'ah yang menutup diri ).

 



[1] Ibu Mayunih, S.Pd, Ketua PKK Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 14:20 – 14:25 WIB

[2] Drs. H. Ahmad,  , Ketua Musholla At-Taqwa Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 14:25 – 14:30 WIB

[3] Bapak Zarkasyi, Jama'ah  Musholla At-Taqwa Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 14:25 – 14:30 WIB

[4] Ustadz. H. Nasan , Imam  Musholla At-Taqwa Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 14:50 – 15:00 WIB

[5] Drs. H. Ahmad,  , Ketua Musholla At-Taqwa Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 14:25 – 14:30 WIB

[6] Bapak Sarokih, S.Pd,  , Ketua RT 04 Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 15:15 – 15:30 WIB

[7] Ibu Mayunih, S.Pd, Ketua PKK Kelurahan Gondrong, , Wawancara Pribadi, Tangerang,  Minggu,27 Maret  2016 pukul 14:20 – 14:25 WIB

andriyani_fitri_social maping_tugaske4

METODOLOGI PENELITIAN DAKWAH

 

Oleh :

Andriyani & Fitri Lutfiana

 

Awalnya untuk materi Social Maping kami mempunyai tiga pilihan yakni antara meneliti Masjid, meneliti Taman Pendidikan Al-qur'an (TPA) dan meneliti Rumah Tahfiz Al-qur'an. Obyek obyek yang akan kami teliti tersebut memiliki issue issuenya tersendiri, tetapi setelah berdiskusi pilihan pertama yakni Masjid sudah dijadikan contoh obyek Social Maping pada jam Mata Kuliah Metodologi Penelitian Dakwah sehingga tidak boleh digunakan lagi.

Sedangkan pilihan kedua yakni TPA (Taman Pendidikan Alquran) juga kurang efisien dan efektif sebab ketua dari TPA itu sendiri berhalangan karena mencakup jabatan sebagai Ketua Masjid yang pada beberapa hari kedepan akan mengadakan acara kegiatan Masjid berupa Maulid Nabi, sedangkan tugas kami memerlukan waktu yang cukup singkat untuk dilaksanakan dan segera disusun. Oleh karena itu kami memutuskan untuk memilih pilihan ketiga dalam menyelesaikan tugas Social Maping pada materi Metodologi Penelitian Dakwah ini.

Pilihan kami untuk materi Social Maping ini tertuju pada sebuah Lembaga Rumah Tahfiz Al-qur'an yang berada di daerah perbatasan antara Bekasi dan Jakarta Timur tepatnya di jalan Service Lubang Buaya, Jakarta Timur. Sebetulnya Rumah Tahfiz ini dibangun diatas tanah wakaf yang diamanatkan kepada Bapak Amiruddin untuk membangun dan mengurus Rumah Tahfiz tersebut hingga kini Pak Amiruddin pun menjabat sebagai ketua dari adanya Rumah Tahfiz tersebut. Beliau tidak sendiri mengurus dan mendidik anak anak disana melainkan dibantu oleh sang istri yang diberi amanat untuk menjabat sebagai Sekretaris dari Lembaga Rumah Tahfiz serta para warga yang ingin ikut serta didalamnya.

Rumah Tahfiz Al-qur'an tersebut memiliki nama layaknya lembaga lembaga lain. QURMA adalah nama dari Rumah Tahfiz Al-qur'an tersebut yang memiliki kepanjangan Qur'an Majid yang diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-quran dengan fasih dan jelas beserta dengan ilmu ilmu tajwid yang ada didalamnya.

Banyak sukarelawan dari masyarakat sekitar yang ikhlas mengajarkan dan memberikan ilmu kepada murid murid di Rumah Tahfiz tersebut tanpa diminta oleh Pak Amir dan istri. Mereka datang dan menawarkan jasa mereka demi mendidik anak anak untuk mendapatkan ilmu al-qur'an serta ilmu agama dan pastinya akhlak sebagaimana yang diteladankan oleh Rasul. Begitu pula dengan murid murid yang belajar di Rumah Tahfiz ini, mereka dengan niat dan semangat yang begitu kuat menghafalkan setiap hafalan yang harus mereka hafalkan dan mereka setorkan pada guru guru mereka.

           

Pak Amir selaku ketua mengaku bangga dengan anak anak yang mau belajar di Rumah Tahfiz yang ia dirikan sebab anak zaman sekarang sedikit sekali yang punya niat menghafal, jangankan untuk menghafal, bahkan membaca al-qur'an pun mungkin jarang. Mereka lebih tertarik pada hal-hal baru yang sekarang sedang marak maraknya.

            Ummi Juju panggilan anak anak terhadap istri Pak Amir yang juga Sekretaris dari Rumah Tahfiz pun mengaku senang sebab adanya anak anak disana seperti berkah yang Allah berikan kepada saya dan suami untuk terus memperjuangkan berdirinya dan adanya Rumah Tahfiz ini. Saya sudah anggap mereka seperti anak saya sendiri, kalau satu sakit saja saya selalu khawatir dan kepikiran. Kadang mereka pun begitu ketika saya atau bahkan salah satu guru mereka sakit mereka sangat khawatir.

            Ustazah Tati, salah satu sukarelawati yang mengajar di Rumah Tahfiz yang dikelola oleh Pak Amir dan Ummi Juju juga mengaku senang atas ide dan usaha yang dilakukan Pak Amir beserta istri untuk terus menciptakan generasi Hafiz dan Hafizah al-qur'an yang sekarang sudah sangat jarang di jumpai. Murid murid yang diajar di Rumah Tahfiz ini nurut sama guru, hafalannya cepet, lancar bacaannya terutama hukum tajwidnya, mereka betul betul baca dan pelajari serta hafalkan.

            Salah satu murid dan Hafizah di Rumah Tahfiz tersebut adalah Shofi Safira, sejak kecil ia ingin menjadi penghafal al-qur'an seperti abinya yang juga  termasuk alim ulama di daerah Lubang Buaya Bekasi. Lain dengan Muhammad Ridho yang awalnya terpaksa masuk Rumah Tahfiz karena suruhan Kakekya yang ingin punya cucu Hafiz al-qur'an. Tapi sekarang Ridho pun sama dengan Safira, mereka berdua sama sama Hafiz dan Hafizah al-qur'an.

            Issue yang kami dapat dari Rumah Tahfiz tersebut antara lain :

·         Belum berkembangnya Rumah Tahfiz

Mungkin karena Lembaga Rumah Tahfiz ini merupakan wakaf atau peninggalan sehingga sang pengelola belum berani untuk mengambil keputusan entah untuk memperluas tempat atau bahkan membuka cabang cabang Rumah Tahfiz di tempat lainnya.

 

·         Kekurangan SDM Pengajar

Kurangnya sumber daya manusia pengajar yang disebabkan oleh minimnya generasi Hafiz dan Hafizah yang betul betul hafal dan paham al-qur'an sehingga yang berani untuk mengajarpun sedikit sebab al-qur'an sangat sensitive apabila salah sedikit maka makna dan artinyapun akan salah.

 

·         Kekurangan SDM Penghafal

Kurangnya sumber daya manusia penghafal al-qur'an disebabkan oleh perkembangan zaman yang semakin kesini semakin canggih dan membuat anak anak atau generasi muda mudah ikut pada pergaulan dunia barat yang menyebabkan minimnya generasi muda yang islami bahkan generasi yang Hafiz dan Hafizah al-qur'an.

 

 

 

·         Letak dan Posisi Rumah Tahfiz

Letaknya yang kurang stategis menjadi salah satu penyebab besar kurang berkembangnya Rumah Tahfiz bahkan Hafiz dan Hafizahnya, sebab Rumah Tahfiz ini bukan berada ditengah tengah keramaian kota yang sering kali menjadi pandangan orang orang banyak. Bahkan posisinya yang berada didalam daerah yang agak sedikit terpencillah yang menjadi penyebabnya.

 

·         Keadaan Rumah Tahfiz

Keadaannya pun kalau kita perhatian agak sedikit kurang memadai sebab besarnya Rumah yang masih minim menjadi sempit apabila diisi terlalu banyak murid sehingga belajar mengajarpun menjadi kurang efektif.

 

·         Kurangnya Sistem Informasi

Kekurangan system informasi juga menjadi penyebab belum berkembangnya Rumah Tahfiz QURMA sebab tidak tersebar informasi kewilayah wilayah lain bahwa dibukanya Rumah Tahfiz sehingga hanya masyarakat sekitar dan orang orang terdekatlah yang mengetahui.

 

·         Kurangnya Sistem Strategi

Kekurangan system strategi juga menjadi kendala sebab mereka hanya membimbing siapa yang mau saja tidak menuntut kepada mayoritas anak anak muslim untuk menghafal, jika strategi atau target mereka semakin hari atau semakin lama semakin banyak murid maka Hafiz dan Hafizah pun kian hari kian meningkat.

 

·         Kurangnya Teknologi

Kekurangan teknologi disebabkan karena kurangnya sumber daya manusia, Rumah Tahfiz ini tidak terlalu memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin hari semakin mencanggih, dengan membuat social media mungkin untuk menyebarluaskan info bahwa dibukanya lembaga Rumah Tahfiz Al-quran atau dengan membuat brosur bahkan poster demi untuk menarik perhatian masyarakat bergabung didalamnya. 

Tugas Metodologi Penelitian Dakwah (Diagram Venn) Manajemen Dakwah 4

Nama : Gangsar Eko Kusrudianto      1112053000028

             Yusron Musthafa Kamal        1112053000061

             Kaisan Putra                           1112053000004

             Sutrisno                                  1112053000060

             

Kelas :  Manajemen Dakwah 4

 

1.     K.H Hasjim Asy'ari

2.     Pondok Pesantren Tebuireng

3.     Santri

4.     Masyarakat

5.     Organisasi Masyarakat NU (nahdatul Ulama)

 

 

K.H Hasjim Asy'ari lahir pada tanggal 10 April 1875 merupakan seorang tokoh yang berpengaruh dalam dakwah islam di nusantara. Beliau merupakan pendiri pondok pesantren Tebuireng yang menjadi pelopor pendidikan agama islam.

Pesantren tebuireng yang dibangun pada penghujung abad 19 ini merupakan pesantren salafiah. Awal berdirinya pesantren ini tidak selalu berjalan mulus. Tidak banyak santri yang belajar di pesantren tebuireng banyak persoalan-persoalan yang harus dilewati oleh beliau sebelum merasakan manisnya perjuangan. Kehadiran beliau tidak langsung diterima dengan baik, banyak gangguang seperti fitnah dan hujatan yang datang bertubi-tubi serta diperlakukan dengan kekerasan.

Santri-santri bertahap datang untuk belajar di pesantren tebuireng guna menimba ilmu agama. K.H Hasjim Asy'ari mendidik santri dengan sabar dan telaten. Beliau memusatkan perhatiannya pada usaha mendidik santri sampai sempurna menyeleseaikan pelajarannya, untuk kemudian mendirikan pesantren di daerahnya masing-masing. Beliau juga ikut aktif membantu pendirian pesantren-pesantren yang didirikan oleh murid-muridnya.

Adanya K.H Hasjim Asy'ari sangat memberikan pengaruh kepada masyarakat sekitar khususnya dilingkungan pesantren tebuireng. Perjuangan menyebarkan agama islam, perjuangan mencerdaskan kehidupan bangsa, menghidupkan sistem ekonomi islam, penguatan civil society tak luput dari jasa beliau. serta perjuangan pada saat merebut kemerdekaan RI.

 

Pengaruh yang diberikan oleh K.H. Hasyim Asyári tak hanya pada dunia pendidikan saja, tapi juga pada dunia politik, Peran vital dari pengasuh dan santri masih terus berlangsung dengan kehadiran NU, kemudian dengan lahirnya kader-kader politik yang ikut pada percaturan dunia politik.

 

 

LDK Syahid UIN JAKARTA

 

  1. LDK Syahid
  2. Beberapa Fakultas di UIN Jakarta
  3. UIN Jakarta
  4. Mahasiswa

 

Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan sebuah Unit Kegiatan Kampus (UKM) di tingkat Institut. LDK melihat bahwa UIN merupakan Institusi yang sangat berpotensi untuk memajukan ummat dan bangsa. Karenanya upaya pemberdayaannya juga merupakan sebuah tuntutan. Bagaimanapun rasa tanggung jawab atas masa depan ummat dan bangsa tidak bisa diabaikan begitu saja. Karena siapa lagi yang bertanggung jawab kalau bukan para mahasiswa UIN yang dimasa datang akan menjadi pemimpin-pemimpin ummat.

Tugas Metodologi Penelitian Diagram Venn Dakwah Manajemen Dakwah 4

Nama : Gangsar Eko Kusrudianto      1112053000028

             Yusron Musthafa Kamal       1112053000061

             Kaisan Putra                          11120530000

             Sutrisno                                  1112053000060

             

Kelas :  Manajemen Dakwah 4

 

1.     K.H Hasjim Asy'ari

2.     Pondok Pesantren Tebuireng

3.     Santri

4.     Masyarakat

5.     Organisasi Masyarakat NU (nahdatul Ulama)

 

 

K.H Hasjim Asy'ari lahir pada tanggal 10 April 1875 merupakan seorang tokoh yang berpengaruh dalam dakwah islam di nusantara. Beliau merupakan pendiri pondok pesantren Tebuireng yang menjadi pelopor pendidikan agama islam.

Pesantren tebuireng yang dibangun pada penghujung abad 19 ini merupakan pesantren salafiah. Awal berdirinya pesantren ini tidak selalu berjalan mulus. Tidak banyak santri yang belajar di pesantren tebuireng banyak persoalan-persoalan yang harus dilewati oleh beliau sebelum merasakan manisnya perjuangan. Kehadiran beliau tidak langsung diterima dengan baik, banyak gangguang seperti fitnah dan hujatan yang datang bertubi-tubi serta diperlakukan dengan kekerasan.

Santri-santri bertahap datang untuk belajar di pesantren tebuireng guna menimba ilmu agama. K.H Hasjim Asy'ari mendidik santri dengan sabar dan telaten. Beliau memusatkan perhatiannya pada usaha mendidik santri sampai sempurna menyeleseaikan pelajarannya, untuk kemudian mendirikan pesantren di daerahnya masing-masing. Beliau juga ikut aktif membantu pendirian pesantren-pesantren yang didirikan oleh murid-muridnya.

Adanya K.H Hasjim Asy'ari sangat memberikan pengaruh kepada masyarakat sekitar khususnya dilingkungan pesantren tebuireng. Perjuangan menyebarkan agama islam, perjuangan mencerdaskan kehidupan bangsa, menghidupkan sistem ekonomi islam, penguatan civil society tak luput dari jasa beliau. serta perjuangan pada saat merebut kemerdekaan RI.

 

Pengaruh yang diberikan oleh K.H. Hasyim Asyári tak hanya pada dunia pendidikan saja, tapi juga pada dunia politik, Peran vital dari pengasuh dan santri masih terus berlangsung dengan kehadiran NU, kemudian dengan lahirnya kader-kader politik yang ikut pada percaturan dunia politik.

 

 

LDK Syahid UIN JAKARTA

 

  1. LDK Syahid
  2. Beberapa Fakultas di UIN Jakarta
  3. UIN Jakarta
  4. Mahasiswa

 

Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan sebuah Unit Kegiatan Kampus (UKM) di tingkat Institut. LDK melihat bahwa UIN merupakan Institusi yang sangat berpotensi untuk memajukan ummat dan bangsa. Karenanya upaya pemberdayaannya juga merupakan sebuah tuntutan. Bagaimanapun rasa tanggung jawab atas masa depan ummat dan bangsa tidak bisa diabaikan begitu saja. Karena siapa lagi yang bertanggung jawab kalau bukan para mahasiswa UIN yang dimasa datang akan menjadi pemimpin-pemimpin ummat.

Nubdzatus S,Rifdah_social mapping narasi TPA Halimatussa'diyah_tugas 4(md4b)

Nama Kelompok : *Nubdzatus Saniyah 11140530000040

 

                               *Rifdah afifah          11140530000057

 

 

 

 

 

TPA halimatussa'diyah berdiri pada tahun 90an. TPA tersebut memliki 45 anak-anak yang belajar mengaji (survei : 26-03-2016). Alasan terkuat dikarenakan TPA tersebut dekat dengan rumah-rumah warga ketimbang TPA lain yang jaraknya lumayan jauh. Selain itu, guru ngaji yang mengajar di TPA ini termasuk Ust yang disegani didaerah tersebut. Dan merupakan pendiri TPA itu sendiri. Pengajaran di TPA tersebut masih menggunakan pengajaran yang traditional dengan menggunakan alas lekar sebagai alat untuk membaca. Dan metode pembelajaranya juga terbilang simple. Jadi, sehabis anak-anak mendapat giliran untuk membaca, maka setelah membaca dipersilahkan untuk pulang kerumahnya masing-masing. Metode pembelajaran ini dilakukan dikarenakan keterbatasan waktu, karena waktu mengaji dari pukul 16:00-17:00, Sementara jumlah anak yang mengaji terbilang cukup banyak.

 

 

Dikarenakan jumlah anak yang mengaji di TPA ini cukup banyak, akhirnya terjadi tingkat ketidak kondusifan yang terbilang cukup tinggi. Tingkat ketidak kondusifan ini menurut hasil penelitian kami disebabkan karena kurangnya kuota tenaga pengajar di TPA tersebut. Selain itu, anak-anak yang sedang menunggu giliran untuk membaca sering keluar area TPA untuk jajan di warung, bahkan terkadang mereka pergi untuk membeli jajanan tetapi tidak kembali ke TPA tersebut melainkan bermain dengan teman-teman yang tidak mengaji di TPA tersebut.

 

 

Tidak ada perubahan cara atau metode mengajar selama TPA tersebut terbentuk. Biasanya anak-anak yang mengaji di TPA tersebut apabila sudah lancar dalam membaca Al-Qur'an dan sudah beranjak dewasa maka dengan sendirinya anak tersebut berhenti untuk mengaji di TPA dan melanjutkan kepengajian remaja yang diadakan di daerah rumah-nya. Dalam belajar mengaji di TPA ini tidak memasang tarif, melainkan hanya membayar seikhlasnya itupun jika orang tua dari anak-anak tersebut mampu, Jika tidak maka tidak ada pemungutan biaya. Karena tujuan sang pendiri TPA hanya ingin anak-anak didaerahnya bisa untuk membaca al-qur'an dan mengerti hukum tajwid yang memang bagi setiap muslim dan muslimah harus mengert

 

 

Proses kami dalam meneliti social mapping terbilang cukup sulit, karena kami harus kumpul dikampus dahulu untuk melakukan penelitian tersebut. Dikarenakan tempat tinggal kami yang bertolak belakang arah rumahnya. Maka kami mengambil jalan tengah yaitu kampus. Sampai dikampus pukul 09:00, dan pada jam 09:10 kami ketempat lokasi yang mau kami teliti. Dengan menggunakan alat transportasi angkot yang nantinya turun di halte lebak bulus lalu melanjutkan naik bus transjakarta kearah senen yang nntinya turun di mampang. Namun setelah kami turun dari bus, cukup sulit mencari kendaraan yang murah kearah lokasi tersebut. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan sampai bertemu pangkalan ojek. Setelah sampai di lokasi tujuan sekitar pukul 11:00 , kami kerumah pemilik TPA tersebut untuk meminta izin meneliti keseluruhan mengenai TPA Halimatussa'diyah ini. Ternyata TPA ini berada di depan rumah pendirinnya. Penelitian yang kami jalankan tak semulus perkiraan atau planning kami. Ternyata sang pemilik tidak ada di rumah-nya, dikarenakan sedang pergi ke acara keluarga. karena kami berfikir untuk tidak mungkin jika kembali dihari esok, maka kami menunggu sambil menanyakan ketetangga tetangga disekitar rumah tersebut,diantaranya para ibu-ibu.

 

 

Namun, hanya beberapa ibu-ibu saja yang mau menjelaskan dan yang  lain memilih untuk bungkam. Ibu Ani : beliau menjelaskan bahwa TPA ini kondisi nya dari dulu sewaktu belum memiliki anak memang sudah seperti itu secara arsitektur, tidak ada perubahan secara signifikan. Ibu Ratih: beliau adalah pemilik warung kata beliau anak-anak di TPA sering jajan di warung miliknya dan terkadang membawa makanan ketempat ngaji tersebut sehingga pengajian sering kotor dlunya sampai ust nya menyapu setelah mengajar, namun sekarang-sekarang sudah tidak karena tersedia tempat sampah dipengajian tersebut. Dan anak-anak dianjurkan untuk membuang sampah pada tempatnya. Dan terakhir menurut Ibu marlina : ibu ini adalah babysitter yang anak dari bos nya mengaji di TPA tersebut. Dia mengatakan bahwa majikannya senang apabila diajarkan di TPA tersebut selain dapat berbaur atau menambah teman anak majikannya jadi sering mengulang bacaan iqra' nya dirumah. Dan selalu ingin dating lebih awal untuk mendapat giliran pertama. Masih sangat terbatas informasi yang kami dapat Tapi setidaknya kami sudah mendapatkan informasi walaupun masih terbilang sedikit.

 

 

Selanjutnya, setelah bertanya-tanya dengan tetangga di sekitar TPA tersebut sambil menunggu, kami memutuskan untuk  ketempat warung makan di daerah tempat tersebut. Kebetulan memang sudah waktunya untuk makan siang sekitar pukul 12:30. Setelah menunggu lama kami pun kembali kerumah sekaligus ke TPA tersebut. Ternyata sang pemilik rumah belum pulang, namun ada anak beliau yang sudah pulang, namanya halimatussa'diyah. Nama ka halimah ini digunakan menjadi nama TPA dikarenakan ka halimah ini adalah anak pertama dari sang pemilik TPA. Dan mungkin umurnya tidak jauh dari umur TPA milik ayahnya. Ditengah perbinjangan kami dengan anak beliau, kami teringat jika belum melaksanakan sholat, akhirnya perbincangan harus terputus sejenak. Setelah sholat kami melanjutkan perbincangan sambil menunggu sang pemilik TPA datang. Entah apa yang ada difikiran kami atau terlalu asyik berbincang, kami sampai lupa akan tujuan kami datang kelokasi tersebut. Baru terfikirkan oleh kami untuk mewawancara anak beliau saja dikarenakan sang pemilik yang diperkirakan lama untuk sampai dirumah beliau. akhirnya kami mewawancarai anak beliau. Walaupun masih banyak info yang semestinya kami miliki, namun kami rasa ini cukup untuk hasil penelitian kami.

 

 

Tak terasa waktu terus berjalan jam menunjukkan pukul 16:00 kami izin untuk pamit pulang. Namun kami tak langsung pulang, melainkan sholat di Mushola didaerah tersebut. Dan kami pun berpisah setelah sholat dikarenakan rumah saya (Nubza) tak jauh dari lokasi yang dituju. Sedangkan rifdah harus melakukan perjalanan jauh lagi dikarenakan rumahnya yang terletak di daerah  Parung Bogor.

 

 

Salman,Mulya_Kemajuan Pendidikan SMA Muhammadiyah 15_Tugas 4_MD(A)

Salman Fadilah : 11140530000024

Mulya Abdullah : 11140530000025

Tugas_4

Kemajuan pendidikan di SMA Muhammadiyah 15

Salman Fadilah masuk sekolah Muhammadiyah pada tahun 2010. Pada saat itu kelas 1 SMA di Muhammadiyah hanya 1 kelas saja. Se-iring dengan berkembangnya zaman dan majunya teknologi membuat SMA Muhammadiyah semakin berkembang dan kini kelas 1 sudah ada 4 kelas. Disinilah faktor-faktor yang membuat SMA Muhammadiyah maju :

 

1.      Tempat strategis. Dilihat dari sisi tempat Majlis Pendidikan Dasar Menengah Jalan. Anggrek Nelly Murni Blok B-C, komplek Slipi kemanggisan, palmerah, Jakarta Barat 11480. Wilayah yang sangat strategis di wilayah Jakarta Barat warga yang berdomisili daerah Jakarta Barat sangat dekat jaraknya dengan SMA Muhammadiyah 15. Sehingga, SMA Muhammadiyah sekarang mempunyai kurang lebih 200 siswa dan disekeliling SMA Muhammadiyah ada sekolah unggulan diantaranya adalah SMA 78 Negri, SMA 16 Negri dan SMK 13 Negri. Kemungkinan masyrakat sekitar yang tidak mendapatkan Negri mereka masuk ke sekolah SMA Muhammadiyah 15.

 

 

2.      Biaya pendidikan murah. Dibandingkan dengan SMA Swasta yang lainnya ternyata SPP di SMA Muhammadiyah ini cukup murah dengan harga Rp. 350.000,- setiap bulan. Dengan demikan sangat sesuai dengan ekonomi masyarakat yang disekitar daerah tersebut.

 

3.      Donatur. Donator berupa beasiswa dan lain sebagainya ada berbagai macam yang didapatkan beasiswa yang diapatkan dari SMA Muhammadiyah 15. Diantaranya, BOP (Badan Operasional), beasiswa dari yayasan Muhammadiyah, KJP (Kartu Jakarta Pintar) dari pemerintah dan yang mendapatkan ranking dapat diberikan uang tunai setiap bulannya. Ranking I dapat Rp 95.000,- ranking II dapat Rp 85.000,- dan ranking III dapat Rp 75.000,-.

 

 

4.      Fasilitas. Dari segi fasilitas SMA Muhammadiyah sudah cukup bagus lapangan yang luas, parkiran yang teratur, ruang kelas yang lebar dan mempunyai ac setiap kelas berharap para siswa betah dengan kegiatan belajar mengajar dan nyaman sehingga tidak ada siswa yang merasa jenuh dengan kepanasan, ditambah ada kolam ikan dipojok dekat kamar mandi. Dengan itu semua membuat para siswa dan yang tidak berniat sekolah di SMA Muhammadiyah menjadi punya niat untuk menuntut ilmu di SMA Muhammadiyah 15.

 

 

5.      Metode pembelajaran. Tidak hanya belajar agama tetapi mendapatkan pelajaran umum juga didapatkan di sekolah ini. Sekitar 70% umum dan 30% agama, dari pelajaran agama terdiri dari Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab, Al-Qur'an dan untuk perempuan ada keputrian membahas segala macam masalah yang ada pada diri perempuan.

 

 

 

6.      Prestasi. Banyak prestasi yang diraih oleh SMA Muhammadiyah 15 dari mulai futsal, basket, bola pimpong dan MTQ. Salah satunya bola pimpong yang diraih oleh guru SMA Muhammadiyah yaitu bapak Mito, ia akan dikirim ke Riau yang mewakili dari DKI Jakarta. Murid pun mempunya prestasi dengan memenangkan lomba MTQ antar SMA bertempatan di SMA 112 Negri.

Dalam masa proses SMA Muhammadiyah bisa bersaing dengan sekolah ungulan lainnya untuk bersaing demi mendapatkan perguruan tinggi. dengan cara memberikan pendidikan yang intensif kepada murid yang berprestasi dan mempunyai nilai yang tinggi serta semangat dan kerja keras belajar untuk mencapai perguruan tinggi.

 

 

FATIMAH_DEFINISI PENELITIAN DAKWAH DAN MACAM-MACAMNYA_TUGAS 1_MD 4A

DEFINISI PENELITIAN DAKWAH DAN MACAM-MACAMNYA
Oleh       : Fatimah (11140530000011)
Kelas      : MD 4A
 
Penelitian atau yang juga dikenal dengan sebutan 'riset' berasal dari bahasa Inggris "research", dimana "re" artinya kembali dan "search" artinya mencari. Sehingga "research" diartikan dengan mencari kembali. Mencari kembali apa? Mencari kembali sebuah jawaban atas suatu permasalahan. Dengan demikian, Penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran[1], dimana dalam memecahkan suatu kebenaran tersebut dibutuhkan suatu metode berpikir secara kritis dan juga penyelidikan yang sangat hati-hati guna mendapat suatu jawaban yang konkret dan dapat dibuktikan kebenarannya.
Penelitian tidak hanya meneliti hal-hal yang bersifat keduniawi-an saja, dalam berdakwah pun diperlukan informasi-informasi yang benar dan akurat karena Dakwah adalah suatu kegiatan yang mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk, menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Jika informasi yang kita berikan kepada mad'u adalah informasi yang akurat dan terpercaya maka mad'u dengan senang hati akan mendekatkan diri mereka untuk berbuat kebaikan dan mencegahnya dari kemungkaran.
Dalam rangka mencari jawaban atau kebenaran atas suatu masalah, diperlukan metode-metode yang tepat agar jawaban yang dihasilkan dari penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Untuk itu kita perlu mempelajari metodelogi penelitian, yang secara bahasa berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata metodos dan logos, metodos berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan logos berarti ilmu pengetahuan.[2] Sehingga Metodologi Penelitian adalah ilmu-ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran tergantung dari realitas yang sedang dikaji.[3]
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu kita perlu mengetahui dan mengerti Jenis-Jenis Penelitian. Secara umum, penelitian dapat dibagi atas dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research).[4]
a.       Penelitain Dasar (basic research) atau penelitian murni
Adalah sebuah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas.
b.      Penelitian Terapan (applied research)
Adalah salah satu jeni penelitian yang bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahan tertentu secara praktis.
 
Setelah memperoleh data hasil penelitian, tugas selanjutnya adalah melakukan Analisis Data. Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisislah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.[5] Sebelum melakukan analisis data, maka data yang diperoleh harus dipilah-pilah terlebih dahulu dan dikategorikan sesuai dengan kriteria analisis yang digunakan. Dalam penelitian, ada dua jenis teknik analisis data, di antaranya[6] :
a.       Teknik analisis data secara deskriptif
Merupakan teknik analisis yang dipakai untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Contohnya adalah data dalam bentuk grafik, tabel, diagram lingkaran, pictogram, dsb.
b.      Teknik analisis data secara inferensial
Adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku secara umum dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Teknik inferensial ini cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari popoulasi sampel ini dilakukan secara random.


     [1] Moh. Nazir, Ph.D, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 12
     [2] Hendri Tanjung, Abrista Devi,Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Bekasi : Gramata Publishing, 2013), hlm. 5
     [3] Ibid.,
     [4]  Moh. Nazir, Ph.D, Metode Penelitian, Op.cit, hlm. 26
     [5] Ibid., hlm. 358
     [6] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : ALFABETA, CV, 2013), hlm. 148-149

Cari Blog Ini