MAPPING PERMASALAHAN RENOVASI MASJID AL-IKHLAS
Oleh : Fawwaz Raihan MD 4A
Muhammad Ubaidillah MD 4A
Masjid Al Ikhlas bertempat di jln Jembatan Hitam Kp. Pisangan Pangsor RT01/RW003 Ds. Sangiamg Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang Prov. Banten. Masjid ini terletak dipelosok kabupaten tangerang disekeliling masjid masih banyak kita jumpai sawah dan perkebunan.
Wanawancara dilaksanakan pada hari minggu jam 12.20 setelah melaksanakan sholat dzuhur berjamaah dimasjid tersebut, Kami mewawancarai 4 narasumber yang terdiri dari : Kyai H Mulyadi, Ustad Sairoji, Ustad Adi, dan Khotib. Kami memilih ke empat orang tersebut karena menurut kami keempat orang itu berkecimpung langsung pada permasalahan yang akan kami tanyakan sehinggan mereka mampu menjawab pertanyaan kami.
Kyai H Mulyadi merupakan Imam tetap masjid tersebut, Ustad Sairoji adalah ketua Panitia renovasi Masjid, Ustad Adi adalah ketua Panitia Pencarian dana dijalanan, dan Khotib merupakan tokoh pemuda didesa tersebut.
Masalah yang kami angkat adalah Permasalahan untuk renovasi masjid tersebut karena kami melihat sudah lebih dari satu tahun pembangunan masjid tersebut tertunda sehingga jama'ah menjadi tidak nyaman dalam melaksanakan ibadah dimasjid karena masih banyak fasilitas yang belum rampung.
Dahulu kata Kyai H Mulyadi "masjid ini pernah direnovasi 2 kali yaitu tahun 2001 dan tahun 2005, dahulu pembangunan masjid dikoordinir oleh para imam masjid ini yang terdiri dari Empat orang yang tinggal diRT yang berbeda yaitu Kyai H Napiar, Kyai H Maswin, Kyai H Mukhlis dan saya sendiri. Namun sekarang ketiga tokoh tersebut telah meninggal hanya tinggal saya seorang yang masih hidup dan tidak sanggup lagi untuk menggerakan maka dari itu saya sekarang hanya memantau generasi yang lebih muda".
Renovasi yang dilakukan ditahun 2001 hanya untuk memperbaiki tembok-tembok yang rusak dan fasilitas yang sudah kumuh dibersihkan, dan ditahun 2005 masjid diperluas dengan cara latarnya dikramik dan diberi atap karena pada tahun itu jamaahnya bertambah banyak dan butuh tempat lebih luas. Sedangkan sekarang rencananya masjid akan dibuat menjadi 2 lantai karena sekarang ada Dua pesantren yang telah berdiri dan memiliki banyak santri ikut sholat berjama'ah dimasjid jadi masjid sudah tidak muat untuk menampung jama'ah.
"Masalah utama susahnya merenovasi masjid adalah susahnya mecari dana pada masyarakat karena baground masyarakat yang ada pada daerah tersebut rata-rata adalah orang miskin dan petani jadi jangankan untuk memberikan dana untuk merenovasi masjid untuk makan pun mereka susah" kata ustad Sairoji,
Pada awalnya pencarian dana dilakukan dengan cara mengambil iuran seikhlasnya seminggu sekali kerumah-rumah yang dilakukan oleh para ketua RT setempat pada bulan-bulan pertama para warga semangat untuk membayar akan tetapi semakin hari antusias warga semakin berkurang karena merasa jenuh dan terbebani untuk membayar iuran setiap minggu sekali. Tetapi panitia tak habis akal mereka melihat kondisi masyarakat yang sudah merasa terbebani dengan iuran uang maka panitia membuat tempat menaruh beras atau uang yang mereka sebut dengan Klerek. Klerek ini terbuat dari celengan yang dipotong atasnya kemudian ditaruh didepan pintu setiap warga yang ada dikampung itu, dan Alhamdulillah dengan cara itu warga kembali ikut menyumbang akan tetapi bukan dengan uang melainkan dengan beras hasil tani mereka.
Selain Meminta Iuran mingguan kepada masyarakat Panitia pun berusaha mencari dana dengan cara meminta dana dijalan yang dikoordinir oleh ustad Adi menurutnya sebetulnya panitia tidak mau melakukan hal itu akan tetapi karna dana yang didapat dari masyarakat tidak seberapa hasilnya maka mereka terpaksa meminta dana kejalan dengan sistim bagi hasil dengan orang yang menunggu dana dijalan karena jika tidak dilakukan sistem itu masyarakat tidak ada yang mau untuk menunggu jarring-jaring dijalan.
Para pemuda pun turut ikut serta dalam proses pencarian dana karena rata-rata pemuda didesa kebanyakaan bekerja dipabrik maka mereka meminta dana kepada teman-teman mereka dipabrik yang dikoordinir oleh ketua ikatan pemuda didesa tersebut yaitu saudara khotib, "meskipun uang yang kami kumpulkan dari teman-teman saya dipabrik tidak banyak akan tetapi saya senang karena para pemuda dikampung ini mau ikut berkontribusi untuk merenovasi masjid" Ucap khotib.
Ketika kami bertanya apakah dalam merovasi masjid ini dibantu oleh dana desa. Maka ustad sairoji menjawab. "Orang-orang dikampung kami jarang sekali berinteraksi dengan orang-orang dikelurahan karena memang jaraknya yang jauh dan rata-rata orang yang bekerja dikelurahan adalah orang dari desa tetangga jadi mereka canggung untuk meminta dana dari desa apalagi setelah pemilihan kepala desa kemarin rata-rata orang dari desa kami tidak memilih kepala desa yang menang sekarang jadi seolah-olah kampong kami tidak pernah dilihat oleh kepala desa sekarang. Akan tetapi saya rasa dengan uang yang kami kumpulkan dari iuran,jalan, dan pabrik punsudah cukup untuk merenovasi masjid saat ini dana yang sudah terkumpul sudah lebih dari 178juta jika kami meminta kedesa prosedurnya akan lama dan ribet tapi hasilnya tidak besar"
Selain permasalahan pencarian dana masalah yang dihadapi oleh panitia perenovasian masjid adalah susahnya mengajak masyarakat untuk berdiskusi bersama masalah pembokaran masjid jadi panitia menjadi ragu untuk merenovasi masjid karena khawatir nantinya ketika perenovasian masjid warga tidak ikut membantu. Memang ada beberapa warga yang sudah menanyakan kapan masjid akan mulai dibongkar tapi ketikadisuruh kumpul untuk membicarakan hal tersebut hanya sedikit warga yang datang sehingga panitia menjadi bingung.
Setiap minggu ketua RT dibantu oleh pemuda berkeliling kampung selain untuk meminta iuran mingguan tetapi juga untuk mengajak dan mensosialisasikan masalah perenovasian masjid dari situ panitia menjadi tau mengapa warga jika diajak untuk diskusi bersama jarang ada yang mau ikut dikarnakan banyak warga yang tidak mengerti dan takut untuk berdiskusi akan tetapi mereka siap membantu saat renovasi dimulai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar