BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'Demos' adalah rakyat atau penduduk dan 'Grafein' adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan atau karangan mengenai penduduk. Istilah ini pertama kali dipakai untuk pertama kalinya oleh Achille Guilard.
Demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Stuktur penduduk meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Stuktur ini berubah-ubah yang disebabkan oleh proses demografi yaitu kelahiran, kematian dan migarsi.
Ketiga faktor ini disebut dengan komponen pertumbuhan penduduk. Selain ketiga faktor tersebut struktur penduduk ditentukan juga oleh faktor yang lain misal perkawinan, perceraian. Perubahan stuktur yaitu perubahan dalam jumlah maupun komposisi akan memberikan pengaruh sosial, ekonomi dan politis terhadap penduduk yang tinggal disuatu wilayah.
manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. (Sumber: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Untuk mendapatkan data jumlah penduduk suatu negara atau daerah dibuat sistem pengumpulan data penduduk, yaitu Sensus Penduduk atau Cacah Jiwa digunakan untuk stuktur penduduk dan dilaksanakan pada waktu tertentu. Registrasi Penduduk digunakan untuk data penduduk yang dinamis dan dilaksanakan setiap saat dan Survei Penduduk digunakan untuk data khusus mengenai karakteristik penduduk dan dilaksanakan oleh instansi tertentu.
Persebaran Penduduk Berdasarkan Benua Dan Wilayah
No
|
Benua dan Wilayah
|
Jumlah Penduduk
|
%
|
1
|
Asia
|
4,384,844,097
|
59.86%
|
2
|
Afrika
|
1,166,239,306
|
15.92%
|
3
|
Eropa
|
743,122,816
|
10.15%
|
4
|
Amerika Selatan dan Karibia
|
630,088,917
|
8.60%
|
5
|
Amerika Utara
|
361,127,819
|
4.93%
|
6
|
Australia dan Oseania
|
39,359,270
|
0.54%
|
Total
|
7,324,782,225
|
100.00%
|
Sumber informasi: Divisi Kependudukan PBB
Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan semakin sulitnya pelayanan kesehatan yang merata kepada masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pelayanan kesehatan yang merata dan tepat pada sasarannya.Masalah utama yang dihadapi di bidang kesehatan di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan pelayanan kesehatan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan adanya ilmu demografi maka pemecahan masalah penduduk yang berhubungan dengan kesehatan dapat diketahui melalui data demografi agar tepat sasaran sehingga penyaluran kesehatan dapat merata keseluruh lapisan masyarakat.
Faktor-faktor Kemiskinan
B. Gambaran Wilayah
Pada observasi kali ini kita melakukan sensus penduduk di desa Jengkok Kecamatan Kertasemaya Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Wilayah desa Jengkok cukup luas yakni terdiri dari 3 Rukun Warga (RW) dan 14 Rukun Tetangga. Lebih khusus kita melakukan sensus hanya pada tingkat RW saja yakni RW 01. Untuk dapat melihat lebih jelas mengenai keadaan wilayah desa Jengkok dan keadaan RW 01 kita bisa melihat beberapa uraian dibawah ini
1. Gambaran Wilayah Desa Jengkok
a) Sejarah Desa
Pengakuan pak Madri yang lahir pada tahun 1890-an, mengungkapkan sejarah Desa Jengkok. Beliau pada tahun 1946 menjabat sebagai perangkat Desa Jengkok yang di pimpin oleh Ki Kanan (Kuwu Pertama Desa Jengkok).
Awal mula Desa Jengkok itu sebuah pedukuhan pecantilan yang dipimpin oleh wilayah cadang pinggan, pada saat itu di pimpin oleh Ki Murjan, beliau memimpin di wilayah cadang pinggan pada tahun 1925 sampai 1930, beliau memimpin wilayah cadang pinggan sekitar 5 (lima) tahun. Kemudian jabatannya terganti oleh Ki H. Nakilah yang berasal dari wilayah gedangan, beliau menjabat menjadi pemimpin wilayah cadang pinggan dari tahun 1930 sampai 1946-an.
Pada tahun 1946-an masyarakat wilayah Jengkok, secang dan pondok asem ingin pecah dari kepemimpinan wilayah cadang pinggan yang di pimpin oleh Ki H. Nakilah, yang dipelopori oleh Ki Katub. Ki Katub adalah sodagar kaya raya dan mendanai agar masyarakat Jengkok, secang dan pondok asem memilh Ki Katub. Pada kenyataannya masyarakat memilih Ki Kanan yang dulunya sebagai juru bicaranya Ki Katub dan Ki Kanan di pilih oleh masyarakat Jengkok, secang dan pondok asem menjadi Kuwu desa Jengkok yang pertama, setelah kepemimpinannya belanda datang dan menjajah untuk yang ke-dua kalinya, akhirnya Ki Kanan di desak untuk mundur dari ke pemimpinan desa Jengkok.
Kurang lebihnya setengah tahun desa Jengkok vakum tanpa adanya pemimpin, masyarakat, masyarakat menginginkan sosok sang pemimpin untuk kemakmuran dan kesejahteraan desanya, maka masyarakat mengadakan pemilihan kuwu yang ke-dua setelah Belanda menjajah yang ke-dua kalinya atas izin pemerintah daerah (indramayu).
Setelah pemilihan kuwu, akhirnya Ki Masrupi memimpin desa Jengkok pada tahun 1948 sampai tahun 1953, dalam kepemimpinannya masyarakat desa Jengkok kurang cocok atas ke pemimpinan Ki Masrupi.
Kemudian masyarakat meminta untuk mengadakan pemilihan kuwu yang ke-tiga kalinya, pada saat itu Ki Rasiman sosok yang sederhana dan berwibawa menduduki kursi ketahtaan desa Jengkok pada tahun 1954 sampai tahun 1967, di masa jabatannya beliau membangun irigasi-irigasi untuk mengalirkan air ke-sawah-sawah masyarakat dan membuat gorong-gorong, beliau sangat cenderung untuk mensejahterakan masyarakatnya hingga 11 (sebelas) tahun Ki Rasiman menjabat menjadi Kuwu Desa Jengkok. Setelah Ki Rasiman lengser dari jabatannya Bapak Akhmadi adalah sebagai penggati Kuwu Desa Jengkok yang ke 4 (empat), Beliau menjabat Kuwu desa Jengkok selama 2 (dua) tahun.
Pada tahun 1967 Sersan Mayor. S. Nusi yang berasal dari daerang Tangerang bertugas diwilayah Kertasemaya untuk menjaga keamanan berniat baik mencalonkan menjadi Kuwu Desa Jengkok yang ke-5 (lima), masyarakat percaya dengan seragam yang dipakai sersan mayor untuk menjadi pemimpin desanya hingga 16 tahun lamanya.
Setelah lengsernya sersan Mayor. S. Nusi, dipilihlah Dunari, BA sebagai pemimpin desa Jengkok yang ke-6, masa jabatannya sampai tahun 1998. Kemudian tergantikan oleh H. Wahid sebagai kuwu desa Jengkok yang ke-7 (tujuh) dan masa jabatannya sampai tahun 2008. Beliau adalah cucu dari Kuwu Desa Jengkok yang ke-3 (tiga) yaitu Ki Resiman
Kemudian pada tahun 2008 hingga Tahun 2014 di pimpin oleh Taripin sebagai Kuwu Desa Jengkok yang ke 8 (delapan), beliau Beliau juga adalah cucu dari Kuwu Desa Jengkok yang Ke-3 (tiga) yaitu Ki Rasiman.
Setelah masa jabatannya habis, pada Tanggal 15 Nopember Tahun 2014 diadakan pilihan Kuwu secara serentak se Kabupaten Indramayu, sejumlah 193 Desa mengikuti Pilihanan Kuwu serentak termasuk Desa Jengkok, yang mencalonkan dua orang calon yaitu : MAOLANI calon nomor 1 (satu} dan H.WACHID mantan Kuwu Desa Jengkok calon nomor 2 (dua}. Hasil dari pada pemilihan Kuwu tersebut Masyarakat Desa Jengkok memilih calon nomor 2 (dua) yaitu H.WACHID dipercaya untuk menjabat kembali sebagai Kuwu di Desa Jengkok yang ke-9 (sembilan) sampai sekarang.
Jengkok adalah sebuah benda yang biasa di duduki oleh manusia, yang sering kali ditempatkan pada dapur. pada Tahun 1550-an wilayah Jengkok adalah alas dan pekarangan yang masih sepi, kemudian datang seorang lelaki yang sakti untuk bersemedi, beliau bernama Ki Somad, entah dari mana beliau asalnya.
Konon katanya Mbah Kuwu Sangkan adalah sang penguasa wilayah. pada saat itu Beliau sedang keluar malam dan Melihat cahaya dari sebelah selatan mencorong ke langit, beliau penasaran dengan cahaya yang mencorong ke langit, karena keanehannya Mbah Kuwu Sangkan mendekati cahaya tersebut. Mbah Kuwu Sangkan belum sempat ber-muwajja'ah dengan Ki Somad, Ki Somad tiba-tiba menghilang dan meninggalkan batu yang berukuran 20-30 cm, batu tersebut membentuk sebuah petilasan yang sangat mirip dengan benda Jengkok (tempat duduk yang berukuran 15-25 cm).
Sampai sekarang prasasti atau bukti asal-usul Desa Jengkok itu masih ada dan terawat.
b) Demografi
Wilayah Desa jengkok cukup luas, bisa kita lihat pada beberapa uraian dibawah ini
1. Batas Wilayah Desa
Letak geografi Desa Jengkok, terletak diantara :
1. Sebelah Utara ......................................................... : Desa Tenajar Kidul
2. Sebelah selatan .......................................................... : Desa Gua Lor
3. Sebelah Barat .......................................................... : Desa Tulungagung
4. Sebelah Timur .......................................................... : Desa Tegal Wirangrong
- Luas Wilayah Desa
1. Pemukiman .......................................................... : 78 ha
2. Pertanian Sawah ......................................................... : 388,164 ha
3. Ladang/tegalan .......................................................... .: 1 ha
4. Hutan ......................................................... : - ha
5. Rawa-rawa .......................................................... : - ha
6. Perkantoran .......................................................... : 0,25 ha
7. Sekolah ......................................................... : 0,75 ha
8. Jalan .......................................................... : 20 ha
9. Lapangan sepak bola .................................................... : - ha
- Orbitasi
1. Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat ............................ : 4,5 KM
2. Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan .................... : 15 Menit
3. Jarak ke ibu kota kabupetan .................................... : 47 KM
4. Lama jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten ................... : 1 Jam
Sketsa Peta Desa Jengkok
c) Topografi
Desa Jengkok merupakan desa yang berada didaerah dataran rendah pantai utara Pulau Jawa, dengan ketinggian 65 M diatas permukaan air laut. Sebagian besar wilayah desa adalah lahan pertanian/sawah dan tegalan.
d) Hidrologi dan Klimatologi
Sumber air yang ada di Desa Jengkok meliputi air permukaan dan air tanah. Air permukaan berupa sungai dan air tanah berupa genangan, yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS), adapun sungai yang ada di desa Jengkok bernama sungai Sindup Raja.
Sesuai dengan kebijakan penyediaan air baku untuk irigasi, maka di Desa Jengkok mendapat pasokan pelayanan irigasi berasal dari Bendung Rentang yang berada di daerah Kabupaten Majalengka.
Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga, masyarakat menggunakan air bersih dari sumur gali dan sumur pompa.
e) Luas dan Sasaran Penggunaan Tanah
Luas Desa seluruhnya 455.164 Ha, terdiri dari lahan sawah 388.164 Ha (70 %) dan tanah darat 67 Ha (30 %). Untuk lebih jelasnya mengenai luas dan penggunaan tanah dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaannya
No
|
L a h a n
|
Luas
(Ha)
| |
1
|
Lahan Sawah
|
1.Sawah Teknis
|
250
|
2.Sawah Setengah Teknis
|
138,164
| ||
3.Sawah Tadah Hujan
|
-
| ||
2
|
Lahan Darat
|
1. Pemukiman
|
59
|
2. Pekarangan
|
8
| ||
3. Tegalan
|
-
| ||
4. Lain-lain
|
-
| ||
Jumlah
|
455.164
|
f) Kependudukan
Penduduk Desa Jengkok berdasarkan data terakhir hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 tercatat sebanyak 5.480 jiwa, selama tiga tahun terakhir ini jumlah penduduk mengalami kenaikan rata-rata pertahun 0,2%.
Untuk lebih jelasnya perkembangan penduduk dapat dilihat dala tabel dibawah ini.
Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Tahun 2012 – 2015
No
|
Tahun
|
Jumlah
|
Laju
Pertumbuhan
( % )
| |
Jiwa
|
KK
| |||
1
|
2012
|
5.430
|
1.850
|
0,20
|
2
|
2013
|
5.451
|
1.861
|
0,19
|
3
|
2014
|
5.480
|
1.869
|
0,21
|
4
|
2015
|
5.505
|
1.892
|
0,17
|
Proyeksi jumlah penduduk untuk 3 (tiga) Tahun kedepan berdasarkan laju pertumbuhan penduduk 3 (tiga) tahun terakhir sebagai berikut :
· Tahun 2015 : 5.521 Jiwa
· Tahun 2016 : 5.570 Jiwa
· Tahun 2017 : 5.610 Jiwa
2. Gambaran RW 01
RW 01 berada disebalah timu RW 02 dimana jumlah penduduk di RW 01 lebih banyak dibandingkan dengan RW 02 maupun RW 03. Untuk lebih jelas Kita dapat melihat data yang diberikan oleh pemerintah desa Jengkok dibawah ini.
Data Penyebaran Penduduk
Di RW 01 terdapat 6 RT, dimana data yang diperoleh dari pemerintah desa ialah RT 01 menempati RT yang paling banyak penduduk nya, akan tetapi dilihat berdasarkan data yang diperoleh dari sensus lapangan pada level RW 01 berbeda. Pada tabel ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang paling banyak yaitu terdapat di RT 03.
Jumlah Penduduk RW 01 Berdasarkan Hasil Survei Lapangan
No.
|
RT
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah Jiwa
|
Jumlah KK
| |
Laki-laki
|
Perempuan
| ||||
1.
|
01
|
131
|
138
|
269
|
45
|
2.
|
02
|
145
|
134
|
279
|
79
|
3.
|
03
|
276
|
269
|
545
|
123
|
4.
|
04
|
130
|
129
|
259
|
60
|
5.
|
05
|
74
|
63
|
137
|
36
|
6.
|
06
|
119
|
95
|
214
|
60
|
TOTAL
|
875
|
828
|
1703
|
403
|
Mayoritas penduduk Desa Jengkok beragama Islam, hal ini bisa dilihat dari keberadaan Masjid dan Mushola-Mushola yang ada disetiap RT bahkan di RT 03 pada saat melakukan observasi lapangan kita menemukan 3 mushola yang dimana kegiatannya digunakan untuk anak-anak mengaji ilmu agama, terdapat Madrasah yang berada di RT 04 , dan juga kegiatan pengajian rutin baik dari kalangan ibu-ibu maupun bapak-bapak. Masyarakat Desa Jengkok memiliki berbagai macam mata pencaharian diantaranya seperti buruh tani, buruh pabrik, pedagang, buruh bangunan, petani, peternak, PNS, swasta, wiraswasta, karyawan, guru, penjahit, ustadz, dan ada juga yang tidak bekerja (pengagguran).
Melihat dari dekat mengenai hubungan ketetanggaan dan kekerabatan antara masyarakat desa Jengkok sangatlah baik,, salah satu bentuk hubungan baik masyarakat desa jengkok ialah dari para pemuda nya, mengapa kita lebih melihat dari sisi pemuda nya karena didesa jengkok ini para pemuda jiwa gotong royongnya sangat tinggi, mengingat persepsi kita selalu berfikir bahwa anak muda itu pemalas, gengsi untuk melakukan hal-hal yang bermasyarakat, namun tidak dengan pemuda desa jengkok, salah satu bukti baiknya hubungan antara pemuda-pemuda nya ialah mereka bergotong royong membersihkan masjid desa jengkok setiap menjelang bulan Ramadhan, para pemuda ini dengan sangat suka rela dan penuh semangat membantu membersihkan mulai dari dalam ruangan sampai ke halaman masjid.
Gambar diatas menunjukkan bahwa pemuda-pemuda didesa jengkok khususnya wilayah RW 01 semangat gotong royong nya tinggi, dan ini sangatlah baik untuk dijadikan sebagai contoh bagi kita semua.
BAB II
TEMUAN LAPANGAN
Laporan Sensus Penduduk RT 03/01 Desa Jengkok
Secara umum di RT 03 terdapat 123 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk yang disensus sebanyak 545 jiwa. Wilayah RT 03 terletak di
Sebelah Barat: RT 04
Sebelah Timur : RT 02
Sebelah Utara : RT 05 dan RT 06
Sehingga dapat dikatakan bahwa RT 03 ini berada di tengah-tengah dari sekian RT yang ada di RW 01 Desa Jengkok. Adapun perbatasan antara RT 03 dan RT 04 ialah saluran air atau yang biasa disebut masyarakat sekitar yaitu kalen yang mengalir ke wilayah desa Pondok Asem.RT 03 dan 04 adalah RT yang menjadi salah satu percontohan untuk RT lain. Keadaan lingkungan di wilayah RT 03 cukup baik, dilihat dari adanya tempat pembuangan sampah dipinggir jalan, dan rumah-rumah yang tersusun rapih. Akan tetapi jalan utama yang berbatasan dengan RT 04 sudah mulai rusak, sehingga pada saat musim hujan jalanan menjadi kotor dan bisa mengakibatkan warga terjatuh ketika sedang melintas dijalan tersebut.
Gambar keadaan lingkungan RT 03
Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
Laki-laki
|
276
|
Perempuan
|
269
|
JUMLAH TOTAL
|
545
|
Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Usia
Usia
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
0-3
|
2
|
4
|
6
|
4-7
|
10
|
10
|
20
|
8-11
|
13
|
16
|
29
|
12-15
|
7
|
21
|
28
|
16-19
|
16
|
12
|
28
|
20-23
|
13
|
21
|
34
|
24-27
|
21
|
22
|
43
|
28-31
|
21
|
15
|
36
|
32-35
|
25
|
19
|
44
|
36-39
|
30
|
27
|
57
|
40-43
|
22
|
22
|
44
|
44-47
|
17
|
16
|
33
|
48-51
|
15
|
14
|
29
|
52-55
|
12
|
12
|
24
|
56-59
|
19
|
15
|
34
|
60-63
|
13
|
6
|
19
|
64-67
|
5
|
7
|
12
|
68-71
|
7
|
7
|
14
|
72-75
|
3
|
1
|
4
|
>75
|
3
|
4
|
7
|
Total
|
276
|
269
|
545
|
|
Ket.
1. Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang rendah dan tingkat kematian juga rendah bersifat konstruktif.
2. Tipe piramida diatas adalah Tipe III (Sarang Tawon), dimana tingkat fertilitas dan mortalitas rendah .
3. Jumlah penduduk usia muda dan usia tua sangat rendah.
4. Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada kelompok usia produktif.
5. Angka kelahiran sangat rendah demikian juga dengan angka kematian.
6. Jumlah usia produktif sangat tinggi yaitu berada pada usia 36-39 tahun.
7. Median age tinggi dan dependensi ratio rendah.
StrukturBerdasarkanPekerjaan
No
|
JumlahPenduduk
|
JK
|
Pekerjaan
| ||||||||
LK
|
PR
|
Petani
|
Wiraswasta
|
TKI
|
TNI
|
PNS
|
Tidakbekerja
|
Pelajar
|
dll
| ||
1.
|
545
|
276
|
32
|
163
|
6
|
1
|
6
|
18
|
48
|
2
| |
2.
|
269
|
21
|
74
|
8
|
-
|
-
|
104
|
62
|
-
| ||
Total
|
545
|
53
|
237
|
14
|
1
|
6
|
122
|
110
|
2
|
Persawahan di Kabupaten Indramayu layaknya potret sempurna wajah Indonesia sebagai Negara agraris. Indramayu merupakan salah satu daerah penghasil padi di daerah Jawa Barat, berdasarkan catatan Dinas Pertanian Indramayu tahun 2011, produksi padi Indramayu mencapai 1,5 juta ton dari luas lahan sekitar 120.000 Hektar, tetapi dibalik tingginya produksi padi di Indramayu ternyata masih banyak petani yang hidup dalam kemiskinan fakta ini pun tidaklah sulit untuk ditemui salah satunya tampak didesa Jengkok Kec. Kertasemaya Kab. Indramayu, lebih dar 50 % penduduk desa Jengkok adalah petani yang memiliki sawah sendiri, namun tingginya biaya menggarap sawah membuat petani sulit lepas dari kemiskinan. Mahalnya harga pupuk benih dan obat hama padi membuat keuntungan dari hasil panen semakin sedikit sementara harga padi sering kali anjlok akibat permainan harga para tengkulap. Al hasil kesejahteraan para petani pun diangan-angan belaka. Ketika musim kemarau para petani harus mengeluarkan biaya ekstra sekitar Rp 1.300.000 untuk biaya memompa air mengairi sawah selama musim tanam, biaya itu akan bertambah jika sawah petani jauh dari pengairan. (Sumber: Merajut Asa Trans 7 di Desa Jengkok)
Mayoritas pekerjaan penduduk RT 03 ialah petani dan buruh tani , akan tetapi akibat dari permasalahn yang muncul diatas, saat ini banyak masyarakat yang lebih memilih bekerja keluar Negeri yang pendapatanya jauh lebih memuaskan. Dibalik tingginya jumlah pekerja luar negeri hal ini mengakibatkna kurangnya petani-petani yang ada di Desa Jengkok, khususnya di RT 03.
StrukturBerdasarkan Area Kerja
No
|
JumlahPenduduk
|
Jenis Kelamin
|
Lokasi atau Jarak Tempat Bekerja
(dihitung jarak dari rumah)
| ||||
LK
|
PR
|
0-1 km
|
2-10 km
|
11-20 km
|
>20 km
| ||
1.
|
545
|
260
|
48
|
34
|
170
|
8
| |
2.
|
163
|
62
|
21
|
74
|
6
| ||
Total
|
423
|
110
|
55
|
244
|
14
|
Area kerja masyarakat desa jengkok khususnya di RT 03 beragam, tergantung dimana tempat kerja orang tersebut. Rata-rata jarak dari rumah ke tempat kerja yang paling banyak ialah 11-20 km. Dari jarak 11-20 km itu didominasi oleh pekerjaan petani yang sawahnya sudah memasuki wilayah kabupaten cirebon, sedangkan untuk jarak >20 Km yaitu para pekerja yang pergi keluar kota, kebanyakan warga pergi ke Jakarta, dan Sumatra, ada juga TKI maupun TKW yang bekerja diluar negeri yang kebanyakan di negara Taiwan, Korea, Arab Saudi, dan Malaysia.
StrukturBerdasarkanAngkaKematian
No
|
JumlahPenduduk
|
Kematian
Jan-Nov 2016
|
UsiaKematian
|
KeteranganPenyebab
| ||||
LK
|
PR
|
40-43 th
|
52-55 th
|
>75
| ||||
1.
|
545
|
3
|
2
|
1
|
Obesitas dan penyakit jantung
| |||
2.
|
1
|
1
|
Penyakitkomplikasi (kolesterol&darahtinggi)
| |||||
Total
|
4
|
1
|
2
|
1
| ||||
Dari tabel diatas terlihat bahwa dalam satu tahun terahir ini terdapat 4 orang yang meninggal, satu diantara nya ialah Laki-laki berinisial J , menurut keluarga yang sudah kita wawancarai bapak J meninggal Pada bulan Agustus, akibat penyakit jantung dan obesitas, bapak J mengidap penyakit jantung sudah lama lebih kurang sekitar 2 tahun, penyebab dari munculnya penyakit jantung ini karena kebiasaan hidup bapak J yang kurang baik, dimana berat badan yang melebihi batas normal sehingga membuat bapak J tidak bisa beraktivitas secara normal, dari situ lah penyakit jantung itu muncul. Setelah mengetahui adanya penyakit jantung bapak J rutin mengontrol kesehatannya di RS Sumber Waras Cirebon.
StrukturBerdasarkanAngkaKelahiran
No
|
JumlahPenduduk
|
Kelahiran
Jan-Nov 2016
|
KeteranganPenyebab
| |
LK
|
PR
| |||
1.
|
545
|
2
|
KebutuhanBiologis
| |
2.
|
3
|
KebutuhanBiologis
| ||
Total
|
5
|
Dari data tabel angka kelahiran di RT 03 tersebut, Terdapat 2 laki-laki bayi yang lahir dan 3 bayi perempuan pada tahun 2016. Setelah kami meneliti, ternyata rata-rata usia pernikahan ibu adalah 18-23 tahun. Sedangkan rata-rata usia ibu hamil atau mengandung adalah 24-26 tahun. Tidak ada kejadian luar biasa pada tingkat fertilitas diwilayah RT 03 ini.
StrukturBerdasarkanAngkaMigrasi
No
|
JumlahPendudukMigrasi
|
JenisKelamin
|
Migrasi
Tahun 2016
|
Keterangan
| |||
LK
|
PR
|
MI
|
MO
|
Jumlah
| |||
1.
|
14
|
6
|
6
|
6
|
Migrasi out terjadikarenapendudukpergikeluarnegeriuntukbekerja
| ||
2.
|
8
|
1
|
7
|
8
|
Migrasi in terjadikarenapendudukdaridesa lain pindahkedaerah RT 03 DesaJengkok
| ||
Total
|
14
|
1
|
13
|
14
|
Migrasi out terjadi karena minimnya lapangan pekerjaan yang ada diwilayah tersebut sehingga banyak masyarakat yang memilih untuk bekerja keluar negeri, ada juga yang bekerja keluar kota namun kebanyakan didominasi untuk bekerja keluar negeri. Berdasarkan hasil analisis usia rata-rata yang bekerja keluar negeri ialah sekitar 19-30 tahun, kebanyakan setelah lulus sekolah tingkat SMA, dan lama nya bekerja diluar negeri sekitar 2-5 tahun sesuai dengan kontrak kerja masing-masing. Hasil dari bekerja diluar negeri tersebut rata-rata untuk membangun rumah.Selain itu migrasi out terjadi karena faktor pendidikan dimana kebanyakan pelajar di RT 03 ialah pergi ke pesantren diluar kota.
Adapun terjadinya migrasi in karena faktor pernikahan, salah satunya ialah ibu N, beliau berasal dari desa Lemah Ayu dan pindah ke Desa Jengkok karena mengikuti suaminya yg tinggal nya di desa Jengkok lebih tepatnya di RT 03. Ibu N belum lama pindah, beliau baru pindah rumah sekitar bulan juni menjelang bulan Ramadhan.
Data SaranaKesehatan
No
|
JenisSaranaKesehatan
|
CakupanKerja
|
JumlahTenagaMedis
|
JumlahPerawat
|
JumlahAdmistrasi
| |||
(RT/ RW/ Kel/ Kec)
|
LK
|
PR
|
LK
|
PR
|
LK
|
PR
| ||
Posyandu
|
RT
|
3
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
| |
Apotik
|
RW
|
2
|
2
|
-
|
-
|
2
|
2
| |
Klinik
|
RW
|
2
|
3
|
-
|
2
|
2
|
1
| |
Puskesmas
|
Kecamatan
|
5
|
8
|
3
|
6
|
2
|
2
|
Sarana kesehatan yang ada di wilayah desa Jengkok sangat kurang memadai, kita bisa melihat pada tabel diatas. Posyandu di desa Jengkok sudah cukup baik pada level RW 01 Posyandu terbagi menjadi 2 tempat yaitu di Kantro Balai Desa dan di RT 02 bertempat dirumah Bapak Kumed, adapun Apotik yang ada didesa Jengkok baru terdapat 1 tepatnya di wilayah RW 02 dan apotik ini baru dibangun tahun 2016. Karena desa Jengkok merupakan desa yang berdekatan dengan Kabupaten Cirebon, sehingga banyak warga yang lebih memilih untuk mengakses kesehatannya ke wilayah Cirebon.
Data PerilakuKesehatan
No
|
JK
|
Jenis Sakit
|
Obat Warung
|
Ke Dokter/ Tenaga Medis
|
Ke Orang Pintar
|
Dibiarkan Saja
| |||||
LK
|
PR
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
| ||
1.
|
3
|
2
|
Hipertensi
|
ü
| |||||||
2.
|
2
|
Asma
|
ü
| ||||||||
3.
|
1
|
Kolesterol
|
ü
| ||||||||
4.
|
1
|
2
|
Paru-paru/flek
|
ü
| |||||||
5.
|
1
|
TBC
|
ü
| ||||||||
6.
|
1
|
1
|
Batu Ginjal
|
ü
| |||||||
7.
|
2
|
Asam Urat
|
ü
| ||||||||
8.
|
7
|
10
|
Pusing
|
ü
|
ü
|
ü
| |||||
9.
|
7
|
9
|
Demam
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
| ||||
10.
|
2
|
Lambung
|
ü
| ||||||||
11.
|
1
|
Usus Buntu
|
ü
| ||||||||
12.
|
1
|
Penyakit Kulit
|
ü
|
ü
| |||||||
13.
|
14
|
9
|
Pegel-pegel
|
ü
|
ü
| ||||||
14.
|
17
|
8
|
Katarak
|
ü
| |||||||
15.
|
1
|
Diabetes
|
ü
| ||||||||
16.
|
6
|
9
|
Reumatik
|
ü
|
ü
|
Analisis Kesehatan Lingkungan Desa Jengkok RT 03 RW 01 Indramayu
Kemiskinan adalah permasalahan yang kompleks bagi setiap negara, terutama negara besar seperti Indonesia. Kebijakan dan penanganannya harus merata dan menyeluruh agar tidak menimbulkan kebingungan dan kekisruhan sebagai ekses negatif penanggulangannya. Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup: Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
BAPPENAS (2004) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar masyarakat desa antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Untuk mewujudkan hak-hak dasar masyarakat miskin ini, BAPPENAS menggunakan beberapa pendekatan utama antara lain; pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach), pendekatan pendapatan (income approach), pendekatan kemampuan dasar (human capability approach) dan pendekatan objectiveand subjective.
Kemiskinan dan kesehatan berkaitan dengan aspek Geografi, Demografi, SDA. Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dilihat dari aspek Geografi kemiskinan dan kesehatan yang ada di RT 03 Desa Jengkok adalah minimnya transportasi jalanan yang baik sehingga menyebabkan masyarakat menjadi terhambat ketika ingin berobat ketempat pelayanan kesehatan. Transportasi jalanan di RT 03 Desa Jengkok juga menjadi salah satu penghambat aktivitas prekonomian warga, jika warga ingin menjual padi hasil panen ke kota,maka jalan yang buruk menjadi tidak efisien dalam hal waktu, sehingga banyak padi yang jelek dan tidak layak jual. Dari aspek SDA RT 03 Desa Jengkok termasuk baik dan mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan, contohnya adalah lahan pertanian yang luas dan tanah yang subur sehingga petani yang menanam padi dan jenis pertanian yang lain akan mengahasilkan manfaat dan keuntungan bagi petani tersebut.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Berkaitan dengan temuan-temuan hasil Demografi
Dari temuan-temuan yang sudah dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan beberapa temuan maslah demografi sebagai berikut:
· Persebaran penduduk per RT belum begitu merata, hal ini terlihat dari RT 03/01 yang jumlah penduduknya mencapai 3 kali lipat dari RT 01/01 dan lainnya.
· Tingkat kepadatan penduduk berhubungan langsung dengan area tempat tinggal masing-masing warga.
· Angka kelahiran dan angka kematian di tahun 2016 dari bulan januari sampai dengan bulan November di RT 03/01 termasuk dalam kategori rendah dan sedikit.
· Dari jumlah komposisi penduduk RT 03/01 didominasi oleh jumlah angkatan kerja atau usia produktif bekerja usia 36-39 tahun.
· Terdapat beberapa warga yang melakukan migrasi namun dalam waktu yang lama baru memeberikan kabar kepada RT setempat sehingga ketua RT membuat ulang jumlah warganya.
2. Berkaitan dengan temuan-temuan hasil Kesehatan Lingkungan.
Dari semua penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ketersedian fasilitas kesehatan di desa jengkok dan tenaga kesehatan termasuk dalam kategori kurang sehingga banyak masyarakat desa jengkok yang mengakses kesehatan di daerah Cirebon yang ketersedian fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang lebih baik. Warga masyarakat desa jengkok banyak yang terkena penyakit katarak, reumatik, dan pusing-pusing, penyakit tersebut merupakan penyakit yang mudah sekali terjangkit oleh warga, karena kurangnya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan maka penyakit ini masih banyak yang belum disembuhkan.
Dari secara umum partisipasi masyarakat akan budaya sehat masih relatif cenderung biasa saja, karena warga masih menganggap remeh sakit-sakit yang biasa, akan tetapi jika sakitnya dirasa besar maka warga baru berobat ke puskesmas ataupun rumah sakit. Dilihat dari aspek kebesihan lingkungan dinilai baik karena warga bahu-membahu menjaga lingkungan agar tetap bersih dan nyaman.
b. Rekomendasi Pemberdayaan Berdasarkan Temua-temuan Demografi
Melihat banyaknya sumber daya yang ada diwilayah desa Jengkok Khususnya lahan peraswahan yang luasnya sekitar 388,164 hektar, akan tetapi tingkat partisipasi pemuda untuk mengelola lahan pertanian mulai menurun sehingga generasi petani semakin lama semakin langka, banyak usia-usia produktif yang lebih memilih bekerja diluar negeri, hal ini akan menyebabkan banyaknya sumberdaya alam yang tidak akan terolah secara benar dikemudian hari.
Adapun rekomendasi pemberdayaan yang kami usulkan ialah dikembangkannya sekolah pertanian. Sebelumnya sekolah pertanian ini sudah dilakukan oleh bapak Joharipin yang berada di wilayah RT 02. Kegiatan Sekolah Pertanian ini difokuskan kepada para pemuda yang ada di desa Jengkok khususnya RW 01, melihat banyaknya generasi pemuda sekarang yang malas untuk bertani. Kegiatan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat mengenai pemanfaatan sumberdaya alam yang begitu melimpah. Jika pemanfaatan sumberdaya alam nya baik maka dengan hal itu tingkat ekonomi bisa berubah menjadi lebih baik juga tanpa harus bekerja diluar negeri. Dan harapan kami Sekolah Pertanian ini akan bisa berkembang disetiap RW.
Pada Sekolah Pertanian ini pemuda-pemudi diajarkan beberapa hal mengenai pertanian, diantaranya :
1. Mengenalkan jenis-jenis bibit padi yang ada di desa Jengkok
2. Sistem pertaniannya menggunakan sistem agroekologi, dimana cara bertani yang mengintegrasikan secara komprehensif aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian. Contohnya saat musim tanam padi saat itu juga kita bisa menanam ikan disawahnya.
3. Mengatasi hama tanpa menggunakan pestisida, karena banyak sekali dampak buruk penggunaan pestisida, salah satu contoh bahan alami yang baik digunakan untuk menghilangkan hama yaitu gernuk
4. Bagaimana cara menyuburkan tanah dengan memanfaatkan akar pisang.
Pertanian
Kegiatan para Pemuda saat Sekolah Pertanian Kegiatan warga saat Sekolah Pertanian
Pembuatan kolam ikan yang memanfaatkan lahan persawahan Hasil pembuatan kolam ikan
Bibit padi salah satu buatan warga desa Jengkok
c. Rekomendasi Pemberdayaan Berdasarkan Temua-temuan Kesehatan Lingkungan
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari 'pengelolaan' gaya hidup masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.
Fenomena sampah di negeri ini sukar untuk di hilangkan. Namun hal ini tidaklah akan terjadi lama kalau saja setiap orang sadar akan masalah sampah dan setiap orang mengerti akan dampak yang ditimbulkan dari sampah ini. Perlu diketahui juga bahwa sampah ini ada dua jenis yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami.
Tempat sampah merupakan hal yang penting dalam menangani merebaknya sampah di setiap tempat. Kurangnya tempat sampah sering menjadi kendala menumpuknya sampah di berbagai tempat. Minimnya tempat sampah, telah menjadi kendala yang nampak dalam mengatasi masalah sampah. Selain minimnya tempat sampah faktor lain yang menjadi penyebab adalah kurang layaknya tempat sampah yang sudah ada. Tempat-tempat sampah tampak tidak terawat dan rusak.
Berdasarkan temuan lapangan didesa Jengkok, tempat sampah yang disediakan oleh pemerintah setempat masih sangatlah kurang, hanya terdapat di RT 03 dan 04 saja, sedangkan untuk RT yang lain, mereka lebih memilih untuk membuang sampah disungai. Jika hal itu terus dibirkan dan dari pihak pemerintah tidak memberika fasilitas yang memadai maka akan berdampak buruk bagi lingkungan maupun masyarakat sekitar.
Dari permasalahan diatas maka penangan sampah merupakan bagian dari tanggung jawab masyarakat dan terletak pada komitmen pemerintah kota atau kabupaten.
Adapun rekomendasi yang kelompok kami usulkan ialah :
1. Bidang Lingkungan
Rekomendasi dalam bidang lingkungan adalah terkait pengadaan tempat sampah di Desa Jengkok. Pemerintah desa belum seluruhnya menyediakan tempat sampah di sepanjang jalan, warga sendiri pun juga masih banyak yang tidak memiliki tempat sampah sendiri. Mereka cenderung membakar dan membuang sampah kesungai. Selain itu, Desa Jengkok juga tidak memiliki tempat pembuangan sampah akhir.
2. Bidang Infrasturktur
Dalam bidang infrastuktur, akses jalan di RT 03 cukup rusak tidak hanya di RT 03 saja masih banyak RT lain yang akses jalannya rusak, dimana banyak lubang-lubang sehingga menimbulkan genangan air ketika hujan turun. Untuk itu diharapakan adanya Penyehatan lingkungan pemukiman, perbaikan dan peningkatan sarana agar lingkungan menjadi terlihat bersih serta bisa dirasakan kenyamanan nya secara bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar