Kamis, 29 Desember 2016

Yauma Sabta H.M dan Cici Nanda F _ Mukafi Sholihin ; Sang Pencakar Anak Langit dari tepi sungai_ PMI 3

Perjuangan hidup, komitmen, dan pantang menyerah : kisah sosiologi individu pembawa perubahan; Mukafi Sholihin :
 Sang Pencakar langit dari tepi sungai

Oleh: 
Yauma Sabta H.M  dan Cici Nanda Fitrotul Izzah      
BAB 1
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai "pemberdayaan masyarakat" apabila kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek. Dari definisi tersebut terlihat ada 3 tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat, dan mengorganisir diri masyarakat.
Persoalan yang terjadi di masyarakat khususnya di daerah perkotaan  seperti menjamurnya pengemis, anak jalanan dan pengamen jalanan memiliki banyak latar belakang mulai dari ekonomi, sosial, pendidikan dll. Membuat seorang pengembang masyarakat melakukan pendekatan persuasif sehingga dapat merubah tatanan sistem sosial yang lebih baik. Hal ini terjadi di Kota Tangerang Provinsi banten, menjamurnya Gelandangan di lampu merah sudut kota memberikan sebuah janji pengembangan masyarakat bagi sosok Mukafi Sholihin. Kepekaan sosialnya memberikan ide dan gagasan untuk mewadahi para anak jalanan dengan  berbagai bentuk kegiatan yang edukatif dan membentuk sebuah komunitas  bernama Anak Langit    
Menyandang predikat guru tak harus lulusan universitas jurusan keguruan atau yang sejenisnya. Namun dengan tekad luhur dalam berbagi ilmu, apapun bisa dilakukan siapa pun orangnya. Sebab pendidikan berlaku untuk semua orang. Kepedulian sesama dan kebangkitan menularkan kecerdasan mungkin menjadi ujung tombak dari pada menanti uluran tangan pemerintah. Seperti yang dilakukan oleh pemuda di Tangerang, Banten bernama Mukafi Solihin. Dia mendirikan komunitas Anak Langit.
2        Pertanyaan Penelitian
a.       Bagaimana  Pengaruh Mukafi Solihin dalam upayanya membawa perubahan sosial?
3.      Metode Penelitian
A.    Dasar penelitian
Penelitian secara eksplisit menggunakan pendekatan kualitatif yang mana memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data lansung, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif dan makna merupakan hal yang esensial dan mendalam. Terlebih penelitian ini mengupas sosok (individu).
B.     Waktu Penelitian
a.    Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan terdiri dari penyusunan dan pengajuan proposal,mengajukan izin penelitian serta penyusunan instrumen dan perangkat   penelitian. yang dimulai pada tanggal 14 November 2016
b.   Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini pelaksana akan terjun ke lapangan pada tanggal 23 Desember  2016.
c.    Tahap penyelesaian
pada tahap ini terdiri dari proses analasis data dan penyusunan proposal  penelitian yang dimulai pada bulan 26 desember 2016.
C.    Sumber Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara dan observasi untuk mencari dan mengumpulkan data yang kemudian akan diolah untuk mendeskripsikan tentang Mukafi Solihin : tokoh individu pembawa perubahan di Kota Tangerang Provinsi Banten yaitu menggunakan data primer.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dimana data tersebut diambil langsung oleh peneliti kepada sumber secara langsung melalui responden. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/ audio tape, pengambilan foto. Data diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Sumber data primer pada penelitian ini adalah melalui pengamatan secara langsung di Lingkungan Komunitas Anak Langit Kota Tangerang, dengan melalui wawancara kepada Subyek sendiri, kerabat subyek dan orang lain yang kenal dengan subyek. Sedangkan untuk data tambahan, peneliti mencari dan mendokumentasikan berbagai data dari sumber lain guna memperkaya data, baik itu melalui buku, foto, artikel, surat kabar, data statistik, dan lain sebagainya.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2012: 224). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi:
1.    Observasi
Menurut W. Gulo (2004:116), observasi adalah metode pengumpulan data, dimana peneliti nformasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Observasi melibatkan dua komponen, yaitu si pelaku observasi atauobserver, dan obyek yang diobservasi atau observe. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non pasrtisipan dimana peneliti hanya mengamati  secara langsung keadaan obyek, tetapi peneliti tidak aktif dan ikut terlibat langsung.
Beberapa hal yang menjadi obyek observasi dalam penelitian ini diantaranya mencakup keadaan  pribadi Mukafi Sholihin dan Komunitas Anak langit .
2.      Wawancara
Moleong (2007: 186) menjelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara secara umum terbagi menjadi dua, yaitu: wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur memiliki arti bahwa wawancara yang dilakukan dimana pewawancara telah menetapkan sendiri masalah-masalah yang akan diajukan sebagai pertanyaan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang memiliki ciri kurang diinterupsi dan arbiter. Wawancara tersebut digunakan untuk menemukan informasi yang bulan baku atau informasi tunggal (Moleong, 2007: 190).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara secara semi terstruktur. Maka sebelum melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan diajukan kepada informan. Namun, pada pelaksanaannya nanti akan disesuaikan dengan keadaan responden.
3.      Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang memiliki arti barang-barang tertulis (Arikunto, 2002:135). Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumentasi pendukung data-data penelitian yang dibutuhkan.
Dalam penelitian ini, pendukung data dalam hal tertulis atau dokumen diambil dari berbagai arsip-arsip, serta juga melalui berbagai warta berita.
4.      Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi yang sesuai dengan topik atau tema yang diteliti. Studi pustaka ini digunakan untuk menunjang kelengkapan data dalam penelitian dengan menggunakan sumber-sumber dari kepustakaan yang relevan.
F.     Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument). Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif dapat dikatakan cukup rumit karena selain sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, menganalisis, penafsir data, peneliti tentu juga sebagai pelapor hasil penelitiannya tersebut (Moleong, 2007: 168). Instrumen sendiri menurut Arikunto (2002: 126) ialah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode. Karena dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka intrumen yang dibutuhkan antara lain yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, tape recorder, kamera, serta alat tulis.
H.    Validitas Data
Validitas data merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian dimana dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh sang peneliti dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam pemeriksaan keabsahan data ini, peneliti menggunakan trianggulasi data.
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan atau valid tidaknya data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2007:330). Untuk tekniknya sendiri, dalam penelitian ini digunakan teknik trianggulasi dengan sumber.
I.       Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisis data, terdapat empat komponen dimana keempat komponen tersebut merupakan proses siklus dan interaktif dalam sebuah penelitian. Keempat komponen tersebuat ialah:
1.    Pengumpulan Data
Data dikumpulkan oleh peneliti berupa data dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi yang dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek, yaitu deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan, dan dialami sendiri oleh peneliti (Miles dan Huberman, 1994: 15). Pengamatan juga mencakup data-data lainnya baik itu data verbal maupun nonverbal dari penelitian ini. Peneliti juga akan melakukan pencatatan terkait dengan tokoh individu tentang adanya
Catatan refleksi merupakan catatan yang membuat kesan, komentar, dan tafsiran dari peneliti tentang berbagai temuan yang dijumpai pada saat melakukan penelitian dan merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap selanjutnya. Untuk mendapatkan catatan ini, maka peneliti harus melakukan wawancara dengan berbagai informan (Miles dan Huberman, 1994: 16).
2.    Redusi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan/ penyederhanaan data-data yang diperoleh baik itu dari hasil wawancara, observasi, maupun dokumentasi yang didasarkan atas fokus permasalahan. Setelah melalui proses pemilihan data, maka akan ada data yang penting dan data yang tidak digunakan. Maka, kemudian data diolah dan disajikan dnegan bahasa maupun tulisan yang lebih ilmiah dan lebih bermakna (Miles dan Huberman, 1994: 16).
3.    Penyajian Data
Penyajian data adalah proses penampilan data dari semua hasil penelitian dalam bentuk paparan naratif representatif tabular termasuk dalam format matriks, grafis dan sebagainya, yang nantinya dapat mempermudah peneliti dalam melihat gambaran hasil penelitian karena dari banyaknya data dan informasi tersebut peneliti kesulitan dalam pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian ini (Usman, 2009: 85). Data-data yang diperoleh perlu disajikan dalam format yang lebih sederhana sehingga peneliti mudah dalam menganalisisnya dan membuat tindakan berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari penyajian data-data tersebut.
4.  Penyimpulan Data
Kesimpulan merupakan langkah akhir dalam pembuatan laporan penelitian. Penarikan kesimpilan adalah usaha guna mencari atau memahami makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat. Kesimpulan yang telah ditarik maka kemudian diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali dan melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang tepat. Selain itu, juga dapat dengan mendiskusikannya (Usman, 2009: 87).
Miles dan Huberman (1994: 20) menjelaskan bahwa pengambilan kesimpulan harus dilakukan secara teliti dan hati-hati agar kesimpulan yang diperoleh berkualitas dan sesuai dengan tujuan penelitian. Hal tersebut dilakukan agar data tersebut mempunyai validitas sehingga kesimpulan yang ditarik menjadi kuat.
4.      Tinjauan Teoritis
A. Teori Tindakan sosial Max Weber
            Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai mana Paradigma definisi sosial tidak berangkat dari sudut pandang fakta sosial yang objektif, seperti struktur - struktur makro dan pranata - pranata sosial yang ada dalam masyarakat. Paradigma definisi sosial justru bertolak dari proses berpikir manusia itu sendiri sebagai individu. Dalam merancang dan mendefinisikan makna dan interaksi sosial, individu dilihat sebagai pelaku tindakan yang bebas tetapi tetap bertanggung jawab.Artinya, di dalam bertindak atau berinteraksi itu, seseorang tetap dibawah pengaruh bayang - bayang struktur sosial dan pranata-pranata dalam masyarakat, tetapi fokus perhatian paradigma ini tetap pada individu dengan tindakannya.
            Menurut paradigma ini proses - proses aksi dan interaksi yang bersumber pada kemauan individu itulah yang menjadi pokok persoalan dari paradigma ini. Paradigma ini memandang, bahwa hakikat dari realitas sosial itu lebih bersifat subjektif dibandingkan objektif menyangkut keinginan dan tindakan individual. Dengan kata lain, realita sosial itu, lebih didasarkan kepada definisi subjektif dari pelaku - pelaku individual. Jadi menurut paradigma ini tindakan sosial itu menunjuk kepada struktur - struktur sosial, tetapi sebaliknya, bahwa struktur sosial itu menujuk pada agregat definisi (makna tindakan) yang telah dilakukan oleh individu-individu
Didalam sosiologi terdapat tiga paradigma yang terdiri dari Fakta Sosial (Emile Durkheim), Definisi Sosial (Max Waber) dan Perilaku Sosial (B.F Skinner), dimana Max Weber merupakan salah satu tokoh dari salah satu paradigma yaitu Definisi sosial ,yang mana teori tindakan sosial(Social Action) merupakan bagian dari salah satu paradigma Definisi Sosial yang dikembangkan oleh waber.
BAB II
GAMBARAN UMUM SUBYEK/OBYEK KAJIAN
1.            Profil umum dan Subyek/obyek
Menyandang predikat guru tak harus lulusan universitas jurusan keguruan atau yang sejenisnya. Namun dengan tekad luhur dalam berbagi ilmu, apapun bisa dilakukan siapa pun orangnya. Sebab pendidikan berlaku untuk semua orang. Kepedulian sesama dan kebangkitan menularkan kecerdasan mungkin menjadi ujung tombak dari pada menanti uluran tangan pemerintah. Seperti yang dilakukan oleh pemuda di Tangerang, Banten bernama Mukafi Solihin. Yang mempunyai nama panggilan miing lahir di Tangerang 13 Novemver 1975 beralamat di Jl. Taman Cisadane kel. Panunggangan Barat Kec. Cibodas kota Tangerang, Islam dan dari hasil pernikahannya dikaruniani 2 orang anak, lulusan Diploma 3, dan ia banyak berkecimpung di Organisasi seperti Moslem Republuc, Green Community, Bali Hati, Anak Langit, dan semangat berbagi
2.      Lokasi Kajian
Dalam Penelitian ini kaitan dengan pelaksanaan, peneliti mengambil 1 tempat dalam penggalian data yaitu di Komunitas Anak Langit Kota Tangerang Provinsi Banten. Ini beralasan starategis karena bertatapan langsung dengan Karya dari subyek.
Denah lokasi

Jadikan gambar sebaris
BAB III
ANALISIS DATA
A.    Hasil penelitian
Dari teknik pengambilan data dalam hal ini adalah wawancara dan observasi maka didapatkan hasil yang cukup mengejutkan.
-          Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti yang pertanyaanya menjurus kepada pertanyaan penelitian. bahwasanya wawancara tersebut didapatkan 2 fokus yaitu keseharian subyek sendiri dan karyanya yaitu Komunitas Anak langit.  Upayanya dalam mebawa perubahan bagi masyarakat tidak memiliki satu motivasi apapun (Ambisi) hanya mengemban tugas sebagai manusia yang diberikan tanggung jawab sebagai manusia. Kemudian melebar ke Komunitas langit, Anak langit merupakan satu kumpulan anak jalanan yang memiliki tujuan yang sama dalam menjadi Manusia. Nama anak langit di ambil dari kisah Uwais Alqurnen yang begitu tersohor di langit dan tak dikenal di bumi, begitula kira – kira filosofinya. Ternyata dalam membentuk komunitas tersebut Mukafi Solihin tidak sendirian tetapi ditemani oleh beberapa orang dari komunitas lain, alasan mengapa peneliti menjadikan Mukafi Solihin sebagai tokohnya karena menurut beberapa sumber sebagai otak penggerak dari komunitas tersebut, pernyataan dari berbagai kawan dan kerabat pung mendukung adanya itu. Aldi lulusan anak langit, (21tahun) menurutnya Mukafi Sholihin itu rendah hati, baik, dan tidak sombong. Ini bukan soal diskriminasi terhadap founder yang lain tapi ini fakta. Pedagang asongan pun begitu. Ani penjual Es kelapa (30 tahun) bahwa seorang Mukafi Sholihin yang akrab dipanggil Ka Miing itu sosok yang peduli terhadap sesama, ide – ide kreatifnya selalu saja viral dan dipertimbangkan bagi pemerintah setempat.
B.     Reduksi Data
Berbagai fakta yang didapat menimbulkan fokus ganda yaitu Antara Mukafi Sholihin dan Komunitas Anak langit, dari apa yang dipaparkan oleh Obyek tersebut sendiri lebih banyak menjerumus kepada pernyataan bagaimana mekanisme di komunitas langit sedangkan untuk motivasi dan harapan sendiri tidak begitu ditonjolkan.
Dari pemamaparan data kasar, peneliti lebih memfokuskan bahwasanya penelitian ini lebih difokuskan kepada upayanya dalam membawa perubahan bagi masyarakat terutama anak tertinggal. Jadi agartidak melebar pembahasannya dan sesuai dengan pertanyaan penelitian
C.    Verifikasi Data
Menimbang dari data yang kami dapatkan tentang wawancara kami dengan berbagai koresponen maka setelah kami olah dihasilkan bahwasanya Mukafi shalihin adalah sosok individu yang tergerak hatinya untuk memanusiakan manusia bukan hanya anak – anak, dan ia jadikan Komunitas langit sebagai langkah strategisnya dalam upaya dan tanggung jawabnya sebagai Manusia.
BAB IV
KESIMPULAN
Menyandang predikat guru tak harus lulusan universitas jurusan keguruan atau yang sejenisnya. Namun dengan tekad luhur dalam berbagi ilmu, apapun bisa dilakukan siapa pun orangnya. Sebab pendidikan berlaku untuk semua orang. Kepedulian sesama dan kebangkitan menularkan kecerdasan mungkin menjadi ujung tombak dari pada menanti uluran tangan pemerintah. Seperti yang dilakukan oleh pemuda di Tangerang, Banten bernama Mukafi Solihin. Dia mendirikan komunitas Anak Langit. Ia adalah sang pencakar langit dari tepi sungai, dengan visi membumikan langit, ambisinya jauh ke langit untuk menyampaikan kepada yang maha kuasa, lewat Anak langit lah ia berpijak, ia menggatungkan mimpinya, menembus cakrawala langit dan bersemayan seranya artis sehari jauh di Angkasa
DAFTAR PUSTAKA
Kumanto Sunarto, 2004, Pengantar Sosiologi ( Fakultas Ekonomi universitas Indonesia, Jakarta)
Bagong Suyanto, 2007, Metode Penelitian Sosial (Kencana Prenada media Group, Jakarta)
 
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Foto Foto kegiatan Penelitian Komunitas anak langit di Cikokol, Kota Tanggerang, Provinsi Banten

Jadikan gambar sebaris    Jadikan gambar sebaris    Jadikan gambar sebaris
 Jadikan gambar sebaris        Jadikan gambar sebaris

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini