PROPOSAL PENELITIAN
(ISU SOSIOLOGI PEDESAAN)
"Tingkat Ksejahteraan Petani Padi Terhadap Perekonomian Nasional"
Oleh ;
Mety Andriyani : 11150540000007
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikumWr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan para tabi'intabi'at semuanya.
Dengan rasa syukur yang sebesar-besarnya Alhamdulillah saya telah dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, sebagai tugas kelompok untuk diskusi mata pelajaran "SOSIOLOGI PEDESAAN". Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada dosen mata kuliah ini yang senantiasa telah memberikan tugas ini sehingga dengan adanya tugas ini, saya jadi lebih kreatif dan lebih memahami tentang pembahasan materi ini yaitu tentang "Tingkat Kesejahteraan Petani Pedesaan terhadap Perekonomian Nasional"
saya menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunan laporan ini banyak sekali kekurangan-kekurangannya, maka dari itu saya memohon maaf atas kekeliruan penulisan dan penyusunan. Akhir kata, semoga ini dapat bermanfaat untuk bersama.
Wa'alakumsalamWr.Wb
Ciputat, 27 Desember 2016
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………ii
BAB I
LATAR BELAKANG……………………………………………………………………1
PERTANYAAN PENELITIAN………………………………………………………….2
METODE PENELITIA...……………………………………………………………...…2
TINJAUAN TEORITIS…………………………………………………………………..3
GAMBARAN OBJEK KAJIAN…………………………………………………………4
LOKASI KAJIAN………………………………………………………………………..4
BAB II
ANALISIS………………………………………………………………………………..5
LAMPIRAN………………………………………………………………………………9
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN……………………………………………………..…………………...11
SARAN……………………………………………………………….....………………11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….....……………..12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Di Indonesia kehidupan masyarakat pedesaan memiliki suatu hubungan lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya diluar batas-batas wilayah. Didalam kehidupan masyarakat pedesaan Indonesia memiliki sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan. Sebagian besar masyarakat pedesaan memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pekerjaan-pekerjaan diluar pertaniaan merupakan pekerjaan sambilan yang bisa mengisi waktu luang.
Menurut bouman, desa adalah salah satu bentuk dari kehiudpan bersama sebanyak berapapa ribu orang, hampir semua saling mengenal; kebanyakan yang termasuk didalamnya hidup dari pertanian, perikanan, dan sebagainya. Usaha-usaha yang dapat dipengaruhi oleh hukum dan kehendak alam. Di desa, terdapat ikatan-ikatan keluarga yang rapat, taat pada tradisi dan kaidah-kaidah "sosial"
Masyarakat pedesaan di Indonesia bersifat homogeny, seperti didalam mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya. Selain itu kehidupan masyarakat pedesaan masyarakat pedesaan diindonesia indentik dengan istilah gotong-royong ynag merupakan kerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka.
Sejak terjadinya krisis ekonomi pada bulan Juli 1977 yang berlanjut menjadi krisis multi dimensi yang dialami bangsa Indonesia.ternyata sangat berpengaruh pada penurunan kinerja ekspor berbagai produk. Di antara produk yang mengalami penurunan tersebut adalah produk-produk pertanian seperti produk ternak, tanaman pangan dan hortikultura serta produk tanaman perkebunan primer maupun olahannya. Meskipun sektor pertanian masih dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional, karena mengingat perannya dalam penyerapan tenaga kerja serta penghasil devisa dari sektor non migas, namum masih saja belum mampu menunjukan peningkatan kinerja ekspor. Di sisi lain, walaupun dengan potensi sumber daya pertanian yang ada dan cukup besar Indonesia pernah menjadi eksportir terbesar seperti gula, lada, namun tidak dapat bertahan lama.
Keterbatasan akses sumber daya yang tersedia dari informasi di samping sebagai penyebab pada ketidakmampuan masyarakat, juga menyebabkan masyarakat miskin akan tetap pada lingkaran kemiskinan. Secara umum menunjukan bahwa kelompok masyarakat miskin memiliki akses terbatas terhadap pemanfaatan program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Kelompok miskin selalu kalah bersaing dalam memperoleh akses dibanding kelompok yang lebih kaya, sehingga berbagai sumber daya yang tersedia bagi mereka tidak banyak manfaatnya.
Rata-rata mata pencaharian pedesaan adalah petani. Pertanian memegang peranan terpenting dalam perekonomian pedesaan. Masyarakat mendapatkan mata pencaharian dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada yaitu dengan bertani. Semua sayur-sayuran, padi, atau hasil tani lainnya di produksi dalam lahan pertanian dan jika hasil pertanian tidak memadai maka tidak ada yang bisa diekspor ke daerah lain. Oleh karena itu pemerintah perlu sekali memperhatikan petani sebagai pelaku penting dalam perekonomian di pedesaan.
Pemerintah daerah tersebut mengadakan program pelatihan karena mengingat lahan yang semula mereka gunakan sebagai sumber mata pencaharian utama, belum dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan lagi hanya karena masyarakat tidak mampu mengembangkan usahanya ke jenis komoditas yang lain sesuai anjuran pemerintah. Selama ini kegiatan pembinaan dan pelatihan bagi masyarakat pengguna lahan Perhutani khususnya di Desa Suntenjaya kurang mendapat perhatian, sehingga dengan diberlakukannya peraturan oleh pemerintah agar masyarakat penggarap harus beralih ke jenis komoditas lain seperti tanaman keras atau bukan tanaman semusim. Masyarakat Suntenjaya tidak dapat berbuat banyak dan harus mengikuti ketentuan yang ada untuk kebaikan bersama.
Pelatihan ketrampilan usaha terpadu yang diberikan kepada kelompok masyarakat petani dapat mengubah kehidupan masyarakat. Perubahan ini ditandai dengan meningkatnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap dari masyarakat setelah pelatihan, dan dapat dijadikan upaya pemenuhan kebutuhan. Agar masyarakat mampu berkembang dan profesional, arah dari pembelajaran dalam model pelatihannya dirancang dan disesuaikan dengan standard kebutuhan masyarakat setempat. Masyarakat yang sebelumnya hanya mampu bertani sayur-sayuran, dengan diberikan pelatihan ketrampilan usaha terpadu mereka bertambah kemampuannya dengan mampu bertani pisang, berternak sapi, berternak kelinci dan mampu melakukan jual beli dari masing-masing produk jenis usahanya.
Ketrampilan bagi petani sangat penting, karena bisa dikatakan petani bisa memegang perekonomian di pedesaan tersebut dan juga petani harus memiliki pengetahuan yang memadai sehingga bisa mengelola sumber daya alam yang ada dengan baik dan tidak merusak. Dengan meningkatnya kualitas petani, maka tidak mungkin daerah tersebut mampu menjadi daerah yang produktif bahkan mengirimkan produknya ke daerah lain untuk dijual sehingga bisa memajukan perekonomian dan otomatis daerah tersebut akan semakin berkembang.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani padi di pedesaan ?
2. Bagaimana pengaruh hasil produktivitas petani padi di pedesaan terhadap perekonomian Nasional ?
C. Metode Penelitian
Dalam pengajuan proposal penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif adalah cara pengumpulan data dan menganalisis numeric atau menggambarkan, menjelaskan, memprediksi atau mengontrol fenomena yang diamati.
Ada beberapa tahapan dalam pengumpulan data metode kuantitatif diantaranys ;
a. Populasi dan sampel
Pengambilan sampel dilakukan sebagai upaya peneliti untuk menetapkan bagian dari populasi, dengan mempertimbangkan representasi dari elemen populasi, untuk memperoleh data dan informasi penelitian.
b. Pengukuran dan penelitian instrument
Tujuan pengukuran adalah menetapkan bilangan-bilangan pada kejadian-kejadian empiris sesuai norma yang disepakati, dan membuat data agar memiliki kualitas tinggi dengan tingkat kesalahan yang rendah agar hipotesis dapat diuji.
c. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data penelitian kuantitatif merupakan upaya peneliti untuk mengumpulkan data bersifat angka, atau bisa juga data bukan angka, namun bisa juga dikuantifikasikan.
d. Pengolahan, analisis data dan interpretasi
Ada dua hal pokok yang harus dilakukan peneliti saat melakukan pengolahan data kuantitatif, pertama, memilih teknik statistic yang tepat, kedua, mempersiapkan dan memilih software, ketiga melaksanakan langkah-langkah pengolahan.
D. Tinjauan Teoritis
Dalam tinjauan teoritis ini peneliti menggunakan teori sistem atau struktur yang digunakan oleh Emile Durkheim.
Berikut penjabaran mengenai sistem dan struktur sosial.
Sistem sosial adalah sejumlah kegiatan atau sejumlah orang yang mempunyai hubungan timbal balik realtif konstan. Hubungan sejumlah orang dan kegiatannya itu berlangsung terus menerus. Sistem sosial merupakan kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (komponen atau elemen). Sistem sosial merupakan ciptaan dari manusia, dalam hal ini sistem sosial terjadi karena manusia adalah makhluk sosial. Sistem sosial mempengaruhi perilaku manusia, karena didalam sistem sosial tercakup pula nilai-nilai dan norma-norma yang merupkan aturan perilaku anggota-anggota masyarakat.
Masyarakat desa merupakan "sistem sosial" yang komprehensif, artinya di dalam masyarakat desa terdapat semua bentuk pengorganisasian atau lembaga-lembaga yang diperlukan untuk kelangsungan hidup atau untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia.
Dalam masyarakat desa, sejumlah kelompok atau kesatuan-kesatuan "sosial" tidak hanya satu. Oleh karena itu seorang warga masyarakat dapat menjadi anggota berbagai kelompok atau kesatua "sosial" yang ada. Misalnya atas dasar kekerabatan, tempat tinggal, agama, politik dan lain-lain.
Struktur sosial masyarakat terbagi berdasarkan luas kepemilikan lahan menjadi dua golongan besar yaitu buruh tani dan pemilik tanah. Buruh tani mempunyai kedudukan sosial yang paling bawah dengan aktivitas ekonomi yang terbatas pada pengerahan tenaga buruh upahan kaum pemilik tanah.
Perkembangan struktur sosial masyarakat desa saat ini masih mengenal adanya dua srata tersebut, namun kegiatan ekonomi yang ada telah berkembang sehingga kesejahteraan buruh tani dapat lebih meningkat. Pola kemitraan yang sejajar juga telah terbentuk antara buruh tani dan pemilik tanah.
Gmbaran Umum Subyek /Objek Kajian
A. Profil umum subyek/objek
Petani umumnya hidup dan tinggal di pedesaan sejak kecil. Perkembangan karakter seoarang petani tidak hanya dipengaruhi oleh keluarganya sendiri, tetapi juga oleh lingkungannya. Lingkungan hidup petani adalah alam dan masyarakat yang berada di sekitarnya. Apa yang ada dilingkungan sekitarnya itu jelas mempengaruhi perkembangan karakter petani tersebut. Yang dimaksud dengan lingkungan sosial petani adalah lingkungan masyarakat dimana petani itu tinggal dan asyarakat yang tempat kelahiran dan dibesarkan sampai dewasa berprofesi sebagai petani. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar kepada karakter para petani. Jika masyarakat masih konservatif (tidak mau melakukan perubahan karena khawatir mempunyai dampak yang tidak baik terhadap dirinya maupun lingkungan), maka sifat itu juga akan mempengaruhi karakter dirinya. Sebaliknya, jika masyarakat tempat tinggalnya sudah modern, maka kemodernan itu juga akan mempengaruhi karakter para petaninya.
Bertani sebagai sumber penghidupan petani juga sangat dipengaruhi oleh masyarakat sekitanya. Jadi, petani dan pertanian itu sangat dipengaruhi oleh kondisi masyarakat dimana petani dan pertanian itu berdomisili dan berlokasi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengenal kondisi masyarakat pedesaan itu dengan lebih mendalam.
B. Lokasi Kajian
Lokasi kajian untuk di jadikan objek penelitian kali ini yaitu di kampung jalegor, kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur Selatan.
Lokasi sangat tepat dengan tema isu sosiologi pedesaan, karena lokasi yang diambil mayoritas penduduk wilayah tersebut berprofesi sebagai petani padi. Lokasi tersebut sangat jauh dari pusat kota cianjur, yaitu sekitar 6 jam perjalanan untuk menempuh lokasi tersebut. untuk kendaraan umum saja itu sangat minim sekali, hanya ada satu jenis kendaraan umum yang tersedia bagi warga yang ingin keluar daerah.
Bahkan jarak ke pemerintahan Desa pun terhitung jauh. Kampung jalegor berada tidak jauh dari pesisir pantai, hanya berjarak 1 km.
Akses jalan menuju kampung jalegor sangatlah memprihatinkan karena sejak sekian lama belum tersentuh oleh perhatian pemerintah. Akses jalan masih rata dengan tanah, tidak ada perbaikan jalan aspal ataupun hanya sekedar batu koral.
Untuk kondisi sosial-kemasyarakatan petani padi pedesaan cukup harmonis dan saling gotong-royong. Mereka bertindak seperti keluarga satu sama lainnya.
BAB II
ANALISIS
1.1 Tabel data hasil penelitian
NO | A= YA | B= TIDAK | C= RAGU-RAGU |
1 | 20 |
|
|
2 | 13 | 4 | 3 |
3 | 15 | 5 |
|
4 | 18 |
| 2 |
5 | 10 | 10 |
|
6 | 12 | 8 |
|
7 | 19 |
| 1 |
8 | 16 | 4 |
|
9 | 5 | 15 |
|
10 | 1 | 19 |
|
11 | 1 | 19 |
|
12 | 2 | 14 | 3 |
13 | 18 | 2 |
|
14 | 2 | 14 | 4 |
15 | 20 |
|
|
16 | 5 | 6 | 9 |
17 | 18 | 2 |
|
18 | 3 | 16 | 1 |
19 | 3 | 11 | 6 |
20 | 3 | 8 | 9 |
21 | 2 | 17 | 2 |
22 | 15 | 4 | 1 |
23 | 9 | 9 | 2 |
Untuk sampel, peneliti menyebarkan dua puluh kuesioner ke kampung jalegor dan semua responden mereka sudah berkeluarga semua, untuk usia responden beragam, dari usia 24 tahun sampai 65 tahun. Peneliti membutuhkan dua hari untuk menyebar kuesioner sampai mengumpulkan kembali kuesioner dari responden.
Berdasarkan hasil survei dari penyebaran data kuesioner banyak responden yang mengatakan bahwa di wilayah cimareme dan jalegor itu cocvok untuk bertani, mereka juga menyebutkan alasannya mengapa, karena di wilayah tersebut hujan amat sering turun sehingga sawah-sawah terpenuhi kebutuhan airnya. Dan 20 responden menjawab setuju atas pertanyaan peneliti.
Untuk pertanyaan selanjutnya responden tidak menjawab kompak artinya mereka berbeda persepsi untuk pertanyaan nomor dua ini. Dari dua puluh data yang disebar tiga belas diantaranya mengatakan YA, empat orang lainnya mengatakan TIDAK, dan tiga orang lainnya mengatakan RAGU-RAGU. Mereka responden yang menjawab tidak, beralasan karena tidak setiap musim sawah itu cocok di tanami padi karena curah hujan nya yang tidak menentu, terkadang curah hujan turun dengan lebat sehingga padi disawah tergenang dan disapu bersih oleh banjir besar dan mengakibatkan para petani gagal panen kala itu.
Karena petani desa itu mereka rata-rata sudah mahir dalam persolan bagaimana bertani padi, mereka sebagian besar tidak banyak membutuhkan tenaga kerja untuk membajak sawah sampai memanen padi. Mereka hanya membutuhkan satu sampai dua pekerja saja. Untuk menghemat biaya juga mereka lebih memilih membajak sawahnya sendiri dengan segelintir buruh. Dari dua puluh kuesioner yang disebar, lima belas mengatakan YA, dan lima orang mengatakan TIDAK.
Untuk pertanyaan nomor empat, tentang apakah anda mengetahui tata cara bertani, delapan belas respondeng menjawab iya dan dua sisanya menjawab ragu-ragu. Karena mayoritas dari mereka sudah sangat mengerti tentang bagaimana menanam padi, merawat padi, sampai memanennya. Untuk yang menjawab ragu-ragu itu adalah rsponden pemula bertani.
Nomor lima, apakah anda memiliki peralatan lengkap untuk bertani. Ini berimbang antara jawaban iya dan jawaban tidak dari dua puluh data yang disebar sepuluh mengatakan ya dan sepuluh lagi mengatakan tidak. Karena tidak semua mereka para petani memiliki peralatan lengkap, mereka sebagian hanya memiliki beberapa alat saja, jika mereka membutuhkan alat yang lain maka mereka lebih meminjam kepada saudara atau tetangga terdekat untuk memudahkan proses bertani.
Mayoritas warga memang jaraknya tempat tinggalnya dekat dengan sawah yang mereka garap, tetapi tidak sedikit juga yang mengatakan tempat tinggalnya jauh dengan sawah yang mereka garap. 12 mengatakan dekat dan sisanya 8 mengatakan jauh.
Pertanyaan nomor 7, apakah padi yang mereka tanam menggunakan pestisida. Responden hampir semua mengatakan ya, dan satu responden mengatakan ragu-ragu. Responden berkata, karena memang penting bahkan padi harus diberi pestisida agar padi yang mereka tanam terbebas dari hama-hama yang bisa merusak padi bahkan bisa jadi menyebabkan mereka gagal panen.
Berikut pertanyaannya ialah apakah anda turun tangan sendiri untuk menggarap sawah. Mayoritas responden mengatakan ya dan sisanya empat responden mengatakan tidak. Kebanyakan petani juga sudah sangat mengerti tata cara menanam padi dan mereka juga punya waktu luang untuk mengurus tanaman padi mereka.
Jawaban dari nomor Sembilan menarik, bahkan peneliti berdecak kecewa, bahwasanya tidak semua warga mendapatkan bantuan pupuk dari pemerintah desa itu sendiri, bahkan dari data dua puluh, hanya 5 responden yang menjawab bahwa mereka mendapatkan bantuan pupuk, dan 15 sisanya tidak mendapatkan bantuan samasekali dari pemerintah. Ini terjadi kesenjangan dan ketidakadilan dari pelayanan pemerintah desa kepada para petani pedesaan.
Selanjutnya untuk nomor sepuluh apakah pemerintah desa selalu mengontrol kegiatan anda dan petani yang lain. Satu responden mengatakan ya dan Sembilan belas responden sisanya mengatakan tidak. Pemerintah samasekali tidak ada kepeduliannya kepada kondisi para petani, bahkan hanya sekedar mengontrol saja mereka tidak perduli dan membuang muka, begitu keluh warga itu.
Pertanyaan nomor sebelas, apakah pemerintah memberikan perhatian khusus kepada anda sebagai petani. Dari dua puluh responden hanya satu yang memberikan jawaban positif, selebihnya Sembilan belas responden tersisa memberikan jawaban negative. Artinya pemerintah tidak ada rasa keingintahuan terhadap situasi kondisi masyarakat khususnya para petani yang menjadi jantung kehiudupan sebagai penghasil beras. Warga setempat tentu kecewa mengenai fakta tersebut terhadap pemerintah.
Pertanyaan selanjutnya pun sama tentang bagaimana kepedulian pemerintah desa terhadap masyarakat petani pedesaan. Responden memebrikan tanggapan negative terhadap pemerintah lagi-lagi tentang kepeduliannya.
Untuk pertanyaan nomor tiga belas, apakah anda sering berdiskusi dengan petani lainnya. Responden mayoritas menjawab "ya" untuk delapan belas orang dan dua orang sisanya menjawab "tidak". Para petani desa umumnya mereka sangat aktif tentang berkomunikasi dengan petani lainnya bagamana cara bertani yang baik atau hanya sekadar sharing tentang swah yang digarapnya dan tentang bagaimana kondisi padi yang ditanamnya. Karena masyarakat desa itu bersifat paguyuban, mereka sering berkupul disuatu tempat yang nyaman dan membicarakan hal-hal yang penting dibahas
Nomor empat belas pertanyaannya, apakah padi yang anda tanama terhindar dari hama. Dua puluh kuesioner yang disebar dua orang mengatakan "ya", dan delapan belas lainnya yang tersisa mengatakan "tidak" ini artinya walaupun mereka menggunakan perstisida untuk membunuh hama, tetap saja hama-hama tidak habisnya mengganggu padi mereka. Dan ini mengakibatkan para petani gagal panen dan sama sekali tidak memperoleh hasil dari padi yang mereka tanami.
Apakah padi yang anda tanam memerlukan perhaian khusus, itu pertanyaan nomor lima belas. Dan dua puluh responden semuanya menjawab "ya' bahwa padi yang mereka tanam memerlukan perhatian khusus, betapa tidak, semua tanaman pastinya tidak akan tumbuh susbur dan berbuah jika tidak dengan perhatian khusus dari penanamnya.
Apakah padi yang anda tanam menghasilkan padi yang banyak sesuai dengan perkiraan ada diawal. 5 responden mengatakan "ya", 6 responden lainnya mengatakan "tidak, dan sisanya 9 responden mengatakan "ragu-ragu". Memang sulit memprediksi kerika awal mereka menanam padi apakah padinya yang kelak mereka panen akan menghasilkan padi yang banyak, karena banyak sekali masalah, mulai dari bibit yang kurang bagus, kekurangan pupuk, bahkan sampai hama yang tidak pernah usai menyerang tanaman padi. Jadi jawaban responden pun beragam kali ini.
Pertanyaan nomor 17, apakah anda menjemur sendiri hasil padi yang anda panen. 18 responden menjawab "ya", dan sisanya 2 responden menjawab "tidak". Masyarakat desa mayoritas dari mereka hidup mandiri. Artinya segala sesuatu pekerjaan jika selagi mereka mampu untuk melakukannya sendiri, maka mereka lakukan sendiri dan tidak meminta bantuan orang lain. Tapi terkadang tetangga terdekat biasa membantu pekerjaan ini, hanya sekadar mengisi waktu luang yang bermanfaat.
Nomor 18, apakah anda menjual semua hasil padi yang anda panen. Tiga responden menjawab "ya", 16 responden menjawab "tidak", dan sisanya 1 responden menjawab "ragu-ragu". Kebanyakan para petani didesa jalegor tujuan mereka menanam padi adalah untuk cvadangan hidup mereka, padinya mereka simpan untuk kebutuhan hiudp keluarga mereka sendiri, bukan untuk dijual. Tapi sedikit dari hasil yang mereka panen dijual untuk beralih wujud menjadi lembaran uang untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Pertanyaan 19, apakah hasil panen selalu mencukupi kebutuhan anda dan keluarga anda. Tiga responden mengatakan "ya", 11 responden mengatakan "tidak", dan 6 responden sisanya mengatakan "ragu-ragu". Ini artinya dengan hanya bertani saja tidak cukup menutupi segala kekurangan dari kebutuhan hidup mereka. Kesejahteraan para petani diambang kekhawatiran di sini.
Selanjutnya soal nomor 20, apakah anda selalu puas dari kualitas padi yang anda panen. Tiga responden menjawab "ya", 8 menjawab "tidak", dan 9 sisanya menjawab "ragu-ragu". Karena tdak semua mengatakan puas dan tidak puas bahkan ada banyak responden yang tidak yakin akan kepuasan dari hasil padi yang mereka panen.
Pertanyaan nomor 21, apakah anda mengeahui pendistribusian hasil padi yang anda panen setelah anda menjualnya ke bandar. 2 responden menjawab "ya", 17 menjawab "tidak", lainnya 2 responden menjawab "ragu-ragu". Karena memang kebanyakan dari mereka jika sudah menjual padi nya ke bandar, mereka tidak mengetahui seelah dari bandar padi itu kemana akhirnya.
Selanjutnya 22, apakah seiap musim anda bertani. 15 responden menjawab "iya", 4 responden menjawab "tidak", dan 1 responden menjawab "ragu-ragu". Memang sebenarnya hampir setiap musim mereka bertani. Hanya saja tidak setiap musim hasil padi dari yang mereka tanam menghasilkan padi yang baik, karena tidak setiap musim iklimnya bagus.
Pertanyaan terkahir apakah kebutuhan sandang, pangan dan papan anda terpenuhi hanya dengan bertani. Jawaban para responden hampir imbang, 9 menjawab "ya", 9 menjawab "tidak", dan 2 sisanya menjawab "ragu-ragu. Karena memang mengingat kebutuhan rumah tangga itu banyak, jadi kebutuhan sebanyak itu tidak dapat terpenuhi jika hanya mengandalkan dari hasil bertani saja.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
Tingkat Kesejahteraan Petani Padi Pedesaan Terhadap Perekonomian Nasional
Nama Responden :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Pendidikan :
1. SD 4. DIPLOMA
2. SMP 5. S1
3. SMA 6. LAIN-LAIN
Pekerjaan :
1. PETANI 4. PNS
2. BURUH 5. IRT
3. PEGAWAI SWASTA 6. LAIN-LAIN
1. Apakah Cuaca di wilayah ini cocok untuk bertani
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
2. Apakah Setiap musim kondisi sawah selalu memungkinkan untuk bertani
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
3. Apakah anda selalu membutuhkan banyak bantuan buruh untuk menggarap sawah
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
4. Apakah anda mengetahui tata cara menanam padi
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
5. Apakah anda memiliki peralatan lengkap untuk menggarap sawah
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
6. Apakah yang anda garap dekat dengan tempat tinggal anda
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
7. Apakah padi yang anda tanam menggunakan pestisida untuk mengusir hama
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
8. Apakah anda turun tangan sendiri untuk menggarap sawah
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
9. Apakah anda selalu mendapat bantuan pupuk dari pemerintah Desa
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
10. Apakah pemerintah Desa selalu mengontrol kegiatan anda dan petani yang lainnya
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
11. Apakah pemerintah memberikan perhatian khusus kepada anda sebagai petani
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
12. Apakah pemerintah rutin memberikan penyuluhan kepada para petani perihal dunia pertanian
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
13. Apakah anda sering berdiskusi dengan para petani yang lain perihal cara bertani yang baik
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
14. Apakah padi yang anda tanam terhindar dari hama
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
15. Apakah padi yang anda tanam memerlukan perhatian khusus
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
16. Apakah hasil panen dari padi yang anda tanam menghasilkan padi yang banyak sesuai perkiraan anda diawal
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
17. Apakah anda menjemur sendiri padi yang anda panen
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
18. Apakah anda langsung menjual semua hasil dari padi yang anda panen
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
19. Apakah hasil panen selalu mencukupi kebutuhan hiudp anda dan keluarga anda
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
20. Apakah anda selalu puas dengan kualitas padi yang anda panen
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
21. Apakah anda mengetahui pendistribuasian hasil padi yang anda panen setelah anda menjualnya ke bandar
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
22. Apakah setiap musim anda bertani padi
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
23. Apakah kebutuhan sandang pangan dan papan anda terbutuhi dengan hanya bertani padi
a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan peneliti dan dari kuesioer yang disebar di kampung jalegor, desa tanjung sari, tingkat kesejahteraan para petani jauh dari kata sejahtera. Karena mereka tidak merasakan kepuasan dari bertani itu sendiri. Apalagi pemerintah yang sangat tidak peduli terhadap nasib para petani desa. Seakan-akan antara para petani dan pemerintah desa hidup masing-masing.
Saran
Untuk pemerintah itu sendiri, harusnya lebih perhatian terhadap nasib para petani, sering mengontrol kegiatan mereka, lebih bagus memberikan bantuan materil dan moral. Karena pemerintah iitu adalah pelayan masyarakat. Bagaimana masyarakat bisa berjalan sendiri tanpa pemerintah dan begitupun sebaliknya. Harus ada keselarasan antara keduanya agar terjamin kesejahteraan masyarakat peni pedesaan.
DAFTAR PUSTAKA
M. Burhan Bungin. Metodologi penelitian kuantitatif. 2005. Kencana : Jakarta
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif. 2014. ALFABETA : bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar