Nama : Rizky Arif Santoso
Kelas : PMI 4
NIM : 111 3054 000 001
LIFE HISTORY
Beliau bernama lengkap Ahmad Habibi. Beliau kelahiran Jakarta, 24 September tahun 1969. Beliau asli kelahiran Jakarta atau bisa dibilang Betawi asli. Beliau tinggal di Kampung Mangga No.34 RT 14/RW 05, STM Walang Jaya, Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Beliau merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Beliau juga lahir dari seorang Ahli Agama (Mu'alim) didaerahnya. Ayahandanya semasa hidup merupakan sosok orang yang sangat ta'at ibadah, rajin menuntut ilmu di berbagai daerah di Pulau Jawa dan sekaligus mengajarkan ilmu-ilmunya kepada murid-muridnya di kampung asal ia tinggal seperti didaerah Warakas, Cilincing, Cakung, Koja, dan berbagai tempat lainnya di Jakarta Utara.
Ayah beliau bernama Abdul Rasyid Ramli (Mu'alim Rasyid). Semasa hidupnya, ayah beliau dipenuhi kegiatan dengan menuntut ilmu dengan Para Ulama' dan Habaib di setiap tempat Majlis Ta'lim. Mu'alim Rasyid juga pernah menjadi santri di Pesantren Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur selama kurang lebih 10 tahun. Mu'alim Rasyid masih satu zaman dengan Mu'alim Syafi'i Hadzami Kebayoran. Mereka berdua merupakan teman seperguruan sekaligus sahabat dalam menuntut ilmu agama. Diantara murid-murid Mu'alim Rasyid yang kini menjadi sosok Ulama' dan tokoh agama yang terbilang sukses yaitu KH Fahrurozi Ishaq, KH Sofwan Nidzhomi, KH Munawir Asri, dan lain sebagainya.
Mu'alim Rasyid memiliki istri yang bernama Zawiyah binti Haji Ali dan memiliki 9 orang anak, namun tiga diantaranya meninggal dunia, hingga menyisakan 6 orang anak. Mu'alim Rasyid merupakan sosok ayah yang sangat sayang terhadap keluarganya termasuk kepada Habibi (anaknya). Mu'alim Rasyid tak sungkan-sungkan selalu mengajarkan anak-anaknya ilmu agama dan khususnya Habibi anak kelima dari sembilan bersaudara.
Ustadz Habibi merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara. Anak pertama dari Mu'alim Rasyid bernama .Muniroh, Ahyani, Titi, Nurkauni, Habibi, Suhaili, dan tiga anak yang lainnya telah wafat sebelumnya,
Ustadz Habibi semasa kecilnya senang bergaul dengan siapapun, akrab dan cinta sosial. Teman dekat semasa kecilnya yaitu Muhammad, Asnawi, Yayat dan Sholeh. Semasa kecil beliau suka bermain sepak bola, kelereng atau sekarang biasa dikenal gundu, dan hobi bermain layang-layang. Disamping senang bermain dan bergaul, beliau juga sosok orang yang rajin dan pandai mempelajari ilmu agama seperti belajar bahasa Arab, Kitab Gundul, Kitab Fiqih, dan masih banyak lagi. Beliau merupakan anak yang patuh dan penurut akan perkataan orang tuanya.
SILSILAH KELUARGA BESAR KH AHMAD HABIBI
Bagan silsilah keluarga besar KH Ahmad Habibi
Ustadz Habibi merupakan anak kelima dari enam bersaudara, beliau memiliki empat orang anak dari Istri yang bernama Ida Tauhidah. Ibu Ida merupakan kekasih beliau semasa mudanya. Ibu Ida merupakan sosok istri yang taat dan patuh terhadap suaminya (Ustadz Habibi). Mereka berdua dikarunia empat orang anak yang bernama Najla (17 tahun), Nuha (14 tahun), Nawa (9 tahun), dan Nazhan (2 tahun).
Najla anak pertama dari pasangan Ustadz Habibi dengan Ibu Ida sedang melanjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah Ar-rasyidiyah. Begitu pun anak kedua yang bernama Nuha, yang melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah Ar-rasyidiyah. Sebelumnya anak kedua dari Ustadz Habibi yang bernama Nuha ini santriwati dari suatu pesantren namun karena ia merasa tidak cocok dan jenuh maka ia memutuskan untuk kembali melanjutkan sekolahnya di Madrasah yang dimiliki keluarganya. Anak ketiga beliau yang bernama Nawa sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rasyidiyah. Kini Ustadz Habibi menjabat sebagai kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Ar-Rasyidiyah.
Keluarga besar Ustadz Habibi beserta kakak dan adiknya meneruskan amanah untuk menjaga dan membina Madrasah Ar-rasyidiyah sepeninggalan almarhum Mu'alim Rasyid ayahandanya yang wafat pada tahun 2006. Madrasah ini berdiri sekitar tahun 1960-an yang terdiri dari Madrasah Ibtida'iyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan sekaligus Taman Kanak-kanak. Sebelumnya madrasah ini bernama Madrasah Islam wal Ihsan, namun sejak tahun 1976 berganti nama menjadi Madrasah Ar-Rasyidiyah yang diambil dari nama seorang Mu'alim sekaligus ayahanda Ustadz Habibi yang bernama Abdul Rasyid Ramli.
Madrasah Ar-rasyidiyah memiliki luas 2900 meter, disamping dijadikan madrasah, Mu'alim Rasyid juga membuka Majlis Ta'lim untuk masyarakat kampung mangga maupun diluar dari daerah tempat tinggalnya. Dan kini, Majlis Ta'lim dilanjutkan kepada anak-anaknya yakni Majlis Ta'lim kaum Ibu oleh anak pertama Mu'alim Rasyid yang bernama Hj. Muniroh dan Majlis Ta'lim untuk umum baik laki-laki maupun perempuan, kaum bapak maupun kaum ibu, yang sudah tergolong tua maupun anak muda. Majlis Ta'lim umum ini dipimpin dan dipegang langsung oleh KH. Ahmad Habibi anak kelima dari Mu'alim Rasyid.
Jadi bisa dikatakan, disamping menjabat sebagai kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Ar-rasyidiyah, Ustadz Habibi juga menjadi ketua Majlis Ta'lim Ar-rasyidiyah untuk kalangan umum baik laki-laki maupun perempuan, kalangan muda maupun tua, dan lain sebagainya.
Majlis Ta'lim Ar-rasyidiyah ini berlangsung di hari Rabu ba'da Isya dalam waktu 2 Minggu sekali yang membahas Kitab Fiqih dan dipimpin langsung oleh KH Ahmad Habibi selaku gurunya. Dan satu lagi, Majlis Ta'lim ini juga berlangsung di hari Sabtu malam Minggu ba'da Maghrib tiap pekan. Berbeda halnya Majlis Ta'lim di hari Rabu, Majlis Ta'lim hari Sabtu malam Minggu ini dibawakan oleh teman seperguruan atau 'Ulama terkemuka di Jakarta yang sangat dekat hubungannya dengan Ustadz Habibi seperti KH Fahrurozi Ishaq, KH Munawir Asri, KH Sofwan Nidzhomi, KH Saefudin Amsir dan lain-lainnya yang membahas Kitab Muhtarul Ah-Hadithin Nabawiyah, Kitab Matan Jubad, Kitab Aqidah, Tasawuf dan masih banyak lagi, itu semua tergantung jadwal dan pembawaan sang guru masing-masing.
Kesemua 'Ulama terkemuka ini merupakan murid dari Mu'alim Rasyid ayahanda KH Ahmad Habibi sekaligus teman satu dakwah KH Ahmad Habibi itu sendiri. Hampir semua 'Ulama yang mengajar di Majlis Ta'lim Ar-rasyidiyah malam Minggu mengatakan "Kami mengajar di Majlis Ta'lim Ar-rasyidiyah bukan karena kami kenal dengan KH Ahmad Habibi, akan tetapi sebagai wujud bakti dan ta'at kami kepada Mu'alim Rasyid (sang guru besar) yang merupakan guru sekaligus ayahanda KH Ahmad Habibi.
KH Ahmad Habibi selaku anak dari Mu'alim Rasyid, ia mewakili keluarganya sebagai tokoh Agama. Mengingat jasa-jasa yang ditinggalkan dan diamanahkan sang ayah (Mu'alim Rasyid) kepadanya, maka beliau beserta keluarga mengadakan Haul Mu'alim Rasyid tiap tahunnya. Majlis Ta'lim ini selalu mengadakan Haul dalam rangka memperingati dan sebagai bentuk ta'dzhim (penghormatan) murid kepada sang guru. Tiap pelaksanaan Haul, hampir 'Ulama terkemuka yang dahulu merupakan murid dari Mu'alim berdatangan untuk mengisi ceramah agama sekaligus ziarah kubur Mu'alim Rasyid. Menurut saya, ini merupakan bentuk atau wujud salah satu keta'atan dan bakti sang anak (KH Ahmad Habibi) kepada orang tuanya karena melalui Haul, beliau semakin merasa Tawadhu (rendah hati) dan semakin ingat untuk mendoakan ayahandanya.
Disamping melaksanakan Haul, KH Ahmad Habibi selaku ketua pimpinan Majlis Ta'lim Ar-rasyidiyah juga turut mengadakan HBI (Hari Besar Islam) seperti halnya Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, Tawakuf Pengajian menjelang Ramadhan serta Perayaan 10 Muharram atau yang biasa dikenal dengan santunan yatim.
Beliau sebagai salah satu anak dari Mu'alim Rasyid, meneruskan tonggak estafet dakwah almarhum ayahnya. Ketika masuk bulan Muharram, beliau mengadakan Santunan Yatim kepada anak-anak yatim yang tergolong kaum dhuafa'. Peringatan Muharram ini sebagai bentuk atau wujud kepedulian sosial antar sesama kaum muslim. Disamping iu juga sebagai salah satu bentuk dakwah yang sifatnya horizontal sebagaimana Rasulullah saw dahulu contohkan dan menjamin kepada siapa pun yang menyayangi anak yatim, maka ia dengan ku (Nabi Muhammad saw) seperti jari telunjuk dengan jari tengah. Hal ini mengindikasikan bahwa orang yang memperingati Muharram atau hari santunan anak yatim secara tak langsung ia sangat dekat hubungannya dengan Rasulullah saw di Syurga kelak.
Selain peringatan Muharram, menjelang bulan Rabiul awal Ustadz Habibi juga mengadakan Maulid Nabi. Beliau mengatakan, peringatan Maulid Nabi ini merupakan bentuk ekspresi seseorang yang cinta dan rindu dengan Nabinya. Dari namanya "Peringatan" , itu berfungsi untuk mengingatkan manusia (umat Islam) akan sejarah, perjuangan, kisah, dan pengorbanan Nabi Muhammad saw. Karena terkadang manusia itu sering banyak lupanya dibandingkan ingatnya, maka itu untuk mengingatkan kembali beliau selaku ketua Majlis Ta'lim Ar-rasyidiyah mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
Beliau juga mengadakan peringatan Hari Besar Islam lainnya seperti Isra' Mi'raj. Menurut beliau, Isra Mi'raj merupakan moment umat Islam untuk mengingat kembali betapa pentingnya mendirikan shalat lima waktu. Beliau menegaskan bahwa Allah swt tiap detik, tiap hari dan tiap waktu selalu memberikan nikmat yang tak terbatas kepada manusia, udara yang kita hirup dengan bebas, rezeki yang Allah berikan, hingga nikmat-nikmat lainnya yang tak terhitung jumlahnya, bahkan Allah menantang manusia sekali pun pohon menjadi penanya, dan air laut menjadi tintanya maka tak akan cukup menghitung dan menebus nikmat Allah melainkan melalui shalat. Menurutnya, hanya dengan shalat kita upaya seorang hamba membayar nikmat yang begitu banyak yang Allah berikan. Sebab Isra' Mi'raj ini Nabi Muhammad mendapatkan perintah untuk mendirikan shalat agar hati dan jiwa seorang hamba makin tenang dan nyaman.
Disamping itu, KH Ahmad Habibi mengadakan Tawakuf-an yang biasanya dibarengi dengan pelaksanaan Shalat Nishfu Sya'ban. Tawakuf an ini beliau adakan dalam rangka istirahatnya aktivitas Majlis Ta'lim Ar-rasyidiyyah menjelang masuknya Bulan suci Ramadhan. Di pertengahan bulan Sya'ban, beliau langsung yang memimpin (imam) dalam shalat sunnah Awwabin. Menurut beliau, pertengahan bulan Sya'ban merupkan dimana posisi bulan mengalami fase-fase purnama penuh. Dan di pertengahan bulan itu sangatlah baik jika seorang muslim berpuasa, sebagaimana yang dianjurkan Nabi Muhammad saw. Peringatan Nishfu Sya'ban yang beliau lakukan merupakan atas dasar amanah dari ayahanda Mu'alim Rasyid.
Menurut beliau dengan peringatan hari besar Islam bisa mengingatkan kita kepada manfaat dan faedahnya masing-masing. Kesemua yang beliau lakukan merupakan atas dasar ilmu dan manfaat yang bisa beliau rasakan disamping amanah dari ayahandanya Mu'alim Rasyid.
RIWAYAT PENDIDIKAN
Riwayat pendidikan KH Ahmad Habibi semasa hidupnya yakni beliau sekolah dasar di Madrasah Ar-rasyidiyah. Madrasah Ar-rasyidiyah merupakan madrasah yang dibangun oleh Almarhum KH Abdul Rasyid Ramli yang tidak lain merupakan ayahandanya. Sebelumnya madrasah ini bernama Madrasah Islam wal Ihsan. Namun seiring berjalannya masa ke masa, pada tahun 1976 Madrasah Islam wal Ihsan ini berganti nama dengan Madrasah Ar-rasyidiyah yang merupakan sebuah nama yang diambil dari nama ayahanda KH Ahmad Habibi yang bernama Abdul Rasyid Ramli. Sebagai penggagas sekaligus pendiri madrasah ini, almarhum Mu'alim Rasyid menyekolahkan anak-anaknya ke Madrasah Ar-rasyidiyah termasuk Habibi semasa beliau masih anak-anak. Beliau lulus dari pendidikannyapada tahun 1983.
Beranjak remaja, beliau melanjutkan pendidikannya di pesantren. Pendidikannya di pesantren merupakan atas dasar kemauannya sendiri disamping orang tuanya yang menginginkan anaknya (Habibi) sekolah sekaligus mendalami ilmu agama di pesantren. Zaman dahulu, sudah menjadi suatu kebiasaan orang Betawi memasukkan anaknya ke madrasah lalu pesantren dikarenakan orang tuanya berharap agar sang anak menjadi orang yang shaleh, paham ilmu agama, hidupnya bahagia dan sejahtera. KH Ahmad Habibi meneruskan pendidikannya di Pesantren An-Nida El-Islami daerah Bekasi. Beliau lulus di Pesantren An-nida El-Islamy pada tahun 1987. Disanalah beliau ditempa dan mendapatkan pemahaman lebih ilmu agama dan ilmu pesantren lainnya.
Di masa-masa peralihan menuju kedewasaan, setelah menyelesaikan studinya di pesantren An-Nida Bekasi, beliau melanjutkan pendidikannya di salah satu pesantren ternama di Jakarta. Beliau menjadi santri dari pesantren Darun Najah daerah Ulujami. Pendidikan beliau di pesantren An-nida tidak membuatnya merasa cukup berilmu dan puas akan yang ia dapatkan, melainkan beliau semakin bersemangat dan berambisi untuk terus melanjutkan studinya di pesantren Darun Najah. Setelah berproses dan menuntut ilmu, beliau lulus dari pesantren Darun Najah pada tahun 1989.
Setelah hampir kurang lebih enam tahun beliau menjadi santri dari dua pesantren berbeda yakni pesantren An-Nida dan Darun Najah, beliau mendapatkan tawaran dari ayahanda Mu'alim Rasyid untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Sebuah kesempatan yang besar bagi beliau untuk bisa melanjutkan dan memperdalam ilmu agama dan pendidikannya di Universitas berbasis Islam terfavorit dan ternama dunia, saat itu siapa pun umat Islam sangat menginginkan kuliah disana, maka dari itu beliau terima tawaran ayahanda Mu;alim Rasyid untuk kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
KARIR KH AHMAD HABIBI
Setelah menyelesaikan studinya kurang lebih 4 tahun di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, beliau merasa bersyukur dan percaya diri untuk menatapi kehidupan. Ilmu agama yang beliau miliki setelah belajar selama kurang lebih 16 tahun dari Madrasah, Pesantren hingga ke Universitas ternama dunia, beliau menjabat sebagai kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Ar-rasyidiyah. Beliau menjabat sebagai kepala sekolah disamping ingin meneruskan amanah yang ditinggalkan almarhum ayahandanya (Mu'alim Rasyid), beliau juga ingin mengembangkan dan memperbaiki sistem Madrasah menuju yang lebih baik.
Sebelumnya Madrasah Ar-rasyidiyah hanya tempat siswa/i belajar ilmu pendidikan, kini Madrasah Ar-rasyidiyah sudah menjadi tempat penempaan bakat dan potensi bagi para siswa/i nya. Selain tempat belajar, Madrasah Ar-rasyidiyah juga terdapat Bimbingan Kajian Al-Qur'an seperti Tafsir, Tahfidz, dan Tajwid serta adanya program khataman Qur,an. Selain itu, juga terdapat Muhadasah berupa penguasaan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Di bulan Ramadhan juga mengadakan Pesantren Kilat, Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa). Di setiap ba'da shalat zuhur juga diadakan kultum. Dan terdapat berbagai ekstra kurikuler seperti KIR (Karya Ilmiah Remaja), Olahraga Futsal, Bola Basket, Pramuka, dan yang paling favorit ialah olahraga Bulu tangkis. Disamping itu, untuk membentuk karakter kepemimpinan, Madrasah Ar-rasyidiyah juga ada kegiatan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa).
Hampir semua kegiatan kegiatan di Madrasah Ar-rasyidiyah mengalami kemajuan, berawal dari program tafsir Qur'an yang mana seorang siswa-siswi diajarkan memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur'an secara implisit, program tahfidz Al-Qur'an yaitu siswa diajarkan unntuk menghafal ayat-ayat maupun surat-surat tertentu dalam Al-Qur'an, dan tidak lupa diajarkan pula ilmu Tajwid agar para siswa mengetahui cara dan hukum bacaan dalam Al-Qur'an sehingga mampu diamalkan dan fasih dalam membacanya.
Disamping adanya program pembelajaran Al-Qur'an, beliau juga meneruskan program yang sudah ada sebelumnya yaitu program Muhadasah yang mempelajari ilmu kebahasaan Bahasa Iinggris dan Bahasa Arab, yang kelak diharapkan siswa-siswi Madrasah Ar-rasyidiyah paham dan mampu berkomunikasi dengan bahasa asing. Dan menjadi ciri khas dari madrasah ini yang mengadakan Kultum tiap ba'da salat zuhur. Hal ini dibiasakan untuk melekatkan nilai-nilai agama kepada siswa-siswi Madrasah Ar-rasyidiyah.
Selain program-program keagamaan atau bisa dikatakan kesehatan rohaniah, Ustadz Habibi juga tidak melupakan adanya program kesehatan jasmaniah, yakni seperti program olahraga futsal, bola basket, senam massal, dan yang paling favorit ialah bulu tangkis. Kenapa olahraga bulu tangkis difavoritkan? Sebab, olahraga ini bukan hanya dilakukan oleh siswa-siswa Madrasah Ar-rasyidiyah, olahraga ini juga dilakukan oleh kaum dewasa termasuk bapak-bapak setempat. Mengingat luas Ar-rasyidiyah sekitar 2900 meter, KH Ahmad Habibi beserta keluarganya menyediakan lapangan badmintom untuk siswa-siswi Madrasah Ar-rasyidiyah, juga untuk warga sekitar sehingga melatih dan mengembangkan potensi kemampuan mereka. Hal ini sudah termasuk amal baik beliau beserta keluarganya dalam rangka meraih pahala sadaqah jariyah untuk almarhum Abdul Rasyid ayahanda KH Ahmad Habibi.
Selain menjabat sebagai kepala sekolah madrasah Ar-rasyidiyah, beliau memanfaatkan ilmu agama yang ia perolehnya selama kurang lebih 16 tahun (baik dari Madrasah, pesantren, hingga kuliah di Universitas Al-Azhar) dengan mengajar ilmu agama atau mengajar di berbagai Majlis Ta'lim di berbagai tempat di Jakarta Utara.
KH Ahmad Habibi mengisi Majlis Ta'lim diberbagai daerah kawasan Jakarta Utara. Ilmu yang telah beliau peroleh semasa beliau menuntut ilmu memberi keberkahan tersendiri untuk kehidupannya. Beliau mengajar di Majlis Ta'lim daerah pasar kaget, Plumpang, daerah Warakas, Swasembada, Cilincing, Semper, hingga Tipar Cakung. Ada yang siang adapula jadwal malam hari. Hampir di tiap hari, beliau mengajar ngaji. Bukan untuk mendapatkan uang semata, akan tetapi memberikan ilmu yang manfaat kepada orang awam. Selain itu, ilmu yang beliau ajarkan kepada orang-orang sebagai wujud bakti beliau kepada ayahandanya (Mu'alim Rasyid).
Kegigihan dan kerja keras Mu'alim Rasyid semasa hidupnya, seperti mengajar majlis ta'lim diberbagai tempat membuahkan hasil. Ilmu yang Mu'alim Rasyid ajarkan kepada keluarganya termasuk KH Ahmad Habibi tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Kini jejak langkah kaki Mu'alim Rasyid sudah dilanjutkan dan diwariskan oleh KH Ahmad Habibi. Ustadz Habibi merupakan salah satu anak yang meneruskan perjuangan dakwah Mu'alim Rasyid selain saudara lainnya. Perjalanan dakwah Ustadz Habibi kini juga menyamai langkah perjuangan dakwah sang ayah, beliau juga mengisi Majlis Ta'lim yang diisi sepeninggalan Mu'alim Rasyid dahulu. Inilah yang dikatakan pepatah bahwa buah tak jauh dari pohonnya, yang bermaksud bahwa perjuangan dakwah Ustadz Habibi tidak lain merupakan jejak sejarah perjuangan dakwah Mu'alim Rasyid semasa hidupnya.
HUBUNGAN KH AHMAD HABIBI DENGAN SOSIAL
KH Ahmad Habibi selain menjadi guru dalam Majlis Ta'lim, beliau merupakan sosok orang yang sosialis. Beliau sering dan tidak pernah ketinggalan untuk mengadakan santunan yatim ketika memasuki bulan Muharram. Pelaksanaan santunan yatim merupakan suatu kebiasaan yang dilakukannya, hal itu menurutnya sebagai bentuk dan peluang amal shaleh dan pahala yang besar bagi umat Islam yang memperhatikan hak dan kewajiban anak-anak yatim. Disamping beliau mengadakan program santunan yatim, beliau juga mengoordinir jama'ah ta'lim untuk turut serta menyumbangkan sebagian hartanya di jalan Allah, yang insya Allah harta para dermawan tidak berkurang, melainkan makin bertambah berkah dan diganti kepada hal yang lebih baik.
Beliau juga sosok yang ramah kepada para tetangganya, sahabatnya dan para gurunya. Dari hasil wawancara saya ke beberapa orang yang saya dapatkan, menunjukkan bahwa beliau memang orang yang berjiwa sosial, baik, ramah dan lain sebagainya.
Suatu ketika saya menghadiri Majlis Ta'lim Ar-rasyidiyah, saya menyempatkan diri untuk mewawancara KH Fahrurozi Ishaq yang merupakan sosok guru sekaligus teman dakwah dari KH Ahmad Habibi. Seketika majlis ta'lim telah usai, sesaat KH Fahrurozi Ishaq keluar dari tempat Majlis Ta'lim, saya meminta tolong kesediaan waktunya untuk bertanya-tanya perihal sosok kepribadian Ustadz Habibi di mata gurunya (KH Fahrurozi Ishaq). Guru dari Ustadz Habibi ini mengatakan bahwa KH Ahmad Habibi merupakan sosok anak yang shaleh, ta'at, berakhlak, dan beilmu. Mengapa demikian??? Karena kesalehan beliau ditunjukkan dengan ilmu agama yang ia peroleh lalu beliau praktekan dalam kehidupan sehari-harinya, menyayangi keluarga, anak, tetangga, guru, jama'ah maupun anak yatim. Beliau juga sosok anak yang ta'at dan bakti kepada orang tuanya, kemauan orang tuanya apapun beliau turuti, karena beliau yakin apa yang orang tua katakan merupakan petunjuk dari Allah swt, dan kini benar bahwa kehidupan beliau berkah dan bermanfaat berkat bakti dan taat beliau kepada orang tuanya.
Disamping itu, beliau juga sosok orang berakhlak menurut gurunya (KH Fahrurozi Ishaq). Beliau mengatakan sosok Ustadz Habibi sebagai orang yang berakhlak dikarenakan teladan dan hormat beliau kepada yang lebih muda maupun tua sangat mengagumkan. Salah satu contoh ketika beliau menjamu teman perjuangan dakwahnya, walau ia muda sekalipun, beliau mencium tangan ustadz tersebut, begitu pun kepada seorang da'i yang lebih tua umurnya, mereka sangat kagum dengan akhlak ustadz Habibi ini.
Satu hal lagi KH Fahrurozi Ishaq mengatakan bahwa sosok pribadi Ustadz Habibi merupakan sosok orang yang berilmu. Hal ini disandarkan dengan perjuangan beliau menuntut ilmu. Beliau tak pantang menyerah dan tidak putus asa menuntut ilmu walau jauh sekalipun dari tempat tinggal beliau. Walau beliau sekolah dasar di Madrasah milik orang tuanya, namun memasuki masa-masa remaja beliau menjadi santri dari pesantren An-nida Bekasi. Setelah menyelesaikan studinya di pesantren An-nida Bekasi, beliau melanjutkan pendidikannya di pesantren Darun Najah daerah Ulujami. Setelah lulus dari pesantren Darun Najah, beliau juga menerima tawaran orang tuanya untuk menuntut ilmu di Kairo, Mesir yakni Universitas Al-Azhar yang merupakan Universitas ternama dunia dan favorit mayoritas umat Islam dunia. Begitulah sosok kegigihan beliau dalam menuntut ilmu walau jauh sekalipun hingga keluar negera, beliau tetap menuntut ilmu.
Selain saya mewawancarai guru dari KH Ahmad Habibi, saya juga mewawancara salah seorang murid perempuan dari Madrasah Ar-rasyidiyah yang bernama Devhy. Menurut keterangannya, beliau (Ustadz Habibi) merupakan sosok guru yang gigih dalam menuntut ilmu, pekerja keras, baik dan dermawan. Murid tersebut menjelaskan bahwa kegigihan Ustadz Habibi dalam menuntut ilmu bisa tercermin dari perilaku beliau yang senang dan gemar belajar bersama guru-gurunya maupun teman seperjuangan dakwahnya, tanpa rasa gengsi maupun kecil hati, beliau tetap gigih dalam menunntut ilmu dengan semua teman-temannya baik kepada 'Ulama, Para Kiai, Para Habaib, dan lain sebagainya. Disamping itu, beliau juga sosok guru pekerja keras dikarenakan beliau tidak lelah dan merasa keberatan untuk mengajar Majlis Ta'lim dari satu tempat ke tempat lainnya. Semangat beliau menuntut ilmu, dibarengi dengan keikhlasan dan kerja keras beliau mengajarkan ilmu kepada murid-muridnya.
Beliau juga digambarkan sosok orang yang dermawan. Devhy yang merupakan murid dari Madrasah Ar-rasyidiyah menyatakan bahwa pernah suatu ketika Ustadz Habibi menghadiri undangan dari acara yang diadakan oleh ayah dari Devhy. Kebetulan saat itu ayah dari Devhy ini merupakan pegawai dari sebuah perusahaan pers di Indonesia. Tatkala ayahandanya mengundang Ustadz Habibi, ayah Devhy ini sekaligus mempromosikan beberapa Majalaah terbitan perusahaannya, dan pada saat itu Ustadz Habibi membeli beberapa majalah tersebut sekaligus beramal sadaqah. Itu merupakan salah satu bentuk kedermawanan beliau yang dinyatakan oleh salah seorang murid Madrasah Ar-rasyidiah ini.
Dilain kesempatan, saya mencoba untuk mencari orang terdekat beliau. Alhamdulillah saya bertemu dengan seseorang sahabat Ustadz Habibi yang bernama Ustadz Muhamad Soleh. Disitu saya berkenalan dan meminta izin untuk mewawancarai beliau perihal Ustadz Habibi dimata sahabatnya. Ustadz Muhammad mengatakan bahwa dirinya dengan Ustadz Habibi sudah kenal sejak dari kecil ketika di Madrasah Ar-rasyidiyah. Kebiasaan beliau semasa kecil sama halnya dengan anak-anak pada umunya. Beliau sosok orang yang sederhana, terbuka, tidak egois, dan demokratis.
Mengapa bisa dikatakan demikian??? Disebabkan sifat dan perilaku beliau dalam kehidupan sehari-hari sangatlah sederhana. Beliau tidak terlalu suka sesuatu yang antik atau mewah-mewah, apa yang bisa beliau dapatkan merupakan suatu kebutuhan sebatas untuk dirinya dan keluarganya. Beliau juga sosok orang yang merangkul teman-temannya, tidak membedakan apakah ia miskin maupun kaya, teman dekat maupun jauh, beliau sangatlah sederhana.
Ustadz Muhammad juga menyatakan beliau sosok pemimpin yang terbuka, tidak egois, dan demokratis. Dikarenakan ketika beliau memimpin rapat dalam setiap mengadakan Hari Besar Islam (HBI), beliau sangat terbuka dan memberikan kesempatan kepada teman-teman panitia untuk berpartisipasi. Beliau juga tidak egois ketika ada suatu hal yang beliau utarakan, namun tidak seutuhnya dipertahankan, beliau juga menerima saran dan masukan dari teman-teman panitia rapat. Sosok kepribadian yang sederhana, terbuka, tidak ego dan demokratis sangat dikagumi oleh sahabatnya yaitu ustadz Muhammad.
Ustadz Muhammad sangat dekat hubungannya dengan KH Ahmad Habibi. Hampir seperti keluarga sendiri. Disetiap Ustadz Habibi mengajar, selalu menyertakan Ustadz Muhammad. Dan tak jarang Ustadz Muhammad selalu diajak ketika ustadz Habibi mengisi ceramah di berbagai acara Hari Besar Islam seperti perayaan Maulid Nabi Muhammad, Isra Mi'raj dan lain sebagainya. Mereka berdua menjalin hubungan persahabatan sangat;ah baik walau ustadz Muhammad lebih tua sedikit dibandingkan ustadz Habibi, namun Ustadz Habibi sangat dekat hubunngannya dengan Ustadz Muhammad (sahabatnya).
Selain saya mewawancarai sahabatnya yang bernama Ustadz Muhammad, saya juga menghampiri rumah salah satu kakak dari Ustadz Habibi yang bernama Hj.Nurkauni atau yang biasa dipanggil bu Ning. Bu Ning merupakan kakak satu tingkat diatas Ustadz Habibi atau anak keempat dari Mu'alim Rasyid. Bu Hj. Ning menyatakan bahwa sosok Ustadz Habibi semasa kecilnya gemar bermain dengan teman-temannya. Semasa kecil, Ustadz Habibi suka bermain kelereng (gundu) namun diantara permainan zaman itu, ada satu permainan yang paling beliau suka yaitu permainan layang-layang. Beliau suka berkumpul dengan teman-temannya di halaman rumah Mu'alim Rasyid kala itu untuk bermain layang-layang.
Disamping itu, Bu Hj. Ning mengatakan bahwa sosok Ustadz Habibi ialah orang sekaligus adik yang senang bercanda, bergaul, ramah, dan suka menuntut ilmu. Tak jarang ketika Ustadz Habibi silaturahim ke rumah kakaknya (Hj. Ning) memberikan guyonan atau candaan khas betawinya, dan tak jarang ia kadang bernyanyi sendiri didepan kakak dan keluarganya. Beliau juga sosok orang yang giat menuntut ilmu semamsa mudanya, maka tak salah jika beliau kini menjadi kepala sekolah sekaligus mengajar Majlis Ta'lim diberbagai tempat di Jakarta Utara.
Selain mewawancarai sahabat dan keluarganya, saya juga mewawancarai Bapak Hamadi yang merupakan tetangga dari ustadz Habibi. Sepulang dari salah fardhu Isya', saya menyempatkan diri untuk bertemu dan menghampiri pak Hamadi untuk menanyakan sosok kepribadian Ustadz Habibi selaku tetangganya. Beliau mengatakan bahwa sosok ustadz Habibi merupakan sosok orang / tetangga yang baik, ramah, tidak suka mengusik kehidupan orang serta santun dalam bersikap. Pak Hamadi sebagai tetangganya merasa nyaman akan sikap dan akhlak beliau (Ustadz Habibi) yang baik, sopan dan santun. Beliau juga tidak pernah mengganggu atau mengusik kehidupan pak Hamadi. Pak Hamadi selaku tetangganya merasa nyaman dan tentram bersamanya.
Anaknya pun tak ketinggalan saya wawancarai, menurut Najla, beliau sosok ayah yang tegas, perhatian dan asyik. Begitu pun saya selaku penulis makalah ini, sebelumnya saya pernah mengajar privat mata pelajaran Ujian Nasional untuk anak dari Ibu Hj. Ning, saat itu beliau sempat silaturahim ke rumah kakaknya (Hj. Ning), beliau memang sosok yang suka bercanda, akrab, dan bersahaja. Dan sesaat saya mewawancarai beliau, saya juga merasakan kepribadian serta akhlak beliau yang sangat baik. Perkataan dan ucapan beliau merupakan ilmu bau yang saya dapatkan sesaat saya menanyakan suatu hal kepadanya. Benarlah, bahwa beliau (Ustadz Habibi) sosok guru, ayah, teman yang baik akhlaknya dan berilmu agama.
NILAI NILAI KEHIDUPAN KH AHMAD HABIBI
Nilai-nilai kehidupan yang beliau terapkan dalam kehidupan sehari-hari sangatlah seerhana namun berhargabagi kehidupan beliau. Beliau menatapi kehidupan ini sebagai hidup yang hanya sementara, maka itu beliau menganggap hidup ini merupakan kesempatan menggali pahala untuk kehidupan akhirat kelak. Ini pernyataan beliau saat saya mewawancarainya, " Hidup sementara untuk Ibadah".
Pada dasarnya kalimat itu sangat sederhana, singkat dan padat. Namun isi dan makna yang saya pahami sendiri begitu besar dan manfaat bagi kehdupannya beliau saat ini. Beliau meyakini bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, maka beliau tidak ingin membuang kesempatan untuk beribadah kepada Allah swt. Seperti yang saya ungkapkan sebelumnya, beliau orang yang dermawan, suka beramal sadaqah dan memberikan santunan yatim. Beliau gigih dalam menuntut ilmu agama dan tidak lupa memberikan ilmunya kepada murid-muridnya dengan mengajar Majlis Ta'lim yang beliau tempati. Begitu banyak kebaikan dan amal ibadah yang beliau terapkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Dan saya juga sempat menanyakan motto hidup beliau, dan Ustadz Habibi mengatakan bahwa " Cukup dengan apa yang ada dan tidak perlu mencari sesuatu yang tidak ada ". Pernyataan beliau ini lagi-lagi sebuah pernyataan yang berharga. Ungkapan tersebut merupakan ungkapan tipe orang yang selalu bersyukur dan Qana'ah (merasa cukup) atas nikmat yang Allah berikan kepadanya. Apa yang beliau peroleh dan dapatkan, baginya sudah sangat cukup untuk disyukuri tanpa mencari-cari sesuatu yang lebih dari yang beliau dapatkan. Beliau tidak pernah memkirkan sesuatu yang tidak ada dihadapan maupun keinginan beliau, beliau cukup mensyukuri pemberian Allah dan merasa cukup atas semuanya.
Sungguh bagi saya Ustadz Habibi sosok orang yang langka. Cara beliau menatap kehidupan dan motto hidupnya pun begitu sederhana namun memiliki makna yang begitu penting dalam hidupnya. Semua aktivitas kehidupannya dimanfaatkan untuk beramal shaleh dan beribadah untuk kehidupannya di akhirat kelak. Beliau tidak mengeluh dengan sesuatu yang tidak beliau dapatkan, namun beliau bersyukur atas apapun yang beliau peroleh dari Allah swt. Cara dan keyakinan beliau menatap hidup memberikan motivasi tersendiri bagi saya pribadi. Beliau merupakan sosok inspirator baru dalam hidup saya.
RIWAYAT KESEHATAN
KH Ahmad Habibi sosok orang pekerja keras, disamping menjabat sebagai kepala sekolah, hampir tiap hari siang maupun malam ia mengajar Majlis Ta'lim di daerah : Warakas, Swasembada, Plumpang, Walang, Semper, Cilincing, Tipar Cakung dan tempat lain sebagainya. Kerja yang padat bisa berpengeruh pada kesehatan beliau.
Setelah saya wawancarai Ustadz Habibi, beliau mengatakan bahwa dirinya alhamdulillah hingga saat ini tidak mengalami sakit yang parah atau pun berbahaya, beliau hanya mengalami sakit ringan seperti orang pada biasanya. Seperti sakit demam, meriang, batuk, flu dan sakit ringan lainnya.
Kerja keras yang beliau jalani saat ini, mengajar Majlis Ta'lim siang malam, hampir disetiap waktu ada jadwal beliau mengajar, tidak memengaruhi kondisi kesehatannya, selagi tubuh dan fisik yang beliau keluarkan untuk ibadah, maka beliau sangat yakin akan nikmat dan janji Allah yang akan menambah nikmat kesehatan baginya.
PENDAPATAN DAN PENGELUARAN EKONOMI
KH Ahmad Habibi merupakan seorang tokoh agama yang bersemangat menyebarkan ilmunya kepada murid-muridnya. Jadwal padat beliau mengajar Majlis Ta'lim merupakan cerminan pendapatan beliau mengajar disamping jabatan beliau sebagai kepala sekolah.
Setelah saya wawancarai KH Ahmad Habibi, beliau mengtakan pendapatan beliau kurang lebih Rp 20.000.000 per bulan. Nominal pendapatan ekonomi yang cukup besar bagi seorang pekerja keras yang tak henti-henti menuntut ilmu semasa mudanya. Keringat dan kerja keras beliau kini terganti dengan pendapatan ekonomi yang terbilang lebih dari sebuah kata cukup. Beliau bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, beliau mengatakan semua yang beliau dapatkan merupakan anugrah Allah berkat bakti dan taat kepada orang tua. Beliau menegaskan kesuksesan seorang anak merupakan doa dan nasehat yang baik dari orang tua. Dengan pendapatan yang cukup besar tersebut, beliau merenovasi rumah sepeninggalan almarhum Mu'alim Rasyid menjadi bangunan yang indah, nyaman dan ramah lingkungan. Sedangkan pengeluaran beliau kurang lebih Rp 10.000.000 per bulan. Uang yang beliau keluarkan disamping untuk kebutuhan rumah tangga juga untuk keperluan Majlis Ta'lim sekaligus memperbaiki Madrasah Ar-rasyidiyah menjadi lebih baik dan indah dari sebelumnya. Beliau juga tak lupa untuk bersedeqah kepada anak-anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan. Dan beliau juga tak jarang menyumbangkan sebagian hartanya untuk kegiatan Hari Besar Islam.
HIKMAH HIDUP KH AHMAD HABIBI
Dari perjalanan hidup KH Ahmad Habibi bisa diambil hikmah buat kehidupan saya pribadi. Kegigihan beliau dalam menuntut ilmu, ketaatan beliau kepada orang tua, keramahan beliau kepada sesama, dan kedermawanan beliau dalam menyisihkan sebagian hartanya membuat inspirasi untuk saya pribadi. Kunci yang bisa saya ambil ialah kesusksesan seorang anak tergantung ridho dan barokah pada orang tua. Semoga apa yang bisa saya kerjakan ini memberikan manfaat bagi saya khususnya dan bagi yang membaca pada umunya.
Foto dengan KH Ahmad Habibi
Foto dengan Hj Nurkauni (Kakak KH Ahmad Habibi)