Senin, 20 Oktober 2014

GilangSakti/1112051000161/KPI_D/Tugas_4)

Gilang Sakti Perdana
1112051000161 (KPI 5D)
Tugas 4 (Etika dan Filsafat Komunikasi)

 

FILSAFAT KOMUNIKASI

A.     Filsafat Komunikasi

Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nila-nilainya. Bidang Filsafat sangatlah luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya. (Zamroni, Mohammad; Yogyakarta, 2009).

Komunikasi menurut Prof. Onong Uchjana Effendi, adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).

Filsafat Komunikasi, menurut Prof. Onong Uchjana Effendi, dalam bukunya "Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi," (cetakan ketiga; 2003) adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis, dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya.

 

B.     Cabang Filsafat Komunikasi

a.      Ontologi Komunikasi

Berdasarkan sejarahnya, komunikasi antar Organisme dilakukan untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan organis melalui sinyal-sinyal kimiawi. Komunikasi kemudian berevolusi seiring revolusi kehidupan makhluk hidup. Sinyal-sinyal kimiawi premitif membuka peluang terjadinya perilaku yan lebih rumit, contohnya seperti tarian kawin pada ikan. Selain untuk seks, binatang juga berkomunikasi untuk menunjukan keunggulan. Sekitar 250 tahun yang lalu terjadi tahap penting evolusi, yaitu adanya "Otak Reptil". Otak ini bereaksi terhadap dunia luar hanya dengan memicu reaksi-reaksi fisiologis yang kita kenal dengan "emosi". Pada manusia, emosi ini kemudian diungkapkan dalam bentuk Bahasa untuk berkomunikasi. S. langer berpendapat, bahwa Bahasa bermula sebagai tindakan emosional, ungkapan yang meluap-luap, yang menggugah hati para pendengarnya (Langer, S. Mind; Baltimore 1973).

Ilmu Komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antar manusia. Hal ini disesuaikan oleh dua hal dimana 1) sesuai dengan objek materinya yang berada dalam rumpun Ilmu Sosial maka ilmu komunikasi harus terjadi antar manusia 2) Ilmu komunikasi menggunakan Paradigma dimana pesan disampaikan dengan sengaja, dilator belakangi oleh motif komunikasi dan usaha untuk mewujudkannya (Vardiansyah, Dani; Jakarta 2008).

Objek material Ilmu Komunikasi adalah manusia dan tindakannya dalam konteks sosial (Tebba, Sudirman; Banten 2008), sementara Objek Formanya adalah Komunikasi itu sendiri.

 

b.      Epistemologi Ilmu Komunikasi

Ilmu Komunikasi sebagai ilmu sosial yang berada dalam rumpun empiris (paham yang menekankan pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan), dapat dikembangkan berdasarkan paradigm positivis dan anti-positivis. Ilmu Komunikasi berlatar positifis cenderung objektif, kebenaran ada dalam objeknya. Sedangkan ilmu komunikasi berlatar antipositivis bersifat intesubjektif. Positivisme dan antipositivisme menurunkan jenis penelitian yang berbeda. Penelitian komunikasi kuantitatif berlatar positivis yang objektif, sedangkan penelitian komunikasi kualitatif lebih berlatar antipositivis yang intersubjektif, dimana kebenaran bersifat relatif dan bersifat kesepakatan antar subjek menyangkut interpretasi atas objek.

 

c.       Aksiologi dalam Ilmu Komunikasi

Aksiologis cenderung mempertanyakan nilai "Bagaimana dan untuk tujuan apa Ilmu Komunikasi itu digunakan". Penilaian ini lebih terkait oleh nilai etis atau moral. Hanya tindakan manusia yang sengaja yang dikenakan penilaian etis. Akar tindakan manusia adalah falsafah hidup. Dalam aksiologi ilmu komunikasi, pertanyaan utama adalah untuk apa para praktisi komunikasi menggunakan ilmunya, tergantung pada pokok jawaban atas pertanyaan pokok falsafah hidup individu manusianya; apakah ilmunya digunakan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat, atau sebaliknya? Demikian pula dengan ilmuwan komunikasi, falsafah hidupnya akan menentukan dalam;

a.       Memilih objek penelitian

b.      Cara melakukan penelitian

c.       menggunakan produk hasil penelitiannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber:

- Prof. Onong Uchjana Effendi, MA. "Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi" (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003).

- Mohammad Zamroni. "Filsafat Komunikasi, Pengantar Ontologis, Epistimologis, Aksiologis". (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009).

- Sudirman Tebba. "Filsafat dan Etika Komunikasi" (Banten; Pustaka Irvan, 2008)

- Dani Vardiansyah. "Filsafat Ilmu Komunikasi, suatu pengantar" (Jakarta: PT Indeks, 2008).

- S. Mind Langer. " An Essay on Human Feelings" (Baltimore; John Hopkins Press, 1973) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini