Senin, 20 Oktober 2014

Tugas 4_Septian W Saputra_KPI 5D_1112051000097

Nama               : Septian W Saputra                                        KPI 5 D

NIM                : 1112051000097

FILSAFAT KOMUNIKASI

 

Proses komunikasi dapat dilihat dalam dua perspektif besar, yaitu perspektif psikologis dan mekanis. Prespektif psikologis dalam proses komunikasi hendak memperlihatkan bahwa komunikasi adalah aktivitas psikologi sosial yang melibatkan komunikator, komunikan, isi pesan, lambang, sifat hubungan, presepsi, proses decoding, dan enconding. Prespektif mekanis memperlihatkan bahwa proses komunikasi adalah aktivitas mekanik yang dilakukan oleh komunikator, yang sangat bersifat situasional dan kontekstual.

Dari proses komunikasi yang begitu kompleks dan tidak sederhana tersebut, refleksi komunikasi diperlukan untuk mendapatkan prespektif yang lebih luas dan komprehensif. Refleksi proses komunikasi tersebut sering dimasukkan dalam disiplin filsafat komunikasi.

Menurut Prof. Onong Uchjana Effendi (2003:321), filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara lebih mendalam, fundamental, metodologis, sistematis, analitis, dan komprehensif teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidang, sifat, tatanan, tujuan, fungsi, teknik, dan metode-metodenya.

Bidang komunikasi, meliputi komunikasi sosial, organisosial, bisnis, politik, internasional, dan komunikasi antar budaya, pembangunan, tradisional dan lain-lain.

Richard L. Laningan secara khusus membahas analisis filosofis atas proses komunikasi. Filsafat dalam disiplin ilmu komunikasi biasanya meletakkan titik refleksinya pada pertanyaan-pertanyaan :

·         Apa yang kamu ketahui? (masalah ontologi atau metafisika)

·         Bagaimana aku mengetahuinya? (masalah epistemologi)

·         Apakah aku yakin? (masalah aksiologi)

·         Apakah aku benar? (masalah logika).

Whitney R. Mundt tidak memperhitungkan filsafat komunikasi sebagai filsafat yang sebenarnya. Filsafat komunikasi menampilkan kekuatan media dan prinsip-fungsi media berikut hubungannya dengan negara. Mundt dalam filsafatnya menyatakan penjelasan keterpautan pemerintah dengan jurnalistik dimana keseimbangan kekuatan selalu bergeser (Onong: 2003).

Menurut Mundt, pers terbagi menjadi lima, yakni :

1.      Otoriter, yakni sistem pers dimana ada sensor dan lisensi dari pemerintah. Pemerintah menekan kritik sehingga kekuasaan terpelihara.

2.      Sosial-otoriter, yakni pers dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah untuk melengkapi pers guna mencapai tujuan ekonomi nasional dan tujuan filsafati.

3.      Libetarian, yakni ketiadaan pengawasan pemerintah (kecuali undang-undang tentang fitnah dan cabul), untuk menjaminberkembangnya gagasan secara bebas (free market place of ideas)

4.      Sosial-Libetarian, yakni pengawasan pemerintah secar minimal untuk menyumbat saluran-saluran komunikasi dan untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libetarian.

5.      Sosial-sentralis, yakni kepemilikan pemerintah atau lembaga umum dengan saluran komunikasn terbatas untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libetarian.

 

Daftar Pustaka :

Mufid Muhammad, Etika dan Filsafat Komunikasi, Jakarta: Kencana: 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini