Senin, 20 Oktober 2014

Tugas 4, Filsafat Komunikasi_Sukmana Galih Maulana KPI 5C

Nama             : Sukmana Galih Maulana
NIM                 : 1112051000088
Prodi/kelas    : KPI/5C

FILSAFAT KOMUNIKASI

             Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia. Kata ini terdiri dari kata philo dan sophia. Philo artinya cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu timbul usaha untuk mencapai yang dicintai atau diinginkan itu. Sophia artinya kebijaksanaan, kepandaian, atau pengertian yang mendalam. Secara sederhana, menurut arti harfiahnya, filsafat boleh diartikan: cinta kepada kebijaksanaan. Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli). Sedangkan Komunikasi menurut Raymond Ross adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
    Filsafat komunikasi menurut para Ahli :
1.    Richard Lanigan
            Didalam karyanya yang berjudul "Communication Models in Philosophy, Review and Commentary" membahas secara khusus "analisis filsafati mengenai komunikasi". Richard Lanigan mengatakan ; bahwa filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi sub-bidang utama menurut jenis justifikasinya yang dapat diakomodasikan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
 -  Apa yang aku ketahui ? (What do I know ?)
 -  Bagaimana aku mengetahuinya ? (How do I know it ?)
 -  Apakah aku yakin ? (Am I sure ?)
 -  Apakah aku benar ? (Am I right ?)
Pertanyaan-pertanyaan di atas berkaitan dengan penyelidikan sistematis studi terhadap : Metafisika, Epistemologi, Aksiologi dan  Logika.
2.      Prof. Onong Ucahana Efendy, MA,
            Menurut Prof. Onong Ucahana Efendy, Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin ilmu yang menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analisis, kritis, dan holistis tentang teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya,tujuannya, fungsinya, teknik dan perannya.
3.      Fisher
          Filosofis ilmu komunikasi menurut Fisher (1986:17) adalah ilmu yang mencakup segala aspek dan bersifat eklektif yang digambarkan oleh Wilbur Schramm (1963:2) sabagai jalan simpang yang ramai, semua disiplin ilmu melintasinya.
4.      Rosengreen
          Menurut Rosengreen (1983), setidaknya ada tiga paradigma besar yang melatar belakangi perkembangan teori dan penelitian studi komunikasi,  antara lain :
1.      Paradigma klasik—yang menyangkut positivisme dan post-positifisme
Paradigma klasik percaya bahwa realitas yang ada di lingkungan sekitar sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Perspektif positivisme dapat diartikan sebagai penyamarataan suatu ilmu  dengan ilmu-ilmu lainnya. Sedangkan post-positifisme merupakan pemikiran yang menggugat asumsi dan kebenaran-kebenaran positivisme.
2.      Paradigma kritis
Paradigma kritis dalam menangkap suatu hal tidak hanya mau menjelaskan,melainkan juga akan mempertimbangkan, merefleksikan, menata realitas sosial dan berfikir kritis berdasarkan teori-teori yang telah ada.
3.      Paradigma konstruktifis.
Paradigma konsruktifis adalah penjelasan paling sesuai untuk menghuraikan fenomena yang diperhatikan.
5.  Laurie Ouellette Chair & Amit Pinchevski
          Menurut Laurie Ouellette Chair dan Amit Pinchevski, Filsafat Komunikasi secara luas peduli dengan masalah teoritis,analitis,dan politik yang melintasi batas-batas yang terjadi begitu saja untuk di analisa dalam studi komunikasi. 
          Dari berbagai definisi mengenai filsafat, komunikasi dan filsafat komunikasi dapat di tarik kesimpulan bahwa filsafat komunikasi adalah para ahli sepakat bahwa landasan ilmu komunikasi yang pertama adalah filsafat. Filsafat melandasi ilmu komunikasi dari domain ethos, pathos, dan logos dari teori Aristoteles dan Plato. Ethos merupakan komponen filsafat yang mengajarkan ilmuwan tentang pentingnya rambu-rambu normative dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi kunci utama bagi hubungan antara ilmu dan masyarakat. Pathos merupakan komponen filsafat yang menyangkut aspek emosi atau rasa yang ada dalam diri manusia sebagai makhluk yang senantiasa mencintai keindahan, penghargaan, yang dengan ini manusia berpeluang untuk melakukan improvisasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Logos merupakan komponen filsafat yang membimbing para ilmuwan untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan pada pemikiran yang bersifat nalar dan rasional, yang dicirikan oleh argument-argumen yang logis. Komponen yang lain dari filsafat adalah komponen piker, yang terdiri dari etika, logika, dan estetika, Komponen ini bersinegri dengan aspek kajian ontologi (keapaan), epistemologi (kebagaimanaan), dan aksiologi (kegunaan atau kemanfaatan).
Daftar Pustaka
Suhartono, Suparlan. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Ar Ruzz. 2005.
Mulyana, Deddy.  Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2001.
Effendy, Onong Uchyana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung. Remaja Rosdakarya. 1994.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Revisi. Jakarta. Raja Grafindo Persada. 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini