Nama : Imas Hayati Nufus Kelas : KPI 5 E
Nim : 1112051000159 Tugas : Ke-4
Pengertian Filsafat Komunikasi
Filsafat = Sebagai cara berpikir yang radikal dan menyeluruh untuk mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Untuk itu, kita berusaha mengupas komunikasi sedalam-dalamnya, artinya kita mencoba menemukan hakikat/inti/esensi dari komunikasi.
Sumarno A.P, Kisyanti el-Karimah dan Agustini Damayanti mengutip perkataan Onong u. Efendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi mendefinisikan filsafat komunikasi sebagai suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya dan metodenya.
Untuk mengupas komunikasi secara mendalam, kita tidak cukup hanya dengan mengacu pada lima unsur komunikasi Lasswell, yaitu komunikator, pesan, komunikan media dan efek. Ada banyak hal yang mempengaruhi proses komunikasi dengan melibatkan kelima unsur tersebut. Misalnya berkaitan dengan tempat, waktu, gangguan (noise) dan lain sebagainya.
Joseph A. Devito dalam bukuya Komunikasi Antar Manusia (1997) menyebut adanya lingkungan komunikasi. Lingkungan (konteks) komunikasi sedikitnya mempuyai tiga dimensi:
1. Dimensi fisik, ialah lingkungan nyata atau berwujud (tangible). Dimensi fisik berkaitan dengan tempat di mana komunikasi berlangsung. Contoh: Di dalam rumah, di dalam kelas, dan sebagainya.
2. Dimensi sosial-psikologis ialah lingkungan hubungan kejiwaan antara komunikator dan komunikan. Dimensi ini berkaitan dengan suasana di mana komunikasi berlangsung. Contoh: Status pendidikan, status ekonomi, norma agama, norma budaya, rasa gembira, rasa duka, dan sebagainya.
3. Dimensi temporal (waktu) mencakup waktu dalam sehari maupun dalam hitungan sejarah di mana komunikasi berlangsung. Dimensi ini berkaitan dengan waktu. Contoh: Pagi hari, sore hari, dan sebagainya.
Ketiga dimensi di atas akan selalu berinteraksi, masing-masing dimensi akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Hal lain, dalam proses komunikasi yang perlu mendapat perhatian adalah unsur gangguan (noise). Noise adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Dalam suatu sistem komunikasi ada gangguan apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator berbeda dengan pesan yang diterima oleh komunikan. Ada tiga macam gangguan dalam komunikasi:
1. Gangguan fisik : Gangguan ini berupa gangguan fisik (ada suara lain dari komunikator).
2. Gangguan psikologis :pemikiran yang sudah ada di kepala komunikator-komunikan.
3. Gangguan semantik : Salah mengartikan makna. (Devito, 1997:29).
Kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak dapat dilakukan apabila manusia tidak mempunyai kemampuan berbahasa. Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak di mana objek-objek yang faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol bahasa yang bersifat abstrak.
Pemaknaan terhadap bahasa yang sama akan mengakibatkan komunikasi yang efektif, sehingga apa yang menjadi tujuan komunikasi dapat tercapai.
Melihat rumitnya proses komunikasi dan banyaknya unsur dalam komunikasi apabila didalami secara filosofis akan mengangkat esensi dari komunikasi itu sendiri. Hal yang paling mendasar dari proses komunikasi adalah adanya statement dari hasil pikiran seserang. Sebagai makhluk yang berpikir, maka manusia mempunyai hak untuk menyatakan hasil pikirannya tersebut. Di sinilah mulainya proses komunikasi. Karena manusia mempunyai hak untuk menyatakan pikirannya, maka manusia juga mempunyai kewajiban untuk mendengarkannya.
Jadi, filsafat komunikasi ialah studi secara mendalam tentang pernyataan (statement) manusia yang disampaikan pada manusia lain menuju kemengertian bersama.[1]
[1] AP, Sumarno,. Elkarimah, Kisyanti., Damayanti, Agustini. Filsafat & Etika Komunikasi, (Jakarta; Universitas Terbuka), 2007, h. 2.14-2.18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar