Senin, 20 Oktober 2014

gilang sakti/1112051000161/KPI_5/UTS (postingan ke-2)

Gilang Sakti Perdana
1112051000161

"PESANTREN UNIK, AT-TAQWA"

Pendekatan Etika Santri

A.    Latar Belakang Masalah

Menurut asal katanya, pesantren berasal dari kata "santri" yang mendapat imbuhan awalan "pe" dan akhiran "an" yang menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri. Terkadang pula pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata "santri" (manusia baik) dengan suku kata "tra" (suka menolong) sehingga kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik (Zarkasy, 1998: 106).

Pondok Pesantren merupakan lembaga pengajaran dan pendidikan yang berbasis keislaman. Dahulunya, Pondok Pesantren adalah lembaga pengajaran Ilmu Keislaman Tradisional (sekarang lebih dikenal pondok salafi), kemudian berkembang pesat dan menyebar luas ke pelbagai penjuru di Indonesia. Pondok Pesantren bahkan tidak berkembang sebagai Lembaga Pengajaran dan Pendidikan Keislaman Tradisional, tetapi bertransformasi menjadi Lembaga Pendidikan Keislaman Modern, yang biasa disebut Pondok Pesantren Modern.

Pondok Pesantren Tradisional dan Modern tentunya terdapat perbedaan (bukan hanya karena zaman). Pesantren Tradisional atau "salafi" lebih dikenal sebagai lembaga kajian Keislaman tempo dulu, karena dengan gaya pembelajaran Keislaman yang lebih disiplin, mendalam dan bahkan cenderung sangat ditekankan. Seperti, pengkajian-pengkajian Kitab-kitab salaf (lebih dikenal Kitab Kuning), Ilmu nahwu dan sharf, dan Ilmu-ilmu spiritual lainnya. Tak hanya itu, bangunan Pondok salaf  juga memiliki ciri khas tersendiri.

Berbeda dengan itu, Pondok Pesantren Modern memiliki ciri khas tersendiri. Pondok Pesantren Modern mengajarkan Ilmu-ilmu Umum dan tentunya tanpa mengenyampingkan pendidikan Spiritual Keislaman. Pondok ini identic dengan disiplin Bahasa praktis yang diterapkan didalamnya, mungkin ini dapat dijadikan contoh sederhana yang membedakannya dengan Pondok Salaf. Perbedaan yang lebih 'mencolok' mungkin terlihat dari gaya bangunannya yang lebih megah, luas dan modern (tak seperti Pondok Salaf).

Pondok Pesantren at-Taqwa merupakan Pondok yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, berbeda dengan pondok-pondok pesantren lainnya. Pondok Pesantren yang terletak di Ujung Harapan Bekasi ini dapat dikatakan sebagai "Pondok Modern" dan "Pondok "Salaf", mengapa??. Pondok ini dapat dikatakan Modern karena memiliki Bangunan dan Sarana atau Prasarana yang megah, seperti halnya ciri Pesantren Modern. Dan juga mengajarkan pelajaran-pelajaran Umum lainnya. Bedanya, Pondok Pesantren ini mengajarkan dan mendidik para santrinya dengan gaya pengajaran dan pendidikan diSalafi. Terbukti, dalam pesantren ini, para santri dan penduduk sekitar berbaur menjadi satu dalam satu wadah pembelajaran dan pendidikan Keislaman (spiritual).

Bagi penulis, keunikan Pesantren At-Taqwa merupakan keistimewaan tersendiri bagi Pesantren ini. Pesantren ini memiliki kegiatan tahunan yang unik, "I'tikaf". Kegiatan ini mengikut sertakan para penduduk sekitar untuk ikut belajar Agama Islam secara disiplin. Sebagai santri, Penulis merasa bergairah untuk menelitinya dan merasa perlu untuk mengetahui detil seputar kegiatan-kegiatan, pembelajaran-pembelajaran, dan hubungan kekerabatan sesama pelajar antara santri dan penduduk sekitar, tentunya dengan pendekatan etika yang baik.

 

B.  Alasan   

Tantangan merupakan dasar dan alasan penelitian ini. Para santri Pondok Pesantren At-Taqwa pastinya tertantang dengan pendekatan sosial yang lebih sensitif pada kegiatan tersebut. Bagaimana tidak? Para santri tentunya dituntut untuk lebih bisa berbaur dengan para penduduk sekitar yang juga pelajar dalam Pondok At-Taqwa yang notabene berumur lebih tua dari para santri itu sendiri. Bukan hanya saja berbaur, beberapa santri juga ditugaskan ikut serta mengajarkan 'ngaji' dan ilmu-ilmu Agama lainnya kepada para penduduk-pelajar. Inilah hal yang lebih menantang bagi para santri, untuk meningkatkan cara pergaulannya yang lebih baik, sopan dan santun untuk 'mengayomi' para penduduk-pelajar yang lebih tua. Tentunya tanpa mengurangi rasa hormatnya kepada orang yang lebih tua darinya.

Penulis juga merasa tertantang untuk mengupas hak-hal menarik pada kegiatan tersebut. Dari aspek disiplin keilmuan, pergaulan sosial, dan juga tentunya "Etika" yang diterapkan. penulis tertarik untuk mengkaji seputar kegiatan-kegiatan pembelajaran Keislaman (spiritual) dan pergaulan sosial antar santri dan Penduduk-Pelajar At-Taqwa dengan pendekatan Etika yang baik, Sopan dan Santun.

 

C. Teori Etika

Dalam hal ini perlu kita menghadirkan pendapat Al-Mawardi dalam Adab An-Nafs, bahwa pentingnya kepribadian sebagai pemacu kebiasaan diri, dalam hal ini Almawardi menyebutnya Muru'ah yaitu dengan menjahui perliaku diri perbuatan haram, menindas sesama manusianya, adil dalam menetapkan hukum serta tak berbuat dzalim. Dalamnya juga almawardi juga berpendapat bahwa apa yang dilakukan oleh setip pribadi juga sangat berkaitan langsung dengan lingkunganya, apabila seseorang menjaga pribadinya maka lingkungan juga akan menjaganya, karena menurut Al-Mawardi lingkungan selalu berpengaruh dengan perlaku, tetapi bisa di kendalikan jika kemudia perilaku seseorang yang baik bisa menyemimbangkannya.

Selanjutnya, Al-Mawardi mejnelaskan, lingkungan yang baik juga bisa dipengaruhi oleh ilmu dan pengamalanya yang baik, ilmu akan mengkombinasikan dengan prakteknya, bisa menahan diri serta mengisyaratkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang semenstinya tidak ia lakukan. Ia tak akan menolak apa yang dia lakukan dari ilmu yang dia dapatkan yang membimbing dirinya sendiri untuk memperoleh kemajuan besar yang tak hanya di dapatkan dari apa yang ilmu dipelajari tetapi, menurut Al-Mawardi tidak hanya diperoleh dari metodelogi tetapi juga bisa datang dari pesan gurunya.

 

Menurut Al-Mawardi, perilaku terikat dengan pemahaman akan keimuanya yang dipahami dalam pendidikan. Lingkungan juga dipengaruhi bagaimana masyarakat cerdas dan menguasai banyak ilmu, maka dalam suatu negara tingkat perbaikan hidup juga dipengaruh seberapa banyak pendidikan yang maju serta seberapa pelaku pendidikan yang bergerak kedalam perbaikan lingkunganya.

 

D. Penelitian

a. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan Metodologi Kualitatif dengan pendekatan personal kepada para santri dan Penduduk-Pelajar Pondok At-Taqwa. Metodologi ini dinilai lebih cocok untuk mengupas dan mencari tahu seputar kegiatan-kegiatan Pondok Pesantren At-Taqwa.

b. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren At-Taqwa, Ujung Harapan Bekasi jawa Barat. Dan diselenggarakan pada Jum'at, 10 Oktober 2014, sore.

 c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini ialah dengan pendekatan inter-personal dan melakukan wawancara ekslusif terhadap santri dan Penduduk-Pelajar Pondok Pesantren At-Taqwa.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini