Senin, 20 Oktober 2014

Ferdy Rizky Saputra_KPI 5E_Pengertian Filsafat Komunikasi

NAMA           : Ferdy Rizky Saputra
KELAS          : KPI 5E
NIM                : 1112051000140

FILSAFAT KOMUNIKASI

A.    Pengertian filsafat komunikasi

Filsafat komunikasi adalah disiplin ilmu yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis, dan holistis mengenai teori dari proses komunikasi yang meliputi berbagai dimensi dan berdasarkan bidang, sifat, tatanan, tujuan, fungsi, teknik, dan metode komunikasi.

            Telaah   filsafat komunikasi berkaitan erat  dengan   ontology, epistemology dan aksiologi. Ontologi berarti studi tentang arti "ada" dan "berada", tentang ciri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri.

B.     Kajian Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis terhadap komunikasi

1.     Ontologis

            Ontologi berarti studi tentang arti "ada" dan "berada", tentang cirri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang paling abstrak (Suparlan: 2005). Ontolgi sendiri berarti memahami hakikat jenis ilmu pengetahuan itu sendiri yang dalam hal ini adalah Ilmu Komunikasi.

            Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain:

-          Apakah ilmu komunikasi?

-          Apakah yang ditelaah oleh ilmu komunikasi?

-          Apakah objek kajiannya?

-          Bagaimanakah hakikat komunikasi yang menjadi objek kajiannya?

            Ilmu komunikasi dipahami melalui objek materi dan objek formal. Secara ontologism, Ilmu komunikasi sebagai objek materi dipahami sebagai sesuatu yang monoteistik pada tingkat yang paling abstrak atau yang paling tinggi sebagai sebuah kesatuan dan kesamaan sebagai makhluk atau benda. Sementara objek forma melihat Ilmu Komunikasi sebagai suatu sudut pandang (point of view), yang selanjutnya menentukan ruang lingkup studi itu sendiri.

2.     Epistemologis

            Hakikat pribadi ilmu (Komunikasi) yaitu berkaitan dengan pengetahuan mengenai pengetahuan ilmu (Komunikasi) sendiri atau Theory of Knowledge. Persoalan utama epsitemologis Ilmu Komunikasi adalah mengenai persoalan apa yang dapat ita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya, "what can we know, and how do we know it?" (Lacey: 1976). Menurut Lacey, hal-hal yang terkait meliputi "belief, understanding, reson, judgement, sensation, imagination, supposing, guesting, learning, and forgetting".

            Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain:

-          Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan menjadi ilmu?

-          Bagaimanakah prosedurnya, metodologinya?

-          Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar bisa mendapat pengetahuan dan ilmu yang benar dalam hal komunikasi?

-          Apa yang dimaksud dengan kebenaran?

-          Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

            Secara sederhana sebetulnya perdebatan mengenai epistemology Ilmu Komunikasi sudah sejak kemunculan Komunikasi sebagai ilmu. Perdebatan apakah Ilmu Komunikasi adalah sebuah ilmu atau bukan sangat erat kaitannya dengan bagaimana proses penetapan suatu bidang menjadi sebuah ilmu.

            Dilihat sejarahnya, maka Ilmu Komunikasi dikatakan sebagai ilmu tidak terlepas dari ilmu-ilmu social yang terlebih dahulu ada. pengaruh Sosiologi dan Psikologi sangat berkontribusi atas lahirnya ilmu ini. Bahkan nama-nama seperti Laswell, Schramm, Hovland, Freud, sangat besar pengaruhnya atas perkembangan keilmuan Komunikasi. Dan memang, Komunikasi ditelaah lebih jauh menjadi sebuah ilmu baru oada abad ke-19 di daratan Amerika yang sangat erat kaitannya dengan aspek aksiologis ilmu ini sendiri.

            Contoh konkret epistemologis dalam Ilmu Komunikasi dapat dilihat dari proses perkembangan kajian keilmuan Komunikasi di Amerika (Lihat History of Communication, Griffin: 2002). Kajian Komunikasi yang dipelajari untuk kepentingan manusia pada masa peperangan semakin meneguhkan Komunikasi menjadi sebuah ilmu.

3.     Aksiologis

            Hakikat individual ilmu pengetahuan yang bersitaf etik terkait aspek kebermanfaat ilmu itu sendiri. Seperti yang telah disinggung pada aspek epistemologis bahwa aspek aksiologis sangat terkait dengan tujuan pragmatic filosofis yaitu azas kebermanfaatan dengan tujuan kepentingan manusia itu sendiri. Perkembangan ilmu Komunikasi erat kaitannya dengan kebutuhan manusia akan komunikasi.

            Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain:

-           Untuk apa ilmu komunikasi itu digunakan?

-          Bagaimana kaitan antara cara penggunaan pengetahuan dan ilmu tersebut dengan kaidah-kaidah moral?

-          Bagaimanakah kaitan ilmu komunikasi berdasarkan pilihan-pilihan moral?

-          Bagaimana kaitan antara operasionalisasi metode ilmiah dalam upaya melahirkan dan menemukan teori-teori dan aplikasi ilmu komunikasi dengan norma-norma moral dan profesional?

            Kebutuhan memengaruhi (persuasive), retoris (public speaking), spreading of information, propaganda, adalah sebagian kecil dari manfaat Ilmu Komunikasi. Secara pragmatis, aspek aksiologis dari Ilmu Komunikasi terjawab seiring perkembangan kebutuhan manusia.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini