Selasa, 08 Oktober 2013

M.FAZLURRAHMAN KPI 1A Tugas 5 Marxisme dan teori kritis

Marxisme
             Pandangan ini bertumpu pada pemikiran-pemikiran Karl Marx. Dimana Marx mencoba melakukan dan  menganalisis tentang perubahan struktur ekonomi politik dalam  masyarakat, perubahan bentuk produktivitas dari yang bercorak feodalisme ke corak kapitalisme. Beda halnya dengan anggapan pemikir-pemikir sebelumnya seperti Adam Smith dan David Richardo yang mana beranggapan bahwa kemajuan suatu usaha(kapitalisme) akan dikatakan meningkat ketika  semua tangan dari setiap mempunyai andil dalam pekerjaan dan spesialisasinya masing-masing sehingga hubungan produksi dalam masyarakat kapitalis bersifat dinamis dan saling menguntungkan satu sama lain.
a)      Latar belakang
       Marxisme merupakan dasar dari teori komunisme modern Teori ini muncul dalam buku Manifesto komunis karya Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar( buruh). Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena mereka dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah yang sangat minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis (pemilik modal). Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum  proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah dasar dari marxisme.
 
b)     Pengaruh Marxisme
      Salah satu alasan mengapa Marxisme merupakan sistem pemikiran yang amat kaya adalah bahwa Marxisme memadukan tiga kebiasaan intelektual yang masing-masing telah sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori Perancis, dan ilmu Ekonomi Inggris. Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai "filsafat" seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung suatu dimensi filosofis yang utama dan memberikan pengaruh yang sangat luar biasa terhadap banyak pemikiran filsafat lainnya. Itulah sebabnya mengapa sejarah filsafat modern tidak pernah mengabaikannya.
c)      Dasar Marxisme adalah ilmu ekonomi
      Menurut Karl Marx, hal paling mendasar yang harus dilakukan manusia agar dapat bias terus hidup adalah mendapatkan sarana untuk tetap bertahan hidup.  Apapun yang bisa menghasilkan makanan, pakaian, dan  juga tempat tinggal bagi mereka, serta untuk memenuhi kebutuhan pokok.. Namun demikian, ketika cara-cara produksi berkembang dari tahap primitif, segera muncul kebutuhan agar tiap individu dapat melakukan spesialisasi, karena menemukan bahwa mereka akan lebih makmur dengan cara itu. Lalu, orang menjadi bergantung satu dengan yang lain.
      Dalam saling ketergantungan ini (masyarakat), setiap orang ditentukan hubungannya dengan sarana produksi. "Apa yang kulakukan selama ini untuk menghidupi kebutuhanku  secara pribadi akan menentukan hubungan serta kualitas masyarakatku".Hubungan ini juga menentukan siapa saja yang punya kepentingan sama denganku dalam pembagian produk sosial itu dan siapa saja yang bertentangan dengan kepentinganku. Dengan cara pandang seperti itu, terbentuklah kelas-kelas sosial ekonomi, yang mana juga melahirkan konflik diantara kelas-kelas tersebut.
Teori Kritis
            Karya-karya ilmiah Karl marx dalam aspek sosiologis, filosofis, ekonomis, dan politik mempunyai pengaruh yang luas terhadap pemahaman sosial kritis.  Pemikiran Marx menjadi landasan sekaligus fokus utama tantangan teoritis bagi sebagian besar "teoretisi kritis" abad ke 20. Namun demikian, meski tidak di ragukan lagi bahwa pemikiran Marx sangat berpengaruh, justru sifat yang pasti bagi warisannya itu tetap di perdebatkan. Ada berbagai panafsiran yang sangat kontras dari bacaan "humanis" ysng simfatik hingga berbagai bacaan "deterministik". Setiap penafsiran membawa konsekuensi yang penting secara teoretisi, retoris, daan hingga politis. paradigma ini mengkaji kondisi-kondisi sosial dalam usaha untuk mengungkap struktur-struktur yang sering kali tersembunyi. Kebanyakan teori-teori kritis mengajarkan bahwa pengetahuan adalah kekuatan untuk memahami bagaimana seseorang ditindas sehingga orang dapat mengambil tindakan untuk mengubah kekuatan penindas.
Ciri-ciri khas dari teori kritis tentunya tidak lain ialah bahwa  sesungguhnya teori ini tidak sama dengan pemikiran filsafat dan sosiologi tradisional. Intinya, pendekatan teori ini tidak bersifat memandang atau spektulatif murni. Pada saat tertentu, ia memandang dirinya sebagai pewaris ajaran Karl Marx, sebagai teori emansipatoris.Selain itu, Ia tidak hanya mau mempertimbangkan, menjelaskan,  memperbaiki, dan menata realitas sosial , tapi juga bahwa teori tersebut mau mengubah kehidupan sosial.
Tujuan  dari teori kritis adalah menghilangkan berbagai bentuk keunggulan dan  mendorong kebebasan, persamaan dan keadilan. Teori  kritis ini mengandalkan metode reflektif yaitu dengan cara mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau struktur sosial, politik atau ekonomi yang ada, yang mana tidak sesuai dengan tujuan pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaan.
 
Sumber :
Ritzer, G. Teori sosiologi modern.
Femia, j. (2001). marxisme dan komunisme. yogyakarta: penerbit jendela.
 
 

Fiqih Dwi Adam_KPI 1B_Tugas 5_Marxisme dan Teori Kritis

Marxisme
Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx. Pengikut teori ini adalah Marxis. Marxisme mencangkup materialism diakletis dan materialism historis serta penerapannya pada keidupan sosial. Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum capital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar.
Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang hidup di daerah dipinggiran dan kumuh. Masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan yang didominansi orang kaya. Bila kondisi ini terus didiamkan, menurut Marx kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan.
Salah satu dasar Marxisme merupakan system pemikiran yang amat kaya adalah bahwa Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual yang masih sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Perancis, dan ilmu ekonomi Inggris. Marxisme tidak bisa dikatakan sebagai "filsafat" seperti filsafat lainnya karena marxisme mengandung dimensi filosofis yang utama dan bahkan memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap banyak pemikiran filsafat setelahnya.
 
Teori Kritis
Teori kritis adalah produk yang dihasilkan dari sekelompok orang yang merasa tidak puas dengan keadaan teori Marxian., terutama terhadap kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. Teori kritis berasal dari sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika. Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat secara lebih akurat.
1.      Kritik atas teori Marxian
 
Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Teori ini begitu terusikoleh para determinis ekonomi, para Marxis, mekanistis, atau mekanis. Teoritisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi.
 
2.      Kritik Positivisme
 
Positivisme dipahami sebagai pandangan yang mengaggap adanya metode ilmiah tunggal yang dapat diberlakukan pada seluruh bidang kajian. Pada dasarnya positivisme bersifat konserfatif, tidak mampu menantang system yang ada.
 
 
3.      Kritik terhadap sosiologi
 
Mazhab  kritis berpandangan bahwa sosiologi tidak secara serius mengkritik masyarakat atau melampaui struktur sosial yang ada, yaitu telah menghindar dari kewajibannya untuk membantu orang-orang yang ditindas oleh masyarakat kontemporer.
 
4.      Kritik terhadap masyarakat modern
Selain pada rasionalitas semua kehidupan modern, mahzab kritis melihatdunia modern sarat dengan irasionalitas. Gagasan ini dapat disebut sebagai "irasionalitas rasionalitas". Mahzab kritis terutama memusatkan perhatiannya pada sebuah bentuk rasionalitas teknologi modern. Ia melihat bahwa teknologi di masyarakat kapitalis modern mengarah pada totalitarianism.
5.      Kritik terhadap kebudayaan
Dua hal yang dipikirkan oleh para pemikir kritis terhadap industry ini. Pertama, mereka mencemaskan kepalsuan yang ada didalamnya. Mereka menganggapnya sebagai gagasan  yang telah dikemas sebelumnya, yang dihasilkan secara missal dan disebarluaskan oleh media massa. Kedua, para teori kritis terusik oleh efek menaklukan, represif, dan membodohkan bagi masyarakat.


referensi:
George Ritzer, Douglas J. Goodman, Teori Sosioligi Modern (Jakarta: Kencana, 2004)

Resume Demografi (Said Rusli) BAB 4 & 5

Nama                          : Fakhru Aljumrotul Ula
Jurusan                       : PMI/5
Nim                             : 1111054000022
Resume Ilmu Kependudukan
BAB IV
Sumber-sumber Data Kependudukan/Demografi
Pendahuluan
Sumber-sumber data kependudukan/demografi yang pokok ialah sensus, sistem registrasi kejadian-kejadian vital, registrasi penduduk dan survei-survei terbatas atau survei sampel. Diantara sumber-sumber ini, sensus merupakan sumber data yang paling utama diberbagai negara; terlebih-lebih di negara-negara berkembang.
Dalam bagian ini akan diuraikan berbagai aspek yang meliputi sejarah sensus penduduk, kriteria modern dari sensus, dan sensus di Indonesia. Dinegara-negara berkembang, reit vital seperti reit kelahiran kasar dan reit kematian kasar sering perlu diperkirakan secara tidak langsung dengan menggunakan data sensus, atau dari hasil-hasil survey terbatas.
Sejarah Sensus Penduduk
Pencacahan penduduk atau enumeration, dan juga kadang-kadang disebut cacah jiwa(dalam pelaksanaan kadang-kadang cacah rumahtangga), mungkin sejarah hampir setua sejarfah peradaban manusia.
Sensus penduduk dalam paham modern mungkin sekali untuk pertama kali dilakukan Quebec atau kanada, perancis pada tahun 1666 sedangkan Swedia mulai dilaksanakan pada tahun 1749, Amerika Serikat tahun 1970, dan Inggris membawa pengaruh pula pada negeri-negeri jajahannya. Di Indonesia umpamanya, Raffles dalam masa pemerintahannya yang singkat sempat melakukan perhitungan jumlah penduduk di Jawa (Sensus Penduduk Raffles) pada tahun 1815 yang teelah dikemukakan sebelumnya. Di India sensus baru mulai dilaksanakan pada tahun 1881. Banyak negeri dari apa yang disebut "New World" memulai pencacahan sejak tahu-tahun pernulaan negeri yang bersangkutan ditempati.
Menarik untuk dikemukakan bahwa, sampai permulaan abad ke-20 kurang dari 20 persen penduduk bumi yang dicakup oleh sensus. Dalam tahun 1950-1953 sensus penduduk telah dilakukan dibeberapa negeri yang berdaulat dan juga di sejumlah negeri yang belum berdaulat. Antara tahun 1945-1953 hampir 60 persen penduduk dunia dicakup sensus.
Sensus penduduk yang pada mulanya mempunyai tujuan seperti yang telah disebutkan di muka, sejak abad ke-19 telah banyak berubah baik dalam cakupan yang menjadi lebih luas dan ruang lingkup pemanfaatan yang makin meluas pula. Berbagai aspek telah dimasukkan dalam daftar pertanyaan sensus seperti migrasi, karakteristik ekonomi, fertiliyas, dan mengenai berbagai karakteristik penduduk yang penting yang pada gilirannya dapat memenuhi kebutuhan lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah dan warga masyarakat umumnya.
Kriteria Modern dari Sensus
Istilah "sensus" dalam paham modern mengandung makna perhitungan penduduk yang mencakup wilayah suatu negara. Sensus dilakukan dengan pencacahan langsung tiap orang atau rumah tangga. Dengan demikian suatu sensus penduduk merupakan suatu usaha besar yang memerlukan banyak biaya dan tenaga. Perhitungan penduduk dalm suatu sensus dapat dilakukan dengan sistem de jure atau de facto, atau kombinasi dari keduanya. Sistem de jure berarti mencacah penduduk menurut tempat tinggal tetap. De facto pencacahan dilakukan dimana seseorang ditemukan pada saat sensus.
Ciri-ciri utama dari suatu sensus penduduk nasional resmi mencakup kesponsoran, teritorial yang terdefinisi dengan jelas, universalitas, simultanitas, unit individual dan mengenal kompilasi dan publikasi.
Sensus Penduduk di Indonesia
Di Indonesia seperti lain-lain kawasan di dunia, perhitungan penduduk untuk tujuan terbatas seperti untuk perpajakan dan penentuan jumlah wajib kerja telah ada sejak dulu. Raja-raja Nusantara seperti Raja Lombok dan Raja-raja Mataram telah berusaha melakukan perhitungan jumlah rakyat masing-masing.
Di zaman kolonial, telah disebut sebelumnya adanya sensus penduduk Raffles, angka jumlah penduduk dari srnsus ini sering digunakan sebagai pangkal tolak pembicaraan-pembicaraan perkembangan penduduk di abad ke-19. Raffles melakukan perhitungan jumlah penduduk dalam rangka penetapan sistem pajak tanah (land rent). Pemerintah kolonial Belanda antara tahun 1880 hingga 1905 mengadakan sensus-sensus penduduk dengan periode lima tahun sekali (Quinguennial population censuses).
Registrasi Kejadian Vital dan Penduduk
Pada umumnya sistem registrasi kejadian-kejadian vital diadakan dari sistem registrasi penduduk.. sistem registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang dipelihara penguasa setempat di mana biasanya dicatat setiap kelahiran, kematian, adopsi, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan, perubahan nama dan perubahan tempat tinggal.
Beberapa negeri yang relatif lama dan tetap mempunyai sistem registrasi penduduk yang baik antaranya Swedia., Finlandia, dan Belanda. Di Swedia dan Finlandia sistem registrasi penduduk muncul dalam abad ke-17 dan di Belanda sekitar pertengahan abad ke-19.
Negara yang memelihara sistem registrasi kejadian-kejadian vital biasanya mewajibkan para warganya segera atau dalam jangka waktu tertentu melaporkan kejadian-kejadian vital seperti kelahiran dan kematian. Secara resmi dikeluarkan sertifikat yang dapat diguanakan untuk berbagai keperluan dengan dilengkapi bukti-bukti seperti umur, status perkawinan, dan sebagainya.
Di Indonesia sejarah registrasi penduduk dapat dikatakan mulai dalam masa "pemerintah antara" Raffles. Atas perintah Raffles ditiap desa harus diadakan registrasi. Sayang rencana ini tidak berjalan baik. Bahkan setelah pemerintah kolonial Belanda berkuasa kembali, sistem registrasi tersebut makin lama makin tak dapat di percaya.
Sampai kini, di Indonesia seperti halnya dikebanyakan negara-negara berkembang lain, disamping sistem registrasi penduduk belum dilaksanakan secara menyeluruh, data dari registrasi penduduk (jumlah kelahiran, kematian dan migrasi) sering tidak lengkap dan kurang dapat dipercaya.
Survey
Dalam keadaan terbatasnya data kependudukan dari sumber sensus-sensus penduduk, sistem registrasi kejadian-kejadian vital dan registrasi penduduk, pelaksanaan survai-survai demografis dan beragam survai sampel yang mengumpulkan informasi kependudukan sering sangat bermanfaat.
 
 
Survai demografi pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga tipe yaitu:
1.      Survai bertahap tunggal (single round surveys)
2.      Survai bertahap ganda (multi round surveys)
3.      Survai bertipe kombinasi, yaitu kombinasi antara survai bertahap tunggal atau survei bertahap ganda dengan sistem registrasi.
 
BAB V
Komposisi dan Piramida Penduduk
Pendahuluan
Penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal disuatu wilayah pada waktu tetentu dan merupakan hasil proses-proses demografi yaitu fertilitas, moralitas, dan migrasi. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan penglompokkan penduduk menurut karakteristik.
Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Diantara beragam komposisi penduduk yang dapat disusun, komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan yang terpenting. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bagi suatu masyarakat penting baik dalam kerangka biologis, ekonomis, maupun sosial. Umpamanya penting dalam pertaliannya dengan angka-angka kelahiran, kematian, rasio beban tanggungan, dan jumlah penduduk usia sekolah. Perbedaan yang besar mungkin terdapat antar negeri-negeri tertentu dalam hal komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Pengaruh Kematian, Kelahiran dan Migrasi Terhadap Bentuk Piramida Penduduk
Bentuk piramida penduduk banyak ditentukan oleh keadaan fertilitas dan moralitas. Sekitar 100 tahun diperlukan untuk menghasilkan suatu piramida baru, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menggantikan semua penduduk yang menyusun suatu piramida disuatu daerah atau negara.
Turunnya mortalitas terlebihy-lebih pertama-tama jika hal ini terjadi pada umur-umur sangat muda yaitu umur-umur permulaan kehidupan, maka dalam keadaan fertilitas tetap tinggi, secara keseluruhan umur penduduk menjadi lebih muda.
Migrasi merupakan faktor lain yang mempengaruhi bentuk piramid penduduk suatu negari. Namun dewasa ini banyak negara yang jumlah penduduknya tak terlalu dipengaruhi oleh komponen migrasi. Pengaruh komponen migrasi mungkin cukup berarti terhadap susunan penduduk wilayah-wilayah tertentu suatu negara seperti terhadap sususnan penduduk wilayah-wilayah tertentu suatu negara seperti terhadap susunan penduduk propinsi-propinsi tertentu di Indonesia.

Dimas Darmawan KPI 1 B_Tugas 5_Marxisme & Teori Kritis

Karl Mark, Marxisme & TeoriKritis

Oleh : Dimas Darmawan

 

 

MARXISME.

   Marxisme adalah aliran yang ditujukan bagi penganut ajaran Karl Marx. penganutnya disebut dengan marxis. Marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan Marx terhadap sistem kapitalis, dimana saat itu Marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekan oleh masyarakat eropa yang mana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan telah menguasai kaum bawahan.

   Adapun marxisme disebut materialisme historis, karena menurut teorinya bahwa arah yang ditempuh sejarah sepenuhnya ditentukan oleh sarana-sarana produksi yang materil. Marx berkeyakinan bahwa seluruh sejarah manusia akan menuju kesuatu keadaan ekonomis tertentu yaitu komunisme, dengan kata lain bahwa kelas yang dilakukan Marx secara mutlak untuk mencapai masyarakat komunis.

 

TEORI KRISTIS

   Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tidak puas dengan keadaan teori Marxian terutama kecendrungannya menuju determinisme ekonomi. Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat masyarakat secara lebih akurat (Bleich,1977).

Kritik terhadap Teori Marxian.

   Teoritisi kritis ini merasa sangat terganggu oleh pemikir Marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Teoritisi kritis tak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru, ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi, tetapi karena mereka seharusnya juga memusatkan perhatian pada aspek kehidupan sosial yang lain.

Kritik terhadap Positivisme.

   Positivisme menerima gagasan bahwa metode ilmiah tunggal dapat diterapkan pada seluruh bidang studi. Positivisme mengambil ilmu fisika sebagai standar kepastian dan ketepatan untuk semua disiplin ilmu.

Kritik terhadap Sosiologi.

   Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini. Menurut anggota aliran ini, sosiologi lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan ketimbang memperhatikan individu dan masyarakat.

 Kritik terhadap Masyarakat Modern.

   Aliran kritis masih tetap memperhatikan masalah dominasi, meski masyarakat modern mungkin lebih didominasi oleh elemen kultural ketimbang oleh elemen ekonomi. Karena itulah kritis mencoba memusatkan perhatian pada penindasan kultural atas individu dalam masyarakat.

 

 

sumber : Teori Sosiologi Modern, George Ritzer.

Mochamad Sefti Fajri_KPI 1/C_Tugas5_Karl Marx

Marxisme

Pertama, "Marxisme" tidak sama dengan "Komunisme". "Komunisme" yang juga disebut "Komunisme Internasional" adalah nama "gerakan kaum komunis". Komunisme adalah gerakan dan kekuatan politik partai-partai komunis yang sejak revolusi oktober 1917 di bawah pimpinan W.I. Lenin menjadi kekuatan politis dan ideologis internasional.   Istilah "Marxisme" sendiri adalah sebutan bagi pebakuan ajaran resmi Karl Marx yang terutama dilakukan oleh temannya Fredrich Engels ( 1820-1895) dan oleh tokoh teori Marxis Karl Kautsky (1854-1938). Marxisme sendiri adalah sebuah paham yang bersumber dari ajaran Karl Marx untuk menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Marxisme lahir karena adanya penolakan marx terhadap sistem kapitalis, marx melihat pada saat itu terjadi kesenjangan sosial di mayarakat eropa. Dimana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa. Munculnya marxisme dan teori kritis merupakan respon dari dua perspektif sebelumnya, yakni liberalisme dan realisme. Marxisme dan teori kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas, maka itu keduanya tidak fleksibel. Keduanya dapat dikatakan  gagal dalam memaknai sistem internasional, yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap hanya berpatokan pada orientasi aktor seperti power dan interest yang kurang memperhatikan proses sosial pada aktor yang pada dasarnya sudah dikrontruksi secara historis dan secara tersirat.

Teori Kritis

Teori Kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis Jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian, khususnya kecenderungan teori ini kearah determinisme ekonomi. Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik atas berbagai aspek kehidupan social dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkap hakikat dan sifat masyarakat secara lebih akurat.

·         Kritik atas Teori Marxian

Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Teori ini begitu terusik oleh para determinis ekonomi, para Marxis mekanistis, atau mekanis. Teoretisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan sosial.

·         Kritik terhadap Positivisme

Teoritis kritis juga memusatkan perhatian terhadap filsafat yang mendukung penelitian ilmiah terutama positivisme. Kritik terhadap positivisme sekurangnya sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivisme tentang pengetahuan.


 

·         Kritik terhadap Sosiologi.

Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini. Kritik terhadap Masyarakat Modern. Kebanyakan karya aliran kritis ditujukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai jenis komponennya. Pandangan aliran kritis adalah bahwa dalam masyarakat modern penindasan dihasilkan oleh rasionalitas yang menggantikan eksploitasi ekonomi sebagai masalah sosial dominan.

·        Kritik terhadap Masyarakat Moodern

Kalau di antara teori Marxian awal secara khusus mengarah pada ekonomi, mazhab kritis mengalihkan orientasinya ke level kultural yang dipandangnya sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Jadi, lous dominasi di dunia modern bergeser dari ekonomi menuju ranah kebudayaan.

 

·         Kritik terhadap Kultur.

Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut industri kultur, yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern. Ada 2 hal yang paling dicemaskan bagi pemikir kritis. Pertama, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya. Kedua, teoritisi kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas, dan membius dari industri kultur terhadap rakyat.

Referensi

George Ritzer, Douglas J. Goodman, Teori Sosioligi Modern (Jakarta: Kencana, 2004)

Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2010)

Cari Blog Ini