Selasa, 08 Oktober 2013

Mochamad Sefti Fajri_KPI 1/C_Tugas5_Karl Marx

Marxisme

Pertama, "Marxisme" tidak sama dengan "Komunisme". "Komunisme" yang juga disebut "Komunisme Internasional" adalah nama "gerakan kaum komunis". Komunisme adalah gerakan dan kekuatan politik partai-partai komunis yang sejak revolusi oktober 1917 di bawah pimpinan W.I. Lenin menjadi kekuatan politis dan ideologis internasional.   Istilah "Marxisme" sendiri adalah sebutan bagi pebakuan ajaran resmi Karl Marx yang terutama dilakukan oleh temannya Fredrich Engels ( 1820-1895) dan oleh tokoh teori Marxis Karl Kautsky (1854-1938). Marxisme sendiri adalah sebuah paham yang bersumber dari ajaran Karl Marx untuk menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Marxisme lahir karena adanya penolakan marx terhadap sistem kapitalis, marx melihat pada saat itu terjadi kesenjangan sosial di mayarakat eropa. Dimana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa. Munculnya marxisme dan teori kritis merupakan respon dari dua perspektif sebelumnya, yakni liberalisme dan realisme. Marxisme dan teori kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas, maka itu keduanya tidak fleksibel. Keduanya dapat dikatakan  gagal dalam memaknai sistem internasional, yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap hanya berpatokan pada orientasi aktor seperti power dan interest yang kurang memperhatikan proses sosial pada aktor yang pada dasarnya sudah dikrontruksi secara historis dan secara tersirat.

Teori Kritis

Teori Kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis Jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian, khususnya kecenderungan teori ini kearah determinisme ekonomi. Teori kritis sebagian besar terdiri dari kritik atas berbagai aspek kehidupan social dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkap hakikat dan sifat masyarakat secara lebih akurat.

·         Kritik atas Teori Marxian

Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Teori ini begitu terusik oleh para determinis ekonomi, para Marxis mekanistis, atau mekanis. Teoretisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan sosial.

·         Kritik terhadap Positivisme

Teoritis kritis juga memusatkan perhatian terhadap filsafat yang mendukung penelitian ilmiah terutama positivisme. Kritik terhadap positivisme sekurangnya sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivisme tentang pengetahuan.


 

·         Kritik terhadap Sosiologi.

Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini. Kritik terhadap Masyarakat Modern. Kebanyakan karya aliran kritis ditujukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai jenis komponennya. Pandangan aliran kritis adalah bahwa dalam masyarakat modern penindasan dihasilkan oleh rasionalitas yang menggantikan eksploitasi ekonomi sebagai masalah sosial dominan.

·        Kritik terhadap Masyarakat Moodern

Kalau di antara teori Marxian awal secara khusus mengarah pada ekonomi, mazhab kritis mengalihkan orientasinya ke level kultural yang dipandangnya sebagai realitas masyarakat kapitalis modern. Jadi, lous dominasi di dunia modern bergeser dari ekonomi menuju ranah kebudayaan.

 

·         Kritik terhadap Kultur.

Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut industri kultur, yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern. Ada 2 hal yang paling dicemaskan bagi pemikir kritis. Pertama, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya. Kedua, teoritisi kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas, dan membius dari industri kultur terhadap rakyat.

Referensi

George Ritzer, Douglas J. Goodman, Teori Sosioligi Modern (Jakarta: Kencana, 2004)

Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini