KARL MARX
MARXISME
Marxisme merupakan paham yang berpusat pada pemikiran dan ajaran Karl Marx yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial dan sistem politik. Munculnya Marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan terhadap kapitalis, yang di mana saat itu terjadi kesenjangan sosial di masyarakat Eropa. Dengan kata lain, lahirnya Marxime adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh (proletar).
Menurut Karl Marx sosialisme merupakan pengganti dari sistem kapitalisme. Munculnya Marxisme dan Teori Kritis menganggap bahwa liberalisme dan realisme merupakan perspektif yang terbatas. Keduanya dapat dikatakan gagal dalam memaknai fenomena-fenomena, khususnya pada sistem internasional yang terus berkembang. Realisme dan liberalisme dianggap kurang memperhatikan proses sosial pada actor yang pada dasarnya sudah di konstruksi secara historis dan secara tersirat menolak kemungkinan adanya alternatif lainnya yang berupa proses produksi sosial.
TEORI KRITIS
Teori kritis adalah produk dari sekelompok neo-Marxis Jerman yang tidak puas dengan kondisi teori Marxian, khususnya kecendrungan teori ini ke arah determinisme ekonomi. Tori kritis telah melampaui batas-batas Mazhab Frankfurt. Dahulu, dan sebagian besar pada masa kini, teori kritis berorientasi Eropa, meskipun pengaruhnya ke dalam sosiologi Amerika berpengaruh besar.
Kritik atas Teori Marxian
Teori kritis menjadikan teori-teori Marxian sebagai pijakan awal kritiknya. Teoretisi kritis tidak mengatakan bahwa para determinis ekonomi salah ketika memusatkan perhatiannya pada ranah ekonomi, namun seharusnya mereka pun harus memusatkan perhatian pada aspek lain kehidupan sosial. Selain menyerang teori-teori Marxian, mazhab kritis mengkritik masyarakat, seperti bekas Uni Soviet, yang dibangun di atas teori Marxian yang terkesan asli.
Kritik Positivisme
Kritik atas positivisme, paling tidak sebagian, terkait dengan kritik atas determinisme ekonomi, karena beberapa orang yang menganut paham determinis menerima sebagian atau keseluruhan teori pengetahuan positivistik. Namun, positivisme ditentang oleh mazhab kritis karena sejumlah alasan. Salah satu alasannya adalah karena positivisme cenderung mereifikasi dunia sosial dan melihatnya sebagai proses netral. Singkat kata, positivisme mengabaikan actor , dam mengerdilkannya menjadi entitas pasif yang ditentukan oleh "kekuatan-kekuatan alamiah". Kritik ini akhirnya melahirkan pandangan bahwa pada dasarnya positivisme bersifat konservatif, tidak mampu menetang sistem yang ada.
Kritik terhadap Sosiolgi
Sosiologi diserang karena "saintisme" –nya, yaitu karena menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan itu sendiri. Selain itu, sosiologi dituduh menerima status quo. Mazhab kritis berpandang bahwa sosiologi tidak secara serius mengkritik masyarakat atau melampaui struktur sosial yang ada, yaitu telah menghindar dari kewajibannya untuk membantu orang-orang yang ditindas oleh masyarakat kontemporer. Karena mereka mengabaikan individu, sosiolog dipandang tidak mampu menyumbangkan hal-hal bermakna bagi perubahan-perubahan politik yang dapat melahirkan "masyarakat yang adil dan mannnusiawi".
Kritik t erhadap Masyarakat Modern
Kebanyakan karya mazhab kritis yang ditunjukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai komponennya. Para pemikir kritis tidak hanya dipengaruhi oleh teori Marxian, namun juga oleh teori Weberian, seperti di refleksikan dari fokus mereka pada rasionalitas sebagai perkembangan dominan di dunia modern. Selain pada rasionalitas semua kehidupan modern, mazhab kritis melihat dunia modern sarat dengan irasionalitas. Gagasan ini dapat disebut sebagai "irasionalitas rasionalitas", atau lebih khusus lagi irasionalitas rasionalitas formal. Mazhab kritis terutama memusatkan perhatiannya pada sebuah bentuk rasionalitas teknologi modern, paling tidak sebagaimana yang dijalankan di bawah sistem kapitalisme. Ia melihat bahwa teknologi di masyarakat kapitalis modern mengarah pada totalitarianisme.
Kritik terhadap Kebudayaan
Teoritisi kritis melancarkan kritis signifikan terhadap apa yang mereka sebut dengan "industry kebudayaan", struktur rasional yang birokratis (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kebudayaan modern. Ada dua hal yang paling di khawatirkan para pemikir kritis terhadap industry ini. Pertama, mereka mencemaskan kepalsuan yang ada di dalamnya. Mereka menganggapnya sebagai gagasan yang telah dikemas sebelumnya, yang dihasilkan secara massal dan disebarluaskan kepada massa oleh media. Kedua, para teoretisi kritis terusik oleh efek menaklukkan, represif, dan membodohkan bagi masyarakat.
Sumber : Teori Sosiologi oleh George Ritzer & Douglas J. Goodman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar