Selasa, 29 Maret 2016

NUR SYAMSIYAH, DAUATUS SAIDAH_PMI 6_EKOLOGI MANUSIA_DAMPAK PEMBANGUNAN APARTEMEN EAST CASABLANKA DI TANAH PT WONDERFUL JAKARTA TIMUR_TUGAS 4

Lingkungan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupuan manusia. Hal ini dikarenakan dimana seseorang hidup maka akan tercipta suatu lingkungan yang berbeda dan sebaliknya. Akhir-akhir ini sering kali ditemukannya suatu pengrusakan lingkungan oleh manusia dengan alasan pemanfaatan untuk menghasilkan materi yang lebih, secara tidak langsung tindakan ini akan mengakibatkan terkikisnya lingkungan dan mengancam pada kelangsungan hidup manusia. Banyak pembangunan di setiap kota yang di lakukan untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Pembangunan apartemen menimbulkan suatu dampak, baik terhadap makhluk hidup maupun terhadap lingkungan. Dampak terhadap lingkungan antara lain adalah terjadinya bencana banjir, kekeringan, erosi tanah, pencemaran lingkungan, matinya beberapa jenis tumbuhan dan hewan. Pembangunan apartemen tersebut erat kaitannya dengan perubahan penggunaan lahan. Apabila terjadi perubahan penggunaan lahan, misalnya di daerah hulu/atas berupa hutan lindung digunakan untuk permukiman atau perumahan sedangkan daerah hilir digunakan untuk industri dan permukiman, maka akan berdampak besar untuk daerah itu sendiri maupun daerah di bawahnya. Terjadi erosi atau longsor di bagian atas/hulu karena terjadi penggundulan hutan yang dialihfungsikan untuk perumahan bahkan apartemen. Selain itu karena terjadi perubahan penggunaan lahan, juga terjadi kerusakan suatu ekosistem yang menyebabkan habitat tanaman atau binatang rusak. Hal tersebut sangat berdampak kepada beberapa tumbuhan atau hewan yang punya karakter khusus, yaitu hanya dapat bertahan hidup pada daerah dengan keadaan tertentu. Dibagian hilir dapat terjadi banjir karena di bagian hulu telah terjadi alih fungsi lahan dari hutan lindung menjadi permukiman, sehingga daerah diatas akan mengirimkan limpasan sedangkan daerah hilir. Karena daerah hilir juga mengalami perubahan penggunaan lahan, dari kebun menjadi industri maupun permukiman untuk kegiatan ekonomi, sehingga daerah resapan air semakin sedikit. Potensi banjir juga semakin besar.

Kekeringan juga mungkin dapat terjadi akibat pembangunan, dengan penggunaan air tanah yang dieksploitasi kedalamannya, karena kebutuhan yang berlebihan  karena pembangunan besar-besaran maka persediaan air tanah semakin sedikit, sementara air hujan yang masuk kedalam tanah lebih lambat dari air yang digunakan. Padahal jika air yang disedot terlalu banyak maka bisa menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah.

Kelebihan kondisi fisik dari apartemen, kelengkapan fasilitasnya sangat lengkap, dan  juga menjadi daya tarik tersendiri. Sarana kebugaran seperti fitness center, kolam renang, jogging track, taman bermain, minimarket, restoran, cafe, dan fasilitas lainnya akan membuat penghuni apartemen tidak perlu pergi terlalu jauh untuk memenuhi kebutuhannya. Dan juga penataannya yang lebih bagus di bandingkan rumah susun.

Tingkat keamanan dari apartemen juga lebih baik karena adanya penjagaan 24 jam dan CCTV yang memantau, sehingga penghuni dapat lebih tenang ketika harus meninggalkan unitnya. Ini merupakan hal yang penting karena sebagian besar masyarakat perkotaan yang bekerja akan lebih banyak menghabiskan waktunya di luar, baik untuk bekerja, makan atau rekreasi.

Penurunan kualitas lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta dorongan pertumbuhan ekonomi telah memacu kegiatan yang mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan telah dipelajari oleh berbagai pakar ekonomi kependudukan, bahwa tekanan pertumbuhan penduduk hanyalah salah satu kunci yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan yang terjadi saat ini.

Disisi ekonomi juga adanya dampak dari pembangunan apartemen ini, yakni tanah yang tadinya milik PT Wonderful yang bergerak dalam bidang produksi pakaian telah dirubah menjadi bangunan tinggi. Adanya penurunan penghasilan bahkan adanya pemberhentian hubungan kerja (phk) para pekerja. Terbangun nya apartemen ini diakibatkan PT tersebut mengalami kebangkrutan, sehingga perlahan para staff, dan karyawan di berhentikan kerjanya. Setelah kebangkrutan PT tersebut, suasana di sana sepi dikarenakan sudah tidak digunakan lagi sebagai pabrik. Akhirnya tanah yang berdiri pabrik tersbut didirikan apartemen. Berdirinya apartemen tersebut mengakibatkan perekonomian orang-orang yang bekerja di PT Wonderful mengalami penurunan pendapat.

Fauzia Nurul Khotimah, Vikron Fahreza, Ade Fauzan_ Tugas ke 4

Fauzia Nurul Khotimah (1113054000007)

Vikron Fahreza (1113054000025)

Ade Fauzan (1113054000036)

 

Kurangnya lahan terbuka hijau akibat berkembang pesatnya pembangunan rumah kos diwilayah kukusan Depok Jawa Barat

         

  Seperti pada tugas yang minggu lalu, pada kali ini kami melakukan pengamatan terhadap wilayah pemukiman warga yang berada di salah satu daerah teman kami yaitu Vikron Fahreza, wilayah itu ialah Kukusan, yang merupakan salah satu wilayah yang berada di Depok Jawa Barat. Pada awalnya wilayah Kukusan ini merupakan sebuah pemukiman warga yang bisa dikatakn sangat asri, sejuk dan masih memiliki banyak pepohonan, semua itu seakan sirna ketika pembangunan kampus UI dilakukan yaitu pada tahun 1987. Pembangunan kampus UI yang dilakukan di area seluas 320 hektare, pembangunan itu dilakukan ditempat yang dahulunya merupakan hutan-hutan dengan pepohonan yang sangat amat tinggi dan hijau, walaupun pemanfaatan lahan itu hanya sekitar 25% untuk sarana akademik dan 75% nya merupakan area hijau berwujud hutan kota, tetapi pembangunan itu juga memiliki sebuah dampak yang cukup brkepanjangan bagi ekosistem yang berada di wilayah sekitar kampus UI tersebut, termasuklah wilayah Kukusan yang merupakan salah satu tempat kami tinggal.

            Oleh karena itu untuk mengerjakan tugas kali ini kami memutuskan untuk berangkat menuju rumah temen kami yaitu Reza yang menurut pengakuan nya mengalami perubahan yang cukup signifikan, untuk  mendapat sebuah data yang cukup akurat, kami menemui beberapa narasumber yang notabene orang-orang yang berkompeten untuk memberi informasi tersebut, orang-orang itu adalah Bapak Jaya selaku ketua RT 01/02 yang wilayahnya sedang brmasalah akibat pembangunan kos-kosan yang mana pembuangan limbah nya sedang disoroti akibat tidak memimkirkan kondisi saluran air yang cukup sempit dilingkungan ini, selain itu kami juga mewawancarai ibu Mulham. Ibu Mulham ini merupakan salah seorang warga asli kukusan yang tahu perubahan yang terjadi di wilayah sana dari tahun ke tahun. Kami mulai mewawancarai mereka berdua pada hari Senin 28 Maret 2016. Kebetulan rumah bapak Jaya dan ibu Mulham sangat berdekatan dengan rumah teman kami Vikron Fahreza. Dasn kebetulan juga bapak Jaya adalah seorang menantu dari ibu Mulham, ada awalnya kami menemui dan mewawancarai Ibu Mulham terlebih dahulu karena pak Jaya belum pulang kerja, hal-hal yang ingin kami dapatkan dari ibu Mulham adalah gambaran dari wilayah Kukusan ini ketika zaman Dahulu. Ibu Mulham mengataka bahwa kukusan dulunya dapat dikatakan sebagai daerah "tempat jin buang anak", maksud dari sitilah itu adalah daerah yang sangat amat sulit untuk dijamah oleh manusia, wilayah yang sangat pelosok dan sangat sulit untuk diakses, itu sekitar tahun 60-an menurut pengakuan beliau. Lalu beliau bercerita bahwa wilayah rumah kami yang sekarang ini dahulunya adalah sebuah lahan yang tidak ada yang punya, lahan hijau itu ditumbuhi oleh pohon-pohon karet yang luar biasa besar, lalu juga ada beberpa pohon jati, pohon belimbing dan berbagai macam jenis spesies pohon lainnya. Selain bermacam-macam jenis pohon dan tumbuhan yang sangat banyak, wilayah Kukusan juga dulunya merupaka sebuah rawa-rawa yang merupakan tempat hidupnya spesies biota air yang  beraneka ragam dimulai dari belut, ikan-ikanan dan bahkan Ular pun banyak hidup di wilayah ini pada dahulunya, lalu kami menanyakan berapa banyak jumlah rumah/ penduduk yang tinggal di wilayah ini pada dahulunya, ibu Mulham mengatakan bahwa jumlah penduduk yang tinggal diwilayah ini pada zaman dahulunya masih sangat sedikit bahkan dapat dihitung dengan jari. Terhitung hanya beliau lah yang tinggal lalu ada beberapa sanak saudaranya juga yang mendiami wilayah ini, akan tetapi mreka tidak tinggal berdekatan satu sama lain. Jadi dapat dikatakan untuk wilayah tempat teman kami tinggal ini hanya ada satu rumah yaitu rumah ibu Mulham dan sisanya adalah sebuah lahan lepas yang ditumbuhi bermacam-macam jenis pohon dan rawa-rawa yang sangat amat liar, bahkan beliau mengatakan bahwa ketika sudah maghrib tidak ada satupun manusia yang berani  keluar rumah, dikarenakan kondisi yang sangat amat gelap dan suasana liar yang begitu kental diwilayah ini.

            Dari penggambaran ibu Mulham ini kami sudah dapat gambaran sperti apa wilayah kukusan pada zaman dahulu, tentunya kami sangat rasakan berbeda dari Kukusan yang sekarang,sejumlah pohon-pohon yang dulunya menghiasi wilayah ini seakan sudah tidak berbekas lagi, bahkan rawa-rawa yang dahulunya mrupakan tempat spesies dari bermacam-macam biota air sekarang sudah berganti menjadi cluster-cluster yang di diami oleh spesies manusia. Selain dari perumahan-perumahan/cluster yang makin menjamur diwilayah ini, pembanguna rumah kos akibat berdirimya kampus UI merupakan salah satu penyebab berkurangnya lahan-lahan hijau diwilayah Kukusan ini. Kami pun diajak berkeliling oleh Reza untuk mengetahui seberapa parah hancur nya ekosistem dan tatanan alam yang berada dilingkungan ini. Benar saja setelah kami berjalan selama menit dengan mengendarai motor maka kami melihatlah sebuah wilayah yang tadinya mrupakan sebuah empang, rawa-rawa dan kebun, telah disulap menjadi rumah kos yang ,megah dilengkapi dengan berbagai fasilitas sperti AC dan lahan parkir yang begitu luas, lalu kemana lahan hijau yang asri beserta empang dan raw tempat para hewan-hewan air tumbuh dan hidup ? semuanya sudah hilang dan tidak mninggalkan bekas apapun, akan tetapi alam tidak begitu saja terima atas perlakuan kasar manusia, termasuk juga pada kasus pembangunan rumah kos diatas empang dan rawa-rawa ini. Menurut pengakuan beberapa mahasiswa yang kami temui yang kebetulan juga mengekos disana  kualitas air dari kosan yang mereka tinggali sangatlah jelek, terasa berbau dan terkadang keruh, oleh karena itu untuk kepentingan mencuci baju, masak dan lainnya air dikosan mereka tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu ketika hujan turun wilayah kosan mereka smpat tergenang air hingga sebatas betis orang dewasa, hal itu nampaknya wajar karena wilayah yang mereka tinggali itu merupakan tempat air hujan ditampung dan diresap kedalam tanah.

            Setelah berjalan mengelilingi lingkungan sekitar rumah Reza kami, satu orang narasumber yang kami tungu-tunggu datang yaitu bapak Jaya yang merupakan ketua RT 01 diwilayah kukusan tepatnya lingkungan tempat kami Reza tinggal, tanpa basa-basi kamipun langsung menanyai beberapa hal seputar permasalahan rumah kos yang baru dibangun lingkungan RT 01 itu, memang benar kos-kosan itu sedang ada masalah, masalahnya adalah pembuangan limbah dari rumah kos tersebut yang spertinya tidak tertampung lagi di saluran air yang brada diwilayah RT 01 ini, sebab memang betul bila kami melihat kondisi saluran air diwilayah tersebut sangat kecil dan nampaknya tidak bisa menampung jumlah limbah dari rumah kos yang memiliki hamper 125 kamar tersebut. Dulu sang pemilik rumah kos itu sempat diajak diskusi mengenai permasalahan ini akan tetapi sepertinya dia tidak mau mengeluarkan dana lebih untuk memperlebar saluran air tersbut, dan bila demikian maka dapat dipastikan ketika hujan turun rumah teman kami reza akan tergenang air sebab tidak mampunya aluran air menahan jumlah debit air yang begitu besar dari limbah rumah kos dan juga air hujan tersebut.

            Sebagai penutup akhirnya dapat kami simpulkan bahwa industri rumah kos yang sangat amat menjanjikan secara materi di wilayah ini ternyata memiliki dampak yang sangat buruk bagi alam sekitar, rusaknya ekosistem untuk kepentingan pribadi seharusnya sudah tidak terjadi lagi. Alam merpakan ciptaan Allah SWT mereka juga mempunyai hak untuk hidup seperti kita manusia, oleh karena itu ketika kita mecintai Alam maka kita juga mencintai yang mencipatakannya pun sebaliknya begitu. Manusia sepertinya lupa bahwa ketika alam sudah marah dan mereka mulai murka kepada kita manusia, bahkan tidak satu pun tekhonologi manusia yang dapat melawannya.

Icha, Nufus_MUSOLAH AL-MUHAJIRIN_Tugas 4

ICHA, NUFUS_MUSHOLLA AL-MUHAJIRIN_Tugas 4

Nama kelompok      : Khoirunnisa     (11140530000006)

                                : Ilmiyati Nufus (11140530000017)

Kelas                       : MD 4A

                               

Dalam kesempatan ini, kelompok kami yang terdiri dari dua orang khoirunnisa dan Ilmiyati nufus akan menyampaikan suatu laporan obyek dakwah yakni Musholla Al-Muhajirin. Garis besar yang kami ambil dalam laporan kali ini  adalah "DAMPAK BERDIRINYA MUSHOLLA AL-MUHAJIRIN". Musholla al-Muhajirin ini bertempat di jalan penganten ali , gg.palem 1 ciracas Jakarta timur. Musholla ini berdiri cukup terbilang baru, yaitu sekitar 4 tahun silam ialah akhir tahun 2011. Luas dari musholla ini sekitar 130 meter. Untuk mendapatkan informasi lebih dalam, kami menghadirkanrkan beberapa narasumber dari eksternal maupun internal musholla yakni dari DKM Musholla dan penduduk sekitar,

Dari internal musholla kami dapati dari pendiri musholla yaitu Bpk Sailan, beliau mengatakan bahwa tujuan dari pendirian musholla adalah untuk meningkatkan lingkungan yang lebih religius dan berakhlak serta tempat memudahkan masyarakat melaksanakan shalat secara berjama'ah dan tepat waktu. Karena kebetulan lokasi musholla ini cukup strategis, karena sebelumnya kebanyakan masyarakat sholat di masjid sekitar 50m-100m dari pemukiman cukup jauh jika dibandingan dengan musholla al muhajirin ini yang letaknya sekitar 10-40meter. Jadi dibangunlah musholla ini atas dasar memudahkan akses masyarakat dalam beribadah dan tepat waktu.

Musholla ini awalnya didirikan atas kondisi masyarakat sekitar dan hanya untuk tempat beribadah sholat saja, namun walaupun baru dibangun musholla ini juga memiliki kegiatan yang rutin dilakukan terdiri; pengajian anak-anak setiap sore hari, lalu pengajian bulanan khusus ibu-ibu dan remaja perempuan sekitar kemudian pengajian mingguan khusus kaum bapak yang dilakukan setiap malam jum'at. Kegiatan rutin tahunan yang selalu dilaksanakan seperti hari-hari besar maulid, muharraman,dll. Bpk sailan juga menegaskan bahwa musholla ini sudah menjadi wakaf dan masyarakat berhak beribadah di musholla ini kapan saja. Ada sekitar paling banyak 20 orang yang setiap hari sholat berjama'ah 5 waktu dimusholla ini.

Kondisi musholla ini terletak dipemukiman, persis dibelakang musholla itu sungai Jakarta , lalu tepat disebrang musholla adalah pemukiman cukup padat penduduk yang dapat dikatakan banyak dari non muslim tinggal disana. Sebelum menjadi musholla tanah ini awalnya adalah sebuah persawahan yang didalamnya terdapat pohon-pohon besar serta tanaman sayuran. Kemudian sedikit demi sedikit direlokasikan menjadi pemukiman, lalu dibuatlah jalan penyebrang antara kampong satu ke kampong sebrang. Maka didirikannya musholla agar mudah akses masyarakat dalam beribadah walaupun hanya sebuah bangunan musholla yang kecil. Menurut salah satu pengurus, "kami selaku pelaku pengembangan musholla ini selalu berharap agar kerukunan umat beragama terus terjalin sesama muslim ataupun dengan non muslim." Kemudian dari narasumber eksternal ini kami dapati dari keluarga non muslim yang tepat rumahnya disebrang musholla. Mereka mengatakan, dengan adanya musholla ini berdampak baik pada umat Islam disekitar itu sendiri. Keluarga mereka juga mengakui tidak adanya hal-hal negativ  yang terjadi selama didirikannya musholla ini.

Hanya saja, disayangkan hari demi hari seoring kemajuan teknolgi dan perkembangan zaman tidak jama'ah semakin maju ke depan alias semakin sedikit, tidak dipungkiri bagi musholla itu sendiri diakui berkurangnya kesadaran masyarakat setempat yang lebih dalam sholat berjama'ah. Jadi dapat dikatakan musholla ini krisis akan jama'ah dalam keseharian sholat berjamaah, padahal komunitas muslim disekitar musholla itu lebih banyak dari yang non muslim yang letaknya di sebrang musholla ini.

Arnol_Arif_Pesantren Modern Ummul Quro Al-islami_Tugas 4

Tugas 4

Matakuliah

Metodologi Penelitian Dakwah

 

Disusun oleh:

·         Arnol Rinaldi: 11140530000033

·         Arif Budiman: 11140530000059

 

Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami secara geografis terletak di kampung Banyusuci desa Leuwimekar. Meskipun berdiri di lahan bekas pesawahan, lokasi pesantren yang biasa disingkat menjadi UQI cukup strategis. Pintu gerbang pesantren yang sedang dibangun langsung menghadap ke jalan kecamatan. Kemudahan akses transportasi tersebut membuat UQI sangat mudah dijangkau. Santri juga wali santri bisa mengunjungi pesantren kapanpun dengan kendaraan apa saja. Karena jarak pintu gerbang pesantren dengan jalan provinsi – jalan raya yang menghubungkan provinsi Jawa Barat dan Banten – hanya sekitar 800 M. Rute pesantren dan pasar kecamatan bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 15 menit.Pasar Leuwiliang merupakan pasar terbesar di wilayah Bogor Barat. Segala macam barang kebutuhan hidup dari yang primer sampai yang tertier bisa dibeli di pasar yang selalu ramai 24 jam tersebut. Menurut penelitian kami itulah salah satu hal yang menjadi alasan mengapa pesantren ini mendapat respon yang lumayan positif dari lingkungan sekitar sehingga pesantren ini tiap tahunnya dapat menerima santri ataupun santriwatinya mencapai angka ribuan sekitar 3000 santri pada saat ini yang bermukim di pesantren ini.

Namun menurut yang kami teliti tidak hanya respon positip saja yang pesantren ini dapatkan dari lingkungan sekitar melainkan adapula respon negative nya, salahsatu penyebabnya ialah karna terlalu membludaknya jumlah santri dan kurangnya tenaga pengajar professional di pondok ini yang menyebabkan kurang terkontrolnya tingkah laku dan kegiatan sehari-hari para santri, bahkan tak jarang kami mendapati beberapa santri yang berlalu lalang di luar lingkungan pesantren tanpa seizin pihak pesantren sehingga masyarakat sekitar pun menanggapi hal tersebut dengan tanggapan bahwa di pesantren ini kurang peraturan yang ketat.

Dengan biaya pendaftaran sekitar 5 juta rupiah dan uang SPP 500 ribu rupiah yang menurut kami termasuk dengan biaya yang terjangkau kami rasa turut mempengaruhi kualitas pembelajaran di pesantren ini, kedisiplinan selalu menjadi dasar pada pesantre ini akan tetapi ada beberapa hal yang membuat kami sebagai peneliti merasa janggal, contohnya ialah di pesantren ini melarang keras bagi santrinya untuk merokok akan tetapi para dewan guru di sini bebas bermain asap dimana pun mereka berada, sungguh hal yang cukup ironis mernurut kami karena bagaimana mungkin seorang guru yang sejatinya ialah panutan bagi para muridnya justru mencontohkan suatu hal negative yang bertentangan dengan peratutan yang berlaku.

Proses kami dalam meneliti pesantren ini terbilang susah-susah gampang dikarnakan lokasi pesantren ini yang lumayan jauh dari tempat kami tinggal butuh waktu cukup lama menuju pesantren ini, kurang lebih dua jam perjalanan kami sampai dilokasi dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua, beberapa saat setelah kami sampai dipesantren ini kami langsung mencari beberapa narasumber dari luar linggukan pesantren untuk kami wawancarai salah satunya ialah bapak daus, ia menjelaskan bahwa akhir-akhir ini saya atau mungkin masyarakat lainpun merasakan akan rasa resah dan rishi kami mengenai santri yang sering berkeliaran diluar pondok yang berkelakuan kurang sopan dan tidak sesuai dengan julukan santri yang mereka miliki, mereka merokok menginap di masjid warga tanpa izin, bahkan tak jarang saya mendapati santri menginap di warung internet tanpa alasan yang jelas.

Kami meneliti pesantren ini dengan tujuan bahwa kedepannya lembaga pendidikan berbasis dakwah khususnya di Indonesia dapat lebih memikirkan matang-matang segala aspek aturan yang berlaku di lingkungan nya jangan sampai ada diantara guru ataupun muridnya tidak memahami bahkan tidak menjalani aturan yang telah dibuat sebelumnya.

 

Semoga bemanfaat, trimakasih…

 

Zainul, Fadlil, MD 4A_HAMBATAN-HAMBATAN MUNTADZIM DAN MUNTADZIMAH DALAM MENGIKUTI KEGIATAN PENGAJIAN DI MA’HAD DARUSSUNNAH_tugas 4

HAMBATAN-HAMBATAN MUNTADZIM DAN MUNTADZIMAH DALAM MENGIKUTI KEGIATAN PENGAJIAN DI MA'HAD DARUSSUNNAH

 

Oleh    : Muhammad Zainul Ilyas       11140530000013

              Muhammad Fadlil Hidayat   11140530000066

Kelas   : MD 4A

 

Darussunnah merupakan salah satu lembaga dakwah di daerah Tanggerang, tepatnya di Ciputat. Lembaga ini berbentuk pondok pesantren yang berfokus pada kajian hadis dan ilmu hadis yang diperuntukan khusus bagi mahasiswa dan mahasiswi yang belajar di perguruan tinggi seputar Tanggerang dan Jakarta. Mahasiswa yang belajar disini, disebut mahasantri dan mahasantriyah. Kebanyakan dari mereka, belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena lokasinya yang dekat, juga ada yang belajar di PTIQ Jakarta dan UMJ namun tidak sebanyak yang belajar di UIN Jakarta.

Darussunnah juga mempunyai lembaga madrasah yang setara dengan SMP dan SMA. Siswa yang belajar di Madrasah ini, disebut dengan Santri. Madrasah Darussunnah ini baru berdiri dua tahun yang lalu, sehingga santrinya baru hanya sampai kelas 2 MTs saja, dan juga baru hanya santri laki-laki saja.

Berbeda dengan Madrasah yang hanya santri laki-laki saja, Mahasantri Darussunnah karena sudah lama berdiri, maka yang belajar disini tidak hanya laki-laki melainkan juga perempuan. Yang laki-laki disebut mahasantri dan yang perempuan disebut dengan mahasantriyah.

Masa belajar disini adalah empat tahun atau delapan semester dan diakhiri dengan skripsi yang disebut dengan takhrij. Sehingga, yang belajar disini akan mendapatkan gelar Licence (Lc) tatkala mampu menyelesaikan takhrijnya.

Di tahun sekarang yakni tahun 2016, seluruh Mahasantri dan mahasantriyah Darussunnah berjumlah sekitar 160 yang terdiri dari 4 angkatan, yakni angkatan Ihna, Ash-Shuffah, Avicena dan Al-Aqsha. Dari keseluruhan mahasantri dan mahasantriyah, ada yang disebut muntadzim/ muntadzimah dan ada yang disebut muntasib/muntasibah. Muntadzim/ muntadzimah adalah mahasantri yang mengaji dan tinggal di asrama Darussunnah dan juga berhak mengikuti takhrij tatkala sudah selesai masa ajaran selama empat tahun. Sedangkan muntasib/muntasibah adalah mahasantri/mahasantriwati yang mengaji saja di Darussunnah, akan tetapi tinggalnya tidak di asrama, melainkan di kos kosan sekitar Darusunnah dan tidak berhak mengikuti takhrij. Meski demikian, semangat mengaji muntasib/muntasibah tidak kalah dengan muntadzim/muntadzimah walaupun terkadang ada banyak hambatan-hambatan yang menyebabkan ketidak bisanya menghadiri pengajian.

Menurut divisi pendidikan IMDAR (Ikatan mahasantri Darussunnah) Nelli Lailiyatu Alfina, jumlah mahasantri muntasib berjumlah 3 orang, dan mahasantriyah muntasibah berjumlah 8 orang. Mereka semua merupakan para pejuang ilmu yang mana meskipun tidak tinggal di asrama, tapi semangat mereka untuk mengaji sangatlah tinggi, tapi tidak menutup kemungkinan, ada saat-saat tertentu bagi mereka untuk tidak mengikuti kegiatan mengaji di Darussunnah. Oleh karenanya, kami melakukan wawancara kepada sebagian dari mereka terkait alasan-alasan atau hambatan-hambatan mereka ketika mereka tidak bisa mengikuti kegiatan pengajian di Darussunnah.

Al-hamdulillah diskusi yang kami lakukan tidak menemukan hambatan yang tertalu berat, hanya saja untuk bertemu dengan narasumber kami kesusahan menentukan waktu yang tepat, dalam artian bisa bertemu bersama dengan narasumber yang lainnya, pada akhirnya kami berdiskusi secara random. Meskipun diskusi yang kami lakukan tidak dapat berbarengan karena dengan dalih waktu kuliah yang sangat padat, mau tidak mau kami harus melaksanakan diskusi dengan cara bergantian dari satu narasumber ke narasumber yang lain, sore hari pada waktu itu, hujan pula tapi kami tidak patah semangat untuk melaksanakan diskusi. Ada empat orang narasumber yang terlibat dalam diskusi kami yaitu Rahmat Ilahi mahasiswa UIN prodi tafsir hadist, fauzan Azima mahasiswa UIN prodi tafsir hadist, Rifa Tsamrotul Sa'adah mahasiswi UIN prodi tafsir hadist dan yang terakhir Lailiyatu Al-fina mahasiswi UIN prodi Studi Islam

Keempat narasumber berasal dari satu mahasiswi muntadzimah, satu mahasiswi muntasibah dan dua orang mahasiswa muntadzim. Di sini kami berdiskusi tentang hambatan-hambatan temen-temen mahasiswa dan mahasiswi dalam belajar di Darus-Sunnah. Berbagai macam ide dan gagasan temen-temen narasumber saling mengemukakan, jika kita simpulkan dari diskusi yang telah kita laksanakan "Hambatan-Hambatan Mahasantri Darus-Sunnah" khususnya bagi muntasib dan muntasibah yaitu : yang pertama hambatan yang sering temen-temen mahasiswa dan mahasiswi rasakan yaitu rasa malas, ujarnya. Semua narasumber memang mengemukakan rasa malas ini memang tidak bisa dipungkiri lagi, sudah merupakan suatu keniscahyaan jika semua tindakan yang baik pasti memiliki hambatan "malas", hambatan selanjutnya yang mereka kemukakan adalah jarak antara tempat mereka mukim dengan Darus-Sunnah, ada sebagian narasumber yang bertempat tinggal jauh di depan kampus satu lebih tepatnya dan bahkan ada yang bertempat tinggal di daerah pemakaman UIN lebih tepatnya di daerah pesanggerahan, ini merupakan hambatan juga ujar mereka.

Lingkungan baru yang jauh berbeda dari kampung halaman mereka  juga merupakan hambatan yang mereka kemukakan dalam diskusi  dalam belajar di Darus-Sunnah" Hal ini menyebabkan sebagian narasumber susah berinteraksi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Hambatan selanjutnya ialalah sistem pembelajarannya yang terbilang cepat bagi yang memiliki besic pondok yang kurang  mereka kemukakan dalam diskusi karena pembelajaran di Darus-Sunnah selain menggunakan metode pembelajaran bahasa Arab dan Ingrris para Mahasantri dan Mahasantriwatinya dituntut agar mengetahui dasar-dasar ilmu agama khususnya ilmu hadis.

Penjelasan-penjelasan diatas adalah hasil dari diskusi kami bersama temen-temen narasumber langsung, kurang lebihnya seperti yang telah kami paparkan di atas,kurang lebihnya kami mohon maaf. Terima kasih

 

 

Eliza_Desi_Social Mapping_MD 4B

 

Oleh              : Desi Nuryani               (11140530000051)

                        Eliza Rahmawati         (11140530000046)

Jurusan          : Manajemen Dakwah 4 B

Mata Kuliah  : Metodologi Penelitian Dakwah

 

 

Optimalisasi Kapasitas Rumah Yatim Yayasan Nurul Aitam

Pada awalnya kami ingin memilih Masjid sebagai objek penelitian kami, tetapi karena bapak Tantan Hermansyah selaku Dosen Mata kuliah Metodologi Penelitian dakwah telah memberi contoh objek penelitiannya Masjid, jadi kami membatalkan memilih objek penelitian pada Masjid.

Kami memulai wawancara tugas kali ini pada Ahad, 27 Maret 2016, ba'da ashar. Diawali dengan mendatangi salah satu pengurus dari Yayasan Nurul Aitam. Bapak Abdullah sebagai koordinator dari salah satu pengurus yang aktif di Yayasan Nurul Aitam. Mulanya kami wewawancarai beliau di sekretariat Yayasan tersebut, tetapi kami diminta oleh Bapak Abdullah sebagai Narasumber untuk melihat langsung lokasi Yayasan Nurul Aitam. Padahal awalnya kami tidak berniat untuk mendatangi asrama tersebut karena alasan lokasi yang kurang strategis. Setelah itu, Kami pun langsung menuju lokasi asrama tersebut yang letaknya tidak jauh dari Sekretariat Yayasan Nurul Aitam. Kami memilih objek yayasan ini karena menurut kami Yayasan Nurul Aitam sangat bagus untuk dijadikan objek penilitian, disamping berbedanya yayasan ini dari yayasan-yayasan yang lainnya.

            Yayasan Nurul Aitam adalah salah satu organisasi Islam yang berbentuk rumah yatim. Berawal dari kegiatan rutin tahunannya yang dilakukan oleh Tokoh Agama, Tokoh pemuda, dan Tokoh Masyarakat setempat yang bertempat tinggal di sekitaran Masjid Jami Al-Khoir/ Kelurahan Pangkalan Jati Baru Cinere. Kegiatan yang setiap tahunnya yang memerhatikan anak-anak yatim piatu (khususnya santunan pada acara bulan  Ramadhan dan Muharram) serta dari niat yang ikhlas dan ketulusan bersama, bahwa kewajiban semua umat muslim untuk mengasihi dan menyantuni serta mengangkat derajat dan martabat anak yatim piatu maka para Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Tokoh Masyarakat sepakat membentuk suatu wadah organisasi Islam yang didirikan pada November 1991 lengkap dengan akta notaris dari Notaris Lindasari Bachroem, SH di Bogor.

Dengan dibuatnya akta notaris maka diresmikan juga sebuah kantor yang yayasan sekertariat yang beralamat di Jalan Andara Dalam Kav. No.1. Desa Pangkalan Jati Baru Cinere-Depok. Yayasan Nurul Aitam atau yang biasa disingkat YANUTA didalamnya membantu dari segi moril dan materil dan sekaligus membina akhlak anak-anak yatim dari segi agama yang berlandaskan keislaman. Yayasan ini berbeda dari yayasan yatim piatu lainnya, yayasan ini mempunyai kantor sekertariat dan asrama tersendiri. Namun, untuk anak-anak atau santri yang tergabung didalamnya tidak menetap atau bertempat tinggal di asrama itu, melainkan mereka tetap tinggal bersama keluarganya dirumah masing-masing.

Saat ini jumlah santri yang berada di yayasan Nurul Aitam terbagi menjadi 5 RW dalam 1 Kelurahan, yang berjumlah kurang lebih 110 orang anak. Terdiri dari 54 santri laki-laki dan 56 santri perempuan. Berdasarkan tingkat jenjang pendidikan santri, bahwa TK berjumlah 10 orang. SD/MI berjumlah 38 orang. SMP/MTS berjumlah 26 orang. SMA/SMK/MA berjumlah 31 orang dan yang Perguruan Tinggi berjumlah 5 orang. selanjutnya santri yang sudah lulus dari yayasan mereka dinyatakan telah selesai menyelesaikan pendidikannya.

Yayasan Nurul Aitam berusaha menanamkan nilai-nilai akhlak Islami kepada anak-anak yatim piatu untuk bisa bersama-sama menyeimbangkan hablum minallah (hubungan dengan Allah SWT) dan hablum minannas (hubungan dengan sesama manusia) agar tetap terwujud umat muslim yang bermanfaat bagi orang-orang sekitar. Memang ada tiga aspek yang sangat di dahulukan dan diperhatikan oleh yayasan, yaitu aspek pendidikan, aspek keagamaan dan aspek keterampilan.

Walaupun begitu, metode pembinaan akhlak islami santri dilakukan dengan kegiatan bimbingan mental yang memang sudah rutin dilaksanakan, seperti pada malam jum'at diadakan Shalat Maghrib berjamaah, Dzikir, Tahlil, Yasinan, Tasbih, Tahmid, dan Doa, pada hari sabtu pembinaan pengetahuan seperti pelajaran Akhlak, Fiqih, dan Bimbingan Agama Islam lainnya, dan pada hari minggu diadakan pengajian membaca dan memahami isi Al-Qur'an. Tak hanya itu, pada saat waktu-waktu luang banyak kegiatan yang membangun kreatifitas anak-anak yatim piatu, seperti pembinaan Qasidah, Marawis, Hadrah, dan berbagai Seminar Motivasi.

Aspek pendidikan, di Yayasan Nurul Aitam aspek pendidikan menjadi prioritas utama, Yanuta memprioritaskan anak-anak yatim agar sekolah sampai ke Perguruan Tinggi, karena melihat banyaknya anak yatim diluar sana harus putus sekolah hanya sampai pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Dalam hal ini pendidikan juga menjadi bukti bahwa seseorang yang memiliki pola pikir dan komunikasi yang terdidik akan bisa menempatkan dirinya di lingkungan tersebut.

Selanjutnya, Aspek keagamaan juga menjadi syarat bahwa anak yatim yang dahulunya sebelum dibina oleh yayasan hidupnya tidak beraturan dan sangat bebas. Kemudian setelah pembianaan dilakukan di yayasan ini, banyak terjadi perubahan-perubahan yang signifikan dari segi akhlak yakni dengan aklak Ialmi yang sudah ditentukan dalam Al-Qur'an dan Hadist. Anak-anak di yayasan juga menyadari bahwa mereka mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar  untuk menjadi tiang berdirinya kaidah-kaidah Islam yang pada zaman ini sudah mulai pudar dan bergesernya norma agama dan masyarakat.

Kemudian yang terakhir Aspek keterampilan, keterampilan sangat berperan penting untuk para santri yang telah lulus dari Yayasan Nurul Aitam. Bakat yang dimiliki harus bisa dikembangkan lebih jauh lagi agar mereka lebih percaya diri atas kemampuannya yang telah diberikan Allah SWT, dengan berlatih melalui kegiatan non formal yang diberikan pada yayasan dan tiap-tiap sekolah mereka. Dan harapan mereka pun sangat besar untuk menjadi seorang yang sukses kelak di masa yang akan datanng dan bersaing di era globalisasi ini.

            Beberapa faktor yang menjadi permasalahan dari pembinaan santri atau yayasan itu sendiri terdapat dua penghambat, yakni dari Intern dan Ekstern. Yang pertama, penghambat dari dalam atau intern ialah waktu. Faktor Waktu, merupakan kendala yang dimiliki para pengurus dan santri dalam proses pembinaan akhlak islami. Mengingat bahwa para pengurus yayasan yang mayoritas utamanya merupakan tenaga pengajar atau guru disekolah. Jadi waktu yang dimiliki oleh para pengurus sangatlah terbatas. Jikapun ada kegiatan yang mendadak dan ingin melakukan pertemuan, maka komunikasi yang terjadi tidak berlangsung dengan baik. Selain itu, dari pihak santri juga memiliki keterbatasan waktu karena pada umumnya para santri bersekolah di sekolah formal yang mempunyai peraturan yang berbeda-beda.

Selanjutnya, Faktor Sarana dan Prasarana, biasanya jika ada pertemuan rutin akan diadakan di rumah Badan Pendiri, karena dahulu yayasan belum mempunyai asrama. Selain itu, ternyata beberapa daerah sekitar lingkungan yayasan di Pangkalan Jati Baru terkena penggusuran lahan karena akan dibangunnya sebuah ruas jalan tol Depok-Antasari (Desari) yang saat ini sedang diberlangsungkan. Namun sekarang yayasan sudah mempunyai tanah seluas kurang lebih 510 meter yang dibangun untuk sebuah asrama. Permasalahan Yang Kedua, penghambat dari luar atau ekstern ialah lingkungan. Faktor Lingkungan, merupakan hal yang paling krusial yang menjadi penghambat santri dalam proses pembinaan akhlak islaminya. Salah satunya adalah lingkungan tempat tinggal pergaulan mereka, kurangnya pengawasan secara penuh dari orangtua dan pengurus yayasan mengakibatkan terjadinya beberapa penyimpangan prilaku.

Menurut salah satu sumber yang kita wawancarai sekaligus Bendahara Yayasan Nurul Aitam, yaitu Bapak Wasiman memberikan contoh kasus saat sedang diwawancara seperti; "contoh kita juga pernah ada anak yang 2-3 hari tidak masuk sekolah, karena faktor dari lingkungan teman-temannya." Selain itu seringnya para santri yang bermain dan tidak ingat waktu berakibat sulitnya mereka untuk berfikir ketika diadakan ceramah interaktif. Selanjutnya, Faktor Sumber Dana, setiap program yang dilakukan yayasan membutuhkan bantuin/dana dari para donatur. Sumbangan yang diterima yayasan berasal dari donatur tetap dan donatur tidak tetap. Bahwa pada setiap tahunnya, biaya pendidikan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, tetapi sumbangan dari para donatur yang statis mengakibatkan kekurangan dana untuk pembiayaan pendidikan tersebut.

tugas kelompok Sosio Mapping, Firdha Muftiha dan M Gustaf Maulana, MD 4

Tugas Metlit Kelompok (Sosio Mapping)

M Gustaf Maulana     1112053000003

Firdha Muftiha           1112053000013

Kelas MD 4

Sejarah Singkat MAJELIS AHFAAD

Majelis ahfaad berawal dari perkumpulan anak marawis yang bernama group hajir marawis ahfaad, pada tahun 2004 setiap akhir pekan dilakukan latihan marawis tepat di hari jumat malam sabtu beralamat jl pancoran barat IVC Rt.013/01 Pancoran Jakarta Selatan, hari demi hari di lalui dengan konsentrasi sebagai group hajir marawis yang diketuai oleh Daerobi.

Pada tahun 2005 bulan januari ada sedikit perubahan dalam latihan marawis yaitu sebelum latihan dilakukan tahlilan terlebih dahulu hanya sebatas tahlilan saja waktu itu setelah itu barulah latihan marawis, hal ini disebabkan karena pada tahun 2004 bulan juli ayah dari ketua marawis meninggal dunia alangkah baiknya jika pada saat latihan diawali dengan tahlilan. Pada pertengahan tahun dibulan mei mulai diadakan pembacaan mauled, jadi setelah tahlil dilanjutkan mauled setelah itu latihan marawis, lama semakin lama yang ikut dalam latihan marawis bukan lagi anggota group hajir marawis lagi akan tetapi para tetangga dan teman teman yang ingin berkumpul silaturahmi dan menikmati iringan sholawat dan lagu marawis makin bertambah, bertahan seperti ini dalam setahun maka ketua marawis mengusulkan untuk dipanggilkan guru pengajian agar perkumpulan ini menjadi bermakna dan bermanfaat untuk orang banyak.

Pada tahun 2006 dibentuklah pengajian tanpa nama majelis dengan guru pertama kali adalah KH.Faiz Ali faris. Seiring berjalannya waktu pengajian yang dihadiri oleh kaum adam ini bertambah banyak dengan orang orang lingkungan sekitar dan teman kerabat, dengan inisiatif ketua mengusulkan untuk teman teman marawis untuk belajar hadrah sebagai pengiring sholawat tidak lagi menggunakan marawis.

Pada tahun 2006 banyak orang tua lingkungan sekitar ingin anaknya diberikan pengajian Alquran dan Fiqih dll, akhirnya ketua membuka pengajian lekar dalam kajian alquran, anak anak dari berbagai pendidikan mulai dari MI, MTS, MA sampai perkuliahan ikut gabung dalam pengajian Alquran yang di Ajarkan oleh Ust.Daerobi setiap malam senin, selasa, rabu, jumat dan malam sabtu untuk pengajian akbarnya dengan menggunakan mauled.

Pada tahun 2007 munculah nama Majelis Ahfaad atas pemberian dari KH. Faiz Ali faris yang artinya adalah anak cucu, hal ini dikarenakan waktu itu ingin di adakan Maulid Nabi Muhammad SAW dan ingin mencetak surat, waktu itu belum ada nama majelis, maka ketua dan kawan kawan sepakat untuk memberikan nama atas pengajian ini dan setuju Ust.KH. Faiz Ali Faris yang memberikan nama Majelis.

Pada tahun 2008 pengajian ahfaad semakin berkembang dengan banyaknya jamaah ada permintaan untuk dibuka perempuannya andil dalam pengajian majelis ahfaad setiap malam sabtu. Pada tahun 2009 pengajian Majelis Ahfaad mengibarkan sayapnya dengan membeli peralatan hadrah.

Pada tahun 2010 Majelis Ahfaad memiliki alat hadrah dan sound system yang didonaturi oleh KH.Faiz Ali Faris  kemajuan dan perkembangan Majelis Ahfaad semakin melebar, pengajian dilakukan dari rumah ke rumah dari masjid ke masjid hal ini sangat semarak islami.

Alhamdulillah dengan keberkahan Sayyidina Muhammad SAW dan niat karena Allah Taala, Hingga saat ini Majelis Ahfaad bertahan dan menjadi wadah silaturahmi serta penanaman ilmu agama untuk lingkungan sekitar.

Adapun beberapa program kegiatan yang ada di majlis taklim ahfaad :

1.      Pengajian Al-Qur'an pada malam senin

2.      Pengajian dan shalawat shalawat pada malam rabu

3.      Pengajian zikir pada malam jum'at

4.      Pengajian akbar/majlis akbar pada malam sabtu

5.      Peringatan hari besar Islam, halal bi halal

6.      At-ta'ziah (Ziarah ke makam Guru)

7.      Grup Hadroh, latihan setiap hari minggu sore

Permasalahan yang ada di Majlis Ahfaad

Permasalahan utama yang ada di majlis ini adalah dana. Karena setiap kegiatan pun pasti memerlukan dana. Permasalahan kedua adalah para jamaah yang sudah lulus sekolah SMA tidak aktif lagi karena kesibukan kerja.

Setelah kami berdiskusi dengan ketua majlis, kami memberikan solusi untuk permasalahan dana, yaitu dengan cara menulis daftar anggota jamaah yang sudah bekerja lalu setelah menghubunginya dan menjadikan mereka donatur tetap. Mereka diwajibkan menyumbangkan sedikit gajinya minimal Rp 50.000 perbulan. Nanti dana yang terkumpul insyaAllah akan digunakan untuk kegiatan pengajian dan juga membeli perlengkapan hadroh.

Setelah itu, untuk masalah anggota jamaah yang sudah jarang datang, kami mengusulkan untuk jamaah yang sudah ada agar mengajak temannya untuk mengaji ke majlis kami. Dengan begitu majlis ahfaad akan tetap terus ada dan berjalan dengan baik.

 

Proses penelitian

Pada hari kamis kami diberi tugas oleh pak Tantan tentang sosio mapping.tugasnya perkelompok, setelah memilih kelompok akhirnya kami berdua sekelompok. Setelah itu kami memilih lembaga yang akan kami teliti. Kami bingung mau memilih TPA atau Majelis Taklim. Dari kedua lembaga itu kami bandingkan dan terpilih lah Majelis Taklim sebagai objek dari penelitian kami. Kami memilih Majelis Taklim Ahfaad karena ketua dari majelis taklim tersebut masih family dengan Firdha, pada hari minggu kami mengunjungi rumah ketua Majelis Taklim Ahfaad yaitu Ust. Daerobi. Disana kami berdiskusi mengenai tugas penelitian. Sepulang dari rumah Ust Daerobi kami langsung menyusun tugasnya. Dan alhamdulillah selesai juga.

KAMIL_BAYHAQI social mapping tugas 3

 

Tugas 3

 

 

Narasi pada social mapping

 

HAFIZ KAMIL 11140530000035

IKBAL BAYHAQI 11140530000037

 

Pada awalnya kami bingung untuk memelih lembaga apa yang akan kami teliti namun setelah melalui berdebatan panjang kami memelih sebauh lembaga dakwah yakni masjid, mengapa masjid yang kami pilih karena menurut kami masjid adalah tempat yang sangat sentral bagi umat muslim dan banyak diadakan kegiatan didalamnya dan selain ituh pula merupakan rumah bagi umat muslim dan  masjid yang kami pilih ialah masjid yang berada di kalibata jakarta selatan mengapa kami meneliti masjid inih karena dalam kelompok beliau mereupakan sebuah pengurus pada masjid ini dan selain itu pula dia merupakan keturunan dari seorang habib yang makamnya berada di kompek sekitar masjid yaitu makam habib Ahmad bin alwi alhadda ( habib kuncung) dan hal ini lah yang memudahkan kami untuk untuk memperoleh data tentang masjid tersebut pada awalnya saya juga mengajukan untuk meneliti sebuah pondok pesantren namun karena saya juga sulit untuk mengadakan wawancara dan selain ituh pula saya bingung unttuk mengatur waktu untuk pertemu dengan yang bersangkutan, maka dengan kami memutuskan untuk memilih lembaga dakwah yakni masjid yang kami untuk mengadakan wawancaranya mudah dan selain untuk mudah untuk bertemunya karena teman kami merupakan salah satu pengurus.

 

Kami memulai melakukan penelitian pada hari sabtu dari pagi hari lebih tepatya pada pukul 09.00 WIB hingga setelah adzan dzuhur kami banyak menanyai tentang optimalisasi masjid inin bagi masyarakat sekitar dan untuk para peziarah yang manah untuk orang- orang yang berziarah ke makam habib kuncung, kami melakukan wawancara kepada salah satu DKM di masjid ituh kami mengadakan wawancara di masjid karena memang beliau yang meminta untuk di masjid saja, beliau banyak menjelaskan tentang sejarahnya masjid inin berdiri sampai pada kegiatan- kegiatan rutin yang diadakan oleh masjid tersebut dan tentang jamaah- jamaah yang sholat di masjid, menurut beliau masjid ini didirikan untuk para peziarah yang ingin sholat dan selain itu masjid ini jg banyak di gunakan untuk acara- acara peringatan hari besar islam dan sebagainya, jamaah yang sholat disini maupun yang mengikutu kegiatan- kegiatan di sini cukup lumayan banyak dan para jamaah- jamaah tersebut terdiri atas para masyarakat sekitar dan para peziarah ke makam habib kuncung ujar beliau ketua DKM masjid tersebut selain ituh pula ada beberapa hal yang menyebabkan di masjid ini mempunyai jamaah yang cukup lumayan selain ada makam habib kuncung di masjid juga ada stiap hari bada magrib  ada kajian-kajian kitab dan sering didatangi oleh para ulama- ulama atau maj;is- majlis besar seindoneia seperti : majlis rasulullah nurul mustofa dan sebagainya, oleh karena itu menurut kami masjid ini amatlah mempunyai jamaah yang cukup banyak dan ini merupakan suatu hal yang amat positif untuk di tiru oleh masjid- masjid yang lainnya seharusnya memang seperti ini lah masjid- masjid di indonesia tidak hanya ramai di waktu sholat saja namun juga ramai di waktu- waktu luar sholat dengan diadakannya kajian kitab- kitab kuning. Sehingga dari segi optimalisasinya amat baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

            Setelah kami banyak menanyakan dari segi optimalisasinya sampai dengan jamaahnya berasal dari manah kami meminta untuk di buatkan denah lokasi atau social mapping untuk yang menyebabkan mengapa masjid ini mempunyai jamaah yang lumayan banyak, pada awalnya ketika kami menanyakan hal tersebut ketua DKM tidak memahaminya namun setelah kami memberikan contoh barulah beliau memahaminya dan membuat sebuah denah yang kami maksud beliau menggambar di atas selembar kertas putih dengan penuh coret- coretan dsan setelah kami mendapatkan semua yang kamu butukan kami mengobrol- ngobrol santai seputar masjid dan lingkungan  sekitarnya hal ini berlangsung kurang lebih setengah dan tibalah pada saat waktunya adzan dzuhur berkumandang dan kami pun langsung menyudahi obrolan kami dan langsung mengambil air wudhu yang kemudian di lanjutkan dengan sholat jamaah dzuhur.

 

 

            Ketika kami berdua telah melaksanakan sholat dzuhur kami kembali menemui ketua DKM tersebut setelah menerut kami semuanya sudah selesai dari segi optimalnya masjid sampai dengan ngobrol- ngobrol bebas kami, kami pun meminta ijin untuk pamit pulang denagan membawa berbagai macam pengetahuan tentang masjid tersebut dan tentang sebuah denah lokasi sekitar masjid yang melatar belakangi mengapa masjid tersebut memiliki jamaah yang sudah cukup lumayan. Kamipun lantas pulang dengan mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas ketersediaan waktunya untuk kami wawancarai atau pun untuk membuat denah, kami kemudian pulang dengan tujuan yanng berbeda teman saya ke daerah dekat pasar minggu dan saya di tangerang, setibanya kami di rumah kami langsung membagi saya menulis narasi dan bayhaqi menggambar sebuah denah yang manah telah kami dapatkan tadi berkat wawancara kami dan ini hanya tinggal di gambar ulang di sebuah karton dan saya menulis narasi berbakat wawancara yang manah ketika kami menanyakan sesuatu yang kemudian di jawab oleh DKM sayang langsung mencatatnya, pada intinya masjid yang kami amati atau teliti tersebut dari segi optimalisasinya sudah cukup baik dibuktikan dengan banyaknya jamaah yg sholat ataupun mengikuti kegiatan- kegiatan di masjid tersebut.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Faiz dan Taqi_Social Maping TPQ Assyifa_MD A Tugas 4

Nama               :           Muhamad Faiz Al Maki          (11140530000020)

                             Taqiullah                                 (11140530000025)

Jurusan            :           Manajemen Dakwah 4A

 

Sebelum kami (Faiz dan Taqi) melakukan sebuah penelitian, kami melakukan diskusi kecil untuk mengangkat isu apa yang akan kita bahas. Setelah diputuskan kita mengangkat sebuah isu tentang sebuah TPQ dengan isu "Menurunnya Murid TPQ", kebetulan TPQ yang akan kita bahas bernama TPQ Assyifa yang bertempat di kecamatan Legok, yang kebetulan TPQ tersebut berdekatan dengan rumah Faiz.

Setelah kita melakukan wawancara dengan empat Narasumber, ternyata TPQ Assyifa terletak di Kp Cakung Desa Babat RT 05/04 Kec. Legok Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, yang ternyata TPQ Assyifa ini di bawah naungan Pondok Pesantren Salafi Al Barkah yang di dirikan oleh Alm K. H Ues Al Qurni pada tahun 1992, beliau seorang ulama yang berasal dari Malingping Banten dan menikah dengan Ustadjah Hj Nur dan memulai dakwahnya di daerah desa Babat yang bermula dengan mendirikan pondok pesantren Salafi yang bernama Al Barkah. Bermula pada awal pembangunan pondok pesantren yang berlatar belakang salafi ini hanya memiliki fasilitas dua lokal kamar/kobong dan satu majlis untuk sholat jama'ah dan kegiatan belajar mengajar.

Dengan kegigihan K. H Ues Al Qurni dalam berdakwah dan mensyiarkan agama Allah SWT. Lambat laun Pondok Pesantren Al Barkah ini berkembang sedikit demi sedikit dengan bertambahnya santri dan santriwati dari berbagai daerah, seperti di Parung Panjang, Cisoka, bahkan dari luar kota seperti Pandeglang dan Bogor. Dan pada tahun 2000 permintaan masyarakat kepada keluarga besar dari K. H Ues Al Qurni untuk mendirikan TPQ agar mereka bisa menitipkan para anak-anak mereka di TPQ tersebut, pada tahun tersebut di bangunlah TPQ yang di namakan TPQ Assyifa yang letak bangunannya berada di komplek Pondok Pesantren Salafi Al Barkah yang di ketuai oleh adik dari istri K. H Al Qurni yaitu Ustadzah Hj Fadilah.

Awalnya TPQ tersebut memiliki banyak murid, baik laki-laki maupun perempuan yang di dominasi oleh anak-anak dari warga daerah sekitar kampung Cakung. Namun seiring berjalannya waktu ternyata TPQ tersebut mengalami penurunan kuantitas murid. Entah mengapa apa yang menyebabkan hal itu terjadi ? setelah kita melakukan sebuah wawancara dan penelitian kepada empat Narasaumber ternyata ada 3 penyebab yang menyebabkan menurunnya murid TPQ Assyifa, yaitu :

1.      Adanya TPQ lain di dekat TPQ Assyifa.

Ternyata di Kampung Cakung tersebut ada 3 TPQ yaitu, TPQ Al Mansyuriah, TPQ Al Alifiyah, dan TPQ Assyifa, yang mana dalam penataan manajemen nya lebih bagus ke dua TPQ tersebut dibandingkan dengan penataan manajemen TPQ Assyifa.

2.      Tidak adanya fasilitas permainan.

Seperti yang kita ketahui, yang namanya anak-anak itu identik dengan yang namanya permainan, di mana pada masa anak-anak itu lagi masanya aktif dan ingin mencari sesuatu hal yang baru. Tetapi di TPQ lain terdapat sebuah fasilitas permainan, sehingga murid tersebut lebih memilih TPQ lain yang ada fasilitas permainannya.

3.      Terbatas nya dewan guru serta waktu yang di luangkan untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

Kurangnya tenaga pengajar yang ada di TPQ Assyifa ini membuat ketidak efisienan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga murid-murid di TPQ Assyifa ini kurang perhatian dari pihak dewan guru. Dan tenaga pengajar yang adapun memiliki kesibukan yang lebih membutuhkan waktu yang banyak dari pada melakukan kegiatan mengajar di TPQ Assyifa.

Kegiatan yang dimiliki oleh guru TPQ tersebut yaitu menjadi salah satu anggota PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) yang ada di Desa Babat, dan mempunyai Toko butik baju muslimah.

            Ke 3 penyebab itulah yang menyebabkan menurunnya jumlah murid TPQ Assyifa. Yang mana sampai sekarang kurang lebih hanya memiliki 9 murid saja.

            Itulah hasil wawancara dan penelitian kami (Faiz dan Taqi) di sebuah TPQ Assyifa dengan isu "Menurunnya Murid TPQ Assyifa"

 

Narasumber :

1.      Ustadzah Hj. Fadilah  (Pimpinan TPQ Assyifa)

2.      Ustadzah Hj. Nur        (Wakil Ketua Pimpinan PP. Al Barkah)

3.      Hj. Ratna Komalasari  (Wali Murid TPQ Assyifa)

4.      Azharul Hikam            (Murid TPQ Assyifa)

Tiara 'Adani_Wiwi Wihdatul Aliah_Optimalisasi Kapasitas Madrasah Ibtidaiyah_Tugas 4

Nama anggota kelompok      : Tiara 'Adani (11140530000052)

Wiwi Wihdatul Aliah (11140530000054)

Jurusan                                   : Manajemen Dakwah 4B

Matkul                                    : Metode Penelitian Dakwah

 

 

Optimalisasi Kapasitas Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Sakti

 

Pada Tanggal 28 Maret 2016 tepatnya pada pukul 10.00 WIB, kami memutuskan untuk memulai mengerjakan tugas metode penelitian dakwah minggu ini tentang social mapping. Kami bersepakat untuk meneliti objek dakwah yang ada disekitar Ciputat saja, karena objek dakwah yang akan kami teliti itu dekat dengan rumah salah satu diantara kami berdua. Pada akhirnya kami memilih Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Sakti yang letaknya di Jl. Otista No.1 RT 003/011 Sasak Tinggi Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Sebagai objek dakwah yang akan kami teliti.

 Pada pukul 10.00 WIB Tiara menjemput Wiwi ke Asrama Putri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengendarai sepeda motor untuk melakukan wawancara ke sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Sakti. Sekitar lima belas menit kami berdua tiba disana. Dan saat itu sedang berlangsungnya jam waktu istirahat, anak-anak berlalu lalang di sekitaran sekolah, ada yang sedang jajan dan ada yang sedang berlari-lari dan bermain dengan teman-teman sebayanya.

Sebelum kami melakukan wawancara, terlebih dahulu kami membuat beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada wakil kepala sekolah, guru-guru, murid-murid dan para wali muridnya yang suka menunggu anak-anaknya sampai jam sekolah itu selesai. Kemudian setelah selesai membuat beberapa pertanyaan, kami langsung melakukan wawancara kepada mereka. Pertama kami betanya kepada wakil dari kepala sekolah yang bernama Pak Wahyudin S.Pdi mengenai sejarah dan struktur kepengurusan Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Sakti.

Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Sakti yang berdiri pada tahun 1972 dibawah naungan yayasan Surya Sakti dengan luas tanah 900 m2 dengan luas bangunan 500 m2 yang dihibahkan oleh warga setempat Bapak H Guswar Burhanudin, yang pada saat itu sebagai pengurus harian sekaligus pendiri yayasan Surya Sakti. Ditunjuk sebagai ketua Bapak H. Guswar Burhanudin (pengusaha), sekretaris Bapak H. A Sallah Taufah (guru), Bendahara Bapak Ali Jenggot (pedaganng), anggota Bapak H. Saman (lurah) dan Bapak H. Dudung (mandor desa).

Walaupun pada saat awal berdirinya, madrasah ini hanya berdindingkan bambu dan belum berlantaikan keramik seperti sekarang ini, dimana sejak berdirinya sampai saat ini mayoritas para siswanya yang berangkat ke madrasah ini, menempuhnya dengan berjalan kaki. Seiring dengan kemajuan zaman, madrasah ini diapit oleh jalan raya dari arah bogor ke Jakarta, dari jakarta ke tangerang dan sebaliknya, bahkan sekarang ini disebelah utara madarasah terdapat pasar tradisional cimanggis, sebelah selatan sudah ada Rumah Sakit Islam Sari Asih, sebelah timur madrasah terdapat sekolah elit Menara Harapan School dan disebelah baratnya sudah terdapat sekolah  Islam Asy Syukro. Lokasi memang sangat strategis karena Madrasah ini dapat ditempuh dengan berbagai arah. Namun demikian Madrasah tersebut masih bertahan untuk tetap berdiri di lingkungan masyarakat sekitar karena begitu besar kepercayaan masyarakat terhadap Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Sakti.

Adapun struktur kepengurusan dari Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Sakti adalah sebagai berikut: Ketua Yayasan yang bernama Citra Hs, Komite Sekolah yang bernama Marsad, Kepala Sekolah yang bernama Drs. Khairunisa, Wakil Kepsek yang bernama Wahyudin, S.Pdi, Bendahara yang bernama Zakiyah, Kurikulum yang bernama Sabar Iman Santoso S.Pd, Tata Usaha yang bernama Hasanudin, Ketua Perpustakaan yang bernama Nuryati, S.Pd, adapun nama Guru-gurunya yaitu Aryani, S.Pd, Lini Dalita, S.Pd, Habib Umar, S.Pd dan Nurtjahyati, S.Pd.

Jumlah murid keseluruhan yaitu 114 murid, dimana 58 siswi dan 56 siswa. Dengan lebih rincinya kelas satu berjumlah 20 murid, kelas dua berjumlah 19 murid, kelas tiga berjumlah 21 murid, kelas empat berjumlah 14 murid, kelas lima berjumlah 20 murid dan kelas enam berjumlah 20 murid.

Dilihat dari jumlah masing-masing perkelasnya, jumlah murid yang paling sedikit yaitu jumlah murid kelas empat disebabkan beberapa murid yang pindah sekolah karena orang tua mereka memutuskan untuk pindah ke kampung halaman dengan beberapa alasan tertentu. Sesuai dengan jumlah keseluruhan murid dapat dikatakan bahwa dengan jumlah 114 murid terbilang standar untuk ukuran Madrasah Ibtidaiyah.

Selain itu juga sarana dan prasarana yang kurang memadai sehingga kebanyakan dari orang tua memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri, karena Madrasah Ibtidaiyah Negeri dalam hal sarana dan prasarananya mendapat bantuan dari pemerintah, dengan program kurikulum yang dibuat pemerintah, ditambah subsidi yang akan meringankan beban biaya pendidikan, serta jadwal yang tidak terlalu padat.

Berikut sarana yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Sakti yaitu Ruang Kepala Sekolah, Ruang Wakil Kepala Sekolah, Ruang Guru, Ruang Layanan Bimbingan dan Konseling, Ruang Tamu, Ruang UKS, Ruang Perpustakaan, Ruang Media dan Alat Bantu PBM, ruang Penjaga Sekolah, Ruang/ Pos Keamanan, Aula/ Gedung serba guna, Gudang, Kantin Sekolah dan Halaman Sekolah.

Selain kegiatan belajar mengajar disana juga terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Sakti diantaranya yaitu qira'at, bahkan setiap pagi sebelum kegiatan belajar mengajar Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Sakti selalu melakukan kegiatan tadarus, muhadoroh yang dilakukan setiap hari jum'at, dan juga program kegiatan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) serta kegiatan Hari Nasional lainnya. Namun, disisi lain dari kegiatan-kegiatan tersebut belum terdapat banyak kegiatan yang dapat meningkatkan potensi diri yang ada pada diri siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Sakti Ciputat seperti ekstrakurikuler, di Madrasah Al-Huda hanya terdapat dua ekstrakurikuler saja yaitu pramuka dan futsal. Harapannya dari Madrasah Ibtidaiyah itu sendiri berkeinginan memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler seperti tarian tradisional, angklung, bola voly, bulu tangkis, seni lukis dan lain sebagainya.

Dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terdapat di Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Sakti yaitu kurangnya sarana dan prasarana, belum terciptanya kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler serta belum meningkatnya jumlah murid yang banyak sesuai dengan yang diharapkan Madrasah.

 

Dina_Maulida_Narasi socialmapping TKQ-TPQ aT-TAQWA_Tugas4

Mata Kuliah           :

Metodologi Penelitian Dakwah

Dosen                      :

Pak Tantan

Nama / Nim            :  

Dina Hadiana 11140530000048

Nama / Nim            :

Maulida Rahmah 11140530000055

Jurusan/smstr        :

Manajemen Dakwah/ 4 b

 

Laporan perjalanan dalam sebuah penelitan "Soccial Mapping" TKQ-TPQ At-Taqwa

Bismillahhirahmanirrahim...

Perjalan ini kami mulai pada hari senin, tepatnya pada tanggal 28 Maret 2106. Lokasi tujuan penelitian kami adalah sebuah TKQ-TPQ At-Taqwa yang terletak di Jl. Yuktapena raya, Pondok ranji, Ciputat timur, Tangerang selatan.

Siang itu, mentari menyinari seolah tak kenal lelah. Meski ciputat dikepung dengan hawa yang panas. Namun, cuaca tak sedikitpun menjadi halangan dan beban bagi kami untuk menyelesaikan tugas penelitian Metodologi Penelitian Dakwah. Sebelum ketempat lokasi, kami terlebih dahulu berkumpul di Perpustama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mendiskusikan dan merumuskan isu dan masalah apa yang terjadi pada TKQ-TPQ At-Taqwa.

Layaknya sebuah diskusi tentu ada banyak masukan dan saran diantara kami mengapa kami harus memilih TPQ-TKQ At-Takwa untuk dijadikan sebagai objek penelitian, ada beberapa acuan yang diantaranya adalah ; Lokasi TPQ-TKQ At-taqwa yang sangat strategis, keadaan sosial muridnya yang terdiri dari anak-anak komplek dan anak-anak masyarakat biasa dan keterbatasan guru-guru yang mengajar.

Waktu tak pernah berhenti berputar, sehingga kami pun sadar bahwa kami tak bisa menyia-nyiakan sedikitpun waktu yang terlewati. Selesai bermusyawarah dalam menentukan sebuah perencanaan untuk mewanwancarai para guru di TPQ-TKQ At-taqwa, kami menyegerakan diri untuk shalat Ashar terlebih dahulu.

Sesuai dengan rencana, kami mengunjungi TPQ-TKQ At-taqwa seusai shalat ashar dengan menggunakan sepeda motor, kebetulan TKQ-TPQ At-taqwa dekat dengan rumahnya saudari Maulida, selain itu kami pun sengaja untuk menuju lokasi pada waktu ba'da ashar agar kami dapat melihat terlebih dahulu proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di TKQ-TPQ At-taqwa, karna proses belajar mengajar yang dilaksanakan bermula dari pukul 16:00 hingga 17:00.

Setelah selesai kegiatan belajar mengajar di sana, saudari Maulida mengumpulkan guru-guru sebanyak empat guru dan satu kepala sekolah (saudara Maulida tidak termasuk). Jadi, sebenarnya di sana ada lima guru dan satu kepala sekolah.

Setelah dikumpulkan saudari Maulida memberitahukan terlebih dahulu kepada guru-guru sekalian bahwa kita akan melakukan pembuatan social mapping yang bertujuan untuk mengetahui kondisi dan keadaan lembaga TKQ-TPQ tersebut. Setelah sekiranya semua guru-guru memahami maksud dan tujuan kami, maka kami pun memulai sesi wawancara.

Adapun berikut ini adalah hasil wawancara kami kepada guru-guru TPQ-TKQ At-taqwa.

Ø  Mengenai masalah murid-murid yang lebih dominan dari wilayah perkampungan sekitar ketimbang wilayah komplek, pihak guru-guru menjawab karna di wilayah komplek sendiri ada sebuah lembaga pengajian Ummi namun belum terdaftar resmi menjadi sebuah lembaga TPQ-TKQ.

Ø  Mengenai mengapa jumlah guru yang terbatas, pihak guru-guru menjawab diakrnakan uang bulanan yang diterima bisa dikatakan tidak sesuai dengan apa pengorbanan serta ilmu yang diberikan, namun guru-guru yang masih bertahan disana mengatakan bahwa mereka semata-mata lillah karna Allah.

Adapun data lengkap yang kami terima dari pengurus TPQ-TKQ At-taqwa sebagai berikut:

Data terakhir pada bulan Januari 2016, tercatat ada 156 santri yang belajar di TKQ-TPQ at-Taqwa. 156 santri tersebut terbagi menjadi empat kelas.

Untuk  jenjang TKQ mempunyai dua kelas :

Ø  -TKQ A terdiri dari santri yang berusia 4-6 tahun.

Ø - TKQ B terdiri dari santri berusia 7-9 tahun atau dari kelas 1-2 SD.

Selain TKQ, TPQ pun juga mempunyai dua kelas yakni, TPQ A dan TPQ B

Ø  -TPQ A terdiri dari santri yang berada di kelas 3-5 SD

Ø  -TPQ B terdiri dari santri yang berada di kelas  6 SD sampai dengan SMP

Seharusnya tingkat TPQ ini mempunyai 3 kelas yakni TPQ A, TPQ B, TPQ C. Namun seiring berjalannya waktu, salah satu dari guru tersebut ada yang mengundurkan diri karna ada sesuatu hal yang harus ia pilih. Karna mayoritas guru guru yang mengajar di TPQ-TKQ At-taqwa adalah bukan masyarakat sekitar meski ada namun hanya beberapa. Jadi diambil jalan tengahnya hingga akhirnya kini hanya dipergunakan dua kelas untuk TPQ.

Lembaga TPQ-TKQ At-taqwa ini berdiri dibawah yayasan masjid At-taqwa, untuk menghubungkan antara pihak Dkm masjid dengan TPQ-TKQ adalah salah satu tugas kepala sekolah dari TPQ-TKQ yang baru saja bulan ini melakukan pergantian setelah kepala sekolah yang lama pensiun dari jabatannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Cari Blog Ini