Metodologi Penelitian Dakwah
Oleh: Ahmad Taufik (11140530000044)
Eva Lutfia (11140530000045)
Jurusan: Manajemen Dakwah – 4B
Optimalisasi TPA Al-Ihsaniyah
· Proses Mencari Isu
Setelah bapak Tantan memberikan tugas ke-4 mengenai social mapping, kebetulan kami berdua duduk berdekatan dan sepakat untuk menjadi satu kelompok. Kami berdua memiliki objek yang berbeda untuk diteliti, yaitu Eva memilih objek optimalisasi masjid sedangkan Taufik memilih objek tentang optimalisasi majelis ta'lim yang diikuti oleh ibunya. Namun setelah kami berdebat cukup panjang mengenai objek apa yang akan kami teliti pada akhirnya kami bersepakat untuk meneliti majlis ta'lim dikarenakan objek masjid sudah dibuat contoh oleh bapak Tantan dan tidak boleh dijadikan objek lagi oleh para mahasiswa.
Hari Jum'at tanggal 25 Maret 2016 sekitar pukul 13.30 di loby Fakultas Dakwah, kami berdua melanjutkan diskusi tentang objek yang akan kami teliti yaitu majelis ta'lim. Namun setelah lama merundingkan tentang masalah-masalah yang akan kami bahas, kami merasa kurang menarik dengan majelis ta'lim. Sampai akhirnya kami berdua mencari lagi objek apa yang akan kami teliti pada tugas kali ini, tentunya yang menarik dan mudah bagi kami untuk menelitinya. Tidak mudah memang menyatukan dua kepala yang masing-masing memiliki perbedaan pendapat.
Taufik mulai merasa jenuh dengan diskusi yang tidak kunjung selesai hanya karna menentukan objek yang berbeda diantara dua pemikiran yang berbeda. Ketika kita sedang memikirkan mengenai masalah objek yang akan kita ambil nantinya dalam tugas mata kuliah metodologi penelitian dakwah, tiba-tiba lewat temannya Taufik yang bernama Rajif dari jurusan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, yang pada saat itu lewat ke lobby dakwah untuk bertemu dengan temannya yang juga berada di Fakultas Dakwah untuk membahas skripsinya. Dia pun menghampiri kita dan menanyakan apa yang sedang kita lakukan, kemudian kita menceritakan masalahnya kepada Rajif.
Rajif memberi saran untuk meneliti TPA yang berada tidak jauh dari rumah Taufik, yang saat itu dia pernah bermain hadrah di Aula rumah beliau yaitu tempat berlangsungnya pengajaran TPA Al-Ihsaniyah. Dan setelah difikirkan kembali, Taufik pun meng'iya'kan saran tersebut dan Eva juga demikian. Akhirnya, kita sepakat untuk mengambil TPA Al-Ihsaniyah sebagai objek social mapping tugas kelompok kami. Dan kami janjian untuk mengundang narasumber dan memulai mengerjakan tugas hari Minggu dan Senin.
· Proses Mengundang Narasumber
Hari Minggu, 27 Maret sekitar pukul 09.00 kami langsung datang ke tempat berlangsungnya pengajaran TPA Al-Ihsaniyah yang pada saat itu sedang libur dan kebetulan bersampingan dengan rumahnya. Kami datang dengan harapan ustadz H. Sanin Setiawan ada di rumah, namun sayang saat itu beliau sedang pergi dengan istrinya karna ada keperluan yang tidak bisa beliau tinggalkan. Berharap beliau tidak lama perginya, kami pun pulang dan datang kembali sore hari sekitar pukul 15.03 namun beliau belum kunjung pulang. Sampai pada akhirnya kami menunggu dan Alhamdulillah membuahkan hasil, beliau pulang dengan istrinya sekitar pukul 15.45 yang pada saat itu langsung kami menghampiri beliau dengan istrinya.
Beliau pun mengajak kami masuk ke dalam rumahnya untuk membicarakan ada keperluan apa kami datang kerumahnya, kami langsung menceritakan bahwa kami ingin menjadikan TPA Al-Ihsaniyah yang dibawah pimpinan beliau sebagai objek tugas metodologi penelitian dakwah. Kami meminta waktu beliau dan istrinya untuk kami wawancara/minta bantuannya dalam pembuatan social mapping besok senin 28 Maret 2016 dan Alhamdulillah beliau sangat senang hati untuk kami jadikan narasumber dalam tugas kali ini. Dan tidak lama kemudian kami pulang, karena kami merasa tidak enak telah mengganggu waktu istirahat beliau dan istrinya yang habis pergi.
Keesokan harinya, 28 Maret 2016 sekitar pukul 09.45 kami sampai di Aula TPA Al-Ihsaniyah pada saat itu sedang berlangsung pengajaran mengajinya. Kami berdua menunggu sampai waktu istirahat supaya bisa memulai langsung pembuatan social maping dengan ustadz H. Sanin dan juga istri beliau. Dan sekitar pukul 11.00 pengajaran waktu pagi selesai dan akan dilanjutkan siang, waktu itu kami gunakan untuk memulai mengerjakan social mapping TPA Al-Ihsaniyah ini bersama ustadz H. Sanin Setiawan, Hj. Lia Indriani (istri beliau), dan dua murid beliau yang kami minta waktunya untuk ikut bersama kami. Taufik bertugas untuk memberi arahan kepada narasumber, dan Eva bertugas untuk mencacat apa-apa yang perlu dicatat. Alhamdulillah, beliau mengerti apa yang kami maksud dalam pembuatan tugas ini dikarenakan memang beliau juga orang yang berpendidikan.
Terimakasih untuk ustadz H. Sanin Setiawan, istrinya dan juga murid beliau yang sudah meluangkan waktunya untuk membantu kami dalam menyelesaikan tugas social mapping mata kuliah Metodologi Penelitian Dakwah.
TPA Al-Ihsaniyah
TPA Al-Ihsaniyah berdiri sejak tahun 1999 (s/d sekarang) oleh ustadz H. Sanin Setiawan dan istrinya Hj. Lia Indriani, yang pada awalnya hanya mengajar anak dari tetangganya dan kemudian berinisiatif untuk membuka TPA atas kesepian dalam rumah tangganya yang tidak dikaruniai seorang anak. TPA ini berlokasi di Jalan Cinere Raya Gg. Mundu RT04/08 Cinere, Depok. TPA ini juga memiliki waktu mengajar setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Jum'at, Sabtu sedangkan libur pada hari Kamis dan Minggu, pada jam pagi pukul (06.30-11.00), siang (13.00-16.00) dan malam mulai ba'da maghrib s/d isya. Usia murid yang mengaji di TPA ini mulai dari usia 3 tahun s/d 15 tahun, dan ada beberapa yang berusia diatas 15 tahun.
TPA Al-Ihsaniyah ini mengajarkan mulai dari iqra, juz amma dan Al-Qur'an beserta tajwidnya yang baik dan benar, serta sampai mengajarkan bacaan-bacaan shalat fardhu&sunnah dan do'a sehari-hari. Selain itu, setiap sebulan sekali diadakan praktek shalat untuk semua murid TPA Al-Ihsaniyah.
Isu yang kami dapat dari TPA Al-Ihsaniyah, sebagai berikut:
1. Minimnya SDM (Pengajar)
Ini sangat dirasakan oleh ustadz H. Sanin bersama istrinya yang hanya mengajar bertiga bersama ponakan beliau yaitu Fitri. Kurangnya tenaga pengajar/SDM yang mampu membantu proses pengajaran ini pada bidangnya, sedangnya setiap tahunnya jumlah murid selalu bertambah membuat beliau membagi 3 waktu dalam pembelajarannya tersebut (pagi, siang dan malam).
2. Letak/lokasi TPA Al-Ihsaniyah
Lokasi TPA yang terletak kurang stategis untuk dijangkau kendaraan roda empat, karena berada ditengah-tengah kampung yang padat penduduk, yang dimana lokasinya hanya bisa dilalui/dijangkau oleh kendaraan roda dua karena tempatnya yang masuk gang kecil, tidak mudah dijangkau oleh orang dengan mudah.
3. Kondisi/keadaan TPA Al-Ihsaniyah
Kondisi atau keadaan tempat TPA Al-Ihsaniyah yang menggunakan aula dari sebagian rumah beliau lumayan bagus tapi tidak luas/sempit dan tidak bisa menampung semua murid-muridnya jika dikumpulkan menjadi satu waktu yang hingga sekarang berjumlah 200 orang. Sehingga membuat beliau membagi menjadi 3 waktu (pagi, siang dan malam) dalam seharinya. Istri dan murid beliau juga memiliki harapan yang sama saat kami berada disana, jika mereka menginginkan agar suatu saat tempat TPA Al-Ihsaniyah bisa lebih besar dan luas dari sebelumnya.
4. Kurangnya Pemanfaatan Teknologi
Di zaman digital ini kita memang dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman, namun hal ini belum dilakukan dalam TPA Al-Ihsaniyah diakuinya karena memang tidak adanya SDM yang mampu membantu dalam hal tersebut. Tidak adanya alat seperti proyektor/infocus yang padahal dapat membantu pengajaran beliau menjadi lebih ringan dan anak-anak pun merasa mendapatkan pengajaran yang lebih menyenangkan dengan ditayangkan juga video yang berisi pengetahuan tentang islam tentunya.
Semoga hal ini dapat meningkatkan kualitas beragama kepada anak-anak agar mengenal Islam dan Al-Qur'an sejak dini di TPA Al-Ihsaniyah. Demikian hasil narasi dari social mapping kelompok kami yang dapat kami buat dan dijadikan laporan pada tugas mata kuliah metodologi penelitian dakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar