TUGAS SOSIOLOGI
Oleh:
Seli Nursolihat KPI 1A (11150510000043)
Mutia Regina Saura jurnalistik 1B (11150510000165)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jakarta adalah kota megapolitan dengan penduduk yang berjumlah lebih dari 8 juta jiwa dan terus bertambah tiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk yang amat pesat ini disebabkan karena pemusatan lokasi kegiatan perekonomian dan pemerintahan untuk kawasan Jabodetabek berada di Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia. Pergerakan penduduk Jakarta sangat dinamis guna menuju ke tempat aktivitas tiap harinya mereka memenuhi ruas-ruas jalan di dalam kota terutama jalan utama yang menuju ke daerah tujuan. Kemacetan menjadi hal yang tidak dapat dihindari lagi, khususnya pada saat peak hour. Salah satu alternatif pemecahan masalah ini adalah dengan meningkatkan kualitas sarana ataupunprasarana angkutan umum, atau dengan menggunakan jenis angkutan massal. Penggunaan BRT (Bus Rapid Transit) natau yang biasa disebut busway bisa menjadi alternatif.
Fasilitas transportasi Ibu Kota yang nyaman, cepat, dan murah merupakan impian masyarakat Jakarta. Untuk saat ini barulah bus Transjakarta yang menjadi moda transportasi andalan pemerintah DKI yang coba mewujudkan impian itu. Transportasi yang meniru sistem transportasi di Bogota Kolombia itu memang diharapkan menjadi salah satu solusi persoalan transportasi di ibu kotaseperti kemacetan dan kenyamanan yang buruk. Jumlah armada yang sedikit menyebabkan penumpukan calon penumpang disejumlah halte dan bus Transjakarta pun tidak dapat menghindari kemacetan akibat kebijakan yang memperbolehkan kendaraan lain menggunakan jalurbusway. Bus Transjakarta akhirnya tidak lagi berbedadengan bus-bus umum lainnya, yang lambat dan penuh sesak.
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
· Aliran marxis
Marxis analitis menggunakan metode analitis filsafat dan ilmu sosial dalam membahas masalah substantif marxian (mayer, 1994: 22) aliran ini dibahas disini karena "secara tegas bermaksud menyintesiskan metode non- marxis dan teori marxis" (weldes, 1989;371).
Marxisme analitis menggunakan pendekatan neodogmatik terhadap teori marx. Tidak mendukung teori Mark secara membabi-buta dan tanpa pikir, tidak menolak fakta- fakta sejarah dalam usahanya untuk mendukung teori Marxis, dan tidak secara total menolak Mark sebagai keliru sebagai mendasar. Teori Marx dianggap sebagai kekuatan besar dan berinti yang shahih meski juga ada kelemahan subtstantifnya. Teori marx harus digunakan, namun perlu memanfaatkan metode dan teknik yang dibangun diakhir abad 20. Aliran ini menyangkal ada metodologi marxian yang distingtif dan mengecam mereka yang mengira metodologi seperti itu adadan shahih.
Orang mungkin bertanya, mengapa marxias analitis mesti disebut Marxis. Dalam menjawab pertanyaan ini Roemer mengatakan. "saya tak yakin itu harus" namum, ia mengumukakan beberpa alasan mengapa kita dapat menganggapnya sebuah teori (neo-) Marxia, pertama, aliran ini menganalisis topik-topik tradisional seperti kelas dan eksploitasi. Kedua, aliran ini mencoba memahami dan menerangkan masalah yang berkaitan dengan kapitalisme. Tetapi, mesti dalam aliran ini adalah Marxis mereka juga "mau dan gampang meminjam dari pandangan lain'. Sekali lagi marxisme analitis sangat banyak kesamaannya dengan teori sintesis yang dikemukakan diseluruh buku ini.
· Non Marxis
Teori-teori neo- Marxian semuanya menjadikan pemikiran sebagai pangkal tolak, tetapi mereka sering menempuh arah yang sangat berbeda. Meski keanekaragaman yang berkembang ini menjadi memberi vitalitas kepada teori neo- marxian, namun juga menciptakan kontoversi dan diferensiasi yang sebagian besar tidak perlu disfungsional. Jadi, tugas utama teoritis sosiologi marxian modern adalah mengintegrasikan satuan-satuan besar teori-teori ini sambil mengakui kekhasan berbagai bangunan teori itu.
Teori neo- marxian pertama adalah secara historis secara determinisme ekonomi, tetapi determinisme ekonomi kurangpenting pada masa sekarang, khusunya bagi pemikir yang berorientasi sosiologi. Teori yang berdasarkan ini ditentang oleh berbagai jenis teori. Marxian lain yang berkembang kemudian.
Berikutnya, dikemukakan dua aliran pemikiran dalam sosiologi ekonomi neo-marxian. Pertama yang menerangkan hubungan antara modal dan tenaga kerja, terutama dalam karya Baran-Sweezy dan Braverman. Kedua, yang menerangkan transisi dari fordisme ke post- Fordisme. Ketiga, kumpulan pemikiran ini mencerminkan upaya untuk kembali kebeberapa pemikiran ekonomi tradisional sosiologi marxian. Pemikiran ini penting karena upayanya untuk memperbaharui sosiologi ekonomi Marxian yang dengan memperhatikan realitas yang muncul dalam masyarakat kapitalisme masa kini.
BAB III
ISI
Transjakarta umumnya disebut Busway adalah sebuah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. Sistem ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Transjakarta dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat. Transjakarta merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (208 km), serta memiliki 228 halte yang tersebar dalam 12 koridor (jalur), yang awalnya beroperasi dari 05.00 - 22.00 WIB, dan kini beroperasi 24 jam.
Transjakarta dioperasikan oleh PT Transportasi Jakarta. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam operasional Transjakarta (Pramudi, petugas bus, petugas halte, dan petugas kebersihan) sekitar 6.000 orang. Jumlah rata-rata harian pengguna Transjakarta diprediksikan sekitar 350.000 orang. Sedangkan pada tahun 2012, Jumlah pengguna Transjakarta mencapai 109.983.609 orang.
Ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Kemudian ide ini ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso. Sebuah institut bernama Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) menjadi pihak penting yang mengiringi proses perencanaan proyek ini. Konsep awal dibuat oleh PT Pamintori Cipta, sebuah konsultan transportasi yang sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Selain pihak swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung keberhasilan dari proyek ini, di antaranya adalah badan bantuan Amerika (US AID) dan The University of Indonesia's Center for Transportation Studies (UI-CTS). Transjakarta memulai operasinya pada 15 Januari 2004,ditandai dengan peresmian Koridor 1, dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau bagi warga Jakarta. Sejak awal pengoperasian Transjakarta, harga tiket ditetapkan untuk disubsidi oleh pemerintah daerah. Dalam rangka sosialisasi dan pengenalan angkutan massal ini kepada masyarakat, pada 2 minggu pertama pengoperasiannya (15-30 Januari 2004) pengguna Transjakarta tidak dikenakan tarif. Mulai 1 Februari 2004, tarif Transjakarta mulai diberlakukan seharga Rp2000. Pada tahun 2012, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memutuskan untuk menaikkan tarif Transjakarta seharga Rp3500.
Beberapa pengembangan pasca-peresmian Koridor 1 terus dilakukan, antara lain lowongan supir bus yang terbuka bagi perempuan, perbaikan sarana-prasarana bus dan halte, pemberlakuan zona khusus perempuan, penempatan petugas di dalam bus, sterilisasi jalur Transjakarta dengan portal manual maupun otomatis, uji coba sistem contra-flow (jalur Transjakarta yang berlawanan arah dengan jalur umum yang bersinggungan), serta pelayanan bagi pengguna penyandang cacat.
Pintu bus menggunakan 3 sistem yaitu sistem lipat, sistem geser, dan sistem putar yang otomatis dapat dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi. Mekanisme pembukaan pintu pada bus tunggal koridor 2-8 serta bus gandeng jenis Komodo telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi penumpang yang bagian belakangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang pengaman yang terbuat dari gelas akrilik untuk menghindari terbenturnya bagian tubuh penumpang oleh pintu yang bergeser.
Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Namun pada bus bus baru (kecuali Hino TJSB) hanya menggunakan bahasa Indonesia tetapi berbunyi dua kali. Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal, GPS, serta fitur lainnya (terdapat di bus baru). Setiap bus menampilkan informasi mengenai bus yang sedang beroperasi (Kode bus, himbauan kepada pengguna, dan call center Transjakarta).
Untuk antisipasi hal-hal darurat dan dalam rangka mendukung kenyamanan dan keamanan, pada tiap bus telah dilengkapi dengan alat pemecah kaca yang tersedia di beberapa bagian pada tiap bus namun banyak yang hilang, tombol darurat diatas pintu bus, pintu darurat (bus tertentu), serta CCTV yang terhubung dengan layar yang berada di dashboard pengemudi bus (terdapat di bus bus baru).
Pada 2012, UPTB bersama Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta meluncurkan angkutan pengumpan Transjakarta yang melayani wilayah perbatasan Jakarta (Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi). APTB dan TransJabodetabek beroperasi seperti angkutan lainnya, namun diperbolehkan memasuki jalur Transjakarta, karena bus yang digunakan memenuhi syarat untuk mengangkut penumpang di halte busway. APTB dan TransJabodetabek telah didesain menjadi 18 trayek (lintasan) yang akan tersebar merata di seluruh wilayah Jabodetabek dan diproyeksikan dapat mengurangi jumlah kendaraan bermotor yang masuk ke Jakarta.
Akses masuk halte yang berada di tengah jalan menggunakan jembatan penyeberangan yang dibuat landai dan terbuat dari alumunium dan baja (kecuali jembatan penyeberangan yang sudah ada sebelumnya) atau disediakan tempat penyebrangan yang biasanya terletak dekat lampu lalu lintas atau dibuat zebra cross. Halte yang berada di pinggir jalan dilengkapi dengan halte angkutan umum disamping halte Transjakarta.
Kontruksi halte didominasi oleh bahan alumunium, baja, dan kaca. Untuk beberapa koridor, konstruksi lantai halte menggunakan beton (halte baru). Ventilasi udara diberikan dengan menyediakan kisi-kisi alumunium pada sisi halte. Lantai halte dibuat dari pelat baja. Pintu halte menggunakan sistem geser otomatis yang akan lansung terbuka pada saat bus telah merapat di halte namun banyak yang tidak berfungsi. Di dalam halte disediakan tempat duduk, tempat sampah (bus tertentu), dan papan informasi mengenai rute Transjakarta ataupun lainnya.
Sistem tiket pada halte Transjakarta sejak 2013 menggunakan kartu elektronik (e-ticketing), sebagai pengganti uang tunai. Operator koridor tidak menerbitkan kartu tersebut, melainkan menggunakan kartu prabayar yang dikeluarkan oleh bank. Bank tersebut yakni Bank Rakyat Indonesia (BRIZZI), Bank Central Asia (Flazz), Bank Negara Indonesia (Tapcash, Kartu Aku, dan Rail Card), Bank Mandiri (e-money, e-Toll Card, Indomaret Card, dan GazCard), Bank DKI (JakCard), serta Bank Mega MegaCash. Kartu tersebut dapat dibeli di bank penyedia kartu prabayar dan loket pada seluruh halte Transjakarta. Pengisian saldo dapat dilakukan di ATM, bank-bank terkait, dan loket halte. Kartu tersebut, (kecuali untuk Bank DKI (JakCard) dan Bank Mega MegaCash), dapat juga digunakan sebagai tiket Commuter Line.
Pengguna e-ticket tidak perlu mengantri di loket halte, cukup dengan tap-in di pintu masuk halte (barrier) lalu masuk ke dalam halte. Apabila saldo habis, maka saat tap-in pintu barrier tidak dapat diputar dan pengguna kartu dapat mengisi ulang di loket halte. Semua pengguna Transjakarta yang akan keluar halte tidak melakukan tap-in lagi, cukup dengan melewati barrier keluar halte.
Terkadang kriminalitas juga terjadi pada jam-jam sibuk di saat bus penuh terisi penuh. Halte-halte yang ada belum menyediakan sarana ventilasi udara yang layak sehingga membuat ruangan menjadi pengap ketika terdapat banyak orang yang mengantri. serta kurangnya tempat duduk di halte.
Beberapa titik di jalur koridor 2-12 masih sering dimasuki oleh kendaraan pribadi, menyebabkan terhambatnya perjalanan bus pada jam-jam tertentu (pada kondisi tertentu, telah diberikan suatu solusi, yaitu setelah dilakukan koordinasi, bus akan mengambil jalur dari arah yang berlawanan, sementara bus-bus dari arah yang berlawanan akan melewati jalur umum).
Karena sering dimasuki (secara tiba-tiba) oleh pejalan kaki dan kendaraan pribadi, maka di beberapa titik di Koridor 2 dan 3 secara berkala terjadi kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta dan pejalan kaki/kendaraan pribadi.
Seringkali pengumuman halte yang diberikan tidak sesuai dengan halte yang akan dilalui, hal ini disebabkan oleh keteledoran pengemudi yang lupa menekan tombol pengumuman pada waktunya. Pembuatan maupun pengoprasian Transjakarta membuat kemacetan yang luar biasa dan sering di luar batas kewajaran, terutama pembangunan jalur yang meninggikan permukaan jalan.
KESIMPULAN
Konflik antara supir kendaraan umum seperti mertro mini, kopaja dsb. sering terjadi dengan supir busway atau transJakarta. Permasalahan ini timbul karena menurunnya penumpang angkutan umum dalam kota dan beralih ke transJakarta. Mengapa penumpang beralih menggunakan transJakarta? Selain terrsedianya sistem keamanan, dengan menggunakan busway juga terhindar dari kemacetan. Karena busway sendiri mempunyai jalur khusus yang mana tidak boleh dimasuki oleh kendaraan lain.
Pada jam-jam tertentu, sebagaimana yang telah dijelaskan diatas. Banyak pengendara yang memasuki kawasan busway. Hal ini tentu sudah melanggar tata terbit. Tak jarang dari mereka dikenakan sangsi oleh aparat kepolisian agar tidak mengulangi lagi dan menjadi pengendara tertib serta mematuhi lalu lintas.
Sering juga terjadi kecelakaan di kawasan busway, karena sepeda motor atau penyebrang jalan memasuki kawasan busway yang mana disitu busway sedang melaju dengan kecepatan yang tinggi. Tak dipungkiri lagi korban tewas pun meninggal di tempat.
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) dan Australian Agency for International Development (AUSAID) sedang melakukan kajian mengenai rencana memperbolehkan bus kota reguler masuk jalur transjakarta. Namun, sebelum kebijakan itu dikeluarkan, operator bus diharuskan meremajakan terlebih dahulu bus-bus yang mereka miliki agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh transjakarta.
Dalam penggunaan busway dan kendaraan umum lainnya. Tentunya memiliki keuntungan dan kekurangan sendiri, Hal ini tentu sudah menjadi lumrah. Selain adanya perbedaan tersebut maka menjadikan penumpang memilih sendiri kenyaman dalam menggunakan transportasi umum khusunya di daerah Jakarta dan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Transjakarta
2. http://megapolitan.kompas.com/read/2015/05/04/09041081/Agar.Kopaja.dan.Metromini.Bisa.Lewat.Busway.
3. Teori Sosiologi Modern Edisi keenam, George Ritzer – Douglas J. Goodman.
4. Study lapangan penulis dari daerah Blok M – Kotu.
5. Study lapangan dari daerah Blok M – Harmoni.