Rabu, 14 November 2012

Institusi Sosial_Dwinda Nur Oceani_JNRL1B_laporan1

 

Judul Penelitian :

"Peranan Guru BK dalam Mengantisipasi Bullying di Sekolah"

 

Peneliti :

Nama   : Dwinda Nur Oceani

NIM    : 1112051100039

 

 

I.                   Latar Belakang

Maraknya aksi kekerasan saat ini yang dilakukan oleh banyak kalangan masyarakat menimbulkan banyak masalah. Dari mulai jatuhnya korban meninggal hingga akhirnya dijadikan contoh oleh banyak kalangan anak muda (siswa/i). Aksi bullying menjadi kasus nyata imbas aksi kekerasan saat ini. Banyak anak yang memanfaatkan aksi bullying sebagai alat atau jalan pintas untuk menindas orang lain atau mengancam dengan kekerasan secara terus-menerus dan biasanya pelaku melakukan bullying memiliki motivasi  untuk  pencitraan dirinya agar dianggap hebat, kuat dan berkuasa. Adapun faktor penyebabnya, dan bagi korban aksi bullying akan merasakan krisis kepercayaan diri yang menyebabkan siswa/siswi tersebut dijauhi oleh teman-temannya, sulit untuk bersosialisasi dan pada akhirnya tidak memiliki kepekaan sosial. Disini peranan orang tua, guru/lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar itu sangat berpengaruh dalam pembentukan psikologis siswa/siswi karna anak itu sangat membutuhkan perhatian yang lebih dalam hal menyalurkan aspirasinya dan keinginannya, komunikasi yang baik juga harus diterapkan untuk membentuk sikap dan sifat keterbukaan dalam segala hal agar tidak terjadinya kesalah pahaman.

Aksi bullying banyak terjadi di sekolah-sekolah menengah pertama sampai menengah atas. Kasus ini harus ditemukan titik pemecahan masalah karena dapat berimbas pada masa depan anak tersebut. Disinilah dibutuhkan peran guru BK untuk membantu membentuk karakter seorang siswa/i.

 

 

II.                Pertanyaan Pokok

1.      Penyebab seorang siswa melakukan aksi bullying?

2.      Untuk mengantisipasi perilaku bullying, apa yang dilakukan seorang Guru BK?

 

III.             Metode Penelitian

Metode yang digunakan : Kualitatif. Yaitu metode sosiologi yang prosesnya mengambil data secara langsung, dimana peneliti sebagai instrument. Metode ini dilakukan dengan dasar mencari data-data yang kuat lalu dilakukan wawancara mendalam terhadap narasumber.

Lokasi : Ruang BK, SMK YADIKA 5 Pondok Aren

Waktu : Pukul 14.19 WIB , 14 November 2012

 

 

 

IV.             Gambaran Subyek/ Obyek  Penelitian

Gambaran subyek :Sukma Ria Emma wati,S.pd kelahiran Depok, 18 November 1983 lulusan UNINDRA PGRI, FIPPS, BK , yang menjabat sebagai guru BK di SMK Yadika 5 dari tahun 2008 s/d sekarang selain itu beliau juga bekerja sebagai freelance tutor di LSM Witayani, beliau sangat concern/ memperhatikan masalah bullying disekolah sehingga ketika ada kasus bullying disekolah langkah pertama yang dilakukannya adalah pendekatan terhadap murid yang melakukan bullying atau korbannya  .

Obyek penelitian : Bullying berasal dari kata Bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya "ancaman" yang dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang umumnya lebih lemah atau "rendah" dari pelaku), yang menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya (korban disebut bully boy atau bully girl) berupa stress (yang muncul dalam bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya; misalnya susah makan, sakit fisik, ketakutan, rendah diri, depresi, cemas, dan lainnya). Apalagi Bully biasanya berlangsung dalam waktu yang lama (tahunan) sehingga sangat mungkin mempengaruhi korban secara psikis. pengalaman yang biasa dialami oleh banyak anak-anak dan remaja di sekolah.

 

V.                Analisis

Ada beberapa faktor dan penyebab dari aksi bullying, penyebabnya bisa dari pengalaman seorang siswa/i yang pernah disakiti atau ditindas sebelumnya sehingga menimbulkan rasa ingin membalas/membalas dendam dengan cara membully orang lain yang memiliki tujuan agar apa yang dia lakukan bisa memberi kepuasan tersendiri untuk dirinya , sebenarnya belum tentu yang melakukan bullying itu bersalah maka ada latar belakang juga yang menyebabkan seorang siswa/i melakukan bullying bisa dari meniru perilaku orang tua atau dari tempat pergaulanya atau trauma psikis yang pernah dirasakan.

Untuk mengantisipasi terjadinya bullying dilingkungan sekolah seorang guru BK memiliki wewenang atau kewajiban untuk Mensosialisasikan kepada siswa/i mengajarkan bagaimana cara menerapkan etika pergaulan seperti memberikan pendapat dan mendengarkan pendapat teman, perhatian dari semua yaitu dari orang tua, lingkungan sekolah dan dari lingkungan pergaulan yang baik. Etika pergaulan yaitu sopan santun / tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.

Harapan : Agar  siswa/i dapat menerapkan etika dalam pergaulaan dan dapat mengisi waktu dan waktu yang ada dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya, dapat membatasi input yang berasal dari media seperti media online yang dapat merusak moral dari siswa/siswi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Narasumber   : Sukma Ria Emma Wati S.Pd (Guru BK SMK Yadika 5)

-P. Ambarwati S.Pd (Guru BK SMK Bina Informatika)

http://disan99.blogspot.com/

http://walidrahmanto.blogspot.com/

 

           

 

Institusi Sosial_Annisa rahmah_JNRL1B_laporan1

 
Judul Penelitian :
Peranan PKK Terhadap Stabilitas Lingkungan Hidup
Peneliti :
Nama   : Annisa Rahmah
NIM    : 1112051100043
 
I.                  Latar Belakang
Pembangunan Nasional dapat terwujud, jika di satu pihak ada fasilitas dan pelayanan publik yang memadai, dan di lain pihak ada warga dan masyarakat yang secara sadar turut berpartisipasi dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa dan negara yang berdaulat. Dalam rangka ini setiap warga negara mempunyai kebebasan dan kesempatan untuk mengembangkan potensinya, dan terutama mempunyai tanggung jawab sosial sebagai warga negara. Untuk ini diperlukan pula adanya lingkungan yang kondusif, dimana seseorang dapat berusaha dan mengembangkan potensi atau kemampuannya.
Namun kini, lingkungan tempat dimana kita tinggal tidak lagi terurus dengan baik. Kerusakan lingkungan terjadi dimana-mana. Baik karena yang disebabkan oleh proses alam seperti, gunung meletus, tanah longsor, dan gempa bumi. Juga ada yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya, sampah, pemburuan flora dan fauna secara berlebihan, juga pencemaran.
Disinilah peran kita sebagai manusia dan penduduk diperhitungkan. Mampukah kita menjaga, merawat, dan memelihara lingkungan hidup? Untuk melakukan hal itu, diperlukan kerja sama yang kuat antarwarga. Dimulai dari organisasi terkecil yaitu keluarga lalu rukun tetangga berikutnya rukun warga lalu terus naik ke organisasi yang lebih luas.
Seperti yang tertuang pada misi pkk (pembinaan kesejahteraan keluarga),  yaitu diantaranya:
1.       Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan keluarga, serta upaya peningkatan pemanfaatan pekarangan melalui halaman asri, teratur, indah dan nyaman (hatinya) PKK, sandang dan perumahan serta tata laksana rumah tangga yang sehat.
2.      Meningkatkan derajat kesehatan, kelestarian lingkungan hidup serta membiasakan hidup berencana dalam semua aspek kehidupan dan perencanaan ekonomi keluarga dengan membiasakan menabung.
Dan juga tertuang dalam 10 program pokok PKK pada point ke lima dan Sembilan, yaitu:
5.  Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga
Rumah bukan sekedar tempat untuk berteduh saja. Rumah adalah tempat dimana keluarga dapat hidup bersama dan meningkatkan kualitas hidupnya, dalam lingkungan yang nyaman, damai, bersih dan apik.
Orang perlu mengetahui bagaimana menata rumah sehat, menarik dan nyaman. Selain itu, perlu pula mengetahui bagaimana menjaga kebersihan rumah dan memanfaatkan pekarangan.
9. Kelestarian Lingkungan Hidup
Program ini sangat membantu dalam menjaga keseimbangan lingkungan secara ekologis.  Menjaga kelestarian lingkungan menjadi faktor yang sangat penting dewasa ini. Banyak bencana alam yang disebabkan karena lingkungan yang rusak. PKK memberikan penyuluhan sederhana agar lingkungan tidak dirusak dan mencegah pencemaran sumber air, antara lain tidak membuang sampah di sungai atau selokan, serta melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dan penyuluhan – penyuluhan kesehatan lingkungan.
Maka sudah sepatutnya, masalah stabilitas hidup ini menjadi tanggung jawab bersama dan dengan dibantu oleh kader-kader dari pkk itulah diharuskan adanya aksi nyata dalam pelestarian lingkungan hidup ini.
Dampak yang dapat ditimbulkan dari ketidakstabilan lingkungan hidup menurut ahli kesehatan yaitu polusi sampah.mengakibatkan dampak buruk yaitu pertama, terhadap kesehatan. Seperti timbulnya gangguan pencernaan, pernafasan, dan penyakit kulit.
Selain itu, kegagalan dalam   pengelolaan sampah berimbas pada menurunnya kualitas kesehatan warga masyarakat, merusak estetika kota, dan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi arus investor ke daerah. 
Dan juga perburuan pada flora dan fauna akan menimbulkan kelangkaan. Yang akhirnya dapat dikawatirkan akan terjadi kepunahan. Lalu manusia pada generasi berikutnya sulit menemukan jenis flora dan fauna yang langka bahkan hanya tinggal legenda.
 
II.               Pertanyaan Pokok
1.      Seberapa pedulikah warga terhadap lingkungan tempat dimana mereka tinggal saat ini?
2.      Bagaimana cara penyadaran lebih mendalam kepada masyarakat agar mereka mau dan peduli terhadap lingkungan hidup?
 
III.           Metode Penelitian
Metode yang digunakan : Kualitatif. Yaitu metode sosiologi yang prosesnya mengambil data secara langsung, dimana peneliti sebagai instrument. Metode ini dilakukan dengan dasar mencari data-data yang kuat lalu dilakukan wawancara terhadap narasumber.
Lokasi : Rumah Ibu Ketua PKK RW 08
Waktu : Pukul 7.00 pagi
 
IV.           Gambaran Subyek dan Obyek  Penelitian
Nur Supriyati (17 Juli 1974), seorang ibu rumah tangga sekaligus istri dari ketua rw 08 kelurahan srengseng sawah kecamatan jagakarsa Jakarta selatan. Karena menjadi istri seorang ketua rw 08 yang terpilih pada tahun 2004 dan kini sudah menjabat untuk periode ketiga, maka ibu Nur Supriyati secara otomatis merangkap menjadi ketua organisasi pkk (pembinaan kesejahteraan keluarga). Diawal masa jabatan, ibu Nur sebagai ketua pkk rw, mulai beradaptasi dengan cara mengikuti berbagai macam acara dan program-program yang dibuat oleh para pejabat daerah seperti tingkat kelurahan ataupun kecamatan.
PKK awalnya hanya diadakan di Provinsi Jawa Tengah atas gagasan  ibu Isriati Moenadi selaku istri dari Gubernur Jawa Tengah pada tahun 1967 atas dasar rasa prihatin terhadap mereka yang tinggal di pedesaan terutama perempuan yang kurang mendapat pendidikan yang layak, kesehatan yang semestinya, serta status ekonomi yang rendah. Sejak saat itu untuk mewujudkan fungsi pkk yang sebenarnya dilaksanakanlah "sepuluh program pokok pkk".
Pada tahun 1972, Menteri Dalam Negeri menginstruksikan kepada  Gubernur di seluruh Indonesia, agar gerakan PKK dilaksanakan dan ditingkatkan di seluruh wilayah Indonesia. Tim Penggerak PKK dibentuk di semua tingkat administrasi : Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan, yang diketuai  oleh  isteri  Pimpinan  Daerah  setempat.
PKK adalah suatu gerakan pembangunan yang tumbuh dari bawah, dikelola oleh, dari dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang sejahtera.
PKK adalah lembaga sosial kemasyarakatan yang independen non profit dan tidak berafiliasi kepada suatu partai politik tertentu.
 
V.               Analisis
Keadaan lingkungan RW 08 saat ini sudah semakin bersih dan tertata dengan baik dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, sempat mendapatkan penghargaan adipura dalam lomba penataan lingkungan. Tentu saja hal tersebut tidak terlepas dari program-program yang dilakukan oleh PKK. Seperti, Jumat Bersih, Kerja Bakti tiap Minggunya, dan juga penyuluhan-penyuluhan terhadap jumantik.
Program-program tersebut mendapat tanggapan positif dari warga karena mereka juga menyadari bahwa kebersihan lingkungan sangat penting demi kenyamanan bersama. Namun, di lapangan faktanya masih terdapat beberapa kendala. Diantaranya ada beberapa warga yang masih membuang sampah di bantaran kali, membakar sampah di pekarangan rumah yang tentu saja berimbas pada tanah yang kelak tidak dapat ditumbuhi tanaman.
Selain itu, modal biaya juga menjadi faktor penghambat pada program penghijauan yang kini menjadi topik utama PKK RW 08. Ketua RW terus mengusahakan agar program tersebut dan program lainnya dapat terlaksana dengan baik dan berjalan sukses. Kerja sama antarkader PKK dan juga sesama warga sangat dibutuhkan agar keadaan lingkungan dapat selalu terkontrol dengan baik.
Untuk kedepannya sudah ada beberapa rancangan oleh pkk rw 08 demi kelestarian lingkungan. Seperti, composing, yaitu pemisahan sampah dapur antara sampah organik dan non-organik yang kedepannya dapat didaur ulang untuk sampah non-organik dan juga dapat dijadikan pupuk pada sampah organik. Selain itu, ada juga perencanaan pembuatan tps dan pemanfaatan pekarangan yang lebih baik lagi.
Kini efek dari program-program diatas sudah mulai dirasakan warga. Seperti lingkungan yang menjadi lebih indah, tertata rapi, dan angka  kesehatan yang meningkat. Harapan kedepannya yaitu agar warga lebih sadar lagi dan mau memperbaiki, menjaga, merawat, dan memelihara lingkungan sekitar, minimal pada rumahnya sendiri dahulu.
 
DAFTAR PUSTAKA
1.      http://tp-pkkpusat.org/  (web resmi pkk se-Indonesia)
 
2.      http://green.kompasiana.com (oleh: Trisno widodo)
 
 
            

institusi sosial_IndahPermataSari_JNRL1B_Laporan!

Judul Penelitian:
Peranan Kegiatan-Kegiatan Positif Warga untuk Meningkatkan Kerukunan dalam Rukun Tetangga (RT)
Peneliti:
Indah Permata Sari
Jurnalistik 1B ( NIM : 1112051100051 )
 
I.                  Latar Belakang
Di era reformasi saat ini banyak manusia yang mengedepankan kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan bersama. Banyak manusia yang tidak lagi mengedepankan moral, mereka hanya memperhatikan materi dan teknologi yang semakin berkembang di zaman modern ini. Dalam kehidupan sehari-hari pun manusia saat ini hidup menyendiri dan tidak ingin mengenal lingkungannya. Perbedaan antara kelompok kelas atas dan kelas bawah sangat jelas terlihat. Terutama bagi mereka yang tinggal di Kota-kota besar. Adakah kerukunan dalam kehidupan masyarakat tersebut?
Kerukunan diartikan sebagai suatu kondisi di mana toleransi atau kebijakan mensikapi suatu perbedaan yang dianggap memberikan suatu manfaat. Perbedaan yang dianggap dapat memberikan suatu manfaat atau mendatangkan suatu rahmat dari Tuhan YME ialah suatu kondisi yang dikelola dengan baik dan dapat dinyatakan bahwa:
1.      Perbedaan itu menciptakan suatu keindahan
2.      Perbedaan itu menciptakan suatu kondisi yang kokoh
3.      Perbedaan itu dapat mendorong pencapaian tujuan yang sama
4.      Perbedaan itu dapat mendorong pengembangan ilmu pengetahuan
Dengan menyadari hal itu akankah baik jadinya jika ada kerukunan di dalam suatu kelompok masyarakat. Apalagi seharusnya mudah dilakukan dalam suatu kelompok masyarakat kecil, misalnya Rukun Tetangga (RT).
 
II.               Pertanyaan Pokok Penelitian
Berdasarkan uraian tersebut, saya mengambil dua pokok permasalah yaitu:
1.      Apa manfaat dari adanya kerukunan antar warga dalam suatu Rukun Tetangga (RT).
2.      Hal-hal apa saja yang harus dilakukan masyarakat dan pemimpinnya agar kerukunan antar-warga tetap terjaga.
 
III.           Metode Penelitian
Metode penelitian yang saya ambil yaitu lewat metode kualitatif. Metode Kualitatif mengambil data secara langsung dan memakan energy yang lebih banyak. Metode Kualitatif ini bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan melakukan interview atau berpartisipasi langsung. Saya melakukan penelitian dengan interview. Metode ini tidak menggunakan angket, melainkan dengan pertanyaan seperti mengapa atau bagaimana sehingga subyek penelitian menjawab dengan lebih jelas dan rinci. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seputar dengan tema yang saya ambil yaitu, Peranan Kegiatan-kegiatan Positif Warga untuk Meningkatkan Kerukunan dalam Rukun Tetangga.
Wawancara ini dilakukan:                                                    
Lokasi       : Kediaman Ketua RT 008 RT 013 Rempoa
                    Jl. Mawar 2 Rempoa, Bintaro Jakarta-Selatan
Waktu       : Senin, 12 November 2012
 
IV.           Gambaran Subyek atau Obyek Penelitian
Pada wawancara saya kali ini saya mewawancarai Isteri dari Kepala Rukun Tetangga 008 RW 013 di Jalan Mawar 2 Rempoa. Saya memilih beliau sebagai subyek penelitian saya karena beliau pasti akan menjawab pertanyaan yang saya lontarkan dengan jujur dan tidak memihak manapun dikarenakan beliau adalah tokoh masyarakat yang disegani di daerah tempat saya tinggal dan beliau harus menjadi contoh yang baik untuk warganya. Beliau juga menginginkan segala sesuatu yang terbaik untuk warganya,
Berikut biodata singkat Ibu Qoreasiah :
Nama                           : Qoreasiah
Tempat, tanggal lahir  : Bogor, 01 Desember 1971
Pendidikan                  : SMP
Moto Hidup                : Raih perubahan menuju yang lebih baik dalam hidup
Saya meneliti tentang peranan kegiatan-kegiatan positif warga untuk meningkatkan kerukunan dalam Rukun Tetangga (RT). Saya mengambil tema ini karena saya merasa tempat di mana saya tinggal saat ini cukup rukun antar-warganya padahal kami tinggal dengan berbagai macam suku agama dan ras. Karena itu saya ingin tau lebih jauh apa-apa saja yang telah pemimpin lingkungan kami lakukan dalam menjaga kerukunan warga di daerah tempat saya tinggal ini.
 
V.               Analisis
Inti dari Struktur yang ada di Rukun Tetangga 008 ini sebagai berikut:
·         Bpk Herman selaku Ketua Rukun Tetangga 008
·         Ibu Qoreasiah selaku Wakil Ketua Rukun Tetangga 008
·         Ibu Budriah selaku Sekertaris
·         Ibu Nurhaniah selaku Bendahara
Menurut Ibu Qoreasiah, adanya kerukunan dalam warga itu penting, karena kalau ada kejadian ataupun kegiatan bisa cepat dilaksanakan dan dilakukan dengan semua warga ikut berpasrtisipasi di dalamnya. Ada juga manfaatnya, seperti menjaga hubungan tali silaturahmi, menghindari adanya kesalah-pahaman antar warga, menciptakan tatanan masyarakat yang aman dan tentram, terjalinnya hubungan komunikasi yang baik, saling menghormati satu sama lain, saling tolong menolong dan banyak lagi manfaat lainnya.
Banyak yang sudah Ibu Qoreasiah lakukan untuk untuk menjaga kerukunan warga, diantaranya mereka melaksanakan kerja bakti rutin dua bulan sekali. Ada juga rapat-rapat yang mereka selenggarakan untuk keperluan warga. Selain itu jika ada warga yang meninggal dunia maka seluruh warga sigap membantu dengan sukarela. Begitu juga acara-acara bahagia misalnya pernikahan, khitanan dan sebagainya mereka sering saling membantu satu sama lain.
Dari pihak kelurahan sering memberikan penyuluhan kepada Bu Qoreasiah untuk disampaikan ke warga. Banyak juga aspirasi-aspirasi dan pendapat dari masyarakat yang mereka laksanakan. Mereka sangat membuka pintu bagi warga yang ingin menyampaikan aspirasi, saran, pendapat yang ingin disampaikan kepada pengurus RT dan pastinya untuk kebaikan warga juga di masa depan.
Ibu Qoreasiah berkata bahwa sejauh ini warga sangat senang sekali dan bisa menerima kebijakan-kebijakan dari pengurus RT. Belum ada warga yang menolak untuk ikut berpartisipasi dengan kegiatan mereka. Jika ada warga yang menolak berpartisipasi maka pihak pengurus RT tidak akan melakukan tindakan apapun. Mereka hanya akan tetap terus memberitahu dia dan warga lain mengenai kegiatan mereka lewat edaran-edaran yang biasa mereka berikan. Pengurus akan tetap mengajak orang itu. Terserah dia untuk mau ikut berpartisipasi atau tidak, mereka hanya menjalankan tugas untuk terus memberikan informasi-informasi kepada warga.
Bapak Herman selaku ketua RT biasa mengawasi selagi dia ikut berpartisipasi juga dalam kegiatan warga. Misalnya saat warga kerja bakti maka beliau pun juga ikut turun langsung kerja bakti, jadi beliau tidak hanya mengawasi tapi juga ikut berpartisipasi. Begitu juga dengan Ibu Qoreasiah dan pengurus-pengurus RT lainnya, kadang perwakilan dari kelurahan juga sering datang untuk melihat kegiatan warga.
Ibu Qoreasiah menekankan bahwa warga harus saling komunikasi dan juga saling tolong menolong jika ada kegiatan. Tidak hanya bagi orang yang mereka kenal saja tapi juga untuk semua orang. Ia juga berharap semoga kedepannya warga semakin maju dan tetap menjaga kerukunannya bahkan harus ditingkatkan lagi. Dan juga semoga semua warga merasa aman tentram dan bahagia.
 
DAFTAR PUSTAKA
·         Haji Muhammad Alfani,2012,MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMMAT MANUSIA DI TENGAH PERBEDAAN ALIRAN AGAMA DAN ALIRAN KEPERCAYAAN MASYAR, [Online], (http://alfaninotes.blogspot.com/2012/06/membangun-kerukunan-antar-ummat-manusia.html?m=1 diakses tanggal 12 November 2012)

Institusi sosial_Rizky Ananda_JNRL1B_laporan1

Judul Penelitian:
Antusiasme Anak Muda terhadap Pelestarian Budaya Lewat Tari Tradisional
Peneliti:
Nama : Rizky Ananda
NIM :  1112051100031
 
I.                   Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang banyak informasi masuk tanpa bisa dicegah atau sangat sulit untuk disaring apalagi dengan beratambah dan berkembangnya teknologi sekarang ini memfasilitasi anak muda untuk mancari dan menggali informasi dengan bebas dan tanpa batas. Banyak kebudayaan luar yang masuk dan mempengaruhi anak muda sekarang, dari mulai gaya hidup, tekhnologi, sampai adat istiadat mereka. Hal ini menyebabkan adanya perbandingan kebudayaan diantara budaya tradisional dan budaya luar.
            Kurangnya pembibingan dan sosialisasi dari orang tua tentang budaya Indonesia kepada anak muda dapat menyebabkan kurangnya kesadaran terhadap pelestarian budaya Indonesia. Kebudayaan Indonesia saat ini mengalami krisis identitas, karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan budaya tradisional. Sehingga ada negara lain yang dengan bebas mengakui kebudayaan Indonesia menjadi miliknya. Kurangnya minat dan kesadaran kalangan anak muda dalam melestarikan budaya asli Indonesia menjadi penyebab utama krisis budaya di Indonesia. Selain itu, dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya saat ini terlihat kurang serius. Dari mulai tarian, alat musik, nyanyian, pakaian, serta adat istiadat asli Indonesia terlihat kurang popular.
            Melalui sanggar tari, kini banyak muda yang mulai tertarik dan melestarikan budaya Indonesia. Salah satunya melalui Asteryospaners yang merupakan sanggar tari yang secara khusus mempelajari dan melestarikan budaya papua. Diharapkan semakin banyaknya sanggar tari tradisional yang mampu mengangkat antusiasme anak muda terhadap pelestarian budaya tradisional Indonesia.
 
II.                Pertanyaan Pokok Penelitian
 
1.      Bagaimana antusiasme anak muda terhadap tari tradisional?
 
2.      Bagaimana pengaruh tari tradisional terhadap pelestarian budaya Indonesia?
 
III.             Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitaif. Metode kualitatif adalah metode  yang dilakukan dengan cara mengambil data secara langsung, dimana peneliti sebagai instrument. Metode ini dilakukan dengan dasar mencari data-data yang kuat lalu dilakukan wawancara terhadap narasumber.
 
Lokasi: kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (cafe cangkir)
Waktu: 13 November 2012, pukul 14.00 WIB
 
 
IV.             Subyek/Obyek Penelitian
 
Titto Nugroho Pramono (7 Mei 1991) seorang pemuda yang bertempat tinggal di Jalan Permai Barat VI D1/4. Merupakan seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah jurusan Sistem Informasi fakultas Sains dan Tekhnologi semester7. Ia merupakan seorang anggota sekaligus pendiri dari asteryospaners yaitu group tari atau sanggar tari yospan. Disela-sela kesibukannya ia masih sering menyempatkan dirinya untuk berlatih, membimbing dan tampil dalam setiap pertunjukan yospan. Ia menempati posisi penari sekaligus pemain tifa. Dengan setia dan tekun ia melatih dan membimbing juniornya supaya mahir dan handal dalam penampilan yospan.
 
Asteryospaners adalah sanggar tari daerah khususnya tari papua yang bernama tari yospan, tari yospan meupakan tarian muda mudi papua yang menggambarkan tarian kebahagiaan dan rasa kebersamaan muda mudi. Asal mula berdirinya asteryospaners berawal dari program Dewan Kesenian Jakarta yaitu Apresiasi Seni Pertunjukan. Pada saat itu tahun 2007 Dewan Kesenian Jakarta memilih SMA Negeri 90 sebagai salah satu pesertanya. ASP (Apresiasi Seni Pertunjukan) ini merupakan program kebudayaan khususnya bidang tari tradisional, dan dengan penuh rasa syukur SMA Negeri 90 mendapat kesempatan mempelajari tari yospan asal papua. Namun tidak lama dari saat itu masih di tahun 2007 secara resmi ekskul yospan 90 berdiri sendiri menjadi sanngar tari daerah Asteryospaners.
 
V.                Analisis
Setelah melakukan penelitian,  dapat dilihat bahwa minimnya antusiasme anak muda terhadap tari daerah. Mereka lebih cenderung mengikuti arus globalisasi yang terlihat lebih simple dan tidak kolot. Anggapan anak muda saat ini bahwa adat tradidional masih kolot dan memiliki aturan yang berbelit menyebabkan mereka terlihat mengabaikan dan terkesan tidak peduli terhadap budaya tradisional Indonesia termasuk tari daerah. Apalagi budaya papua yang notabene menurut mereka aneh dan terbelakang sudah pasti mereka tidak tertarik untuk terjun langsung mengikuti kegiatan yang bersifat tradisional.
Melihat dari minimnya antusiasme dan minat anak muda sekarang terhadap pelestarian budaya menyebabkan keperihatinan yang mendalam dikalangan beberapa anak muda yang masih mencintai budaya Indonesia. Mereka tergerak untuk membuat suatu organisasi yang melestarikan budaya lewat tari tradisional khusus Papua yang bernama Asteryospaners, yang berisikan serangkaian kegiatan tradisional yang terdiri dari menari menyanyi dan memainkan alat musik tradisional asal papua.
Mereka tanpa malu dan tanpa gengsi tetap melestarikan budaya bangsa, dengan cara tampil dari satu tempat ke tempat lain. Disetiap langkah mereka  dalam rangka pelestarian budaya mereka sering mengalami berbagai hambatan salah atunya adalah minimnya anak muda penerus dan banyaknya cemooh dan ejekan dari berbagai pihak yang memadang remeh. Selain ejekan dan cemooh ada juga satu kendala besar dalam perkembangan tari tradisional dalam hal ini khususnya Asteryospaners adalah minim atau kurangnya media dalam penyaluran kegiatan Asteryospaners. Namun itru semua menjadikan Asteryospaners semakin solid dan komit dalam melakukan pelestarian budaya. Itu semua sesuai dengan visi Asteryospaners yaitu melestarikan budaya bangsa dan juga denaagn misi mereka yaitu mengajak kaum muda mudi Indonesia mencintai budaya bangsa lewat tari tradisional dalam hal ini tari yospan.
Salah satu hal yang membuat membuat Asteryospaners menarik adalah keuikannya. Salah satu daya tarik nya adalah adalah bahasa dalam setiapa nyanyiannya yang unik dan bermakna dalam, juga dari kostum yang sederhana namun tetap menarik juga adanya body painting dalam setiap penampilan anggota yospan ketika pentas. Dalam setiap penampilan tarian yospan para penari leakukan gerakan yang Dilakukan dengan gerakan yang enerjik dengan kostum dan lagu yang unik. Dalam setiap penampilannya yospan tidak hanya menampilkan tarian tapi juga nyanyian dan permainan alat musik secara langsung. Alat  musik yang selalu mengiringi penampilan yospan adalah tifa, gitar, ukulele, fu, dan bas betot. Alat musik khas papua adalah tifa, Fu, dan Bas betot. Tifa merupakan alat musik pukul semacam gendang asal papua, terbuat dari kayu dan kulit biawak. Terdapat banyak ukiran dan hiasan dalam tifa. Fu merupakan alat musik tiup yang terbuat dari kerang besar. Bas betot merupakan alat musik khas papua yang berbentuk seperti gitar namun hanya memiliki 2(dua) senar, dengan ukuran yang jauh lebih besar dari gitar kebanyakan.
Namun setelah mengambil sempel acak dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa bukan berarti anak muda yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan pelestarian budaya--dalam hal ini khususnya tari tradisional—tidak prihatin terhadap kemunduran budaya tradisioanal Indonesia ini. Mereka memang tidak begitu mengerti tentang bagaimana tradisi itu berlangsung tapi setidaknya mereka masih memiliki rasa memiliki dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap pelestarian budaya Indonesia. Mereka tetap melakukan pelestarian budaya tradisional Indonesia hanya saja dengan cara yang berbeda.
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan munculnya kesadaran rasa saying serta rasa memiliki dalam diri anak muda  terhadap budaya tradisional Indonesia khususnya dalam hal ini tari tradisional. Juga diharapkan adanya dukungan lebih dari pemerintah dalam mensosialisasikan budaya tradisional, sehingga diharapkan bertambahnya media dalam penyaluran kegiatan tari tradisional.
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA :
Narasumber : Titto Nugruho Pramono
 
 

Cari Blog Ini