Judul Penelitian: Antusiasme Masyarakat terhadap kagiatan Kerja Bakti di RT004/05
Peneliti :
Nama : Riza Tasya Candra Dewi
NIM : 1112051100052
I. LATAR BELAKANG
Rukun Tetangga (RT) adalah pembagian wilayah di Indonesia di bawah Rukun Warga. Rukun Tetangga bukanlah termasuk pembagian administrasi pemerintahan, dan pembentukannya adalah melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Desa atau Kelurahan. Rukun Tetangga dipimpin oleh Ketua RT yang dipilih oleh warganya. Sebuah RT terdiri atas sejumlah rumah (kepala keluarga).
Kerja bakti mempunyai arti penting di masyarkat. Jika kita perhatikan suasana kerja bakti penuh dengan kekeluargaan. Tidak ada rasa saling iri atau bahkan merasa tertekan dalam melakukan pekerjaan, karena semuanya dilandasi dengan rasa senang dan penuh dengan suasana kekeluargaan.
Mengingat di tengah fenomena masyarakat yang cenderung individualistik seperti sekarang ini mereka masih bersedia menyisihkan waktu untuk kepentingan masyarakat, itu yang terjadi di tempat tinggal aku dimana warga saling bahu membahu dalam merapikan jalan swadaya agar terlihat rapi dan nyaman untuk di lalui.
Mengingat di tengah fenomena masyarakat yang cenderung individualistik seperti sekarang ini mereka masih bersedia menyisihkan waktu untuk kepentingan masyarakat, itu yang terjadi di tempat tinggal aku dimana warga saling bahu membahu dalam merapikan jalan swadaya agar terlihat rapi dan nyaman untuk di lalui.
Sebagai lingkungan yang dinilai tidak begitu rapi, kegiatan seperti kerja bakti antar masyarakat sangat di butuhkan. Maka dari itu, saya tertarik untuk mengetahui sejauh mana antusisme warga RT 004/05 dengan kegiatan kerja bakti.
Kegiatan kerja bakti ini pun sangat bermanfaat, selain menata kembali lingkungan di sekitar kegiatan ini juga bisa mempererat tali persaudaraan dan kerukunan. Jadi saya menganggap kegiatan kerja bakti ini sangat penting bagi warga.
II. PERTANYAAN POKOK PENELITIAN
Pertanyaan pokok:
1. Bagaimana antusias warga dalam melakukan kerja bakti?
2. Faktor penghambat dan pendorong kerja bakti bagi warga?
Pertanyaan tambahan:
1. Apa manfaat dari kegiatan kerja bakti?
2. Apa tujuan di adakannya kerja bakti?
3. Sudah rutinkah kerja bakti diterapkan?
4. Bagaimana cara memotifasi warga agar mau berpartisipasi dalam kerja bakti?
5. Apa saja kegiatan dalam kerja bakti?
6. Solusi apa yang efektif agar kerja bakti bisa terus berjalan?
III. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan : Kualitatif. Yaitu metode sosiologi yang prosesnya mengambil data secara langsung, dimana peneliti sebagai instrument. Metode ini dilakukan dengan dasar mencari data-data yang kuat lalu dilakukan wawancara terhadap narasumber.
Wawancara ini dilakukan pada :
Lokasi : Rumah Bapak Syatiri (Ketua RT 004/05, Rempoa)
Waktu : Pukul 20.00 WIB
IV. GAMBARAN SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN
Bapak Syatiri S. Sos (Jakarta, 05 Oktober 1957) adalah seorang Ketua Rukun Tetangga 004/05 Rempoa. Beliau adalah seorang sarjana lulusan Universitas Padjadjaran Bandung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik pada tahun 1976. Masyarakat setempat memilih beliau dikarenakan beliau adalah orang yang dapat di percaya sebagai pengurus warga-warganya ini dan dinilai memilki kinerja yang bagus serta memiliki wibawa. Beliau menjabat sudah cukup lama. Karena kepiawaian kepemimpinan nya beliau sampai saat ini masih dipercaya sebagai ketua Rukun Tetangga. Tiap harinya beliau selalu terjun langsung kepada masyarakatnya agar beliau selalu mengetahui keadaan warganya dan beliau juga mengawasi lingkungannya. Tentunya beliau dapat mengetahui bagaimana perkembangan dari tiap hari keharinya jumlah jamaah yang shalat di masjid Al-Ikhlas. Dalam kepemimpinannya beliau sering ditunjuk untuk menjabat kembali menjadi Ketua Rukun Tetangga. "disetiap saya memipin, saya ingin menjadikan warga menjadi warga yang baik dan tetntu tidak hanya dari kepribadian warganya saja tetapi juga dengan lingkungan yang selalu saya usahakan menjadi lingkungan yang bersih dan nyaman". Ucapan beliau tersebut menginspirasi saya untuk mengetahui sejauh mana antusiasme warga untuk melakukan Kerja bakti. Maka dari itu timbul rasa ketertarikan saya untuk mengetahui apakah hal itu juga terjadi ketika shalat wajib bersama. Apakah tiap harinya tingkat kebersihannya makin berkurang atau malah sebaliknya. Di samping itu saya juga peduli dengan lingkungan yang memang saya tinggali.
V. ANALISIS
Indonesia yang terkenal dengan keramahan rakyatnya dan sangat menyukai gotong royong tercemin pada kegiatan ini. Kerja bakti telah menjadi kebudayaan di Indonesia. Tradisi yang sudah diterapkan sejak nenek moyang kita itu selalu menjadi elemen penting dalam pembangunan serta menjadi salah satu hal yang bisa dibanggakan di negeri ini.
Kehidupan manusia sangat kompleks, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Hubungan manusia antar manusia dapat membentuk suatu kebudayaan. Kebudayaan yang sangat kental di Indonesia yang berhubungan dengan manusia sebagai makhluk budaya yaitu kerja bakti.
Warga lingkungan saya ini,untuk saat ini warga sangat semangat dalam menjaga kebersihan lingkungannya. Bapak syatiri juga mengatakan bahwa beliau bangga dengan warganya yang bisa menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan.
Saya mendapatkan warga berantusias dalam melakukan kerja bakti, mereka dengan senang hati melaksanakannya demi menjaga rasa nyaman.
Tentunya dibalik itu semua ada faktor yang mendorong warga untuk melakukan kerja bakti, mereka bisa aktif dalam melakukan gotong royong karja bakti di dorong dengan rasa empaty terhadap kebersihan lingkungan, selain itu warga juga ingin kehidupannya menjadi sehat,terhindar dari berbagai macam penyakit. Sebagian warga juga mau melakukannya karena kesadaran dari dirinya juga.
Tapi tidak jarang juga ada faktor yang terkadang menghambat wrga untuk ingin berpartisipasi dalam kerja bakti, seperti khususnya remaja-remaja generasi muda yang kurang memiliki inisiatif untuk ikut serta dalam gotong royong melaksanakan kerja bakti, mereka mempunya kegiatan lain yang bagi mereka juga itu lebih menyenangkan, serta belum memiliki rasa keperdulian yang tinggi terhadap kebersihan lingkungan. Selain itu, rasa malas yang tidak dapat dihindari.
Sesungguhnya begitu banyak manfaat dari akif dalam kerja bakti, seperti lingkungan yang menjadi bersih, menumbuh rasa kebersamaan warga, bisa menata ulang lingkungan menjadi rapi, menanam rasa keperdulian yang tinggi terhadapa kebersihan dan kenyamanan lingkungan. Sesungguhnya manfaat itu bisa dapat kita rasakan langsung asalkan warga mau berpartisipasi dalam mengerjakan kerja bakti tersebut.
Dari tindakan kerja bakti itu semua, memiliki tujuan untuk menata lingkungan yang ada menjadi lebih baik lagi, mejadikan lingkungan terasa nyaman dan bersih, tentunya bila dilihat juga enak, membangun rasa gotong royong yang tinggi, menjunjung tinggi bnilai kebersamaan antar warga serta meningkatkan rasa keperdulian terhadap lingkungan.
Dalam beberapa bulan ini, warga mulai rutin melaksanakan kerja bakti tiap bulannya, meskipun hanya baru-baru ini saja. Tetapi merupakan sebuah kemajuan yang sangat baik dari warga dengan melaksanakannya rutin tiap bulan.
Untuk tetap menjaga rasa perduli terhadap kegiatan kerja bakti, perlu adanya motivasi bagi warga untuk melakukannya seperti melakukan penyuluhan kerja bakti dan dia adakannya lomba kebersihan tiap rumah, motivasi itu mendorong warga untuk tetap menjaga rasa perduli terhadap kebersihan. Dengan harapan motivasi itu terus tetap terjaga dalam diri warga-warga.
Kerja bakti bisa kita lakukan di setiap hari minggu, warga melakukannya dengan cara pertama mereka membersihkan rumah masing-masing yang sudah menjadi tanggung jawab mereka masing-masing, lalu mereka membersihkan fasilitas-fasilitas bersama seperti pos keamanan, lapangan, selokan, jalanan umum dan tempat sampah umum, sampai musholah.
Sebagai solusi untuk tetap menjaga rasa kepedulian yang tinggi, kami tetap mengadakan kerja bakti secara rutin lalu kami sering mengadakan acara-acara dalam memperingati sesuatu seperti Hari Kemerdekaan untuk tetap menjaga keharmonisan warga.
DAFTAR PUSTAKA
Narasumber: Bapak Syatiri (Ketua RT 004/05, Rempoa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar