Rabu, 11 September 2013

Fakhru Alja_PMI5_Tugas1_PERMASALAHAN PERKOTAAN

PERMASALAHAN PERKOTAAN
Perumusan kebijakan dan strategi pengembangan perkotaan, pada dasarnya adalah mewujudkan visi tentang perkotaan yang kita harapkan akan dapat terjadi dalam 20-25 tahun. Perumusan visi tersebut didasarkan pada isu-isu utama yang dihadapi dalam pembangunan perkotaan pada saat ini. Isu-isu utama pembangunan perkotaan mencakup urbanisasi, kemiskinan, kualitas lingkungan hidup, kapasitas daerah untukpengelolaan kota, pertumbuhan antar kota yang belum seimbang, dan globalisasi.

Ahmad_lutfi_andalusi_KPI1-A_definisi-definisi_sosiologi_menurut_para _ahli


DEFINISI-DEFINISI SOSIOLOGI PARA AHLI
oleh ahmad_lutfi_andalusi_KPI1-A_definisi-definisi_sosiologi
Secara umum sosiologi dapat diartikanilmu social, yang aritinya ilmu untuk berhubungan dengan masyarakat sekitarnya. Maka dari itu, sosiologi itu mempelajari tatanan kehidupan masyarakat baik itu tingkah laku ataupun yang lainya yang berhubungan dengan masyarakat.


Yusuf_PMI7_tugas1_Masalah-masalah Perkotaan

Masalah-masalah Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga Urban Community. Pengertian masyarakt kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Perhatian masyarakat perkotaan tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian yang lebih luas lagi. Masyarakat perkotaan sudah memandang kebutuhan hidup, artinya tidak hanya sekedarnya atau apa adanya. 

Syaiful Fauzi_PMI3_tugas1_PERMASALAHAN DIPERKOTAAN


PERMASALAHAN DIPERKOTAAN
Dewasa ini, kita sering mendengar berbagai masalah mengenai ibukota negara Indonesia, jakarta. Pertumbuhan populasi manusia di kota talah memunculkan berbagai masalah, seperti pencemaran atau polusi, banjir, sampah, air bersih, transportasi, perumahan atau tempat tinggal, dan kebakaran, yang kesemuanya dapat berdampak pada kesehatan, baik kesehatan manusia maupun kesehatan lingkungan. Pemerintah pun juga sudah berupaya untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut seperti pembangunan banjir kanal, penggunaan teknologi pengolahan sampah, teknologi informasi untuk mitigasi bencana, penggunaan teknologi untuk mengurangi dampak polusi, dan lain sebagainya.

Aris Burhanuddin KPI 1B_tugas 1_definisi sosiologi

DEFINISI SOSIOLOGI

(Oleh:Aris burhanuddin  KPI 1 B)
1.August Comte (1789-1857)
            Sosiologi adalah ilmu yang bersifat  positif  yang mempelajari gejala gejala sosial yang ada dalam masyarakat yang dilandasi pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah.
 Menurut Comte, dua gejala sosial tersebut adalah sosiologi stasis dan sosiologi dinamis. Sosiologi statis yaitu kajian terhadap bangunan struktur sosial dalam masyarakat yang relative tidak berubah, sedangkan sosiolgi dinamis merupakan studi mengenai tata urutan perkembangan manusia .

sachul hamdi PMI3_tugas 1_ masalah sosiologi perkotaan

NAMA: SACHUL HAMDI
NIM    : 1112054000022

POLUSI SEBAGAI TANTANGAN SERIUS KOTA-KOTA BESAR DI DUNIA
Dari beberapa permasalah sosiologi perkotaan, saya hanya akan memfokuskan pada pembahasan polusi yang saat menjadi isu yang sangat serius bagi kehidupan manusia kebelakang dan juga berkaitan denga produktivitas mereka. Amka dari izinkan saya untuk membahas walaupun hanya bisa di katakan  pelengkap saja dari beberapa pemabahasan yang ada baik media cetak, elektronik, dunia internet dan lain yang sudah duluan membahas dan mengangkat tentang polusi ini. Agar tidak panjang lebar mengenai prolog dari saya akan langsung saya jabarkan sebagaimana berikut :

Nurdin Araniri_Pengembangan Masyarakat Islam_III_Tugas 1_Permasalahan Sosial Perkotaan

Permasalahan Sosial Perkotaan
Dewasa ini banyak orang semakin akrab dengan kota atau kehidupan di perkotaan. Banyaknya pemekaran daerah yang dulunya desa pinggiran, kini berangsur-angsur berubah menjadi perkotaan. Semakin sempitnya tata ruang kota membuat suatu daerah banyak memekarkan daerahnya. Dulu belum banyak suara kebisingan kendaraan, gedung-gedung tinggi dan industri-industri berlahan-lahan berubah menjadi permukiman yang padat ala perkotaan.

Nurfikriansyah PMI 3 Sosiologi Perkotaan


PERMASALAHAN YANG TERJADI DI PERKOTAAN
Salah satu masalah yang terjadi adalah tebentuknya pemukiman kumuh.
a.       Sebab Terbentuknya Pemukiman Kumuh
Dalam perkembangan suatu kota, sangat erat kaitannya dengan mobilitas penduduknya. Masyarakat yang mampu, cenderung memilih tempat huniannya keluar dari pusat kota. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung memilih tempat tinggal di pusat kota, khususnya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari pekerjaan dikota. Kelompok masyarakat inilah yang karena tidak tersedianya fasilitas perumahan yang terjangkau oleh kantong mereka serta kebutuhan akan akses ke tempat usaha, menjadi penyebab timbulnya lingkungan pemukiman kumuh di perkotaan.
       

Dwiko Maxi Rianto Tugas1 Masalah Perkotaan


PERMASALAHAN TENTANG SOSIOLOGI PERKOTAAN

      Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan bagaimana hubungannya dalam kehidupan manusia. seperti halnya timbal balik antara hubungan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Sosiologi merupakan studi empiris dari struktur sosial (kemasyarakatan). Struktur sosial tidak sekedar hanya individu dan perilaku individu.Struktur sosial termasuk di dalamnya kelompok, pola sosial,organisasi, instruksi sosial, keseluruhan masyarakat, dan tentu saja perkotaan.

R Ahmad Nabhan/ PMI III. tugas I Rakyat Miskin Kota


Rakyat Miskin Kota, Dampak Sistemdan Karakter
Oleh : R. Ahmad Nabhan
Dampak Sistem
Pembangunan yang terjadi di ibu kota Jakarta, merupakan representase pembangunan di Indonesia bagi dunia internasional. Situasi pembangunan ibu kota yang cepat berkembang dan modern, menampakan wajah Indonesia yang tidak mau untuk kalah bersaing dalam pembangunan dengan negara-negara lainnya, seperti Malaysia dan Singapura.
Dalam skala nasional tidak bias dipungkiri Indonesia adalah Negara sisa pemerintahan Orde Baru. Siapa yang tidak tahu bahwa pemerintahan ini menggunakan sistem yang serba terpusat dan semuanya itu dipusatkan di ibukota Negara yaitu Jakarta.

EGHA FRIDHA AGATHA KPI 1-C_ Tugas 1_Definisi Sosiologi


Definisi Sosiologi

Beberapa pendapat mengenai definisi sosiologi, menurut:

1. Petirim A. Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hal berikut ini
a. hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam - macam gejala - gejalasosial.
b. hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial.

Dwi Maxio_Tugas1 Permasalahan Kota

PERMASALAHAN TENTANG SOSIOLOGI PERKOTAAN

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan bagaimana hubungannya dalam kehidupan manusia. seperti halnya timbal balikantara hubungan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Sosiologi merupakan studi empiris dari struktur sosial (kemasyarakatan).

Muhammad Firdaos_PMI3_Tugas 1_masalah-masalah di perkotaan



Masalah Yang Terjdi Di Perkotaan
Hidup di perkotaan tentu saja penuh  dengan tantangan. Namun dibalik tantangan-tantangan yang ada, di perkotaan juga terdapat berbagai peluang yang baik untuk berbisnis, berkarir, fasilitas pendidikan yang memadai dan terdapat banyak pilihan untuk pendidikan tentunya. Lalu, bagaimana dengan tantangan permasalahan yang terdapat di perkotaan?,jawabannya pun beragam. Permasalahan di perkotaan banyak macamnya. Kali ini, akan diulas tentang permasalahan social masyarakat perkotaan.

hadisaputrabeanekpi1b_tugas1_definisisosiologi


Sosiologi agama
1.pengertian sosiologi
            Sosiologi berasal dari dua kata yaitu kata socious (bahasa latin) yang artinya teman dan logos (bahasa yunani) yang berarti kata, perkataan atau pembiacaraan. Sedangkan secara harfiah, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat.

NurratikaPuri_KPI1 A_Tugas1_Definisi Sosiologi

Definisi sosiologi menurut beberapa Ahli
1.      Aguste Comte (1798-1857)
Aguste comte , dari Prancis merupakan bapak sosiologi yang pertamakali memberi nama pada ilmu tersebut (yaitu dari kata –kata socius dan logos). Walaupun dia tidak mengurai secara rinci masalah-masalah yang menjadi objek sosiologi, dia mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu social statistics dan social dynamics. Sebagai social statsistic, sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakataan. Sementara itu, social dynamics meneropong bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa. Perkembangan tersebut pada hakikatnya melewati tiga tahap, sesuai tengan tahap-tahap perkembangan manusia, yaitu:

haikalfawwazkpi1b_tugas1_definisisosiologi


SOSIOLOGI AGAMA
1.Pengertian  dan Definisi Sosiologi
                Istilah sosiologi sendiri digunakan pertama kali oleh auguste comte(1789-1883),kemudian dikembangkan oleh Karl Max (1818-1883),Herbert Spencer(1820-1903), Emile Durkheim(1858-1917), Max Weber(1864-1920), dan tokoh-tokoh sosiologi lain.

NurJannahKPI1B_Tugas1_DefinisiSosiologi

Auguste Comte (1798-1857)
Comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi. Ia mengembangkan pandangan ilmiahnya, yakni "positivisme" atau "filsafat positif", umtuk memberantas sesuatu yang ia anggap sebagai filsafat negatif dan destruktif dari Abad Pencerahan. Ia mengatakan bahwa ilmu sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematis.

Antik Bintari KPI1A tugas definisi sosiologi

DEFINISI-DEFINISI SOSIOLOGI MENURUT BEBERAPA PERINTIS:

1.      Menurut Auguste Comte
Auguste Comte yang dijuluki sebagai "Bapak Sosiologi" berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat,kondisi,dan perubahan sosial, serta ciri-ciri khas masyarakat dalam setiap peradaban. Auguste comte berfikiran bahwa ilmu sosiologi merupakan ilmu tentang alam dimana ilmu tersebut mengandung unsur empiris atau mengandung unsur ilmiah, sesuai akal sehat, berdasarkan fakta dan tidak dimanipulasi masyarakat berkembang melalui tiga fase:

Afifah Azmi Sholihati kpi 1C_Tugas1_Definisi Sosiologi



DEFINISI-DEFINISI SOSIOLOGI menurut para Ahli-ahli
1.  1.   Auguste comte (1798-1857)
Ia berpendapat bahwa kajian sosiologi yang tidak menggunakan metode pengamatan, perbandingan, eksperimen ataupun historis secara sistematis bukanlah kajian ilmiah melainkan hanya renungan dan khayalan belaka. Objek yang dikaji pun harus berupa fakta (sesuatu yang ril), objektif, bermanfaat dan mengarah kepada kepastian dan kecermatan.

INdah Kurniawati_PMI 3_Tugas 1_Masalah-Masalah Sosiologi Perkotaan

Kota menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbedadari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk,kepentingan, atau status hukum. Dalam konteks administrasi pemerintahdi Indonesia, kota adalah pembagian wilayah administratif di Indonesiasetelah provinsi, yang dipimpin oleh walikota. Kota adalah sebuahteritori yang pengertiannya terus berubah sejalan dengan dinamika kotaitu sendiri.

Lilis Okviyani_PMI 3_Tugas 1_Masalah-Masalah Sosiologi Perkotaan


Masalah-Masalah Sosiologi Perkotaan
-Pertumbuhan Penduduk.
Jumlah penduduk didunia ini sudah tidak bisa dikendalikan lagi, karena tidak seimbangnya sumber daya manusia yang melengkapi kebutuhannya. Populasi yang besar dapat menjadi potensi yang besar bagi pembangunan suatu bangsa itu sendiri. Pesatnya jumlah penduduk merupakan factor penting dalam masalah social  ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya.

dhiyaurrhmn KPI 1 C_tugas1_definisi sosiologi

Pengertian sosiologi
1.      Auguste comte
comte secara sederhana mendifinisikan sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat. Sosiologi berupaya memahami kehidupan bersama manusia, sejauh kehidupan itu dapat di tinjau atau di amati melalui metode empiris. Dalam sosiologi, masyarakat dipandang sebagai unit dasar anlisis sedangkan varian lainnya, seperti keluarga, politik, ekonomi, keagamaan, dan interksinya merupakan subanalisis. Fokus perhatian sosiologi adalah tingkah laku manuia dalam konteks soioal.

Shera Maulidia Gusniati KPI 1B_Tugas1_Definisi Sosiologi

Definisi Sosiologi :

1.     August Comte (1798-1853)
Sosiologi merupakan ilmu tentang hukum-hukum dasar dari gejala sosial. Comte membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis.

Bungawati_PMI 3_Tugas 1_Masalah-Masalah Sosiologi Perkotaan



Masalah-Masalah sosiologi Perkotaan
KEJAHATAN
Kejahatan disebabkan karena kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang sama yang menghasilkan perilaku dan menghasilkan dua kesimpulan.
1. terdapat tinggi rendahnya angka kejahatan terjadi. Maka, Angka-angka kejahatan dalam masyarakat dan kelompok-kelompok social yang mempunyai hubungan dengan kondisi-kondisidan proses-proses.
Misalnya: gerak social, persaingan serta pertentangan kebudayaan, ideology politik, Agama, ekonomi.

Nadiyah Ulfah KPI 1C_Tugas 1_Definisi Sosiologi

Definisi Sosisologi Menurut Para Ahli

 

        I.            Definisi Sosiologi menurut Auguste Comte merupakan sebagai ilmu tentang masyarakat.

 

      II.            Definisi sosiologi menurut Petirim A. Sorokin ialah sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari hal berikut ini:

1.       Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial.

2.       Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial.

3.       Ciri-ciri umum daripada semua jenis gejala-gejala sosial.

 

    III.            Definisi sosiologi menurut McGee(1977) sebagai berikut:

1.       Sebagai studi tentang kelompok-kelompok manusia dan pengaruh mereka terhadap perilaku individu.

2.       Sebagai studi tentang tatanan sosial dan perubahan sosial.

3.       Sebagai pencarian sebab-sebab sosial dari hal-hall, cara-cara diman fenomena sosial mempengaruhi perilaku manusia.

4.       Bersifat empiris, artinya ilmu pengetahuan tersebut didasari pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak spekulatif.

5.       Bersifat komulatif, artinya tteori-teori sosiologi dibentuk atas teori-teori yang sudah ada, dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori yang lama.

6.       Bersifat monetis, artinya aspek yang dipersoalkan bukanlah baik-buruknya fakta tertentu, tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara teoritis (Syarbaini, 2002:10).

 

    IV.            Definisi sosiologi menurut Roucek dan Warren ialah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok.

 

      V.            Definisi sosiologi menurut william F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff adalah penilitian secara ilmiah terhadapinteraksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.

 

    VI.            Definisi sosiologi menurut J.A.A van Doorn dan C.J. Lammers adalah ilmu pengetahuan dengan struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

 

  VII.            Definisi sosiologi menurut Selo Soemardjan dan Seolaiman Seomardi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

 

VIII.               Definisi Sosiologi menurut Y.B.A.F Mayor Polak adalah sebagai berikut:

1.       Ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni antarhubungan diantara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, baik formil maupun materil, baik statis maupun dinamis.

2.       Sosiologi bukanlah mempelajari apa yang diharuskan atau apa yang diharapkan, maka dengan sendirinya pengetahuan tentang apa yang ada, selanjutnya menjadi bahan untuk bertindak dan berusaha.

 

      IX.          Definisi Sosiologi menurut hasan Shadily adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan itu (kutipan Sosiologi Masyarakat Indonesia).

 

        X.          Definisi sosiologi menurut Soerjono Soekanto merupakan sebagai ilmu sosial yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional dan empiris, serta bersifat umum.

 

 

 

Perbedaan Definisi Antar Penemu

 

                Dari berbagai pendapat para penemu tentang definisi sosiologi dapat disimpulkan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antar masyarakat dengan lingkungannya. Berikut ini, beberapa perbedaan antar definisi dari masing-masing penemu:

 

        I.            Menurut Comte fokus dalam sosiologi yaitu tingkah laku manusia dalam konteks sosial.

      II.            Menurut Petirim A. Sorokin sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik gejala sosial, hubungan timbal balik gejala sosial dengan gejala non sosial. Dan hubungan timbal balik dari macam-macam gejala.

    III.            Menurut Mc Gee sosiologi bersifat empiris, teoritis, komulatif, dan monetis.

    IV.            Menurut Roucek dan Warren sosiologi merupakan ilmu tentang manusia dengan kelompoknya.

      V.            Menurut William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff sosiologi ilmu tentang penilitian secara ilmiah.

    VI.            Menurut J.A.A van Dorn dan C.J Lammers sosiologi ilmu kemasyarakatan yang bersifat stabil.

  VII.            Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman soemardi sosisologi ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial.

VIII.            Menurut Y.B.A.F Mayor Polak sosiologi ilmu yang dipelajari secara pasti yang ada pada kenyataannya.

    IX.            Menurut Hassan Shadily sosiologi ilmu yang menyelidiki ikatan-ikatan manusia yang menguasai kehidupan pada saat itu.

      X.            Menurut Soerjono Soekanto pada dasarnya sosiologi itu ialah ilmu yang bersifat umum.

Bungawati_PMI 3_Tugas 1_Masalah-Masalah Sosiologi Perkotaan

Masalah-Masalah sosiologi Perkotaan
KEJAHATAN
Kejahatan disebabkan karena kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang sama yang menghasilkan perilaku dan menghasilkan dua kesimpulan.
1. terdapat tinggi rendahnya angka kejahatan terjadi. Maka, Angka-angka kejahatan dalam masyarakat dan kelompok-kelompok social yang mempunyai hubungan dengan kondisi-kondisidan proses-proses.
Misalnya: gerak social, persaingan serta pertentangan kebudayaan, ideology politik, Agama, ekonomi.
2. para sosiolog berusaha untuk menentukan proses-proses yang menyebabkan seseorang menjadi penjahat. Beberapa ahli menekankan pada beberapa bentuk proses seperti imitasi, pelaksanaan peranan social, asosiasi diferensial, kompensasi, identifikasi, konsepsi diri pribadi dan kekecewaan yang agresif sebagai proses-proses yang menyebabkan seseorang menjadi penjahat. Sehubungan dengan pendekatan sosiologis tersebut diatas, dapat di ketemukan teori-teori sosiologis tentang perilaku jahat.
Salah satu diantara beberapa teori tersebut adalah teori dari E.H. Sutherland yang mengatakan bahwa seseorang berperilaku jahat dengan cara yang sama dengan perilaku yang tidak jahat. Artinya, perilaku jahat dipelajari dalam interaksi dengan orang-orang lain dan orang tersebut mendapatkan perilaku jahat sebagai hasil interaksi yang dilakukannya dengan orang-orang yang berperilaku dengan kecenderungan melawan norma-norma hukum yang ada. Sutherland menyebutkan sebagai proses asosiasi yang di ferensial (differential association) karena yang dipelajari dalam proses tersebut sebagai akibat interaksi dengan pola-pola perilaku yang jahat, berbeda dengan yang tidak suka pada kejahatan. Apabila seseorang menjadi jahat, hal itu disebabkan orang tadi mengadakan kontak dengan pola-pola perilaku jahat dan juga karena dia mengasingkan diri terhadap pola-pola perilaku yang tidak menyukai kejahatan tersebut.
Dikatakan bahwa bagian pokok dari pola-pola petilaku jahat tadi dipelajari dalam kelompok-kelompok kecil bersifatintim. Alat-alat komunikasi tertentu seperti buku, surat kabar, film, televise, radio, memberikan pengaruh-pengaruh tertentu, yaitu dalam memberikan sugesti kepada orang-perorangan untuk menerima atau menolak pola-pola perilaku jahat.
Untuk mengatasi masalah kejahatan yang di atas, kecuali tindakan preventif, dapat pula diadakan tindakan-tindakan represif antara lain dengan teknik rehabilitas. Menurut Cressey, ada dua konsepsi mengenai teknik rehabilitas tersebut. Konsepsi pertama menciptakan system dan program-program yang bertujuan untuk menghukum orang-orang jahat tersebut. Sistem serta program-program tersebut bersifat reformatif.
Misalnya hukuman bersyarat, hukuman kurungan, serta hukuman penjara. Teknik kedua lebih ditekankan pada usaha agar penjahat dapat berubah menjadi orang biasa (yang tidak jahat). Dalam hal ini, selama menjalani hukuman bersyarat, diusahakan mencari pekerjaan bagi si terhukum dan diberikan konsultasi psikologis. Kepada para narapidana di lembaga-lembaga pemasyarakatan diberikan pendidikan serta latihan-latihan untuk menguasai bidang-bidang tertentu supaya kelak setelah masa hukuman selesai punya modal untuk mencari pekerjaan di masyarakat.
Suatu gejala lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah white-collar crime, yang timbul pada abad modrn ini. Banyak ahli beranggapan bahwa tipe kejahatan ini merupakan ekses dari proses perkembangan ekonomi yang terlalu cepat, dan yang menekankan pada aspek material financial belaka. Oleh karena itu, pada mulanya gejala ini disebut business crime atau economic criminality. Memang, white-collar crime merupakan kejahatan yang dilakukan oleh pengusaha atau para penjabat di dalam menjalankan peranan fungsinya. Keadaan keuangannya yang relative kuat memungkinkan mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang hokum dan masyarakat umum di kualitifikasikan sebagai kejahatan. Golongan tersebut menganggap dirinya kebal terhadap hokum dan sarana-sarana pengendalian social lainnya karena kekuasaan dan keuangan yang dimilikinya dengan kuat. Sukar sekali untuk memidana mereka sehingga dengan tepat dikatakan bahwa kekuatan penjahat white-collar terletak pada kelemahan korban-korbannya.
Sebenarnya factor-faktor individual tak akan mungkin dipisahkan dari factor-faktor social, walaupun dapat dibedakan. Namun demikian, factor-faktorakan dibicarakan tersendiri, semata-mata dari segi praktisnya. Penelitian-penelitian terhadap factor ini belum banyak dilakukan, karena sulitnya memperoleh data dasar tentang white-collar crime tersebut. Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa Negara Eropa menunjukkan, bahwa dorongan utama adalah masalah kebutuhan. Hal ini sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari factor social. Mungkin dorongan tersebut sama saja denan dorongan yang ada pada stratum rendah, yaitu golongan blue-collar. Namun, ada suatu perbedaan yaitu bahwa dorongan pada golongan lapisan tertinggi terletak pada kemantapan untuk memenuhi keinginan-keinginannya, lagi pula kebutuhan mereka terang lebih besar dari pada kebutuhan golongan strata rendah. Juga kedudukan serta peranan mereka memberikan peluang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Mengenai latar belakang sosialnya, mereka berasal dari keluarga yang pada umumnya tidak mengalami gangguan. Walaupun kadang-kadang ayah tidak melakukan peranannya sebagai seorang ayah yang baik, sejak kecil, dia tidak dididik untuk mengendalikan keinginan-keinginannya dalam memperoleh apa yang dibutuhkann. Setelah semakin dewasa, keinginan-keinginan tersebut bertambah banyak yang mau di penuhi, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sangat kecil. Kecerdasannya cukup tinggi, orangnya praktis, tetapi tidak mempunyai prinsip-prinsip moral yang kuat (kesusilaan yang kuat ).
Factor-faktor individual tersebut diatas dapat saja dimiliki oleh tipe penjahat lain. Akan tetapi, yang justru membedakannya adalah kedudukan dan peranan yang melekat padanya. Peluang-peluang yang dapat disalah gunakan justru tersedia karena kedudukannya tersebut.
Suatu studi yang pernah dilakukan di Yugoslavia misalnya memberikan petunjuk bahwa timbulnya white-collar crime karena situasi social memberikan peluang. Situasi tersebut justru dimulai oleh golongan yang seyogyanya memberikan contoh teladan kepada masyarakat kepadama syarakat luas. Di dalam situasi demikian terjadilah kepudaran pada hukum yang berlaku sehingga timbul suasana yang penuh dengan peluang-peluang dan kesempatan-kesempatan. Situasi tersebut menyebabkan warga masyarakat mulai tidak mempercayai nilai dan norma-norma yang berlaku.[1]
 
 


[1]. Donald R. Cressey, op.cit.,hlm. 69.

Cari Blog Ini