Rabu, 11 September 2013

Ahmad_lutfi_andalusi_KPI1-A_definisi-definisi_sosiologi_menurut_para _ahli


DEFINISI-DEFINISI SOSIOLOGI PARA AHLI
oleh ahmad_lutfi_andalusi_KPI1-A_definisi-definisi_sosiologi
Secara umum sosiologi dapat diartikanilmu social, yang aritinya ilmu untuk berhubungan dengan masyarakat sekitarnya. Maka dari itu, sosiologi itu mempelajari tatanan kehidupan masyarakat baik itu tingkah laku ataupun yang lainya yang berhubungan dengan masyarakat.


Auguste Comte (1798-1857)

Auguste Comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi. Menurut Comte, sosiologi adalah hukum tentang kemajuan manusia dikatakan dalam buku course de philosophie positive bahwa manusia akan melewati tiga jenjang dalam hidupnya yaitu jenjang teologi, jenjang metafisika, dan jenjang positif.
Comte juga membagi gejala sosial masyarakat menjadi dua yakni, sosiologi statis dan sosiologi dinamis. 
Sosiologi statis dikenal sebagai kajian terhadap bangunan struktur sosial dalam masyarakat yang relatif tidak berubah dalam waktu yang lama. Sedangkan, sosiologi dinamis merupakan studi mengenai tata urutan perkembangan manusia.
Comte mengajukan tiga metode penelitian yang sekarang digunakan para peneliti di bidang fisika dan biologi. Metode ini disebut dengan "Hukum Tiga Tahap Comte" yang berisikan Pengamatan, Eksperimen, Perbandingan.

Max Weber (1864-1920)

Menurut Max Weber sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang tindakan social atau perilaku-perilaku manusia. Weber  mengakui bahwa ilmu-ilmu sosial harus berkaitan dengan fenomena spiritual atau ide, sebagi ciri khas manusia yang tidak berada dalam jangkauan bidang ilmu-ilmu alam. Ilmu-ilmu sosial juga harus berawal dari suatu perasaan bertanggung jawab atas masalah-masalah praktis, dan kemudian dirangsang oleh rasa keharusan manusia memberi perhatian demi terjadinya perubahan sosial yang diinginkan.  

Pemikiran Weber tentang empat tipe rasionalitas sempat mewarnai perkembangan sosiologi. Empat tipe tersebut adalah:

1 Traditional rationality (rasionalitas tradisional)

2 Affective rationality (rasionalitas afektif)

3 Value oriented rationality (rasionalitas yang berorientasi pada nilai)

4 Instrumental rationality (rasionalitas instrumental)

Emile Durkheim (1858-1917)


Menurut Emile Durkheim sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu fakta-fakta pernyataan yang berisikan cara bertindak, berpikir, dan merasakan sesuatu (mampu melakukan pemaksaan dari luar terhadap sesuatu).Durkheim berpendapat  bahwa solidaritas sosial harus menjadi objek utama dalam menjelaskan realitas sosial.
Dengan berkaca pada gejala sosial yang terjadi pada masa Revolusi Industri di Inggris, Durkheim mencetuskan pemikirannya, bahwa pembagian kerja dalam masyarakat berhubungan langsung dengan kepadatan moral atau dinamika suatu masyarakat. Kepadatan moral merupakan tingkat kepadatan interaksi antaranggota masyarakat.  
Setelah mengamati peningkatan sistem  pembagian kerja, Durkheim membagi dua tipe solidaritas sosial:
1 Solidaritas mekanik, terbentuk karena adanya kesamaan pada sistem pembagian kerja yang rendah pada masyarakat.
2 Solidaritas organik, terbentuk karena adanya perbedaan dalam pembagian kerja yang kompleks pada masyarakat.

Karl Marx (1818-1883)


Secara garis besarnya, Karl Mark menarakan sebuah teori tentang masyarakat kapitalis berdasarkan pemikirannya tentang sifat dasar manusia. Karl mark meyakini bahwa manusia pada dasarnya produktif yang mana untuk bertahan hidup manusia itu perlu bekerja dan menghasilkan apa yang manusia itu sendiri inginkan. Produktifitas manuisa sendiripun alamiah yang mana memungkinkan mereka bias mewujudkannya dengan dorongan kreatif yang ada dalam pikiran manusia itu sendiri. Intinya, Karl Mark sangat mendominasikan sosiologi ini pada sesuatu yang bersifat material. Dan dari itu pula manusia berhubungan dengan orang lain (bersosialisasi). Pada hakekatnya manusia itu makhluk social, mereka melakukan kerjasama untuk mendapatkan keperluan hidup mereka. Tetapi ia menyumbangkan teori perubahan sosiologi untuk perkembangan manusia namun, ia tidak menjabarkan secara rinci apa makna sosiologi tersebut.

Referensi:
Ritzer, George & Douglas J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Preanada Media Group
Soekanto, Soejono. 2011. Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta Utara: PT Raja Grafindo Persada


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini