Minggu, 20 April 2014

Rr Aisyah Perwitasari_Tugas5_Term Of Reference Penelitian Sosiologi

Nama : Rr. Aisyah Perwitasari

NIM : 1113054100018

Kesejahteraan Sosial 2A

Judul : Kesejahteraan Pedagang Lapak disepanjang Jalur Puncak

 

I.                   Latar belakang

Lapak ialah tempat dimana para pedagang kaki lima dijalur puncak mencari pendapatan sehari-hari. Untuk mendapatkan kesejahteraan mereka harus mempertahankan lapaknya yang akhir-akhir ini sedang tersandung masalah. Akan ada penggusuran, alasannya lapak mereka berdiri dipinggir jalan puncak yang menghalangi bangunan seperti Bank, kantor-kantor, restoran ataupun rumah-rumah warga.

Para pedagang lapak ini tidak mempunyai pekerjaan lain kecuali mendirikan lapak mereka. Jadi, para pedagang hanya mengandalkan para lapaknya saja.

Pemerintah sekitar telah memberikan izin untuk mendirikan lapak meraka dengan catatan memperhatikan keindahan dan kebersihan di sepanjang jalan puncak. Ada sekitar 80 pedagang di daerah Gadog Kecamatan Megamendung.

 

II.                Pertanyaan Penelitian

1.      Bagaimana kesejahteraan para pedagang lapak?

2.   Bagaimana kehidupan mereka bila lapak mereka tergusur?

 

III.             Metode

Metode yang digunakan ialah metode Kualitatif. Karena datanya berdasarkan cara kerja dan cenderung menggunakan analisis dan tidak menggunakan uji statistik atau menghitung.

Deshinta Ria Liany_Tugas5_Term Of Reference Penelitian Sosiologi

Strategi Bertahan Hidup di Kampung Sawah dari Penggusuran Pembangunan Perumahan

I.                    Latar Belakang

Pembangunan perumahan dan permukiman dewasa ini menunjukkan perkembangan yang cukup besar, dimana hal tersebut merupakan salah satu solusi untuk memenuhi tingginya tingkat kebutuhan perumahan dan permukiman sebagai akibat dari meningkatnya jumlah penduduk terutama diperkotaan. Laju permintaan kebutuhan rumah secara nasional mencapai 800.000 unit per tahun, sementara kemampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rumah sebesar 200.000 unit per tahun.

Untuk menjawab ketidakseimbangan itu pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 menargetkan membangun rumah baru layak huni sebesar 1.350.000 unit,  dimana untuk tahun 2007 pemerintah menargetkan mampu membangun 280.000 unit. Dilihat dari gambaran tersebut, tentunya diperlukan suatu tindakan bagi segenap organisasi yang bergerak dibidang perumahan untuk dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan perumahan. Kondisi lain yang terkait dengan pengembangan perumahan dan permukiman adalah ketersediaan lahan yang semakin sempit dengan harga lahan yang mahal, terutama di perkotaan. Kondisi ini menciptakan pilihan untuk membangun rumah susun dalam skala besar sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan di perkotaan itu sendiri.

Tingginya tingkat kebutuhan perumahan baik berupa perumahan horizontal maupun rumah susun, yang mana merupakan bagian dari suatu wilayah yang tertata dengan sistematis, terencana, memiliki fasilitas lengkap bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat, serta terintegrasi dengan rencana tata ruang dan rencana wilayah adalah merupakan peluang pasar yang cukup baik bagi pelaku bisnis perumahan, namun memerlukan sumber daya lahan dan dana yang cukup besar.

Konsumen perumahan terdiri dari dua kelompok yaitu masyarakat berpenghasilan menengah ke atas dan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat berpenghasilan menengah ke atas, kepentingan bagi masyarakat ini adalah cenderung kepada kondisi perumahan yang memiliki fasilitas yang lengkap dan kemudahan akses menuju pusat kegiatannya, sehingga jenis perumahan yang dipilih pada umumnya adalah perumahan menengah dan perumahan mewah yang telah dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang memadahi seperti pengerasan jalan, open space berikut tamannya, fasilitas olah raga, pusat perbelanjaan dan lain-lain. Harga yang ditawarkan oleh pengembang cenderung menjadi pilihan yang kedua karena tingkat pendapatan yang diperoleh masyarakat ini telah mencukupi untuk penyediaan perumahannya. Sedangkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, kepentingan yang utama adalah keterjangkauan terhadap harga rumah yang ditawarkan oleh pengembang, sehingga jenis perumahan yang menjadi pilihannya adalah jenis rumah sederhana dengan harga murah yang umumnya memiliki fasilitas yang minim. Melihat situasi konsumen tersebut, pengembang dalam menjalankan usahanya lebih mementingkan penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke atas dari pada penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, karena terkait dengan keamanan dan keuntungan yang lebih baik dalam berinvestasi.

Pemerintah selaku penyelenggara penyediaan perumahan bagi masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, telah menerbitkan undang-undang dan peraturan pemerintah yang mengatur tentang peluang kerja sama, pemberian subsidi dan pembebasan PPn, dengan maksud untuk lebih menarik minat para pengembang agar mau mengembangkan perumahan dan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, sehingga dapat membantu percepatan tugas pemerintah dalam penyediaan perumahan bagi masyarakat, serta dapat membantu masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dari sisi keterjangkauan daya beli.

Dengan melihat kondisi tersebut diatas maka perlu dibangun suatu sistem yang dapat memberikan kemungkinan dapat memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan penyediaan perumahan. Salah satu solusi tersebut adalah kerja sama antar berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta untuk pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman bagi masyarakat. Dengan pola kerja sama akan diperoleh banyak manfaat antara lain terpenuhinya kebutuhan perumahan.

Namun di desa Kampung Sawah banyak rumah penduduk yang mengalami penggusuran akibat pembangunan perumahan Harvest City. Sebagian penduduk setuju dan pergi meninggalkan tempat tinggalnya, namun sebagian ada yang bertahan menempati tempat tinggalnya.

 

II.                  Pertanyaan Penelitian

1.       Apa yang melatarbelakangi penggusuran rumah penduduk di Kampung Sawah terjadi?

2.       Siapa pelaku dari penggusuran rumah penduduk tersebut?

3.       Dampak yang diperoleh dari penggusuran rumah penduduk tersebut.


III.           Metode

Metode kualitatif mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka atau ukuran yang matematis meskipun kejadian itu nyata dalam masyarakat. Beberapa metode yang termasuk dalam metode kualitatif adalah sebagai berikut:

·          Metode historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisisperistiwa-peristiwa masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.

 

·          Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat pada masa lalu dan masa mendatang.

 

·          Metode studi kasus, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, ataupun individu-individu. Alat-alat yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner (questionaire), daftar pertanyaan, dan teknik keterlibatan si peneliti dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diamati (participant observer technique).

Elita Noveliyanti_Tugas5_Term Of Reference Penelitian Sosiologi

Nama   :Elita Noveliyanti

Nim     :1113054100002

Kelas   :Kesejahteraan sosial 2A

 

TEMA: Kehidupan Masyarakat miskin (pengemis) didaerah komplek perumahan bintaro

I.Latar Belakang
            Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Seharusnya pengemis di bantu oleh pemerintah dengan memeberikan mereka pelatihan-pelatihan agar mereka memepunyai keahlian,setelah mereka mempunya keahlian pemerintah seharusnya memberikan modal agar kemampuan yang mereka punya dapat berguna dan bermanfaat untuk hidup mereka yakni membantu keadaan ekonomi mereka sendiri.

            Alasan seseorang atau kelompok menjadi pengemis kebanyakan yaitu: pertama, karena secara lahir mereka cacat dan tidak memiliki kemampuan untuk bekerja, pun tak ada yang menangung biaya hidupnya. Mereka memperlihatkan kecacatannya untuk mengundang belas kasih orang lain. Kedua, karena tidak mampu untuk membayar biaya sekolah. Ketiga, karena terpaksa. Entah terpaksa oleh keadaan atau dikoordinir oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung  jawab.

            Anggapan masyarakat terhadap pengemis yaitu orang malas yang tidak mau bekerja untuk dirinya sendiri maunya hanya meminta-minta saja padahal masih banyak yang bisa di lakukan mereka tidak dengan mengemis seperti menjadi pembantu rumah tangga,tukang kebun atau lainnnya.

II. Pertanyaan Penelitian

-          Bagaimana seluk beluk pengemis di komplek perumahan jln.puter bintaro sektor 5?

-          Bagaimana keadaan kehidupan pengemis di daerah ini?

 

III. Metode

            Metode yang di gunakan yaitu metode kualitatif karena mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang di peroleh. Dan sebagai jenis penelitian yang temuannya tidak di peroleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.

Julia Rahmania_Tugas5_Term Of Reference Penelitian Sosiologi

JUDUL           : PROFIL PENERIMA BERAS MISKIN (RASKIN) DI SEKITAR DAERAH SAWANGAN
 
NAMA            : JULIA RAHMANIA
NIM                : 1113054100012
JURUSAN      : KESEJAHTERAAN SOSIAL
KELAS           : 2A
 
I.                   LATAR BELAKANG
 
Raskin adalah salah satu program pemerintah untuk membantu masyarakat yang miskin dan rawan pangan, agar mereka mendapatkan beras untuk kebutuhan rumah tangganya. Penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin.
Tidak semua masyarakat Indonesia yang berhak atas raskin, hanya mereka yang tergolong miskin dan rawan pangan yang dapat menerima raskin. Untuk memilih kelompok yaitu sesuai criteria yang ditetapkan data keluarga miskin dan rawan pangan dikumpulkan dari berbagai sumber seperti kelurahan, LSM, dll.
Biaya hidup yang semakin naik dari tahun ke tahun tetapi pendapatan yang stagnan (bahkan minim) dari masyarakat marginal atau miskin adalah asusmi awalnya.

II.                PERTANYAAN PENELITIAN
1.      Apa yang menyebabkan raskin ini ada?
2.      Siapakah penerima raskin sesungguhnya?
3.      Apa tanggapan warga sekitar tentang adanya raskin?
 
III.             METODE PENELITIAN
Menggunakan Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang dalam menganalisis datanya mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. Gejala yang diteliti diukur dengan skala, indeks, tabel, atau formula-formula tertentu yang cenderung menggunakan uji statistik. Menurut Creswell dalam Asmadi Alsa (2007), penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan, yang dianalisis menggunakan statistik. Fungsinya untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik. Selain itu juga untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu memengaruhi variabel yang lain. Kajian pustaka dilakukan dengan uji lapangan dan mencari literatur di internet.


 
 
 

Isra Wahyuni_Tugas5_Antusiasme Para Pemilih Muda Pada Pemilu Calon Legislatif 2014 Dikalangan Mahasiswa

Antusiasme Para Pemilih Muda Pada Pemilu Calon Legislatif  2014 Dikalangan Mahasiswa

 

I.                   LATAR BELAKANG

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby dan kegiatan lain-lain.

Dari sekitar 190 juta warga yang memiliki hak pilih dalam pemilu, 7,4 persen di antaranya atau sekitar 14 juta orang adalah generasi muda yang akan memakai hak pilih untuk pertama kalinya, yang berkesempatan menentukan wajah baru Indonesia dalam pemilu 2014. Antusiasme para pemilih pemula begitu terasa. Untuk pertama kali dalam hidupnya, mereka akan menjalankan hak politiknya. Jumlah pemilih kelompok pemula di Indonesia dari pemilu ke pemilu terus bertambah. Berdasarkan catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih pemula pada Pemilu 2014 mencapai 11 persen dari total 186 juta jiwa pemilih. Jumlah ini meningkat dibandingkan dua pemilu sebelumnya. Pada tahun 2004, jumlah pemilih pemula sekitar 27 juta dari 147 juta pemilih (18,4 persen). Sementara pada Pemilu 2009, ada sekitar 36 juta pemilih dari 171 juta pemilih (21 persen). Kelompok pemilih pemula ini adalah mereka yang berusia 17-22 tahun, yang untuk pertama kalinya akan berpartisipasi dalam pemilu. Status mereka adalah pelajar, mahasiswa, atau pekerja muda.

1.Mengapa penelitian ini penting?

Dengan jumlah pemilih muda yang relatif besar membuat mereka sering menjadi rebutan partai politik maupun para politisi untuk mendongkrak perolehan suara.
Para pemilih pemula biasanya antusias untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) karena untuk pertama kali menggunakan hak pilih mereka.

2.Asumsi

Jiwa muda dan coba-coba masih mewarnai alur berpikir para pemilih pemula, sebagian besar dari mereka hanya melihat momen pemilu sebagai ajang partisipasi dengan memberikan hak suara mereka kepada partai dan tokoh yang mereka sukai/gandrungi. Antusiasme mereka untuk datang ke TPS tidak bisa langsung diterjemahkan bahwa kesadaran politik mereka sudah tinggi. Kebanyakan pemilih pemula baru sebatas partisipasi parokial semata. Mereka masih membutuhkan pendewasaan politik sehingga mampu berpartisipasi aktif dan dapat berkontribusi positif dalam upaya menjaga dan menyukseskan demokratisasi.

II.                PERTANYAAN PENELITIAN

1.      Seberapa besar partisipasi anda dalam pemilihan umum, khususnya pada pemilu calon legislatif?

2.      Seberapa jauh anda mengenal para calon pemimpin bangsa?

3.      Bagaiman  pendapat anda, agar para pemilih muda yang lain ikut berpartisipasi dalam pemilu, dengan kata lain agar tidak golput?

 

III.             METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kulitatif, metode yang mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Metode yang berupa wawancara dan dokumentasi.

 

 

 

Lisda Nur Asiah_Tugas5_komunitas anak punk dan pengaruhnya bagi para penumpang kendaraan umum

Komunitas Anak Punk dan Pengaruhnya Bagi Para Penumpang Kendaraan Umum
 
I.        Latar Belakang
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Ø  Mengapa Penelitian itu penting ?
Sekelompok anak-anak atau ada juga orang dewasa yang sering kita lihat berpenampilan dengan menggunakan pakaian yang sedikit terlihat aneh tapi unik. Mereka sering berdiri di pinggir jalan, di lampu merah, membawa gitar sambil bernyanyi-nyanyi sesuai dengan apa yang mereka mau. Para anak Punk mempunyai ciri khas tersendiri pakaiannya yang sedikit terlihat berantakan, rambut yang tak terurus, banyak tindikan di wajahnya, gambar tatto di bagian tubuhnya, dan lain sebagainya.
Beberapa orang banyak yang agak takut dengan anak punk karena penampilan mereka yang sedikit menyeramkan. Kelompok anak punk beraliran bebas para anak punk bebas mengeluarkan ekspresi mereka tanpa harus mengganggu ketenangan orang lain.
Di kota-kota besar Indonesia, sering terlihat sekelompok generasi penerus bangsa (generasi muda) yang memiliki gaya hidup menyimpang dari norma-norma sosial dalam masyarakat setempat. Sekelompok anak tersebut disebut anak punk.Gaya hidup anarkis, keras,membuat mereka merasa mendapat kebebasan, bisa jadi karena mereka selalu mempunyai perasan yang tidak puas akan apa yang sudah ada dikehidupan mereka.
Di persimpangan jalan dekat lampu merah daerah pangkalan jati, saya sering sekali melihat sekelompok anak punk yang sedang berdiri,mengamen di angkot-angkot,mereka bergaya sesuai dengan keinginan mereka masing-masing, karena kehidupan komunitas punk menurut pendapat saya ialah kehidupan yang bebas, tanpa larangan, dan tanpa paksaan dari siapa pun.
Ø  Asumsi
Maka dari itu untuk para remaja harus memahami bahwa jika kita sedang mendapat persoalan seberat apapun itu tidak boleh melakukan hal-hal yang negatif untuk menyelesaikan atau hanya sekedar menenangkan pikiran. Karena itu bukan cara yang penyelesaian yang baik. Jangan sampai generasi muda bangsa kita terjerumus jauh ke jalan yang negatif. Generasi muda ialah harapan bangsa,sebagai generasi penerus untuk memajukan bangsa.
 
II.      Pertanyaan Penelitian
 
1)      Apa faktor penyebab dengan adanya komunitas anak punk ini ?
2)      Apa tanggapan orang-orang sekitar dengan adanya komunitas seperti ini ?
3)      Bagaimana dengan kehidupan sehari-harinya ?
 
 
III.    Metode
Metode yang saya gunakan adalah "Metode Kualitatif" yaitu metode yang mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif. Pengamatan dilakukan dengan cara wawancara.

enungkhoeriyah_tugas5_term of refrence penelitian sosial

HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN SOSIAL

 

JUDUL       :PLURALISME BUDAYA MEMPENGARUHI PROSES INTERAKSI SOSIAL DI  ASRAMA   PUTRI    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA.

NAMA        :ENUNG KHOERIYAH

NIM            :1113054100003

JURUSAN  :KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS:ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

 

 

 

DISETUJUI OLEH:

DOSEN PENGANTAR SOSIOLOGI

 

 

Tantan Hermansyah M.Si.

 

 

 

 

 

PLURALISME BUDAYA MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL

DI ASRAMA PUTRI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA


BAB I

PENDAHULUAN

                                                                             

A.     LATAR BELAKANG

Asrama putri UIN syarif hidayatullah Jakarta merupakan sebuah asrama yang berisi mahasiswi yang berkuliah di kampus Universitas Islam Negeri Jakarta. Mahasiswi yang berkuliah di Universitas Islam Negeri Jakarta berasal dari daerah yang beragam seperti Jawa, Sunda, Aceh, Padang dll , karena itu asrama yang di khususkan untuk mahasiswi ini memiliki anggota masyarakat yang prural. pruralisme itu terlihat dari kebiasaan, cara berbicara, cara berpakaian dan berfikir, kepluralismean tidak hanya di tinjau dari latar dan budaya mereka sebelumnya namun juga ditinjau dari lingkungan pendidikan mereka sebelumnya.

Adanya perbedaan budaya, kebiasaan, bahkan cara berfikir setiap warga asrama menjadikan asrama kampus Universitas Islam Negeri Jakarta lingkungan yang kompleks, maka dari itu banyak penyesuaian yang harus dilakukan oleh warga asrama untuk dapat beradaptasi dan menjalin interaksi satu sama lain.

Pola-pola hubungan sosial antar etnik dikemukakan Benton (dalam Martodirjo,2009:9), beberapa pola hubungan tersebut ditandai dengan adanya spesifikasi dalam proses kontak sosial yang terjadi yaitu akulturasi, dominasi, paternalism, dan integrasi. Akulturasi terjadi jika setiap kelompok saling kontak dan saling mempengaruhi. Dominasi terjadi jika suatu kelompok etnik menguasai kelompok lain. Paternalisme yaitu hubungan kelompok dimana satu kelompok menunjukan adanya kelebihan dari kelompok lain. Pluralisme yakni hubungan antar kelompok yang didalamnya ada pengakuan persamaan hak politik dan hak perdata. Integrasi merupakan pola hubungan yang menekankan persamaan dan bahkan saling mengintegrasikan antara satu kelompok dengan yang lain.

Dalam hubungan sosial berbagai komunitas akan menimbulkan dua kemungkinan yaitu yang bersifat positif dan bersifat negatif, interaksi sosial yang positif akan menimbulkan masyarakat harmonis  sedangkan interaksi yang bersifat negative akan menimbulkan hubungan yang tidak harmonis karena adanya perbedaan sikap dan kehidupan bersama.

Faktor yang yang mempermudah terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat pluralisme yang bebeda latar belakang kebudayaan menurut soekanto (1990:90) adalah : 1)sikap toleransi diantara kelompok yang bebeda, 2) kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi, 3) sikap saling menghargai kebudayaan yang di dukung oleh masyarakat lain dengan mengakui kelebihan budaya masing-masing, 4) sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat yang lain, 5) pengetahuan akan unsure-unsur kebudayaan dalam kebudayaan masing-masing kelompok, 6) melalaui perkawinan campuran antar berbagai kelompok yang berbeda, 7)adanya ancaman musuh bersama dari luar kelompok tersebut. Topik pluralisme di asrama putri ini saya angkat karena menarik meneliti kelompok pluralisme yang tinggal di satu atap.

 

 

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa bentuk kepluralismean yang terdapat di lingkungan asrama putri Universitas Islam Negeri Jakarta?

2.      Bagaimana kepluralismean tersebut terjadi?

3.      Bagaimana hasil dari interaksi sosial pluralisme tersebut?

 

C.     BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam penelitian ini terdapat pada area yang di teliti yakini terbatasa hanya pada asrama putri, dan sumber utama penelitiannya pun adalah warga asrama itu.

 

D.     TUJUAN PENELITIAN

a)      Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana interaksi sosial yang terjadi di warga asrama putrid UIN Jakarta dengan latar belakang yang pluralisme.

b)      Tujuan khusus

1.      Mengetahui bentuk kepluralismean yang terdapat di lingkungan asrama putri Universitas Islam Negeri Jakarta.

2.      Mengetahui bagaimana kepluralismean tersebut terjadi.

3.      Mengetahui bagaimana hasil yang terjadi dari interaksi pluralisme tersebut.

 

E.      MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah yang terutama bagi peneliti yakni peneliti mampu mengetahui dan memahami bagaimana interaksi sosial itu terjadi, sedangkan bagi pengguna dan keilmuan secara umum yaitu dapat dijadikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

 

F.      KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian ini benar-benar hasil pemikiran penulis yang dibantu dengan sumber studi pustaka, sepengetahuan penulis belum ada penelitian yang sama sebelumnya.

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

1.      LANDASAN TEORI

Pluralisme berasal dari kata bahasa inggris yang berarti keragaman, atau bisa juga dikatakan sebagai kemajemukan. Pluralism ini dapat berupa pluralism sosial, pemikiran atau keilmuan, dan pluralism agama. Namun topik dalam penelitian ini lebih cenderung pada pluralisme sosial, pluralisme merupakan salah satu ciri dari masyarakat modern. Sebagai kampus yang berada di sebuah kota besar Universitas Islam Negeri Jakarta memiliki daya tarik yang membuat banyak pelajar dari seluruh nusantara untuk belajar disana sehingga tingkat pluralism sosial yang terdapat di lingkungan kampus sangatlah kompleks. Asrama merupakan fasilitas yang diberikan kampus terutama untuk mahasiswa yang berada dari daerah, kegiatan interaksi sosial yang berlangsung di asrama akan di pengaruhi oleh latar belakang warga asramanya. Lokasi  yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah asrama putri, bagaimana pluralism bisa mempengaruhi kehidupan asarama dan hasil dari interaksi tersebut.

 

2.      KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Masalah utama yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah pluralism itu sendiri, penyebab pluralism dan hasil yang terjadi daro proses interaksi itu.

 

3.      HIPOTESIS

Dugaan sementara terdapat pengaruh luar biasa dari pluralism itu terhadap hasil interaksi, yang paling mungin adalah terbentuknya integrasi antar warga asrama, selain itu dimungkinkan juga terbentuknya akulturasi kebudayaan.

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

a.       Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu pengamatan yang tidak di ukur dengan angka ataupun ukuran matematis lainnya. Yang akan digunakan ialah metode studi kasus dengan pengamatan kelompok langsung menggunakan teknik wawancara dan ikut serta dalam kehidupan sehari-hari objek kajian.

b.      Populasi dan sample

Objek penelitian nya ialah warga asrama itu sendiri serta gejala sosial yang terjadi didalamnya, sample yang digunakan adalah perwakilan dari daerah yang berbeda hingga membentuk pluralism.

c.       Lokasi dan waktu penelitian

Lokasinya ialah asrama putri Universitas Islam Negeri Jakarta, waktu penelitiannya ialah setelah pengajuan term of refrence ini di setujui. Dan dilakukan selam dua minggu.

d.      Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara dan observasi langsung.

e.       Instrument penelitian

Alat ukur yang digunakan adalah teks wawancara yang telah disiapkan.

f.       Teknik pengolahan data

Memisahkan dan mengelompokan data yang di perlukan untuk laporan dan yang tidak di gunakan.

g.       Metode analisis data

Meliputi persiapan, tabulasi atau pentabelan, dan aplikasi data.

h.      Keterbatasan

Keterbatasan yang terjadi adalah kurangnya refrensi mengenai penelitian ini sebelumnya, atau metode historisnya kurang.

qayumah_tugas5_kesejahteraan pembersih jalanan di wilayah ragunan

TEMA : KESEJAHTERAAN PEKERJA PEMBERSIH JALAN DI WILAYAH RAGUNAN

A. LATAR BELAKAN
Pekerja pembersih jalanan bertugas untuk membersihkan jalanan dan menjaga  kebersihan di Negara kita. Pekerja pembersih jalan  memiliki jasa yang sangat besar dalam kehidupan didunia ini, mereka setiap harinnya disibuk kan untuk membersihkan jalanan dan menjaga kebersihan jalanan. Pekerjaan sebagai pembersih jalanan sama dengan pahlawan pada dasarnya namun berbeda dengan pahlawan perang  mereka adalah pahlawan dalam bidang kebersihan.
Sesuai dengan kerja kerasnnya  mereka pantas disebut sebagai  pahlawan karena jasa mereka dalam membersihkan jalanan, menahan baunnya sampah, melawan arusnya lalu lintas dan siap diberbagai cuaca baik panas maupun hujan yang akan mengguyur badannya, namun masih banyak orang yang meremehkan pekerjaan mereka ,beberapa orang masih menganggap pekerjaan yang mereka jalani sebagai pekerjaan yang kotor dan rendahan (miskin), namun seharusnya mereka adalah orang yang kaya dan lebih memiliki banyak harta karena kerja kerasnya, namun sekarang hasil dari pekerjaannya tidak sesuai dengan kerja keras yang mereka lakukan.

B. PERTANNYAAN
1. jam kerja sebagai pembersih jalanan berapa jam?
2. kesulitan sebaga pekerja i pembersih jalanan apa saja?
3. adakah enaknya sebagai pekerja pembersih jalanan?
4. hasil (gaji) dari pekerjaan sebagai pembersih jalanan berapa?
5. hasil (gaji) yang di dapatkan sebagai pembersih jalanan apakah sudah cukup untuk memenuhi        kehidupan sehari-hari?
6. kenapa memilih untuk menjadi seorang pembersih jalanan?
7. apa harapan anda sebagai pembersih jalanan ?

C. METODE PENELITIAN
Metode Kualitatif
Didalam metode kuantitatif ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian yang saya lakukan yaitu menggunakan metode kualitatif  yaitu dengan wawanca yang saya lakukan  dengan seorang pembersih jalanan.

qayumah_tugaa5_kesejahteraan pembersih jalanan di wilayah ragunan

TEMA : KESEJAHTERAAN PEKERJA PEMBERSIH JALAN DI WILAYAH RAGUNAN

A. LATAR BELAKAN
Pekerja pembersih jalanan bertugas untuk membersihkan jalanan dan menjaga  kebersihan di Negara kita. Pekerja pembersih jalan  memiliki jasa yang sangat besar dalam kehidupan didunia ini, mereka setiap harinnya disibuk kan untuk membersihkan jalanan dan menjaga kebersihan jalanan. Pekerjaan sebagai pembersih jalanan sama dengan pahlawan pada dasarnya namun berbeda dengan pahlawan perang  mereka adalah pahlawan dalam bidang kebersihan.
Sesuai dengan kerja kerasnnya  mereka pantas disebut sebagai  pahlawan karena jasa mereka dalam membersihkan jalanan, menahan baunnya sampah, melawan arusnya lalu lintas dan siap diberbagai cuaca baik panas maupun hujan yang akan mengguyur badannya, namun masih banyak orang yang meremehkan pekerjaan mereka ,beberapa orang masih menganggap pekerjaan yang mereka jalani sebagai pekerjaan yang kotor dan rendahan (miskin), namun seharusnya mereka adalah orang yang kaya dan lebih memiliki banyak harta karena kerja kerasnya, namun sekarang hasil dari pekerjaannya tidak sesuai dengan kerja keras yang mereka lakukan.

B. PERTANNYAAN
1. jam kerja sebagai pembersih jalanan berapa jam?
2. kesulitan sebaga pekerja i pembersih jalanan apa saja?
3. adakah enaknya sebagai pekerja pembersih jalanan?
4. hasil (gaji) dari pekerjaan sebagai pembersih jalanan berapa?
5. hasil (gaji) yang di dapatkan sebagai pembersih jalanan apakah sudah cukup untuk memenuhi        kehidupan sehari-hari?
6. kenapa memilih untuk menjadi seorang pembersih jalanan?
7. apa harapan anda sebagai pembersih jalanan ?

C. METODE PENELITIAN
Metode Kualitatif
Didalam metode kuantitatif ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian yang saya lakukan yaitu menggunakan metode kualitatif  yaitu dengan wawanca yang saya lakukan  dengan seorang pembersih jalanan.

SarahAmaliaKusnendar_tugas5_pengaruhSinetronterhadapmoralremaja

Pada 20 Apr 2014 22:05, "Sarah Amalia Kusnendar" <sarahakusnendar@gmail.com> menulis:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saya mengangkat judul "pengaruh sinetron  terhadap perkembangan moral remaja" karna dewasa ini sinetron menjadi tontonan yang dominan di tonton oleh kalangan remaja, kalangan remaja yang masih mencari jati diri ini pun tidak bisa menyaring hal yang baik dan buruk, oleh karena itu sinetron berpengaruh besar terhadap perkembangan moral seorang remaja. Hal tersebut menjadi penting untuk di bahas.  Selain itu sinetron juga telah menjadi contoh bagi para remaja, mereka mengikuti trend model dan cara bergaul yang ada di sinetron. BAB II Pertanyaan penelitian Apa masalah yang akan timbul dari seorang anak remaja yang menonton sinetron? Bagaimana cara mengatasi dampak yamg tidak baik dari sinetron Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah sosiologi. Untuk mengetahui apa saja dampak dari seorang anak yang selalu menonton sinetron. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi dampak seorang anak yang selalu menonton sinetrom.     BAB III Metodelogi Penelitian   1. metode kuantitatif. menggunakan metode kuantitatif dengan menghitung berapa banyak remaja yang selalu menonton sinetron setiap harinya. 2.metode kualitatif menggunakan metode kualitatif dengan mengalisa jawaban dari responden.
3.metode wawancara
Dengan mewawancarai kepada responden
4. Metode observasi
Mengamati keadaan sekitar, keadaan,prilaku remaja yang suka menonton sinetron.

SarahAmaliaKusnendar_tugas5_metodepraktikum

Pada 20 Apr 2014 22:05, "Sarah Amalia Kusnendar" <sarahakusnendar@gmail.com> menulis:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saya mengangkat judul "pengaruh sinetron  terhadap perkembangan moral remaja" karna dewasa ini sinetron menjadi tontonan yang dominan di tonton oleh kalangan remaja, kalangan remaja yang masih mencari jati diri ini pun tidak bisa menyaring hal yang baik dan buruk, oleh karena itu sinetron berpengaruh besar terhadap perkembangan moral seorang remaja. Hal tersebut menjadi penting untuk di bahas.  Selain itu sinetron juga telah menjadi contoh bagi para remaja, mereka mengikuti trend model dan cara bergaul yang ada di sinetron. BAB II Pertanyaan penelitian Apa masalah yang akan timbul dari seorang anak remaja yang menonton sinetron? Bagaimana cara mengatasi dampak yamg tidak baik dari sinetron Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah sosiologi. Untuk mengetahui apa saja dampak dari seorang anak yang selalu menonton sinetron. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi dampak seorang anak yang selalu menonton sinetrom.     BAB III Metodelogi Penelitian   1. metode kuantitatif. menggunakan metode kuantitatif dengan menghitung berapa banyak remaja yang selalu menonton sinetron setiap harinya. 2.metode kualitatif menggunakan metode kualitatif dengan mengalisa jawaban dari responden.
3.metode wawancara
Dengan mewawancarai kepada responden
4. Metode observasi
Mengamati keadaan sekitar, keadaan,prilaku remaja yang suka menonton sinetron.

Cari Blog Ini