Minggu, 01 September 2013

Catatan Mang Kaby: Bakti Ku Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater - Save Jatigede!

Alhamdulillah hari Sabtu acara Halal Bil Halal Komunitas Urang Sunda di Internet lancar jaya dan terbilang sukses dihadiri sekitar 25 keluarga, datang lengkap dengan anak, istri, dll anak-2 pada enjoy sekali mancing n' berenang :). Peserta terjauh adalah Apih Sidik dari Korea datang bersama Istri, Anak & Menantu, peserta terjauh kedua Abah Abas Amien dari Kalimantan datang bersama keluarga, ada juga dari Wado Sumedang Teh Roro & Teh Eme,  sebagian besar dari Jabodetabekjur dan Bandung para senior seperti Abah Toto, Kang Yuyun, Bah Willy, Kang Hendri, Kang Ikmal, dll. Mang Jamal pun menyempatkan hadir walopun agak telat datang karena harus menghadiri acara penerimaan mahasiswa baru di Itenas, Dekan kudu hadir, luar biasa walopun dari Bandung sore tetap menyempatkan hadir di Bogor. Alhamdulillah acara walaupun sederhana tapi bermakna mempererat tali sitalurahim dan mengukuhkan kembali kasundaan, apa yang bisa kita kontribusikan untuk masyarakat Sunda dan Indonesia tentunya, Ti Urang, Ku Urang, Keur Balarea: dari kita, oleh kita, untuk semua.
 
Yang membikin terharu dukungan dari para senior Kang Yuyun, dkk tentang penyelamatan Kabuyutan luar biasa pisan, sedemikian sehingga walaupun acara HBH beres jam 12 malam. Besok paginya setelah melihat Balong karena ada teman yg mau halal bil halal keluarga juga sekitar jam 9.30-an Mamang meluncur ke Sumedang untuk bertemu dengan Masyarakat Kampung Cipaku dan mendengar langsung aspirasi dari mereka, tentunya yang menemani adalah Bi Iteung Land Rover Series 2A tahun 70. Perjalanan woles bin santey banget nyampe Rest Area Toll Cileunyi Bandung jam 13.00 makan siang dan Dzuhur dulu sambil refreshing biar ngak ngantuk… Mushola-nya bersih banget dan sarungnya harum… barokah buat pengelola rest area-nya, maklum Mamang cuman pake kolor jadi suka pake sarung yang ada di Mushola hehehe. Abis itu langsung melanjutkan perjalan ke Sumedang menuju Kampung Cipaku, nyampe Jam 4.30-an tidak lupa berhenti dulu di Kota membeli Tahu panas untuk dimakan sepanjang jalan dan oleh-2 untuk Kakek n' Mertua.
 
Habis magrib ngariung bersama warga dan tokoh masyarakat di Pos Yandu lesehan sambil ngobrol mendengarkan langsung aspirasi dari mereka, luar biasa Mamang sangat terharu banget, dihadiri oleh orang tua, muda, dan juga Ibu-ibu sangat antusias sekali menyampaikan harapan/ aspirasi mereka dan menceritakan perjalanan perjuangan mereka menolak Waduk Jatigede. Mereka telah terombang- ambing selama 30-an tahun, berbagai cara sudah dilakukan untuk menolak Waduk Jatigede ini, mereka sudah berjuang bersama DPKLTS dan LSM lainnya termasuk LBH dari Bandung pergi kemana-2 dari mulai menghadap Presiden, Menteri Lingkungan Hidup, Gubernur, DPR, DPRD Prop, Komnas Ham, dlsb namun aspirasi mereka tidak didengar katanya proyek tetap berlanjut, dulu bahkan banyak diantara mereka yang ditekan oleh pemerintah. Bahkan mereka pernah membuat Tenda menginap di lokasi proyek untuk menyetop Jatigede tapi tetap tidak membuahkan hasil, pemerintah tetap bersikukuh ingin menengggelamkan Kampung dan Situs Kabuyutan mereka.
 
Yang bikin Mamang sedih banget mereka sampai keluar Statement bahwa kalau pemerintah benar-2 akan menggenangi tanggal 1 Oktober malah ada yang bilang 30 September bertepatan dengan memperingati G30SPKI/ Kesaktian Pancasila? Maka mereka akan tetap diam dan bertahan di Kampungnya. Biarlah dunia melihat kekejaman pemerintah yang menganggap mereka bagai tikus yang diusir dengan cara Waduk digenangi langsung. Ada upaya-2 juga katanya dari pemerintah yang akan memindahkan Situs Kabuyutan Aji Putih yang sudah ada sejak jaman Megalitikum sangat-2 menyayat hati mereka bagaimana mungkin Kabuyutan yang melekat di hati mereka itu bisa dipindah? Secara tidak mungkin dipindah karena kalau dipindah ya sudah tidak ada artinya lagi sudah hilang symbol kearifannya. Justru Keberadaan dan Pelestarian Situs Kabuyutan itulah salah satu nilai-2 kearifannya, dimana Kabuyutan adalah symbol-2 kebaikan disanalah diajarkan tentang moral dan etika yang baik juga symbol Ketuhanan Yang Maha Esa.
 
Ada juga rencana dari pemerintah untuk melakukan bedol desa mereka menyampaikan walaupun dibedol desa belum tentu ditempat baru terbentuk Tatanan Sosial Masyarakat dan Budaya seperti sekarang ini dan malah mungkin mereka akan dimiskinkan karena sawahnya hilang, ternaknya juga tidak terurus, dlsb bahkan rumah yang dibangun pun pastinya alakadarnya. Jadi yang ada bukannya membangun untuk menjadi lebih baik yang ada justru malahan memiskinkan masyarakat. Walaupun ada pihak-2 yang memecah belah dan mengkondisikan dengan berbagai cara, LSM abal-2 yang hanya nyari duit yang setuju terhadap Proyek Waduk Jatigede mereka / masyarakat Kampung yang aslinya tetap konsisten menolak dan bagaimanapun akan tetap bertahan disana. Mereka tetap Panceg Dina Galur, Ngajaga Lembur, Cadu Mundur, Najan Awak Lebur! Mereka tetap berkomitmen untuk menjaga kampungnya, dan ngak akan mundur walaupun badan mereka hancur!
 
Mamang menyampaikan bahwa aspirasi mereka Mamang ingat selalu dan akan menyampaikannya tgl 1 September di Riungan Komunitas Peduli Jatigede dan kepada siapapun yang peduli terhadap Jatigede ini sehingga mudah-2an bisa mengetuk hati nurani dan akal sehat pemerintah untuk membatalkan Penenggelaman Kampung dan Kabuyutan Mereka.
 
Untuk yang peduli kepada kemanusiaan dan Jatigede, mangga klik https://www.facebook.com/savejatigede dan tanda tangan petisi penolakan http://jatigede.org/wp/?page_id=22 jangan sampai kesewenang-2an pemerintah terus dibiarkan. Saat ini Kabuyutan Jatigede yang akan ditenggelamkan mungkin berikutnya Baduy Kanekes, Ciptagelar, Suku Anak Dalam, Dayak, dan lainnya. Dulu waktu tahun 98 berteriak Rakyat Bersatu Tak Bisa Dikalakan.
 
Kalau ada yang memiliki jaringan ke Media Massa, TV, dlsb… kalau ingin melihat dan mendengar langsung atau meliputnya… bisa kontek Mamang. Nanti Mamang antar kesana, pasti hati akan bergetar melihat pohon-2 yang sebesar rumah yang jumlahnya puluhan di satu situs sementara ada 25 situs bersejarah yang akan ditenggelamkan. Belum lagi Tatanan Kehidupan Masyarakatnya yang masih Alami, Harmonis, dan Agamis. Rasanya tidak akan tega siapapun kalau memiliki hati nurani menenggelamkannya.
 
Ancaman dari Prabu Darmasiksa raja Galuh-Sunda (memerintah 1175 – 1297 M, ia naik tahta 16 tahun pasca Prabu Jayabaya 1135 – 1159 M) dalam Amanah Galunggung, terjemahannya: "Raja/ anak bangsa yang tidak bisa mempertahankan kabuyutan di wilayah kekuasaannya ia lebih hina ketimbang kulit musang yang tercampak di tempat sampah". Ancaman dari Raja Sri Jayabupati (raja Sunda, memerintah tahun 1030 atau semasa dgn pemerintahan raja Airlangga di Jawa Timur) dalam Prasasti Sanghyang Tapak (juga dikenal sebagai Prasasti Jayabupati atau Prasasti Cicatih), lebih berat lagi: hukuman mati bagi peruksak kabuyutan.
 
Kabuyutan ~ Buyut ~ Aturan / Norma/ Nilai/ Norms & Values/ Rule of Thumbs, penjaga etika moral. Prof E. Gumbira Sa'id menyampaikan Segitiga Kehidupan itu ada tiga… Pangan, Energi, Moral! Indonesia seharusnya menjadi Negara yang Supeeeeer Maju dan juara Pangan dan Energi bukan masalah besar namun karena MORAL-nya bobrok (Corruption Perception Index-nya Jeblok) maka ya beginilah adanya.
 
Bakti Ku, Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater. Merdekaaaa???
 
nuhuuuns,
mang kabayan
 
__._,_.___
Attachment(s) from mang kaby
2 of 2 Photo(s)
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___


Cari Blog Ini