Kamis, 15 Oktober 2015

KUN HAIKAL JRNLSTIK-1B KELUARGA BESARKU-TUGAS 4

KUN HAIKAL
11150510000090


KELUARGA BESARKU
A.   ASAL USUL KELUARGAKU
Saya akan memulai dari kakek dan nenek saya,  saya mempunya kakek Jono Mahfudin dan nenek Badriah, asli dari Purwokerto Jawa Tengah, kakek dan nenek yang ada di Purwokerto Jawa Tengah adalah kakek dan nenek dari Ayah saya/ orangtua dari ayah saya, sedangkan saya masih mempunyai kakek Abu Yazid dan nenek Siti Mulichah di Kebumen Jawa Tengah dari Ibu saya/orangtua dari Ibu saya, kakek dan nenek saya yang dari Ayah saya, lahir di Purwokerto Jawa tengah, sama halnya dengan kakek dan nenek saya dari  Ibu saya yang lahir di Kebumen Jawa Tengah.
 
B.   JARINGAN SOSIAL (BISNIS)
Saya mempunyai keluarga entah itu dari kakek dan nenek ayah, atau ibu, keluarga kami mayoritas adalah seorang guru/PNS, itu semua terlihat dari kakek saya dari Purwokerto adalah seorang Guru Sd-MI dan istinya adalah seorang Kepala Sekolah di Taman Kanak-Kanak, yang berada dekat dengan rumahnya, ternyata itu Guru/PNS seperti menjadi tradisi dan menular kepada anak-anaknya, contohnya adalah Bibi saya Julailah dia adalah putri kedua dari kakek dan nenek saya yang di Purwokerto, dia adalah seorang guru di Sd-MI juga, dan tak hanya itu, adik dari Bibi saya Ma'ayiesy, bekerja sebagai PNS di PT-KAI.
 
Ayah saya Abdul Azis, adalah anak tertua, ayah sendiri bekerja sebagai wirasawata yang berjalan di bidang Transportasi, dari ketiga anak-anak kakek nenenk saya, hanya ayah sendiri yang bekerja sebagai seorang wiswasta.
 
Saya juga mempunyai kakek dan nenek di Kebumen, Jawa Tengah, kakek saya wafat pada 5 oktober 2001, dia adalah seorang petani, begitu juga dengan istrinya, kakek dan nenek saya mempunya empat orang anak, anak yang pertama adalah bu de saya Yasrifah  yang bekerja dibidang fotografer, kemudian anak yang kedua adalah Ibu saya Siti Kusriyah, yang bekerja sebai PNS, setelah itu ada paman saya Adi Purwanto yang bekerja di Malaysia dan Adiknya Mar'atun scolichah.
 
Jadi kesimpulannya, semua keluarga saya rata- rata bekerja sebagai PNS/Guru, mungkin ada beberapa yang memilih bekerja dibidang Swasta, namun mayoritas dari keluarga kami adalah PNS/Guru.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
C.   NILAI-NILAI DAN SISTEM SOSIAL KEBUDAYAAN
 
Di keluarga saya, tidak ada aturan-aturan yang menyangkut dengan nilai-nilai budaya dari nenek moyang kami(orang jawa), artinya keluarga kami hanya menjunung aturan-aturan yang semua orang biasa dilakukan, yaitu seperti aturan-aturan dikeluarga kami adalah 3K, kesopanan, kerapihan, keramahan. Itu semua tidak terlepas dari sikap dan etika yang ada di keluarga kami, contohnya saja setiap hari raya tiba, kita semua diwajibkan untuk membasuh kaki kakek, nenek dan orang tua kami.
 
Itu semua menunjukkan bahwa keluarga kami mempunyai nilai-nilai moral yang semua atau yang memang harus dilakukan untuk semuanya
 
·         METODE PENULISAN
                                                        I.            Menanyakan langsung kepada yang bersangkutan
                                                     II.            melihat cara-cara/struktur penulisan dari Wikipedia dan kuliahtantan.blogspot.co.id

Fana Tri Astuti Jurnalistik 1 B Keluarga Besarku Tugas 4

Fana Tri Astuti

Jurnalistik 1 B / 11150510000237

SOSIOLOGI

KELUARGA BESARKU

A.     ASAL-USUL KELUARGA SAYA

Saya akan menceritakan mulai dari kakek dan nenek saya saja yaa. Kakek dan nenek dari Ayah saya lahir dan dibesarkan di kota yang saya tinggali sekarang ini, yakni Wonosobo, Jawa Tengah. Mereka biasa dipanggil Mbah Sur Kakung dan Mbah Sur Putri. Mereka memiliki 5 orang anak, 2 laki-laki dan 3 perempuan, semuanya tinggal dalam satu desa, dengan jarak rumah masing-masing yang tak terlalu jauh. Ayah saya adalah anak pertama dari mereka, beliau bernama Tunut Riyanto.beliau lahir di Wonosobo, 7 Juli 1960. Beliau adalah seseorang yang pantang menyerah. Ketika beliau SLTA, beliau mengambil jurusan Tata Boga, beliau sangat menyukai masak-memasak terutama dalam hal pembuatan roti. Berkat kerja keras beliau, beliau mampu mewujudkan impiannya tersebut, beliau membangun sebuah pabrik roti sehingga mampu mengubah ekonomi keluarga beliau menjadi lebih baik lagi. Pabrik roti itu memiliki karyawan sekitar kurang lebih 20 orang. Dari usaha beliau, beliau mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, termasuk 2 dari adik-adik beliau, yaitu bibi-bibi saya, diantaranya Bibi Muji dan Bibi Saniyyah. Merek ikut serta dalam usaha Ayah saya dalam bagian mengemasi roti yang siap dipasarkan. Bertahun-tahun berlalu, Alhamdulillah pemasaran sudah mulai meluas ke berbagai kota, dan itu membuat usaha Ayah saya menjadi semakin sukses. Singkat cerita, waktu itu beliau hendak mengirim roti ke salah satu langganan beliau di daerah Temanggung. Tak terduga, beliau bertemu dengan seorang wanita sederhana, iya benar! Beliau adalah Ibu saya. Ibu saya bernama Suparti, beliau lahir di Temanggung pada tanggal 6 Mei 1965. Beliau adalah anak pertama dari 3 bersaudara, adik-adik beliau juga tinggal di Wonosobo dengan ikut bekerja di Pabrik Roti Ayah saya. Beliau lahir dari keluarga sederhana, orang tua beliau hanya bekerja sebagai seorang Petani Tembakau, tetapi hati mereka begitu baik terhadap siapa pun, termasuk saya sebagai cucunya. Saat Ibu bertemu Ayah, beliau bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga kaya di sekitar Wonosobo. Hingga akhirnya mereka bertemu dan Ayah saya langsung memberanikan diri untuk melamar Ibu saya. Beliau datang ke rumah Ibu, lalu beliau meminta ijin orang tua Ibu untuk mempersuntingnya. Lamaran diterima, hingga akhirnya mereka menikah dan dikarunia 4 orang anak. Saya sendiri Fana Tri Astuti, saya anak ke 3. Saya memiliki 2 orang kakak laki-laki dan perempuan, dan 1 orang adik laki-laki. Kakak pertama saya bernama Kristiana, beliau sudah menikah dengan orang Yogyakarta, dan InsyaAllah akan dikarunia 2 orang anak. Kakak saya yang ke-2 bernama Dian Widianto, beliau juga sudah menikah dan sudah dikaruniai 2 orang anak. Dan adik saya yang paling kecil bernama Shoofa Nabawi, dia masih sekolah kelas  4 Sekolah Dasar, dia memang lahir jauh selisihnya setelah saya, sekitar 10 tahun.

B.     JARINGAN SOSIAL (BISNIS)

 

Di keluarga saya, banyak cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Diantaranya seperti Berdagang, Supir, Guru, dan lain sebagainya. Kebanyakan di keluarga saya memiliki perkerjaan lebih dari satu, maksudnya di samping dia bekerja di tempat kerja lamanya, dia juga ada usaha sampingan. Contohnya, Paman saya bekerja sebagai Supir, tetapi dia juga membuka usaha Toko Material di rumah beliau sendiri, dan Alhamdulillah usahanya lancar. Lalu bibi saya, dia bekerja di tempat Pabrik Roti Ayah saya, tetapi dia juga berbisnis dengan berjualan rujak dan Es Dawet.

Ayah saya sendiri bekerja sebagai seorang Pedagang Roti, dengan hasil per bulannya Alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Beliau membangun Pabrik Roti tersebut suda dari tahun 1985 nan, hingga akhirnya beliau wafat pada tanggal 31 Januari 2013. Dan sekarang, usaha beliau diteruskan oleh kakak saya yang pertama, yakni mbak Kristiana dengan suaminya, Mas Heri Priyono. Kakak saya yang ke-2 sendiri bekerja sebagai supir Truk yang bolak –balik ke luar kota jika ada muatan cabe, kentang, pasir, atau yang lainnya. Setelah Ayah saya meninggal, kakak-kakak saya lah yang membiayai saya sekolah sampai saya kuliah seperti sekarang ini. Alhamdulillah, saya bersyukur masih ada yang mau membiayai saya. Jadi kesimpulannya, rata-rata bisnis atau jaringan sosial di keluarga saya adalah dengan Berdagang, karena memang pekerjaan Berdagang menjadi sunnah seperti yang diajarkan oleh Rasululullah SAW.

 

C.     NILAI-NILAI DAN SISTEM SOSIAL KEBUDAYAAN

 

Nilai-nilai yang tidak boleh dilanggar dalam keluarga saya sepertinya masih bersifat umum. Misalnya tidak boleh berbicara kasar, sopan santun yang harus senantiasa dijaga dimana pun kita berada, bagi perempuan diwajibkan untuk berhijab, juga bagi perempuan tidak boleh keluar malam dan pulang hingga larut atau malam, lalu bagi perempuan juga yang belum menikah, apabila setelah ia makan, maka bekas piringya harus segera dicuci. Seperti mitos-mitos pada umumnya yang terdapat di keluarga atau daerah lain, dan belum terlalu bersifat khusus.

 

Ø  Jadi kesimpulannya, berdasarkan prinsip Sosiologi Emile Durkheim, yang menjelaskan bagaimana Perubahan itu mungkin. Iya, perubahan senantiasa memungkinkan, ada perubahan yang baik dan buruk. Bahkan terkadang yang baik sekali pun bisa jadi jahat, dan yang jahat sekali bisa jadi baik. Tergantung bagaimana niat kita untuk melakukan perubahan itu. Kucinya semangat dan pantang menyerah!

 

NB : MAAF YA PAK TERLAMBAT, DARI KEMARIN MAU NGETIK SIBUK TERUS. DAN SANGAT SUSAH UNTUK MEMBAGI WAKTU ANTARA TUGAS KAMPUS DAN PONDOK, MOHON MAAF PAK TANTAN. J

Eka Nurbaeti Ardila_Jurnalistik 1B_Keluarga Besar ku_Tugas4

SOSIOLOGI-KELUARGA BESAR KU

Keluarga besar adalah unit sosial yang terdiri dari keluarga inti dan sanak saudara yang sedarah,seringkali mencakup tiga generasi atau lebih.Terkadang kerabat jauh juga bisa dimasukan dalam anggota keluarga besar.

1.      Asal – Usul Keluarga Besar Ku.

Keluarga besar saya dimulai dari kedua  orang tua  Bapak dan Ibu saya atau nenek dan kakek saya.Bapak dan Ibu ku berasal dari kampung yang berbeda meskipun masih satu kabupaten atau daerah yang sama,Bapak berasal dari kota sedang Ibu dari desa.Mereka bertemu pada saat merantau dijakarta,dan pada akhirnya Bapak saya menikahi Ibu saya dan memiliki 3 anak,termasuk saya yang bernama Eka Nurbaeti Ardila adalah anak pertama berumur 19 tahun,adik pertama saya A.Akbar Rizki Maulana 16 tahun kelas 2 SMA,dan adik saya yang terakhir A.Januar Ismaul Azam yang masih duduk dibangku sekolah dasar kelas 6.Bapak saya dilahirkan dari sepasang suami-Istri yang bernama Bapak Karsa dan Ibu Rumanah,memiliki delapan anak  tetapi anak pertama kakak dari bapak saya meninggal sedangkan bapak saya sendiri yang bernama Bapak Rokhidin anak kedua,yang menjadi anak tertua di keluarga bapak saya.Bapak saya menyelesaikan pendidikan nya di SLTA.Kakek dan Nenek saya dari Bapak adalah seorang petani dan pedagang.

Sedangkan Ibu saya berasal dari desa daerah pegunungan,anak dari pasangan suami-istri yang bernama Bapak Alm. Sadum dan Ibu Saidah,memiliki sebelas anak,dari 11 anak hanya 5 anak yang asih hidup sisanya meninggal.Ibu saya bernama Ibu Susmiyati anak ke 3 dari anak yang masih hidup,memiliki 2 kakak perempuan,1 adik perempuan dan terakhir adik laki-laki.Kakek dari Ibu adalah seorang petani dan pedagang dan menjabat sebagai Rt diDesa beliau tinggal sebelum meninggal dunia,sedangkan Nenek dari Ibu adalah seorang petani yang ulet dan rajin.

Secara garis besar Keluarga Besar saya adalah  seorang petani dan pedagang,baik dari keluarga Bapak dan Ibu saya.

2.      Jaringan Sosial dalam keluarga Besar ku.

Jaringan sosial dalam keluarga besar ku melalui menjaganya tali silaturrahmi antar kerabat,tetangga dan lain nya.

Karena pada dasar nya keluarga besar saya adalah seorang pedagang dan petani,maka disinilah jaringan sosial terjadi,karena berkumpulnya para pedagang yang berbeda-beda,mulai dari asal tempat tinggal,dan yang lain nya.

Jaringan sosial melalui kumpulan/komunitas pengajian ibu-ibu atau pengajian bapak-bapak,melalui pengajian inilah komunikasi antar masyarakat terjadi.

3.      Nilai-Nilai dan Sisitem Budaya yang digunakan dalam keluarga.

Dalam keluarga besar saya sangat menghargai nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya lokal.

Nilai-nilai agama sendiri contohnya seperti,aturan dalam agama shalat 5 waktu,mengaji/membaca al-quran dan lain nnya.Dan dalam nilai atau norma-norma agama pun berkaitan dengan norma sopan santu, contohnya:

 

-          Tidak boleh makan sambil berdiri

-          Selalu menghormati yang lebih tua

-          Dan tidak berkata kasar kepada orang tua

-          Dan masih banyak lagi..

Itulah nilai atau norma dalam agama yang dipergunakan dalam keluarga saya.

Sistem sosial budaya yang digunakan dalam keluarga,meliputi sistem ekonomi,sistem norma sosial seperti menunjukan ada nys kerjasama antar keluarga dan sekitarnya dan menyesuaikan diri dengan alam sekitar,dan lain-lain.

Sinta Marsela_Jurnalistik1B_Keluarga Besarku_Tugas 5

A. Asal-Usul

Nama saya Sinta Marsela, saya anak ke empat dari empat bersaudara yaitu dari pasangan suami istri Bapak Marlan dan Ibu Siti Salamah.
Ayah saya anak ke tiga dari delapan bersaudara. Empat orang laki-laki dan empat orang perempuan. Ayah dan Paman pertama dari Ayah saya telah almarhum. Ayah meninggal pada tanggal 5 Januari 2014. Kakek dari Ayah bernama Mustar bin fulan (almarhum) dan Nenek bernama Zainab binti fulan (almarhumah). Cucu dari Kakek Nenek pihak Ayah berjumlah 26 orang dan mempunyai 4 cicit.
Ibu saya anak pertama dari empat bersaudara. Kakek dan Nenek dari pihak Ibu bernama Muhammad Saleh dan Sopiah. Cucunya berjumlah 13 orang dan belum memiliki cicit.
Saya lahir di Kota Jakarta Selatan pada tahun 1997. Namun kedua orang tua saya asli kelahiran Palembang. Ayah di desa Kerujon pada tahun 1965 dan Ibu di desa Rasuan (Komering) pada tahun 1967. Nenek dari pihak Ibu saya kelahiran di kota Mekkah sebelum masa kemerdekaan. Kakek lebih muda dari Nenek. Berbeda jarak kurang lebih 10 tahun dan merupakan saudara jauh.
Nenek dari pihak Ayah sudah lama meninggal yaitu saat Ayah saya kelas 6 SD. Sedangkan Kakek pihak Ayah meninggal pada saat Kakak ketiga saya berusia hampir 4 bulan. Kakak-kakak saya pun kelahiran Palembang.
Ayah dan Ibu bertemu saat Ayah saya di semester akhir kuliahnya, sedangkan Ibu saya masih di akhir bangku SPG (Sekolah Pendidikan Guru) tahun 1987. Dipertemukan pada saat Ibu saya meminta bantuan pada Ayah saya untuk membuat alat peraga sebagai bahan praktek menjadi Guru. Saat itu Ayah sedang menyusun skripsinya yang membuat kelulusannya tertunda karena disebabkan mebuatkan alat peraga tersebut sampai satu malam tak tidur. Namun Ayah saya baru bercerita tentang ini saat anaknya sudah besar, selama ini Ibu saya tidak tahu dengan kejadian tersebut. Itulah pengorbanan dari cinta Ayah saya kepada Ibu saya. Maka dari itu, Ibu saya sangat sayang dan cinta terhadap Ayah saya, buktinya Ibu sangat sabar dan merawat Ayah dengan baik saat Ayah sakit. Ayah pernah mengalami sakit stroke pertama tahun 2007 masih bisa mencari nafkah. Lalu stroke kedua saat 19 Juli 2009. Dan terakhir stroke ketiga tepat pada 1 Januari 2014 dan langsung dibawa ke rumah sakit Fatmawati dirawat 5 hari dalam keadaan koma tanpa pernah sadar setelah 5 hari dirawat tersebut. Saat 5 Januari 2014 sebelum subuh, Ayah menghembuskan nafas terakhirnya di RSUP Fatmawati.
Saya mempunyai 3 orang Kakak. Kakak pertama saya bernama Marsa Betras (almarhum) kelahiran 1990 dan meninggal pada tanggal 7 Juni tahun 2015. Ia lulusan beasiswa Universitas Budi Luhur jurusan Teknologi Informasi pada tahun 2014. Kakak saya yang kedua bernama Lensi Novika kelahiran 1991 dan baru saja menyelesaikan studinya dengan beasiswa di Universitas Budi Luhur jurusan Hubungan Internasional pada bulan April kemarin. Sekarang sedang mencari pekerjaan. Lalu Kakak saya yang ketiga bernama Rama Besa kelahiran 1994bekerja di Pabrik JS. Jakarta di daerah Cileungsi, Bogor.

B. Jaringan Sosial

Dari pihak keluarga Ayah hampir sebagian besar bekerja sebagai pedagang ataupun tukang ojek.
Dari pihak Ibu juga bermata pencahrian sebagai pedagang.
Memang kebanyakan dari orang Palembang bekerja sebagai pedagang.

C. Nilai-nilai dan Sistem Sosial Budaya yang dipergunakan di dalam Keluarga

Nilai-nilai Sosial dan Budaya dalam keluarga saya mungkin sebagian besar sama dengan keluarga lainnya, seperti:
- Bersikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua
- Hormat kepada Orang Tua, Guru/ Dosen
- Bersikap Jujur.
- Menghargai orang lain
- Mentaati agama
- Menolong orang lain
- Melestarikan budaya dari Palembang
--
Sinta Marsela

Oka Prasetya_JURNALISTIK1B_KELUARGA BESARKU_TUGAS4

Keluarga Besarku

 

1. Asal Usul

 

Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.

 

Saya Oka Prasetya, anak pertama dari dua bersaudara yang kini mencari ilmu di UIN Syarif Hidaytullah Jakarta fakultas ilmu dakwah dan komunikasi dijurusan jurnalistik. Salsabila Nur Rizky, nama adik perempuanku yang kini masih duduk dibangku Mtsn kelas 7. Bapak saya bernama Kastono, lahir di Kuningan, jawa barat 29 April 1972. Beliau seorang yang pekerja keras karena sejak kecil sudah membantu orangtuanya bertani karena orangtuanya mempunyai lahan tani sendiri di daerah kuningan. Saat SLTA beliau merantau didaerah Jakarta.Beliau seorang anak dari kedua pasangan Almarhum Waryo dan Almarhuma Tarwen, tetapi mereka sudah tiada sejak saat aku masih umur 2 tahun. Almarhum Kakek Waryo adalah seorang yang pekerja tani diladangnya, sedangkan Almarhumah Nenenk Tarwen hanya seorang ibu rumah tangga dan dia kadang membantu Almarhum kakek Waryo memilah gabah di ladang. Almarhumah Nenek Tarwen selalu menemani saat Almarhum Kakek pergi memanen padi. Bapak saya adalah anak ke lima dari enam bersaudara. Pada tahun 1987di Pt.Forisa sebagai satpam, dan pada tahun 2007 dia memutuskan untung berhenti bekerja hingga sekarang hanya kerja sampingan.

 

Selanjutnya, nama Ibu saya adalah Rosmala Dewi. Beliau lahir di Jakarta, 01 February 1971. Ibu adalah anak ke empat dari lima bersaudara yang merupakan anak dari pasangan Almarhum kakek Matnuh dan Almarhumah Nenek Zubaedah yang dua duanya berasal dari Palembang. Almarhum Kakek Matnuh meninggal dunia sejak ibu saya duduk di bangku Sekolah Dasar, sedangkan Almarhumah Nenek Zubaedah meninggal dunia sejak saya duduk dikelas 8 SMP. Dahulu Almarhum Kakek dan Almarhuma Nenek merupakan petani dan wirausaha di bidang kerajinan. Kini pekerjaan tersebut dilanjutkan ke anak-anak dan cucu-cucunya. Ibu sudah mulai bekerja sejak tahun 1988 sebagai kasir diswalayan Glael dijakarta, dan pada tahun 1997 ibu saya memutuskan untuk berenti bekerja karna pada saat itu ibu saya sedang mengandung saya.

 

2. Jaringan Sosial

 

Jaringan sosial adalah sebuah pola koneksi dalam hubungan sosial individu, kelompok dan berbagai bentuk kolektif lain. Hubungan ini bisa berupa hubungan interpersonal atau bisa juga bersifat ekonomi, politik atau hubungan sosial yang lain.

Biasanya, keluarga besar berkumpul saat liburan panjang. Tetapi kalau saudara yang lokasinya tidak terlalu jauh, rutin setiap bulannya berkumpul. Selain silaturahmi, kadang juga membicarakan tentang bisnis berdagang.

 

3. Nilai-Nilai Sosial dan Sistem Sosial Budaya



Nilai sosial adalah sebuah konsep abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggapbaik dan apa yang dianggap burukindah atau tidak indah, dan benar atau salah. Sistem sosial budaya adalah sebagai totalitas nilaitata sosial, dan tata laku manusia harus mampu mewujudkan pandangan hidup dan falsafah negara Pancasila ke dalam segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sudah sebagai suatu kewajiban keluarga untuk saling membantu jika keluarganya sedang kesulitan, kecuali masalah keluarga pribadi yang memang termasuk aib. Biasanya keluarga saya di bagi waktu untuk memberi uang jajan nenek nenek. Misalnya bulan pertama jadwalnya Bapak, dan bulan selanjutnya om om dan bibi bibi saya.

 

Berbicara tentang sosial budaya, rata-rata keluarga berasal dari etnik sunda. Tetapi ada pula yang dari Jawa, dan masih menjunjung tinggi adat istiadat. Kita sebagai keluarga, harus saling menghargai. Tetapi ketika ada hal yang memang menyimpang, harus di tegur dan klarifikasi agar tidak menimbulkan permasalahan baik internal maupun eksternal.

 

Metode penulisan

Ø  Menanyakan langsung ke orang tua.

Ø  Untuk pengertian-pengertian, berasal dari wikipedia.

 

Khurun In Umama_jurnalistik1B_Keluarga besarku_tugas4

Khurun In Umama

11150510000225

Jurnalistik 1B

 

 

v  Keluarga Besarku

Nama saya Khurun In Umama saya anak pertama dari 3 bersaudara. Adik saya 2 laki-laki,adik saya yang pertama bernama Muhammad Rayhan Afif Maulana ia duduk di kelas VI SD,sementara adik saya yang kedua bernama Muhammad Hanif Nizami,ia baru berumur 4 tahun, kami bertiga saling selisih 7 tahun.Sementara Ayah saya bernama Damad Bakhtiar beliau lahir di tanah kota Brebes Jawa Tengah Ayah saya itu sangat sabar dalam menghadapi anak-anak seperti kami beliau juga ulet dalam bekerja semangatnya yang tinggi untuk menyekolahkan kami sampai tingkat pendidikan yang tinggi karna beliau berfikir bahwa anak-anaknya harus lebih dalam segala hal dari beliau ayahnya .Ibu, ibu saya bernama Siti Maftuhah, ibu itu type orang yang rajin sejak kecil beliau selalu berusaha sendiri untuk membiayai sekolah nya karna beliau itu menjadi korban Broken Home.

a)      Kakek-Nenek dari Ayah

Kakek saya bernama Alm. Sutar beliau meninggal saat ayah saya masih kecil, dan Nenek saya bernama Alm 'Admi beliau juga telah meninggal 2 tahun silam saat saya masih berada di dalam pondok pesantren.Keluarga dari ayah saya itu masih percaya hal-hal mistis seperti pada saat tahlilan nenek saya yang telah meningga, Bude saya menaruh makanan yang disukai oleh nenek saya semasa hidupnya, dan beliau menaruh makanan itu di dalam kamar almh nenek saya menurut mereka dengan menaruh makanan tersebut itu sebagai tanda bahwa kami yang di tinggalkan masih peduli terhadap beliau.

b)      Kakek-Nenek dari Ibu

Kakek saya bernama Ali Maskur dan Nenek saya bernama Mahfudhoh tapi saat ibu saya kecil kakek dan nenek saya bercerai. Lalu Nenek menikah lagi dengan seorang pria bernama Zuhdi dan ibupun hidup bersama ibu kandung nya dan ayah tirinya. Sebelum nenek saya menikah lagi, ibu dan nenek saya tinggal bersama buyut saya jadi mereka kumpul bersama yang mana nenek saya sebagai anak pertama menjadi tulang punggung juga bagi keluarga. Sebenaranya mereka berasal dari Pati Semarang Jawa Tengah, Orang tua dari nenek buyut saya seorang kiyai yang bernama KH. Masyhuri yang mempunyai pesantren bernama Pondok Pesantren Manahijul Huda di daerah pati Jawa Tengah kemudian beliau menikahkan putrinya (nenek buyut) dengan seorang lelaki yang menjadi santrinya saat itu. Setelah menikah dan mempunyai putri yaitu nenek saya (Mahfudhoh) mereka pergi ke Lampung dan tinggal disana. kemudian saat lahirnya ibu saya mereka tinggal bersama dalam 1 rumah bersama, mulai kakek buyut saya sampai ibu saya yang mana kakek buyut saya mempunyai putra putri 7 yang usianya saling berdekatan dengan ibu saya jadi kakek buyut saya itu sudah seperti ayah bagi ibu saya. Dalam Keluarga ibu itu, pendidikan agama menjadi prioritas utama. Sikap dan Prilaku kami harus di jaga mereka sangat menilai itu. Apalagi kakek buyut dan nenek saya itu sangat tegas dan di siplin dalam bertindak

v  Jaringan Sosial

Jaringan social dalam keluarga saya itu alhamdulillah mempunyai tetangga yang baik dan saling peduli satu sama lain, mulai dari saat acara pernikahan, hari kemerdekaan RI, ataupun acara spele seperti arisan  berbagai usia dimulai arisan anak-anak remaja ataupun para orangtua. Kami mengadakannya bersama saling bermusyawarah dan tujuan untuk meningkatkan ukhwah islamiyah

 

Nilai-nilai dan system social budaya

Dalam keluarga saya sangat dilarang untuk melanggar aturan-aturan agama, kami diwajibkan untuk sholat berjamaah maghrib karna pada saat itu kami dapat berkumpul setelah melakukan berbagai macam aktivitas masing-masing.

Cari Blog Ini