Fana Tri Astuti
Jurnalistik 1 B / 11150510000237
SOSIOLOGI
KELUARGA BESARKU
A. ASAL-USUL KELUARGA SAYA
Saya akan menceritakan mulai dari kakek dan nenek saya saja yaa. Kakek dan nenek dari Ayah saya lahir dan dibesarkan di kota yang saya tinggali sekarang ini, yakni Wonosobo, Jawa Tengah. Mereka biasa dipanggil Mbah Sur Kakung dan Mbah Sur Putri. Mereka memiliki 5 orang anak, 2 laki-laki dan 3 perempuan, semuanya tinggal dalam satu desa, dengan jarak rumah masing-masing yang tak terlalu jauh. Ayah saya adalah anak pertama dari mereka, beliau bernama Tunut Riyanto.beliau lahir di Wonosobo, 7 Juli 1960. Beliau adalah seseorang yang pantang menyerah. Ketika beliau SLTA, beliau mengambil jurusan Tata Boga, beliau sangat menyukai masak-memasak terutama dalam hal pembuatan roti. Berkat kerja keras beliau, beliau mampu mewujudkan impiannya tersebut, beliau membangun sebuah pabrik roti sehingga mampu mengubah ekonomi keluarga beliau menjadi lebih baik lagi. Pabrik roti itu memiliki karyawan sekitar kurang lebih 20 orang. Dari usaha beliau, beliau mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, termasuk 2 dari adik-adik beliau, yaitu bibi-bibi saya, diantaranya Bibi Muji dan Bibi Saniyyah. Merek ikut serta dalam usaha Ayah saya dalam bagian mengemasi roti yang siap dipasarkan. Bertahun-tahun berlalu, Alhamdulillah pemasaran sudah mulai meluas ke berbagai kota, dan itu membuat usaha Ayah saya menjadi semakin sukses. Singkat cerita, waktu itu beliau hendak mengirim roti ke salah satu langganan beliau di daerah Temanggung. Tak terduga, beliau bertemu dengan seorang wanita sederhana, iya benar! Beliau adalah Ibu saya. Ibu saya bernama Suparti, beliau lahir di Temanggung pada tanggal 6 Mei 1965. Beliau adalah anak pertama dari 3 bersaudara, adik-adik beliau juga tinggal di Wonosobo dengan ikut bekerja di Pabrik Roti Ayah saya. Beliau lahir dari keluarga sederhana, orang tua beliau hanya bekerja sebagai seorang Petani Tembakau, tetapi hati mereka begitu baik terhadap siapa pun, termasuk saya sebagai cucunya. Saat Ibu bertemu Ayah, beliau bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga kaya di sekitar Wonosobo. Hingga akhirnya mereka bertemu dan Ayah saya langsung memberanikan diri untuk melamar Ibu saya. Beliau datang ke rumah Ibu, lalu beliau meminta ijin orang tua Ibu untuk mempersuntingnya. Lamaran diterima, hingga akhirnya mereka menikah dan dikarunia 4 orang anak. Saya sendiri Fana Tri Astuti, saya anak ke 3. Saya memiliki 2 orang kakak laki-laki dan perempuan, dan 1 orang adik laki-laki. Kakak pertama saya bernama Kristiana, beliau sudah menikah dengan orang Yogyakarta, dan InsyaAllah akan dikarunia 2 orang anak. Kakak saya yang ke-2 bernama Dian Widianto, beliau juga sudah menikah dan sudah dikaruniai 2 orang anak. Dan adik saya yang paling kecil bernama Shoofa Nabawi, dia masih sekolah kelas 4 Sekolah Dasar, dia memang lahir jauh selisihnya setelah saya, sekitar 10 tahun.
B. JARINGAN SOSIAL (BISNIS)
Di keluarga saya, banyak cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Diantaranya seperti Berdagang, Supir, Guru, dan lain sebagainya. Kebanyakan di keluarga saya memiliki perkerjaan lebih dari satu, maksudnya di samping dia bekerja di tempat kerja lamanya, dia juga ada usaha sampingan. Contohnya, Paman saya bekerja sebagai Supir, tetapi dia juga membuka usaha Toko Material di rumah beliau sendiri, dan Alhamdulillah usahanya lancar. Lalu bibi saya, dia bekerja di tempat Pabrik Roti Ayah saya, tetapi dia juga berbisnis dengan berjualan rujak dan Es Dawet.
Ayah saya sendiri bekerja sebagai seorang Pedagang Roti, dengan hasil per bulannya Alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Beliau membangun Pabrik Roti tersebut suda dari tahun 1985 nan, hingga akhirnya beliau wafat pada tanggal 31 Januari 2013. Dan sekarang, usaha beliau diteruskan oleh kakak saya yang pertama, yakni mbak Kristiana dengan suaminya, Mas Heri Priyono. Kakak saya yang ke-2 sendiri bekerja sebagai supir Truk yang bolak –balik ke luar kota jika ada muatan cabe, kentang, pasir, atau yang lainnya. Setelah Ayah saya meninggal, kakak-kakak saya lah yang membiayai saya sekolah sampai saya kuliah seperti sekarang ini. Alhamdulillah, saya bersyukur masih ada yang mau membiayai saya. Jadi kesimpulannya, rata-rata bisnis atau jaringan sosial di keluarga saya adalah dengan Berdagang, karena memang pekerjaan Berdagang menjadi sunnah seperti yang diajarkan oleh Rasululullah SAW.
C. NILAI-NILAI DAN SISTEM SOSIAL KEBUDAYAAN
Nilai-nilai yang tidak boleh dilanggar dalam keluarga saya sepertinya masih bersifat umum. Misalnya tidak boleh berbicara kasar, sopan santun yang harus senantiasa dijaga dimana pun kita berada, bagi perempuan diwajibkan untuk berhijab, juga bagi perempuan tidak boleh keluar malam dan pulang hingga larut atau malam, lalu bagi perempuan juga yang belum menikah, apabila setelah ia makan, maka bekas piringya harus segera dicuci. Seperti mitos-mitos pada umumnya yang terdapat di keluarga atau daerah lain, dan belum terlalu bersifat khusus.
Ø Jadi kesimpulannya, berdasarkan prinsip Sosiologi Emile Durkheim, yang menjelaskan bagaimana Perubahan itu mungkin. Iya, perubahan senantiasa memungkinkan, ada perubahan yang baik dan buruk. Bahkan terkadang yang baik sekali pun bisa jadi jahat, dan yang jahat sekali bisa jadi baik. Tergantung bagaimana niat kita untuk melakukan perubahan itu. Kucinya semangat dan pantang menyerah!
NB : MAAF YA PAK TERLAMBAT, DARI KEMARIN MAU NGETIK SIBUK TERUS. DAN SANGAT SUSAH UNTUK MEMBAGI WAKTU ANTARA TUGAS KAMPUS DAN PONDOK, MOHON MAAF PAK TANTAN. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar