Rabu, 21 Mei 2014

Laporan Harian Praktikum Lutfi Amrullah

Laporan Harian Praktikum
Pada hari Sabtu dan Minggu pada tanggal 17-18 Mei 2014 kami semua 1 kelompok bermalam di lokasi cogrek tepatanya di pondok pesantren Riyadlul Jannah. Pada hari Sabtu kami semua berdiskusi tentang program kita sampai larut malam, dan beristirahat hingga esok pagi. Pada hari Minggu menjelang siang saya Lutfi, Surbeni, dan Fachrulrodzi berkunjung kerumah pak RT setempat untuk bertanya-tanya tentang demografi warga Cogrek. Kemudian sesampai dirumah Pak RT saya bertanya total kelahiran pertahun di desa Cogrek berkisar 3-4 orang/tahun, sedangkan total kematian pertahun 4 orang/tahun, dan untuk jumlah migrasi tahun 2014 adalah 5 orang,  jumlah penduduk semua yang ada didesa Cogrek adalah 14.500 jiwa, tetapi untuk jumlah hak pilihnya adalah 10.500 jiwa.

Selasa, 20 Mei 2014

Yusmar Abdillah_Tugas7_TOR DAN Hasil Penelitian Ke-3

PRILAKU MASYARAKAT TERHADAP LANSIA DIDAERAH BINTARO

Latar Belakang

Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).

Rizkia Indriyani_tugas7_TOR dan Hasil Penelitian ke-3

Semakin Rendahnya kesadaran pemuda/pemudi dalam kegiatan karang taruna

 

a.    Latar belakang

Suatu organisasi dibentuk karena adanya tujuan bersama dan agar dapat memberi manfaat kepada masyarakat serta anggotanya sendiri. Untuk mencapai tujuan bersama tersebut harus juga disertai dengan kegigihan bersama. Dalam berdirinya organisasi pasti disertai visi dan misi bersama. Suatu organisasi bisa dikatakan berkembang jika para anggotanya aktif baik dalam program kerjanya maupun diakui dimasyarakatnya karna memberikan banyak manfaat. Namun seiring berkembangnya zaman, tingkat kesadaran pada remaja semakin rendah akan pentingnya suatu organisasi maupun pengajian dilingkungannya. Kebanyakan dari mereka lebih mementingkan nongkrong-nongkrong yang tidak jelas, bahkan ada beberapa warga yang merasa khawatir dengan pergaulan anak nya yang sudah kurang baik.

 

-       Pentingnya penelitian

Semakin berkembangnya zaman para pemuda/pemudi semakin memiliki tinggkat kesadaran yang rendah dalam peranan dilingkungannya.

-       Asumsi

Organisasi yang telah berdiri semakin kurang kinerja nya, tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dan banyak para orang tua yang mengeluhkan pergaulan anak nya yang semakin salah jalan.

 

b.    Teori Penelitian

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Emile Durkheim, karena subjek yang di teliti adalah kelompok remaja dan menggunakan cara observasi, serta menghasilkan output dengan bentuk narasi atau sebuah penjelasan yang dihasilkan dari observasi yang sudah dilakukan

 

c.    Metode penelitian

Metode yang saya gunakan yaitu metode kualititatif karena mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh. Karena penelitian ini dilaksanakan dengan wawancara mengajukan beberapa pertanyaan dan observasi.

 

d.   Area riset

Penelitian ini dilakukan disalah satu organisai remaja yang ada di Duren Mekar-Bojong Sari. Untuk memperoleh data yaitu dengan mewawancarai beberapa anggota organisasi tersebut.

 

e.    pertanyaan penelitian

Bagaimana langkah kalian agar organisasi tersebut dapat tetap aktif begitu pun dengan para anggotanya yang tidak lain adalah para pemuda-pemudi lingkungan ini ?

 

f.     hasil penelitian

kami cari tau alasan mengapa mereka sudah kurang aktif dalam organisasi, lalu kami cari solusinya agar mereka aktif kembali, atau kita membuat kegiatan yang lain seperti biasanya agar mereka dapat dengan sukarela tanpa paksaan mengikuti organisasi ini dan dan dapat aktif kembali dalam pengajian rutin dilingkungan ini. Agar pergaulan remaja dilingkungan ini pun tidak lagi membuat warga atau para orang tua khawatir.

 

Narasumber

-Elba Bayinah, 17tahun, pelajar

-Ahmad Lutfi, 21tahun, pekerja

-Ricko Setyawan, 19tahun, pekerja

 

 

 

Janos Prakoso_Tugas7_TOR DAN Hasil Penelitian Ke-3

Tema: Ledakan Urbanisasi Di Kota Jakarta


Latar Belakang

Urabinisasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di sebuah negara, khususnya negara-negara berkemabang seperti Indonesia. Urbanisasi terjadi akibat adanya faktor-faktor pendorong dan penarik yang menyebabkan masyarakat melakukan perpindahan ke daerah lain. Faktor yang dominan adalah masalah ekonomi. Dengan alasan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat berpindah dari satu daerah ke daerah lain yang dianggap mampu menyediakan sumber-sumber perekonomian yang baik. Hal ini biasanya terjadi pada masyarakat desa yang melakukan migrasi ke perkotaan, khususnya adalah kota-kota besar yang dalam bayangan mereka mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang luas dan beragam, dan tentunya dengan harapan untuk penghasilan yang lebih baik secara ekonomi. Anggapan mereka tidak keliru, karena kenyataannya kota-kota besar memang menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak dan beragam. Namun demikian menjadi keliru jika mereka masih menganggap mudah untuk mengakses ragam pekerjaan yang disediakan oleh kota-kota besar, terlebih lagi pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus. Tentu saja mereka tidak akan mempertimbangkan hal ini, dan pada akhirnya merekapun melakukan migrasi besar-besaran dengan hanya bermodakan "nekat". Tidak ada modal keahlian maupun modal finansial yang mereka miliki sebagai langkah untuk bertahan di perkotaan dengan kehidupan yang serba modern, heterogen dan individualistis.

Di Indonesia, gejala urbanisasi mulai tampak menonjol sejak tahun 1970 -an, di saat pembangunan sedang digalakkan, ter utama di kota-kota besar. Beberapa faktor disinyalir menjadi pendorong meningkatnya arus urbanisasi, di antaranya: (1) perbedaan pertumbuhan dan ketidakmerataan fasilitas antara desa dengan kota dalam berbagai aspek kehidupan (2) semakin meluas dan membaiknya sarana dan prasarana transportasi, (3) pertumbuhan industri di kota-kota besar yang banyak membuka peluang kerja, (4) pembangunan pertanian, khususnya melalui paket program revolusi hijau. Tetapi pada umumnya faktor ekonomi dianggap sebagai faktor utama menjadi pendorong arus urbanisasi.

Adanya urbanisasi yang berlebih ini telah menimbulkan berbagai masalah di Indonesia. Tidak hanya menimbulkan masalah di kota yang dituju namun juga menimbulkan masalah di desa yang ditinggalkan. Masalah yang terjadi kota antara lain yaitu meningkatnya angka kemiskinan sehingga pemukiman kumuhnya juga meningkat, peningkatan urban crime dan masih banyak masalah lain. Di desa juga akan timbul masalah diantaranya yakni berkurangnya sumber daya manusia karena penduduknya telah pergi ke kota, desa akhirnya tidak mengalami perkembangan yang nyata.

Perkembangan urbanisasi di Indonesia sendiri perlu diamati secara serius. Banyak studi memperlihatkan bahwa tingkat konsentrasi penduduk di kota-kota besar di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Studi yang dilakukan oleh Warner Ruts tahun 1987 menunjukkan bahwa jumlah kota-kota kecil (<100 ribu penduduk) sangat besar dibandingkan dengan kota menengah (500 ribu sampai 1 juta penduduk). Kondisi ini mengakibatkan perpindahan penduduk menuju kota besar cenderung tidak terkendali. Ada fenomena kota-kota besar akan selalu tumbuh dan berkembang, kemudian membentuk kota yang disebut kota-kota metropolitan. Salah satu kota yang telah mengalami hal ini adalah kota Jakarta sebagai ibu kita dari negara Indonesia sendiri. Dimulai sebagai kota besar kemudian berkembang menjadi kota metropolitan dan saat ini mengarah menjadi kota megapolitan.

 

Pertanyaan Penelitian.

1.      Apa yang mempengaruhi masyarakat berbondong-bondong pindah dari desa ke kota?

2.      Bagaimana kondisi saat ini ketika berada di kota?

 

Metode Penelitian

Metode yang digunakan ialah metode Kualitatif. Karena datanya berdasarkan cara kerja dan cenderung menggunakan analisis dan tidak menggunakan uji statistik atau menghitung. Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini ialah wawancara dan pertanyaan-pertanyaan,



Teori Yang Digunakan

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah teori Emile Durkheim, karena melihat perubahan sosial yang terjadi yang mengubah kehidupan masyarakat untuk mencari kehidupan yang layak di kota.

 

Area Riset

Penelitian dilakukan di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan. Penelitian ini didapatkan setelah mengamati beberapa tempat dan juga mewawancarai beberapa orang pedagang yang berjualan di sekitar Rs. Fatmawati.

 

 

Narasumber

Nama               : Bambang Sulistyo

Pekerjaan         : Wiraswasta

Usia                 : 45 tahun

Asal Kota        : Solo, Jawa Tengah

 

Pertanyaan Lapangan

1.      Sudah berapa lama anda menetap di Jakarta?

2.      Berapa pendapatan anda dalam sebulan?

3.      Lebih enak hidup di kota atau di desa?

 

Jawaban Pertanyaan Lapangan

1.      Saya di Jakarta dari tahun 92,  pada waktu itu  saya diajak oleh teman sekampung saya yang sudah  pernah bekerja di Jakarta. Karena pada waktu itu saya berfikir bahwa lebih mudah mencari pekerjaan  di kota, kebetulan pada tahun itu sangat sulit sekali mencari pekerjaan di desa.

2.      Pendapatan saya dalam berdagang sehari-hari tidak menentu, terlebih harga bahan baku untuk jualan saya sudah semakin mahal. Saya tidak bisa begitu saja menaikan harga kepada pelanggan, bisa-bisa tidak ada yang mau membeli dagangan saya. Biasanya saya mendapatkan uang keuntungan dari saya berjualan minimal 75ribu.

3.      Lebih enak hidup di kota karena di kota ramai tidak seperti di desa dan juga di kota lebih enak karena akses dari tempat yang satu ke tempat yang lain mudah dicapai. Tapi hidup di kota juga tidak enak karena sangat rawan sekali tingkat kejahatannya, seperti premanisme.

 

Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas bisa saya simpulkan, bahwa faktor penyebab terjadinya tingginya urbanisasi  adalah karena kurangnya lapangan pekerjaan dan intensitas kebutuhan masyarakat di desa mulai berubah karena masyarakat berfikir bahwa jika ia pergi ke kota maka ia akan mendapatkan pekerjaan dan pekerjaan tersebut akan menghasilkan uang untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya.


Tugas Hendri Afriliansyah

HENDRI AFRILIANSYAH_TUGAS7_TOR DAN HASIL PENELITIAN

TEMA : MARAKNYA ANAK SMP MEROKOK

A.LATAR BELAKANG

Banyak remaja sekarang yang belum cukup umur tetapi sudah berani merokok. Misalnya, anak SD dan SMP sudah banyak yang merokok bahkan di tempat umum sekalipun. Tidak usah jauh-jauh, di Jakarta/lingkungan sekitar saja sudah banyak anak seumuran SD dan SMP yang berani merokok, padahal mereka masih menggunakan seragam sekolah, bukannya itu hanya akan merusak diri sendiri dan mempermalukan nama sekolah. Rokok jelas-jelas juga akan mengganggu kesehatan dalam jangka panjang.
Diantara para remaja (khususnya pria) menganggap bahwa dengan merokok mereka dianggap "gaul", gagah dan pemberani atau dengan kata lain lebih percaya diri (PD). Padahal hal itu tidaklah mutlak benar, efek dari merokok antara lain: akan dianggap menganggu orang lain, mengurangi uang saku, dan mungkin akan terjerumus ke hal-hal negatif (misalnya: narkoba, pencurian, dll.).
Berdasarkan pemikiran di atas, penelitian ini ingin mengetahui pengaruh merokok terhadap pergaulan menurut persepsi remaja (siswa kelas 7) MTS (Madrasah Tsanawiyah) Manaratul Islam.

B.PERTANYAAN PENELITIAN

1.Mengapa banyak anak remaja merokok?

2.Apa faktor utama untuk merokok?

C.Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam observasi ini adalah metode kualitatif atau lebih menitikberatkan kepada bagaimana hal itu bisa terjadi sekaligus bagaimana cara mengatasinya. Agar observasi ini berguna untuk mengungkap apa penyebab permasalahan ini terjadi dan memberi kejelasan cara mengatasinya, sehingga menjadi satu kesatuan hasil observasi yang baik dan bermanfaat bagi khalayak umum.

D.Teori

Teori yang digunakan pada observasi ini adalah teori dari Emile Durkheim, karena subjek yang diteliti adalah kelompok anak-anak yang dipakai adalah observasi, serta output yang dihasilkan adalah narasi atau sebuah penjelasan dari penemuan-penemuan observasi yang telah dilakukan

E.AREA RISET

Penelitian ini dilakukan di belakang sekolah MTS MANARATUL ISLAM,JAKARTA SELATAN.

Hasil Penelitian

Pertanyaan Lapangan Penelitian :

1.       Apa penyebab anda merokok?

2.       Mengapa anda merokok?

3.       Sejak kapan anda merokok?

 

Jawaban Penelitian Lapangan :

Penyebab saya merokok biar " GAUL " saja dan nongkrong juga enak kalau dengan merokok, awalnya saya tidak tahu merokok dengan enak itu seperti apa,setelah saya coba-coba merokok lama-kelamaan jadi kebiasaan. Saya merokok dari SD kelas 6, awalnya ikut-ikutan teman saja lalu saya jadi kecanduan merokok sampai saat ini.

Merokok itu enak tapi membuat uang saku berkurang dan menurun karena uangnya saya beli rokok walaupun kadang-kadang patungan.

NARASUMBER :

      Nama         :  Septio Hadi

Usia           :  13 Tahun

Pekerjaan   : Pelajar

 

 

NAMA       : HENDRI AFRILIANSYAH

NIM            : 1113054100019

JURUSAN  : KESEJAHTERAAN SOSIAL  2A

Senin, 19 Mei 2014

kartika al ashzim_tugas 7_ tor dan hasil penelitian ke 3

KEHIDUPAN SOSIAL SOPIR ANGKUTAN BEMO DI JAKARTA BARAT
LATAR BELAKANG
Dalam penelitian ketiga ini, saya meneliti kehidupan sosial sopir angkutan bemo yang berada di Jakarta Barat. Kehidupan sosial sopir angkutan bemo di Jakarta menjadi suatu masalah yang akan dijadikan objek penelitian bagi saya.
Meski 'terengah' melawan hegemoni angkutan missal modern-mikrolet atau metmini-bemo masih diperkenankan beroprasi, walau hanya di pinggiran, seperti kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Pejompongan, Jakarta Pusat, atau Olimo, Jakarta Barat. Angkutan bemo yang semakin tergopoh dengan tiga rodanya menyusuri semrawutnya jalanan Jakarta. Meski tidak layak sebagai angkutan kota, Kendaraan yang telah hadir dari tahun 1962 ini masih diminati warga karena murah dan penumpang tidak terlalu lama menunggu karena hanya memuat tujuh orang. Kendaraan ini tidak hanya dipergunakan di Jakarta saja namun juga disejumlah kota lain di Indonesia seperti Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Padang, Denpasar, dan lain sebagainya.
Sampai saat ini, keberadaan bemo itu sendiri masih dapat ditemui di daerah Jakarta Barat, walaupun masih mendapat tantangan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena menghasilkan polusi yang cukup besar. Ketika jepang, Negara produsen awal bemo, menghentikan produksi kendaraan ini, eksistensi angkutan umum ini di tanah air semakin terpojok. keberadaan bemo makin terpuruk saat pemerintah menilai kendaraan ini dianggap sudah terlalu tua, tidak aman lagi dan asapnya menyebabkan polusi sehingga dihapuskan dari program angkutan kota, di Jakarta, bemo mulai disingkirkan pada 1971.

PERTANYAAN PENELITIAN
1.       Bagaimana kehidupan sosial sopir angkutan bemo di Jakarta Barat?
2.       Apa yang menjadi harapan sopir angkutan bemo terhadap kebijakan pemerintah DKI Jakarta?

LANDASAN TEORI
Dalam penelitian ini, saya menggunakan landasan teori dari Emile Durkheim. Teori Emile Durkheim menjadi landasan teori bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode kualitatif.
Tekhnik yang digunakan yaitu melalui wawancara dan observasi langsung ke area penelitian yang berada di Jakarta pusat. Saya mewawancarai salah seorang sopir angkutan bemo yang sedang tidak beroperasi. Dan saya mengobservasi kehidupan sosial para sopir angkutan bemo di area penelitian saya.

AREA RISET
Tempat : Jalan Olimo , Jakarta Barat
Tanggal : 13 s/d 15 Mei 2014
Objek : seorang sopir angkutan bemo bernama bapak Asyikin

HASIL PENELITIAN
Di dalam penelitian ini menghasilkan gambaran tentang bagaimana kehidupan sosial sopir angkutan bemo yang berada di Jakarta Barat. Saya  mewawancarai seorang sopir angkutan bemo yang tidak sedang beroperasi, yang bernama bapak  Asyikin.
Ia berangkat ke Jakarta, menarik bemo sejak tahun 1976 hingga sekarang. Ia seorang supir Bemo di pangkalan Olimo, Jakarta Barat. Dia mengaku merantau ke Jakarta sejak berusia belia. Pria asal Slawi, Tegal, Jawa Tengah ini berharap kehidupan yang layak sekaligus mencukupi sandang, pangan dan papan sanak keluarganya di kampung halaman. Dia keukeuh terus bekerja karena sopir Bemo sudah menjadi mata pencahariannya sejak lama. Kendati setiap hari badannya harus berpeluh debu di bawah terik matahari ibu kota, Asyikin tidak pernah lelah memacu besi tuanya. Dia mengaku, setiap hari berangkat dari rumahnya menuju pangkalan di Jalan Olimo, Taman Sari, Jakarta Barat, pada pukul 05.00 WIB pagi dan pulang menjelang matahari kembali ke peraduan. Di sana, Asyikin bersama puluhan sopir bemo lainnya berkumpul mengais rupiah. Ia menyewa Rp70 ribu per hari, pendapatan yang diterimanya tidak menentu paling besar bisa mencapai Rp50 ribu lebih. Para sopir angkutan bemo di sini juga tidak merasa tersaingi. Banyak warga yang memanfaatkan bemo. Trayek bemo bapak Asyikin dari Jalan Olimo sampai Jalan Pintu Air. Tarifnya dua ribu rupiah sekali jalan. Entah sampai kapan Asyikin menarik Bemo untuk menyambung hidup di tengah kerasnya kehidupan ibu kota.
Disisi lain, bapak Asyikin selalu berharap, agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lebih memperhatikan lagi nasib ratusan sopir bemo di Jakarta. Karena masyarakat Jakarta masih membutuhkankendaraan roda tiga ini dijalanan. "Saya berharap agar Pak Jokowi dapat memperhatikan nasib kami. Karena kami tidak tahu sampai kapan akan terus narik bemo," pinta Asyikin. Pak Jokowi, tertarikkah Anda naik bemo blusukan berkeliling Jakarta?

Fauzia Firdawati_Tugas 7_Laporan Penelitian 3

Fauzia Firdawati

1113054100006

Laporan Penelitian 3

Sinetron Merubah Perilaku Remaja

I.       Pendahuluan

a.      Latar Belakang

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yangberjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.

 

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang. Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved , Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.

 

 Dunia hiburan memang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab manusia dalam hidupnya membutuhkan hiburan. Setelah otak manusia bekerja dengan logika dalam waktu yang lama, maka manusia memerlukan hiburan untuk meregangkan otak dan menyegarkan pikiran sehingga dapat bekerja kembali dengan optimal. Oleh karena itu menusia memerlukan hiburan.

 

Dewasa ini berbagai macam hiburan ditawarkan. Salah satu cara yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah menonton televisi. Mulai dari anak-anak, remaja, dan para orang tua banyak yang menghabiskan waktu luangnya untuk menonton televisi. Sebab hampir di setiap rumah warga Indonesia memiliki televisi.

 

Televisi menayangkan berbagai acara yang dapat memberikan hiburan kepada masyarakat. Seperti sinetron, komedi, film, kuis, reality show, dan lain-lain. Dari tayangan-tayangan tersebut yang paling banyak ditayangkan adalah sinetron. Para penggemar sinetron terutama kaum hawa merasa terhibur dan puas dengan sinetron yang ditayangan hampir setiap hari. Bahkan hampir semua stasiun televisi swasta menayangkan sinetron. Namun masih ada satu atau dua stasiun televisi swasta yang tidak menayangkan sinetron.

 

Kebanyakan sinetron yang ditayangkan bertemakan percintaan. Kaum remaja menjadi sasaran empuk penikmat sajian ini. Hal ini tidak mengherankan karena masa remaja adalah masa puber. Masa dimana mengenal cinta dengan lawan jenis. Oleh karena itu cerita sinetron di Indonesia lebih didominasi dengan percintaan di kalangan remaja.

 

Masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Jadi sangat mungkin perbuatan-perbuatan tokoh-tokoh dalam sinetron dapat ditiru. Bahkan bagi remaja yang menjadi penggemar berat seorang artis sinetron tertentu bisa saja menirukan gaya hidup dan tingkah laku artis tersebut Jika tingkah laku artis itu baik, maka tidak masalah. Namun akan menjadi masalah jika tokoh-tokoh dalam sinetron tersebut bertindak negatif.

 

Dengan adanya dampak-dampak negatif dari penayangan sinetron yang tidak mendidik tentu akan mengganggu perkembangan kehidupan remaja. Sikap moral dan mental remaja menjadi rusak. Oleh karena itu untuk mencegah dan mengatasi masalah ini harus ada solusi untuk mengatasinya. Solusi yang melibatkan berbagai pihak yang bertanggung jawab dalam masalah ini. Melibatkan para pemilik televisi, para produser dan insan pembuat sinetron, masyarakat dan organisasi atau lembaga sosial masyarakat yang terkait. 

 

·         Pentingnya Penelitian

Perubahan sikap, tingkah laku remaja di masa modern ini, banyak dipengaruhi oleh sinetron – sinetron yang hampir setiap hari mereka tonton. Bukan berubah ke arah positif justru lebih ke arah negative. Hal ini berpengaruh pada masa depan remaja nantinya. Namun, hiburan dari  televisi yang salah satunya sinetron tidak dapat dihindari oleh kebanyakan remaja. "Sekali nonton jadi penasaran nantinya." Oleh karena itu, hal ini penting untuk di teliti.

·         Asumsi

Keluhan masyarakat terhadap perubahan sikap pada anak remaja zaman sekarang yang dipengaruhi oleh sinetron – sinetron dengan karakter dan jalur cerita yang tidak mendidik.

 

b.      Teori Penelitian

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Emile Durkheim, karena subjek yang di teliti adalah kelompok orang tua dan menggunakan cara observasi, serta menghasilkan output dengan bentuk narasi atau sebuah penjelasan yang dihasilkan dari observasi yang sudah dilakukan.

 

c.       Metode Penelitian

v  Kualitatif

Penggunaan metode kualitatif berdasarkan observasi yang dilakukan ini karena ingin mengetahui bagaimana orang tua menyikapi perubahan perilaku anak – anak mereka yang disebabkan oleh sinetron atau tontonan dari televisi yang kenyataannya tidak banyak mengubah perilaku remaja ke arah yang positif namun justru banyak ke arah negative. Sehingga, dapat diketahui bagaimana jalan keluar agar perubahan tersebut tidak menjadi sesuatu yang buruk dan dapat merugikan banyak orang.

 

d.      Rumusan Masalah

1.       Bagaimana orang tua menyikapi sinetron – sinetron yang dapat mengubah perilaku, sikap anak – anak mereka?

2.       Bila sudah terlanjur, bagaimana orang tua menyikapi perubahan yang ada dalam perilaku anak – anak mereka karena sinetron?

II.     Laporan Penelitian

v  Pertanyaan

1.       Apa yang di tonton anak – anak ibu?

2.       Bagaimana menurut ibu tontonan zaman sekarang?

3.       Adakah perubahan dalam perilaku anak ibu setelah menonton?

4.       Bagaimana ibu menyikapi perubahan yang terjadi?

 

v  Jawaban

Tontonan yang kebanyakan ditonton oleh remaja dari orang tua yang saya wawancara adalah reality show dan sinetron. Sinetron remaja dewasa ini, banyak mengangkat tema percintaan atau bahkan permusuhan. Hal – hal tersebut yang membuat kebanyakan remaja mencontoh karakter yang dimainkan dalam sinetron. Bukan bersahabat justru bermusuh – musuhan. Hal negatif yang di contohkan para pemain bisa jadi hal buruk dalam kehidupan remaja.

 

Pelarangan yang sudah dilakukan orang tua bahkan tidak diacuhkan anak – anak karena sudah tenggelam oleh cerita sinetron. Kesalahan yang dapat merubah sikap remaja ini terletak dari orang tua yang awalnya membebaskan anaknya menonton apa saja yang mereka suka tanpa memilah mana yang baik mana yang buruk. Namun, apabila sudah terlanjur hal ini dapat dirubah dengan memfasilitasi anak – anak dengan media televisi kabel yang menayangkan acara – acara yang positif.

 

Perubahan yang terjadi dalam remaja dapat disikapi dengan banyak menasihati dan mengajari yang lebih positif. Seperti mengajarkan sopan santun dalam berbicara dengan orang yang lebih tua atau menyayangi pada yang lebih muda. Serta mengajarkan bagaimana menahan emosi apabila mengahadapi suatu hal yang menjengkelkan. Dimulai dari hal – hal yang kecil maka akan membuahkan hasil yang besar dan bermanfaat.

 

v  Narasumber

1.       Nama              : Susi

Umur              : 32 tahun

Pekerjaan      : Ibu rumah tangga

 

2.       Nama              : Fitri

Umur              : 27 tahun

Pekerjaan      : Ibu rumah tangga

 

III.  Kesimpulan

Masa remaja merupakan masa dimana kebanyakan anak – anak yang sedang mencari jati diri dan mudah terpengaruh dari hal – hal yang bersifat mempengaruhi. Perubahan yang terjadi dalam diri remaja banyak dipengaruhi oleh tontonan seperti sinetron menjadi hiburan mereka sehari – hari. Hal tersebut termasuk salah satu permasalahan yang mengkhawatirkan orang tua karena bisa saja mempengaruhi masa depan mereka yang bisa buruk karena hal kecil. Maka dari itu, orang tua agaknya memperhatikan apa yang di tonton oleh anak – anak mereka terutama pada masa remaja. Dan juga memberikan alternatif lain supaya tidak menonton sinetron yang dapat merubah perilaku mereka. 

Cari Blog Ini