Senin, 19 Mei 2014

Fauzia Firdawati_Tugas 7_Laporan Penelitian 3

Fauzia Firdawati

1113054100006

Laporan Penelitian 3

Sinetron Merubah Perilaku Remaja

I.       Pendahuluan

a.      Latar Belakang

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yangberjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.

 

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang. Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved , Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.

 

 Dunia hiburan memang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab manusia dalam hidupnya membutuhkan hiburan. Setelah otak manusia bekerja dengan logika dalam waktu yang lama, maka manusia memerlukan hiburan untuk meregangkan otak dan menyegarkan pikiran sehingga dapat bekerja kembali dengan optimal. Oleh karena itu menusia memerlukan hiburan.

 

Dewasa ini berbagai macam hiburan ditawarkan. Salah satu cara yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah menonton televisi. Mulai dari anak-anak, remaja, dan para orang tua banyak yang menghabiskan waktu luangnya untuk menonton televisi. Sebab hampir di setiap rumah warga Indonesia memiliki televisi.

 

Televisi menayangkan berbagai acara yang dapat memberikan hiburan kepada masyarakat. Seperti sinetron, komedi, film, kuis, reality show, dan lain-lain. Dari tayangan-tayangan tersebut yang paling banyak ditayangkan adalah sinetron. Para penggemar sinetron terutama kaum hawa merasa terhibur dan puas dengan sinetron yang ditayangan hampir setiap hari. Bahkan hampir semua stasiun televisi swasta menayangkan sinetron. Namun masih ada satu atau dua stasiun televisi swasta yang tidak menayangkan sinetron.

 

Kebanyakan sinetron yang ditayangkan bertemakan percintaan. Kaum remaja menjadi sasaran empuk penikmat sajian ini. Hal ini tidak mengherankan karena masa remaja adalah masa puber. Masa dimana mengenal cinta dengan lawan jenis. Oleh karena itu cerita sinetron di Indonesia lebih didominasi dengan percintaan di kalangan remaja.

 

Masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Jadi sangat mungkin perbuatan-perbuatan tokoh-tokoh dalam sinetron dapat ditiru. Bahkan bagi remaja yang menjadi penggemar berat seorang artis sinetron tertentu bisa saja menirukan gaya hidup dan tingkah laku artis tersebut Jika tingkah laku artis itu baik, maka tidak masalah. Namun akan menjadi masalah jika tokoh-tokoh dalam sinetron tersebut bertindak negatif.

 

Dengan adanya dampak-dampak negatif dari penayangan sinetron yang tidak mendidik tentu akan mengganggu perkembangan kehidupan remaja. Sikap moral dan mental remaja menjadi rusak. Oleh karena itu untuk mencegah dan mengatasi masalah ini harus ada solusi untuk mengatasinya. Solusi yang melibatkan berbagai pihak yang bertanggung jawab dalam masalah ini. Melibatkan para pemilik televisi, para produser dan insan pembuat sinetron, masyarakat dan organisasi atau lembaga sosial masyarakat yang terkait. 

 

·         Pentingnya Penelitian

Perubahan sikap, tingkah laku remaja di masa modern ini, banyak dipengaruhi oleh sinetron – sinetron yang hampir setiap hari mereka tonton. Bukan berubah ke arah positif justru lebih ke arah negative. Hal ini berpengaruh pada masa depan remaja nantinya. Namun, hiburan dari  televisi yang salah satunya sinetron tidak dapat dihindari oleh kebanyakan remaja. "Sekali nonton jadi penasaran nantinya." Oleh karena itu, hal ini penting untuk di teliti.

·         Asumsi

Keluhan masyarakat terhadap perubahan sikap pada anak remaja zaman sekarang yang dipengaruhi oleh sinetron – sinetron dengan karakter dan jalur cerita yang tidak mendidik.

 

b.      Teori Penelitian

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Emile Durkheim, karena subjek yang di teliti adalah kelompok orang tua dan menggunakan cara observasi, serta menghasilkan output dengan bentuk narasi atau sebuah penjelasan yang dihasilkan dari observasi yang sudah dilakukan.

 

c.       Metode Penelitian

v  Kualitatif

Penggunaan metode kualitatif berdasarkan observasi yang dilakukan ini karena ingin mengetahui bagaimana orang tua menyikapi perubahan perilaku anak – anak mereka yang disebabkan oleh sinetron atau tontonan dari televisi yang kenyataannya tidak banyak mengubah perilaku remaja ke arah yang positif namun justru banyak ke arah negative. Sehingga, dapat diketahui bagaimana jalan keluar agar perubahan tersebut tidak menjadi sesuatu yang buruk dan dapat merugikan banyak orang.

 

d.      Rumusan Masalah

1.       Bagaimana orang tua menyikapi sinetron – sinetron yang dapat mengubah perilaku, sikap anak – anak mereka?

2.       Bila sudah terlanjur, bagaimana orang tua menyikapi perubahan yang ada dalam perilaku anak – anak mereka karena sinetron?

II.     Laporan Penelitian

v  Pertanyaan

1.       Apa yang di tonton anak – anak ibu?

2.       Bagaimana menurut ibu tontonan zaman sekarang?

3.       Adakah perubahan dalam perilaku anak ibu setelah menonton?

4.       Bagaimana ibu menyikapi perubahan yang terjadi?

 

v  Jawaban

Tontonan yang kebanyakan ditonton oleh remaja dari orang tua yang saya wawancara adalah reality show dan sinetron. Sinetron remaja dewasa ini, banyak mengangkat tema percintaan atau bahkan permusuhan. Hal – hal tersebut yang membuat kebanyakan remaja mencontoh karakter yang dimainkan dalam sinetron. Bukan bersahabat justru bermusuh – musuhan. Hal negatif yang di contohkan para pemain bisa jadi hal buruk dalam kehidupan remaja.

 

Pelarangan yang sudah dilakukan orang tua bahkan tidak diacuhkan anak – anak karena sudah tenggelam oleh cerita sinetron. Kesalahan yang dapat merubah sikap remaja ini terletak dari orang tua yang awalnya membebaskan anaknya menonton apa saja yang mereka suka tanpa memilah mana yang baik mana yang buruk. Namun, apabila sudah terlanjur hal ini dapat dirubah dengan memfasilitasi anak – anak dengan media televisi kabel yang menayangkan acara – acara yang positif.

 

Perubahan yang terjadi dalam remaja dapat disikapi dengan banyak menasihati dan mengajari yang lebih positif. Seperti mengajarkan sopan santun dalam berbicara dengan orang yang lebih tua atau menyayangi pada yang lebih muda. Serta mengajarkan bagaimana menahan emosi apabila mengahadapi suatu hal yang menjengkelkan. Dimulai dari hal – hal yang kecil maka akan membuahkan hasil yang besar dan bermanfaat.

 

v  Narasumber

1.       Nama              : Susi

Umur              : 32 tahun

Pekerjaan      : Ibu rumah tangga

 

2.       Nama              : Fitri

Umur              : 27 tahun

Pekerjaan      : Ibu rumah tangga

 

III.  Kesimpulan

Masa remaja merupakan masa dimana kebanyakan anak – anak yang sedang mencari jati diri dan mudah terpengaruh dari hal – hal yang bersifat mempengaruhi. Perubahan yang terjadi dalam diri remaja banyak dipengaruhi oleh tontonan seperti sinetron menjadi hiburan mereka sehari – hari. Hal tersebut termasuk salah satu permasalahan yang mengkhawatirkan orang tua karena bisa saja mempengaruhi masa depan mereka yang bisa buruk karena hal kecil. Maka dari itu, orang tua agaknya memperhatikan apa yang di tonton oleh anak – anak mereka terutama pada masa remaja. Dan juga memberikan alternatif lain supaya tidak menonton sinetron yang dapat merubah perilaku mereka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini