Senin, 22 April 2013

MEDIA CETAK DAN MEDIA KONVENSIONAL (STRUKTUR, SISTEM, DAMPAK)_Yusly Anggriyawan Kelana_Tugas 6

MEDIA CETAK DAN MEDIA KONVENSIONAL (STRUKTUR, SISTEM, DAMPAK)
 
Nama   :  Yusly Anggriyawan Kelana (109051000155)
Kelas   : KPI 6F
 
A. PENDAHULUAN
Pengertian media cetak menurut Rhenald Kasali (1992), media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain atau peristiwa yang dirangkap oleh sang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya.[1]
Secara harfiah pengertian media cetak bisa diartikan sebagai sebuah media penyampaian informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan dengan kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis. Dari pengertian ini, kita bisa melihat bahwa media cetak adalah sebuah media yang di dalamnya berisi informasi yang di dalamnya terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan bukan terbatas pada kelompok tertentu saja.[2]
Media konvensional adalah TV, Radio, Koran, Majalah dan lain-lain, dengan cepat pula kita dapat memperoleh informasi dari media tersebut. Media konvensional juga memegang teguh kode etik jurnalistik, sehingga kalau ada kesalahan dalam berita, mereka segera memperbaiki, dan seringkali diiringi permohonan maaf kepada khalayak.
Struktur Media Cetak dan Media Konvenional
Tugas:
1.      Pemimpin Umum (General Manager) : ia bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar. Ia dapat melimpahkan pertanggungjawabannya terhadap hukum kepada Pemimpin Redaksi sepanjang menyangkut isi penerbitan (redaksional) dan kepada Pemimpin Usaha sepanjang menyangkut pengusahaan penerbitan.
2.       Pemimpin Redaksi : pemimpin Redaksi (Editor in Chief) bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya. Di suratkabar mana pun, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal atau komandan yang perintah atau kebijakannya harus dipatuhi bawahannya. Kewenangan itu dimiliki katena ia harus bertanggung jawab jika pemberitaan medianya ?digugat? pihak lain. Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk rencana (Editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk opinion). Jika Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula tajuk dibuat oleh Redaktur Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang Redaktur, bahkan seorang Reporter atau siapa pun, dengan seizin dan sepengetahuan Pemimpin Redaksi, yang mampu menulisnya dengan menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.
3.      Dewan Redaksi : dewan Redaksi biasanya beranggotakan Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan Wakilnya, Redaktur Pelaksana, dan orang-orang yang dipandang kompeten menjadi penasihat bagian redaksi. Dewan Redaksi bertugas memberi masukan kepada jajaran redaksi dalam melaksanakan pekerjaan redaksional. Dewan Redaksi pula yang mengatasi permasalahan penting redaksional, misalnya menyangkut berita yang sangat sensitif atau sesuai-tidaknya berita yang dibuat tersebut dengan visi dan misi penerbitan yang sudah disepakati.
4.       Redaktur Pelaksana : di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana (Managing Editor). Tanggung jawabnya hampir sama dengan Pemred/Wapemred, namun lebih bersifat teknis. Dialah yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter dan editor.
5.      Redaktur : redaktur (editor) sebuah penerbitan pers biasanya lebih dari satu. Tugas utamanya adalah melakukan editing atau penyuntingan, yakni aktivitas penyeleksian dan perbaikan naskah yang akan dimuat atau disiarkan. Di internal redaksi, mereka disebut Redaktur Desk (Desk Editor), Redaktur Bidang, atau Redaktur Halaman karena bertanggung jawab penuh atas isi rubrik tertentu dan editingnya. Seorang redaktur biasanya menangani satu rubrik, misalnya rubrik ekonomi, luar negeri, olahraga, dsb.
Sistem Media Cetak dan Media Konvensional
Sistem pada media cetak/media konvesional seperti Koran dan majalah, yaitu:
1.      Biasanya panjang nakah telah dibatasi, misalnya 5-7 halaman kuarta diketik 2 spasi,
2.      Naskah biasanya harus di-ACC oleh redaksi seblum dimuat,
3.      Kalau sudah naik cetak (sudah-di film-kan pada proses percetakan), tak bisa diedit lagi,
4.      Tiap edisi, desainer atau layourter harus bekerja untuk menyelesaikan desain pada edisi tersebut,
5.      Berkala harian (mingguan, bulanan, dua mingguan, dan sebagainya), dan
6.      Walau sudah selesai dicetak, media tersebut belum bisa langsung dibaca oleh khalayak ramai sebelum melalui proses distribusi.[3]
Dampak Media Cetak dan media Konvensional
Masing – masing media memiliki kelebihan dan kekurangan serta mempunyai khalayak sendiri – sendiri. Masalahnya bukan pada munculnya media baru yang akan membunuh keberadaan media sebelumnya. Tidak akan ada yang namanya saling mengancam keberadaan media satu dengan media yang lain. Konvergensi Media yang mengusung konsep penyatuan berbagai layanan informasi dalam satu piranti informasi membuat satu gebrakan digitalisasi. baik media konvensional maupun media cetak saling bersaing untuk memaksimalkan peran mereka dalam proses komunikasi.
Kepuasan secara psikologis yang diperoleh khalayak dari media yang mereka konsumsi perlu dipelajari oleh setiap pengelola media. Jadi, media konvensional dan media cetak tetap akan bertahan di tengahnya media yang semakin maju saat ini.
Ada Banyak orang yang mengatakan bahwa Internet dapat membuat tutupnya media publikasi konvensional yang hanya mengandalkan media cetak. Hype ini belum terbukti. Hal ini disebabkan karena dahulu untuk menayangkan (publish) sebuah tulisan di Internet dibutuhkan kemampuan coding HTML. Kemudian muncul alat bantu yang mempermudah penulisan HTML. Namun ini masih kurang. Hasil tampilan masih pas-pasan saja.
Muncullah blogger dengan alat bantu penulisan dan cara penyajian yang menarik. Ada mekanisme untuk mengubah tema (theme, style) dari tampilan dengan hanya menekan beberapa tombol saja. Hasilnya adalah tampilan yang sebanding dengan tampilan dari media cetak. 
Hanya, masalah konvensional masih belum dipecahkan, yaitu mencari sumber tulisan yang bagus. Yang ini ternyata masih belum bisa diotomatiskan. Masih harus dilakukan oleh orang. Mungkin suatu saat ini bisa diotomatiskan dengan menggunakan program intelegensia buatan yang dijalankan oleh komputer. Kita tinggal menuliskan plotnya, memilih temanya (serius, komedi), dan kemudian sang komputer menuliskan detailnya.
B. MTODE STUDI
Dalam penulisan Paper  ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Dalam pengerjaannya, penulis menggunakan metode ini untuk mendapatkan data yaitu dengan melihat, membaca, dan mempelajari buku-buku referensi juga mencari dari Wikipedia/internet.[4]
C. ANALISIS
Hidup di zaman era globalisasi seperti saat sekarang sangatlah menjadi tantangan tersendiri bagi kehidupan remaja. Banyak dampak yang terasa, baik secara positif maupun negative. Masa remaja yang dikenal dengan masa transisi atau pencarian jati diri mengakibatkan mudahnya remaja saat ini menerima trend ataupun gaya hidup baru yang ada di sekitarnya. Tidak hanya sekedar trend, dalam penyerapan informasi pun kalangan remaja dapat dikatakan sebagai kalangan "tersensitif" dalam menyerap informasi yang ada.
Informasi sangatlah dibutuhkan bagi kalangan manapun. Adapun media yang disediakan untuk mendapat informasi yaitu media elektronik berupa  TV,radio, dan internet. Selain itu media cetak berupa koran,majalah,dsb. Walaupun memiliki fungsi yang sama yaitu menyajikan informasi, namun kedua jenis media tersebut memiliki keunggulan masing-masing yang dapat meningkatkan minat dari para pengguna informasi untuk memilih mana yang lebih baik antara media cetak dan media elektronik.
Perubahan zaman dan semakin meningkatnya teknologi menyebabkan berbagai kalangan memilih segala sesuatu secara praktis. Inilah yang terjadi pada saat sekarang terutama remaja. Dalam pengambilan informasi yang dibutuhkan, para remaja saat ini saat enggan untuk membaca dalam bentuk kertas seperti koran dan majalah. Mereka cenderung hanya ingin mengakses apapun yang mereka inginkan melalui media elektronik. Hal ini menyebabkan media cetak secara perlahan mulai diabaikan di kalangan remaja.
DAFTAR PUSTAKA :


[2] Di akses pada hari minggu, 21 April 2013 pukul 06.45 WIB
[3] Di akses pada Minggu 21 April 2013, pukul 07.20 WIB
[4] Di akses pada hari Minggu 21 April 2013, pukul 08.10 WIB

5 komentar:

  1. Perspektif Teori Sosiologi untuk Komunikasi Massa_ Abbil Arqham Thamlycho_109051000213_Tugas1
    1. Pendahuluan
    Berbicara sosiologi maka kita berbicara masyarakat karena pada dasarnya Sosiologi suatu ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, social dll. Sedangkan masyarakat itu sendiri adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Defenisi sosiologi lebih luas adalah merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat yang dilihat dari intereaksi sosial dan akibat dari intereaksi sosial tersebut.Sedangakan proses atau kegiatan interaksi antara manusia satu dengan yang lainya disebut komunikasi.
    2. Metode Studi
    Metode yang penulis gunakan pada penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka.Yakni penulis melakukan pencarian terhadap bahan bacaan relevan yang sesuai dengan judul materi tersebut
    3. Analisa
    Manusia merupakan salah satu objek materi dari semua kajian ilmu social.Sebagai salah satu disiplin ilmu sosial, sosiologi komunikasi juga menempatkan manusia sebagai objek kajian materiilnya. Manusia sebagai objek materiil dari sosiologi komunikasi, berkenaan dengan aktifitas sosial manusia. Saya mengasumsikan bahwa Sosiologi komunikasi massa adalah mempelajari komunikasi yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat , baik komunikasi massa dan efeknya , komunikasi yang terjadi antar masyarakat yang berbeda budaya, hubungan antara komunikasi dan perubahan sosial serta pembangunan dalam masyarakat bagi masyarakat dan juga teknologi komunikasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat dan efeknya bagi masyarakat itu sendiri.

    ________________________________________
    [1] Setiadi M. Elly,Kolip Usman.2011.Pegantar Sosiologi.Jakarta:Kencana.
    [2] Bungin Burhan, Sosiologi Komunikasi (teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat),kencana prenada media group, cetakan ke-2,2006
    [3] http://maulandaagustinsibebek.wordpress.com/2012/11/08/sosiologi-komunikasi/
    [4] http://blog.ub.ac.id/fgreisye/2013/02/20/sosiologi-komunikasi-media-komunikasi-sosial-dan-media-massa-sebagai-institusi-sosial/
    [5] http://simanjuntakparsuratan.blogspot.com


    BalasHapus
  2. Perspektif Teori Sosiologi untuk Komunikasi Massa_ Abbil Arqham Thamlycho_109051000213_Tugas1
    1. Pendahuluan
    Berbicara sosiologi maka kita berbicara masyarakat karena pada dasarnya Sosiologi suatu ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, social dll. Sedangkan masyarakat itu sendiri adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Defenisi sosiologi lebih luas adalah merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat yang dilihat dari intereaksi sosial dan akibat dari intereaksi sosial tersebut.Sedangakan proses atau kegiatan interaksi antara manusia satu dengan yang lainya disebut komunikasi.
    2. Metode Studi
    Metode yang penulis gunakan pada penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka.Yakni penulis melakukan pencarian terhadap bahan bacaan relevan yang sesuai dengan judul materi tersebut
    3. Analisa
    Manusia merupakan salah satu objek materi dari semua kajian ilmu social.Sebagai salah satu disiplin ilmu sosial, sosiologi komunikasi juga menempatkan manusia sebagai objek kajian materiilnya. Manusia sebagai objek materiil dari sosiologi komunikasi, berkenaan dengan aktifitas sosial manusia. Saya mengasumsikan bahwa Sosiologi komunikasi massa adalah mempelajari komunikasi yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat , baik komunikasi massa dan efeknya , komunikasi yang terjadi antar masyarakat yang berbeda budaya, hubungan antara komunikasi dan perubahan sosial serta pembangunan dalam masyarakat bagi masyarakat dan juga teknologi komunikasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat dan efeknya bagi masyarakat itu sendiri.

    ________________________________________
    [1] Setiadi M. Elly,Kolip Usman.2011.Pegantar Sosiologi.Jakarta:Kencana.
    [2] Bungin Burhan, Sosiologi Komunikasi (teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat),kencana prenada media group, cetakan ke-2,2006
    [3] http://maulandaagustinsibebek.wordpress.com/2012/11/08/sosiologi-komunikasi/
    [4] http://blog.ub.ac.id/fgreisye/2013/02/20/sosiologi-komunikasi-media-komunikasi-sosial-dan-media-massa-sebagai-institusi-sosial/
    [5] http://simanjuntakparsuratan.blogspot.com


    BalasHapus
  3. Teori Idealis (Pendekatan Isi/Konsep)_Abbil Arqham T_109051000213_Tugas3
    1. Pendahuluan
    A. Pendahuluan
    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, idealisme adalah aliran dalam falsafah yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar, yang dapat dirasakan dan dipahami, hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita atau patokan yang dianggap sempurna.
    Teori idealis melihat bahwa perubahan sosial dapat disebabkan oleh faktor non-material, seperti ide, nilai, dan ideologi. Apa yang ada di luar sana (di lingkungan sekitar) dapat dibangun dengan ide-ide yang ada. Ide merupakan rancangan yang ada dalam pikiran atau sebuah gagasan yang ingin kita aplikasikan dalam rangka mencapai suatu tujuan. Sedangkan nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi masyarakat, dan ideologi merupakan sekumpulan konsep bersistem yang dapat memengaruhi pola pikir lingkungan sekitarnya.

    B. Metode Studi

    Metode yang penulis gunakan pada penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka.Yakni penulis melakukan pencarian terhadap bahan bacaan relevan yang sesuai dengan judul materi tersebut
    C. Analisis
    Teori idealis merupakan hasil dari pemikiran Max Weber. Pemikiran Weber dipengaruhi oleh dua orang ilmuwan, yaitu Dilthey sebagai seorang Neoidealis dan Rickert sebagai seorang NeoKantian. Para Neoidealis memperhatikan dunia sebagai sebuah lapangan untuk melakukan aksi, sementara para NeoKantian berurusan dengan dunia sebagai sebuah objek pengetahuan.
    Para idealis memandang perkembangan semangat manusia sebagai sebuah proses kreasi murni. Weber berpendapat bahwa sasaran nilai sejarah tak pernah dapat ditemukan dalam sebuah sistem nilai-nilai universal.Perubahan selalu terjadi dalam setiap fase kehidupan kita tanpa dapat kita ketahui akhirnya karena dalam kehidupan selalu terdapat aktivitas-aktivitas baru yang dapat menorehkan sejarah yang baru.
    Menurut Weber, ilmu kebudayaan memiliki peran untuk memahami makna-makna. Ilmu kebudayaan bertujuan untuk memahami suatu proses yang sedang berjalan dengan semacam bukti khusus yang dikaitkan dengan jalinan hubungan-hubungan yang bermakna.

    DAFTAR PUSTAKA

    Buku-buku :
    Bachtiar, Wirda. 2006. Sosiologi Klasik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
    Tim Buku Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
    Soekanto, Soerjono. 2011. Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Cetakan ke-3. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. eori Strukturalis (Pendekatan Institusional)_Abbil Arqham T_109051000213
    A. Pendahuluan
    Dalam sosiologi ditempuh berbagai cara untuk mengklasifikasikan teori. Ritzer dalam buku Teori Sosiologi Modern Edisi ke-6 (2006) meskipun tidak menyebutkan secara eksplisit, namun dalam karyanya itu dapat dilihat klasifikasi berdasarkan pada urutan waktu lahirnya teori sosiologi. Klasifikasi yang hampir sama juga dilakukan oleh Doyle Paul Johnson (1986) dalam bukunya Teori Sosiologi Klasik dan Modern.

    B. Metode Studi
    Metode yang penulis gunakan pada penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka.Yakni penulis melakukan pencarian terhadap bahan bacaan relevan yang sesuai dengan judul materi tersebut

    C. Analisa
    Teori Strukturalisme termasuk teori Sosiologi Modern dan juga Post Modern, karena dalam perkembangannya, teori ini terus dikembangkan dan menjadi teori Post Strukturalisme. Walaupun teori ini jelas memusatkan perhatiannya pada struktur, tetapi tidak sepenuhnya sama dengan struktur yang menjadi sasaran perhatian teoritisi Fungsionalisme Struktural (salah satu teori Sosiologi klasik). Perbedaanya pada tekanannya, yaitu Fungsionalisme Struktural memusatkan perhatiannya pada struktur sosial, sedangkan Teori Strukturalisme memusatkan pada struktur linguistik (Ritzer, 2004 : 603).
    Strukturalisme merupakan suatu gerakan pemikiran filsafat yang mempunyai pokok pikiran bahwa semua masyarakat dan kebudayaan mempunyai suatu struktur yang sama dan tetap.
    Ciri khas strukturalisme ialah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual obyek melalui penyelidikan, penyingkapan sifat-sifat instrinsiknya yang tidak terikat oleh waktu dan penetapan hubungan antara fakta atau unsur-unsur sistem tersebut melalui pendidikan. Strukturalisme menyingkapkan dan melukiskan struktur inti dari suatu obyek (hirarkinya, kaitan timbal balik antara unsur-unsur pada setiap tingkat) (Bagus, 1996: 1040)
    Gagasan-gagasan strukturalisme juga mempunyai metodologi tertentu dalam memajukan studi interdisipliner tentang gejala-gejala budaya, dan dalam mendekatkan ilmu-ilmu kemanusiaan dengan ilmu-ilmu alam. Akan tetapi introduksi metode struktural dalam bermacam bidang pengetahuan menimbulkan upaya yang sia-sia untuk mengangkat strukturalisme pada status sistem filosofis. (Bagus, 1996: 1040)

    Daftar Pustaka :

    http://aradiace.blogspot.com/2012/03/teori-strukturalisme.html?zx=185b91a8422e526
    http://imam-gawe.blogspot.com/2012/01/perkembangan-teori-teori-strukturalisme.html
    http://cin7shared-artikel1.blogspot.com/p/teori-strukturalisme.html

    BalasHapus

Cari Blog Ini