Senin, 22 April 2013

Metodologi Studi Media dan Sistem Sosial_Tasha Helmi Mahindria_Tugas5

METODOLOGI STUDI MEDIA DAN SISTEM SOSIAL
TASHA HELMI MAHINDRIA (NIM 1110051000177)
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM VI/F
 
 
 
A.       Pendahuluan
Kata metodologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos dan logos. Kata methodos berasal dari dua suku kata, yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dari pengertian di atas, dapat disederhanakan bahwa metode merupakan suatu jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai sebuah tujuan. Lalu logos berarti ilmu. Dalam situs Wikipedia, metodologi diartikan sebagai ilmu-ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji[1]. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metodologi berarti ilmu tentang metode; uraian tentang metode. Kata metode sendiri memiliki arti cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agai tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan[2]. Jadi, metodologi adalah ilmu-ilmu atau cara yang digunakan untuk mendapatkan kebenaran.
Kata studi memiliki arti penelitian ilmiah; kajian; telaahan[3]. Studi juga disederhanakan menjadi "mempelajari". Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah memiliki arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima[4]. Menurut Purnawati dan Eldarni[5], media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga terjadi proses belajar. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, media memiliki arti alat (sarana) komunikasi seperti Koran, majalah, radio, televise, film, poster, dan spanduk[6]. Jadi, studi media merupakan kajian tentang media sebagai alat perantara kegiatan komunikasi.
Sistem sosial dapat diartikan sebagai suatu keseluruhan dari unsur-unsur sosial yang berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain dan saling memengaruhi dalam kesatuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem sosial adalah organisasi atau tata tingkah laku yang menyangkut hak dan kewajiban yang ditentukan oleh masyarakat bagi orang yang menduduki posisi tertentu dari masyarakat[7]. Jadi, metodologi studi media dan sistem sosial adalah ilmu-ilmu atau cara untuk mengkaji dan menelaah media sebagai sarana komunikasi dan pengaruhnya terhadap sistem sosial.
 
B.        Metode Studi
Dalam penulisan paper ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Dalam pengerjaannya, penulis mencari dan mendapatkan sumber informasi dari buku-buku yang membahas mengenai sosiologI, buku kamus, dan buku komunikasi. Buku-buku tersebut adalah Kamus Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005), Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, 2008).
 
C.       Analisis
Metodologi merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Motodologi biasanya dihubungkan dengan suatu penelitian terhadap suatu objek. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan akurat, maka kita harus menentukan metodologi yang tepat sesuai dengan kajian yang sedang kita teliti. Begitu juga saat kita ingin meneliti atau menelaah mengenai media dan sistem sosial yang ada di sekitar kita.
Media yang ada terus menerus berkembang mengikuti perubahan-perubahan yang ada di masyarakat, dan begitu pula sebaliknya. Dengan kemajuan teknologi media yang sudah tidak terbendung, maka akan memengaruhi kehidupan masyarakat, terutama masyarakat urban. Perubahan-perubahan tersebut memunculkan cara hidup baru yang membuat masyarakat kini sulit lepas dari media-media yang ada.
Perkembangan media saat kini turut dipengaruhi oleh sistem sosial yang ada di dalam lingkungan media tersebut. Kini banyak pihak swasta yang memiliki perusahaan media yang memiliki peranan-peranan penting dalam roda keseharian masyarakat. Dalam setiap sistem sosial pasti ada pihak-pihak yang memiliki kepentingan dan menggunakan media yang mereka miliki untuk menarik perhatian dan simpati masyarakat. Misalnya menjelang Pemilihan Umum 2014 mendatang, banyak pihak-pihak yang menggunakan media massa berupa televisi sebagai wadah untuk menarik simpati masyarakat. Media-media tersebut meliput seluruh kegiatan mereka, mulai dari berangkat dari kediamannya hingga acara-acara sosial yang mereka geluti. Bahkan ada juga membuat ikaln untuk lebih meyakinkan masyarakat. Banyak dari calon peserta pemilu yang memilih media televisi karena pengaruh yang ditimbulkan. Semakin sering intensitas penayangan kegiatan atau iklan mereka, maka kemungkinan untuk mendapatkan simpati masyarakat juga semakin terbuka lebar.
Ketepatan metodologi diengaruhi oleh indikator sosial berupa segmentasi massa. Ada tiga hal yang termasuk dalam segmentasi massa, yaitu intelektualitas, ekonomi, dan wilayah (nilai/adat). Dalam keseharian kita di mana pun dan kapan pun, kita harus bisa memahami ketiga hal tersebut.
Ritzer dan Goodman mengatakan bahwa pendekatan sistem cenderung menganggap atau melihat semua aspek sosiokultural dari segi proses, khususnya jaringan informasi dan komunikasi.sehubungan dengan itu, maka komunikasi massa lebih banyak menjelaskan masalah-masalah proses komunikasi, sedangkan media massa lebih banyak menjelaskan teknis teknologi dan aspek-aspek yang dihasilkan dari teknologi itu sendiri.[8]
Komunikasi massa (media) sebagai sistem sosial memiliki komponen-komponen penting, yaitu:[9]
1)      Narasumber sebagai sumber-sumber informasi bagi media massa.
2)      Public (masyarakat) yang mengkonsumsi media massa.
3)      Media massa yang meliputi organisasi, sumber daya manusia, fasilitas produksi, ditribusi, kebijakan yang ditempuh, ideologi yang diperjuangkan, dan lain sebagainya.
4)      Aturan hokum dan perundag-undangan, norma-norma dan nilai-nilai, serta kode etik yang mengatur pelaksanaan semua pemegang saham komunikasi massa.
5)      Institusi samping yang tumbuh untuk member kostribusi terhadap kegiatan komunikasi massa seperti percetakan, periklanan, badan sensor, dan sebagainya.
6)      Pihak-pihak yang mengendalikan berlangsungnya komunikasi massa, permodalan, penguasa, kekuatan politik, maupun kelompok kepentingan.
7)      Unsure-unsur penunjang lain yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan komunikasi massa, misalnya seperti perusahaan penghasil teknologi informatika, kondisi sosial, ekonomi, politik Negara, kondisi global masyarakat internasional, serta percaturan politik dunia.
 
Sistem sosial komunikasi massa yang dikonstruksi dengan berbagai komponen (Adaptation – Goal attainment – Integration – Latency (pattern maintance)) akan membentuk sistem sosial yang berkembang, solid, mengalami pergerakan-pergerakan internal di antara anggota sistem, berevolusi (bahkan berdifusi) dan akhirnya melahirkan sistem-sistem sosial yang baru yang lebih tangguh dan lebih sempurna. Bila pergerakan internal membuat kerusakan pada sistem sosial yang tak dapat diatasi, maka bias jadi sistem sosial lama dalam sistem komunikasi massa akan hancur dan mati sama sekali.[10]
 
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku :
Tim Buku Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Cetakan ketiga. Jakarta: Pusat Bahasa.
Bungin, Burhan. 2008. Sosoilogi Komunikasi: teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Edisi pertama. Cetakan ketiga. Jakarta: Kencana.
 
Situs/Website :
Anonym. (2013). Metodologi. <http://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi>, diakses pada tanggal 20 April 2013.
Defila, Februl. (2012). Media Pendidikan. <http://februl.wordpress.com/2012/09/09/media-pendidikan/#more-575>, diakses pada tangal 20 April 2013.
Junaidi, Wawan. (2012). Pengertian Media. <http://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/01/pengertian-media.html>, diakses pada tanggal 20 April 2013.


[1] Anonim, (2013), Metodologi, <http://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi>.
[2] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2005), h. 740-741.
[3] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2005), h.
[4] Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001 dikutip oleh Februl Defila, (2012), Media Pendidikan, <http://februl.wordpress.com/2012/09/09/media-pendidikan/#more-575>.
[5] Wawan Junaidi, (2012), Pengertian Media, <http://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/01/pengertian-media.html>.
[6] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2005), h. 726
[7] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2005), h. 1077
[8] Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta, Kencana, 2008), h. 83
[9] Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta, Kencana, 2008), h. 83-84
[10] Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta, Kencana, 2008), h. 85

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini