Senin, 22 April 2013

Kisah Pejuang Ekologi_Vivih Rahmawati dan Viqih Akbar_PMI6_Tugas4

Bison Muncul Kembali
Oleh: Fred DuBray, Cheynne Sioux Reservation, South Dakota

Dubray dari suku Lakota, dan ia lebih suka di panggil dengan nama itu katanya, daripada di namakan orang Indian atau orang Amerika pribumi, karena kedua istilah ini menurut Dubray "istilah orang kulit putih untuk kami. Jadi ketika di juluki orang Amerika pribumi , bagaimana ya, semua orang yang lahir di sini juga menamakan diri orang Amerika pribumi, apapun suku bangsanya. Istilah satu – satunya yang tepat bagi tiap – tiap suku kami adalah nama suku, dalam hal saya, Lakota."
Dubray lahir di penampungan dan dikirim ke sekolah berasrama. Ia kemudian kuliah di Black Hills University di South Dakota. Alasan Dubray kuliah disitu karena terletak di Black Hills, tanah suci bagi suku Indian. Ia ingin merasakan hidup dalam lingkungan itu. Ia kuliah ilmu sosial, komunikasi, ilmu politik, dan kajian Indian. Menurutnya, kajian Indian benar-benar pengalaman yang lain dari yang lain. Semua sejarah Indian ditulis oleh orang kulit putih, karena orang indian sendiri tidak menulis sejarah dirinya. Hingga akhirnya Dubray menjadi ketua organisasi nirlaba InterTribal Bison Cooperative (ITBC) yaitu sebuah himpunan yang dibentuk dengan tujuan membawa bison kembali ke tengah-tengah suku Indian yang didirikan pada tahun 1990.

Dubray tertarik untuk melestarikan bison sebab, selama ratusan tahun kehidupan, budaya, dan kehidupan rohani penduduk asli Great Plains berpusat pada bison, yang seolah – olah di ciptakan alam untuk memenuhi hampir seluruh kebutuhan mereka. "Seperti warung sandang pangan saja." Suku – suku Indian dan bison habis punah seluruhnya dari wilayah Amerika Barat, ibarat dua hama di tanah impian orang kulit putih. Sebagai siasat untuk mengalahkan dan memusnahkan suku – suku Indian, di bantailah berjuta – juta ekor bison. Dan benar saja, begitu bison punah, suku – suku Indian Great Plains kehilangan kekuatan dan keberanian, dan tanah leluhur mereka pun di rebut dari tangan mereka.
Bison di anggap penghalang, binatang besar dan ganas itu menguasai padang rumput yang di incar peternak menggembalakan ternak dan mencari makan di padang yang di inginkan pemukim untuk tempat bertani. Binatang raksasa itu harus di basmi. Dengan teratur, bison di bantai pemburu, sebanyak lima kali lipat dari jumlah yang mereka butuhkan.

Dubray menekankan bahwa bison sudah pasti punah seandainya tidak ada beberapa orang yang berpandangan jauh kedepan, orang Indian dan orang kulit putih. Mereka ini pada tahun 1880-an dan 1890-an menangkap beberapa bison liar yang masih berkeliaran. Inilah satu – satunya sebab mengapa masih ada bison yang tersisa bagi kita. Seratus tahun kemudian, membawa bison kembali ke tempat penampungan suku Indian."Bagi kami bison adalah lambang kekuatan dan kesatuan kami, dan bila kawan bison yang sehat di kembalikan kembali, maka akan sehat pula kembali rakyat kami."
Dalam kehidupan rohani orang Indian, selama ratusan tahun mereka hidup bersama – sama dengan semua makhluk seperti bison, prairie dog, burung rajawali. Bagi mereka semua makhluk lain ini penting artinya dan mereka menyadari manusia hanyalah bagian saja dari tatanan maha besar kehidupan ini. Karena itu bagi mereka semua makhluk lain adalah 'kerabat saya.' Dan inilah inti kehormatan orang Indian. Kehidupan rohani orang Indian tidak sama dengan agama – agama dunia, ataupun agama lainnya. Yang ada adalah cara hidup, cara mereka melihat alam dan hidup dengan damai dengan alam.
Kita juga harus memberikan perhatian pada semua makhluk lain, karena kita tergantung pada semua makhluk itu. Kami menamakan semua makhluk lain itu kaum kerabat, kerabatlah yang penting, karenaitu mereka harus di urus. Jika kita berkerabat dengan segala yang ada di alam ini, maka semua akan peduli dan mengurus kita, aspek kehidupan rohani orang Indian iniah yang kami letakan di jajaran paling depan, bukan aspek ekonomi, karena kami percaya sekali, jika kehidupan rohani ini di jaga terus hingga tetap menyala, maka kehdupan politik akan tertata dengan sendirinya.
Hingga detik ini, ITCB memiliki sekitar lima ribu ekor bison, yang bertebaran di tanah – tanah milik nerbagai suku Indian dari Maine hingga California. Angka ini lebih tinggi dari angka sebelumnya yaitu dua ribu ekor pada tahun 1990, ketika organisasi nirlaba itu di dirikan. Dalam jangka waktu sepuluh tahun, jumlah bison di perkirakan akan mencapai dua pulih ribu ekor.
ITCB berpegang teguh pada "kita memelihara dan menjual bison dalam alam terbuka semata – mata. Bison bila di jinakan akan berubah. Bison itu hewa yang besar dan berbahaya, jika di jinakan berarti kita menyngkirkan bison – bison yang paling ganas di antara hewan itu, agar kita selamat." Sekarang ini, selain dari bison milik ITCB, ada lebih dari 130.000 ekor bison  yang di ternakan di seribu perternakan lebih, di semua perternakan ini, bison di jinakan, dengan cara – cara seperti memecah – mecah kawananya, membuang tanduknya, dan menerapkan teknik peternakan modern seperti pembuahan buatan, member obat – obatan, dan membantai bison ketika masih muda. Keberanian bison lenyap, dan yang muncul seekor hewan yang sangat mirip sapi.
Bison mengukir alam dengan selalu bergerak dan merumput sambil berjalan, tidak lagi menjamah semak-semak yang agak tinggi. Sehingga semak-semak tersebut dijadikan habitat beragam burung, tikus, bengkarung, dan hewan-hewan kecil lainnya. Menurut Dubray, kuku hewan tersebut menggaru tanah yang dilewatinya dalam rombongan yang sangat besar, dan itu baik untuk tanah. Kemudian rombongan meneruskan perjalanan. Tanah yang ditinggalkan bersemi dan tumbuh.
Prairie dog berspesta pora karena sekarang rumput sudah pendek, sehingga prairie dog selamat dari incaran pemangsanya. Sebab, jika rumput pendek prairie dog selain merasa aman dari incaran pemangsa, juga populasinya dapat meningkat. Prairie dog mencari makan di sekitar lubang sarangnya saja, rumput di mulut sarangnya selalu dijaga agar tetap pendek, sebab kalau rumput terlalu tinggi prairie dog tidak dapat melihat pemangsa dari kejauhan, dan jumlahnya pun menurun.
Pada musim kawin, dari bulan April hingga Juni, bison jantan yang mengepalai kawanan yang terdiri atas sepuluh hingga lima puluh betina kawanan bison tersebut mendapat gen baru, yang di turunkan ke anaknya. Karena hanya bison jantan yang paling galak dan dapat memperoleh keturunan, seleksi alam yang menghasilkan hewan sangat kuat dan ganas. Bison betina melahirkan pada bulan April hingga Juni, berat anaknya antara dua puluh lima hingga empat puluh pon. Anak bison yang baru lahir sudah dapat berdiri dan menyusu dalam waktu tiga puluh menit setelah lahir. Bila musim kawin tiba, anak bison jantan yang masih berumur hanya beberapa bulan saja, memperagakan kekuatannya. Dalam lima tahun, anak bison sudah sama besar dengan bapaknya dan mampu menguak keras menantang bison jantan lebih tua untuk bertarung memperebutkan seekor bison betina. Bison muda lebih langsing dan lebih kuat sehingga mampu mendesak bison yang lebih tua. Pertarungan ini menjamin hanya si kuat yang bisa mendapatkan keturunan.
Bison dan orang indian sudah berabad-abad hidup dalam keseimbangan dengan lingkungan great plains. Seorang kakek indian mengatakan "orang indian bisa hidup dan berkembang dari bison, ketika jasadnya sudah kembali ke tanah, jasat itu menjadi makanan bagi rumput, rumput kemudian dimakan bison, begitu seterusnya." Kemudian bison dan orang indian digantikan oleh sapi dan orang eropa. Kata Dubray sapi tidak pindah-pindah, dan merumput dipadang rumput yang sama. Sehingga rumput tidak pernah sempat tumbuh rimbundan prairie dog terus berkembang biak. Ini akibat padang rumput digunakan untuk mengembala ternak sampai melampaui batas. Semakin banyak orang campur tangan, untuk mengelola dan mengendalikan seua ini, semakin kacau jadinya.
Daging bison tidak berlemak dan kandungan proteinnya lebih besar daripada daging sapi, dan sangat lezat. Bison diburu oleh orang indian dan orang kulit putih untuk dimakan. Pasar daging bison untuk hidangan khusus harganya mahal, dan bila dipesan dari perusahaan dikirim lewat pos di Boulder, Colorado, berkisar lima dollar sepon daging cincang hingga tiga puluh lima dollar daging sepon untuk daging panggang. Mantel kulit bison sampai tumit ditawar seharga dua ribu dollar. Pakaian dan kerajinan tangan dari hewan tersebut banyak diminati orang di seluruh dunia.
Bison harus diperlakukan sebagai binatang liar, bukan sebagai ternak jinak. Bison adalah kerabat orang indian dalam mengarungi hidup bukan hanya sekedar barang untuk diperjualbelikan. Bison hewan yang lebih suka diluar bison tidak akan suka dan betah apabila harus dikurung dan dimasuki kandang seperti hewan ternak jinak. Karena jika dimasukan kandang ia akan mengamuk, kesehatannya akan menurun, dan akan mencederai dirinya sendiri serta merusak barang dan bangunan disekitarnya.
Dubray bekerja dengan peralatan di atas roda yang memungkinnya pergi ke padang rumput dan membintai bison di alam terbuka. Penampungan suku Cheyenne Sioux berpenduduk 10.000 jiwa, luasnya sama dengan luas negara bagian connecticut, dan disitu hidup sekitar sembilan ratus ekor bison. Cara orang indian diperlakukan adalah lanjutan dari cara lingkungan hidup diperlakukan. Sejak orang kulit putih merebut tanah ini, mereka ingin mengubah semua tanaman dan hewan, penduduk asli menjadi spesies yang jinak. Mengganti segala yang liar dan asli disini dengan tanaman dan hewan mereka.
Menurut Dubray pokok permasalahannya adalah pandangan hidup yang mengatakan bahwa manusia lebih unguul daripada makhluk lain manapun, bahwa dia berada diatas dunia hewan, kira-kira diantara tuhan kecil. Semua ini menimbulkan kerusakan pada spesies lain, karena spesies lain dianggap tidak penting dan selalu dibasmi setiap hari sehingga menyebabkan kepunahan. Perjuangan suku indian untuk mempertahankan martabat dan kebebasan merupakan perjuangan melawan berbagai pihak yang memegang kekuasaan. Dubray menganjurkan agar kita selalu ingat pada nilai kerohanian alam adn lingkungan hidup.

Sumber:
Wallace, Abrey. 1997. Langkah-Langkah Hijau Hidup Lembut Bersama Alam. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Nama:
Vivih Rahmawati
Viqih Akbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini