Rabu, 30 April 2014

Rizka_PMI6_Revisi Proposal

Revisi Proposal Ekologi Manusia

Menggerakkan Sumber Daya Manusia di Kp. Parung Serab yang Sadar Lingkungan Dengan Perspektif Islam Berbasis Al-Qur'an

 

I.       Dasar Pemikiran

      Beberapa kerusakan lingkungan mencuat ke permukaan disebabkan kelalaian manusia, penguasaan pengetahuan tentang lingkungan yang rendah, serta bencana alam.

       Dalam pandangan Islam, manusia ialah makhluk terbaik diantara semua ciptaan Tuhan dan berani memegang tanggungjawab mengelola bumi, maka semua yang ada di bumi diserahkan untuk manusia. Oleh karena itu manusia diangkat menjadi khalifah di muka bumi. Sebagai makhluk terbaik, manusia diberikan beberapa kelebihan diantara makhluk ciptaan-Nya, yaitu kemuliaan, diberikan fasilitas di daratan dan lautan, mendapat rizki dari yang baik-baik, dan kelebihan yang sempurna atas makhluk lainnya.

      Dalam berinteraksi dan mengelola alam serta lingkungan hidup itu, manusia mengemban tiga amanat dari Allah. Pertama, al-intifa'. Allah mempersilahkan kepada umat manusia untuk mengambil manfaat dan mendayagunakan hasil alam dengan sebaik-baiknya demi kemakmuran dan kemaslahatan. Kedua, al-i'tibar. Manusia dituntut untuk senantiasa memikirkan dan menggali rahasia di balik ciptaan Allah seraya dapat mengambil pelajaran dari berbagai kejadian dan peristiwa alam. Ketiga, al-islah. Manusia diwajibkan untuk terus menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan itu.

    Oleh karena itu, kita sebagai Pemberdaya berjiwa ISLAM, harus semangat mengemban dan melaksanakan amanat di atas, yaitu menjaga, memelihara dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di alam semesta ini.

 

II. Rumusan Masalah

Melihat konsepsi diatas Al-Quran telah membuat prinsip-prinsip etika dalam menjaga dan berhubungan antara manusia dengan makhlik hidup lainnya, yang bisa membentuk dasar-dasar etika bagi konservasi lingkungan hidup.

Al-hasil, kalau kita tidak ingin alam ini kembali murka, maka kita harus merawatnya dengan baik. Bersahabatlah dengan lingkungan sekitar dengan ramah. Pemerintah jangan sampai melupakan komitmennya untuk menjaga kelestarian alam khususnya hutan. Jangan hanya membuat agenda, sementara realisasinya tidak ada. Lakukan reboisasi dan sanksi tegas para perusak alam. Masyarakat juga harus sadar terhadap bahaya perusakan hutan serta berpartisipasi untuk membangun kesadaran yang ramah lingkungan.

Sungguh, akan sangat efektif jika isu keagamaan bisa menjadi entry point bagi isu penyelamatan dan konservasi lingkungan hidup, mengingat agama merupakan salah satu ranah yang pada saat-saat tertentu mampu menjadi rem yang ampuh bagi hasrat manusia untuk melakukan suatu hal yang bersifat merusak.

Dengan mengetahui betapa banyaknya permasalahan akan kelalaian manusia terhadap lingkungan, maka dengan ini saya buat rumusan masalah diantaranya:

1.      Apa saja dampak dari kegiatan manusia yang dapat menimbulkan efek negatif maupun positif terhadap lingkungan ?

2.      Bagaimana pandangan Al-Qur'an yang berkaitan dengan lingkungan?

 

III. Tujuan Kegiatan

      Saya melakukan kegiatan pengerakan sumber daya manusia yg sadar lingkungan ini di daerah Kp. Parung Serab Masjid 1, ciledug. Proses kegiatan ini akan dilakukan dengan tahap sosialisasi dengan tokoh masyarakat disana seperti Ketua RT/RW di Kampung Parung Serab tersebut. Kemudian dari pada itu, baru proses itu berlanjut dengan musyawarah dengan warga-warga dengan kesepakatan untuk melaksanakan program pemberdaya lingkungan dengan menggerakan sumber daya manusia yang sadar akan lingkungan. Ada beberapa proses tujuan yang nanti akan saya lakukan dengan warga-warga Kampung Serab diantaranya:

1.      Sikap hormat terhadap lingkungan. Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya. Seperti halnya, setiap Pengembang Masyarakat Islam mempunyai kewajiban untuk menghargai kehidupan bersama. 

2.      Prinspi tanggung jawab. Terkait dengan prinsip hormat terhadap alam di atas adalah tanggung jawab moral terhadap alam, karena manusia diciptakan sebagai khalifah (penanggung jawab) di muka bumi dan secara ontologis manusia adalah bagian integral dari alam. 

3.      Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)

Terkait dengan kedua prinsip moral tersebut adalah prinsip solidaritas. Sama halnya dengan kedua prinsip itu, prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian integral dari alam semesta.

 4.   Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For Nature)

Sebagai Sumeber daya Manusia khusunya Pengembangan Msyarakat Islam, kita digugah untuk mencintai, menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi. Kasih sayang dan kepedulian ini juga muncul dari kenyataan bahwa sebagai sesama sumber daya manusia, semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat. Sebagaimana dimuat dalam sebuah Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Shakhihain:

Dari Anas radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak seorang pun muslim yang menanam tumbuhan atau bercocok tanam, kemudian buahnya dimakan oleh burung atau manusia atau binatang ternak, kecuali yang dimakan itu akan bernilai sedekah untuknya."

 

Tujuan Program :

1.      Agar warga Kp. Parung Serab Aktif dalam mengelola lingkungan serta melestarikannya.

2.      Agar warga tidak berbuat kerusakan oada lingkungan.

3.      Agar warga selalu membiasakan diri bersikap ramah terhadap lingkungan.

 

Adapun Manfaat untuk warga Kp. Parung Serab:

1.      Meningkatkan kinerja lingkungan pada sumber daya manusia di Kp. Parung serab.

2.      Mengurangi/menghilangkan keluhan masyarakat KP. Parung Serab terhadap dampak lingkungan.

3.      Mencegah polusi dan melindungi sumber daya alam.

4.      Mengurangi resiko.

5.      Agar Masyarakat faham budaya Kebersihan sebagian dari IMAN.

Manfaat untuk peneliti dalam melakukan program tersebut:

1.      Agar termotivasi dalam diri untuk selalu menjaga kondisi lingkungan.

2.      Pembelajaran terhadap lingkungan sehat dan bersih.

3.      Mencintai lingkungan sendiri.

4.      Dan untuk terealisasikan agar melakukan hal-hal positif pada lingkungan sekitar.

 

Rizka Arfeinia_PMI6_TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MENGGERAKKAN SUMBER DAYA MANUSIA di KP. PARUNG SERAB DALAM PERSPEKTIF ISLAM BERBASIS AL-QUR’AN.

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MENGGERAKKAN SUMBER DAYA MANUSIA di KP. PARUNG SERAB DALAM PERSPEKTIF ISLAM BERBASIS AL-QUR'AN.

TAHAP I

INSTRUMEN

NO

KEGIATAN

AKTOR

KETERANGAN

1

Diskusi Tokoh :

 

-      Ketua Rt/Rw

-   KH. Djayani (Ketua Majlis Ta'lim Al-Ittihad)

-    Ustad Anwar Sa'adi

-    Warga Kp. Parung Serab

-      Ibu-ibu PKK

 

2

Diskusi Kepala Desa/Lurah

-      Kepala Desa

 

3

Diskusi Pemuda

-     Remaja Majlis

-     Remaja warga Kp. Parung Serab

 

4

Musyawarah Bersama

-    Warga Kp. Parung Serab

 

5

Pola Aksi

-     Warga Kp. Parung Serab

-     Masyarakat Setempat

 

 

 

TAHAP II

PELAKSANAAN

1.         Diskusi dengan tokoh masyarakat

 

NO.

KEGIATAN

DILAKUKUKAN

TIDAK DILAKUKAN

KETERANGAN

1

Pendekatan dengan tokoh (Kiayi, Ustad, RT/RW) masyarakat.

2

Sosialisasi perizinan kegiatan

3

Musyawarah dalam kesepakatan warga setempat.

 

2.        Diskusi dengan Ibu-ibu PKK

NO.

KEGIATAN

DILAKUKUKAN

TIDAK DILAKUKAN

KETERANGAN

1

Diskusi menentukan tujuan dan merumuskan maslah

 

3.        Diskusi dengan Kelurahan KP. Parung Serab

NO.

KEGIATAN

DILAKUKUKAN

TIDAK DILAKUKAN

KETERANGAN

1

Perizinan kegiatan

2

Diskusi mengenai pengajuan dalam Penggerakan sumber daya manusia di Kp. Parung Serab.

 

 

4.        Pola Aksi

 

NO.

KEGIATAN

DILAKUKUKAN

TIDAK DILAKUKAN

KETERANGAN

1

Membentuk kelompok masyarakat cinta lingkungan dan hidup sehat.

2

Pembagian tugas

3

Membuat jadwal kegiatan

4

Mulai kegiatan

 

TAHAP III

EVALUASI

Tahap evaluasi akan dilakukan ketika kegiatan sudah berjalan minimal satu bulan dari pendirian.

Rizka Arfeinia_PMI 6_Revisi Proposal

Revisi Proposal Ekologi Manusia

Menggerakkan Sumber Daya Manusia di Kp. Parung Serab yang Sadar Lingkungan Dengan Perspektif Islam Berbasis Al-Qur'an

 

I.       Dasar Pemikiran

      Beberapa kerusakan lingkungan mencuat ke permukaan disebabkan kelalaian manusia, penguasaan pengetahuan tentang lingkungan yang rendah, serta bencana alam.

       Dalam pandangan Islam, manusia ialah makhluk terbaik diantara semua ciptaan Tuhan dan berani memegang tanggungjawab mengelola bumi, maka semua yang ada di bumi diserahkan untuk manusia. Oleh karena itu manusia diangkat menjadi khalifah di muka bumi. Sebagai makhluk terbaik, manusia diberikan beberapa kelebihan diantara makhluk ciptaan-Nya, yaitu kemuliaan, diberikan fasilitas di daratan dan lautan, mendapat rizki dari yang baik-baik, dan kelebihan yang sempurna atas makhluk lainnya.

      Dalam berinteraksi dan mengelola alam serta lingkungan hidup itu, manusia mengemban tiga amanat dari Allah. Pertama, al-intifa'. Allah mempersilahkan kepada umat manusia untuk mengambil manfaat dan mendayagunakan hasil alam dengan sebaik-baiknya demi kemakmuran dan kemaslahatan. Kedua, al-i'tibar. Manusia dituntut untuk senantiasa memikirkan dan menggali rahasia di balik ciptaan Allah seraya dapat mengambil pelajaran dari berbagai kejadian dan peristiwa alam. Ketiga, al-islah. Manusia diwajibkan untuk terus menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan itu.

    Oleh karena itu, kita sebagai Pemberdaya berjiwa ISLAM, harus semangat mengemban dan melaksanakan amanat di atas, yaitu menjaga, memelihara dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di alam semesta ini.

 

II. Rumusan Masalah

Melihat konsepsi diatas Al-Quran telah membuat prinsip-prinsip etika dalam menjaga dan berhubungan antara manusia dengan makhlik hidup lainnya, yang bisa membentuk dasar-dasar etika bagi konservasi lingkungan hidup.

Al-hasil, kalau kita tidak ingin alam ini kembali murka, maka kita harus merawatnya dengan baik. Bersahabatlah dengan lingkungan sekitar dengan ramah. Pemerintah jangan sampai melupakan komitmennya untuk menjaga kelestarian alam khususnya hutan. Jangan hanya membuat agenda, sementara realisasinya tidak ada. Lakukan reboisasi dan sanksi tegas para perusak alam. Masyarakat juga harus sadar terhadap bahaya perusakan hutan serta berpartisipasi untuk membangun kesadaran yang ramah lingkungan.

Sungguh, akan sangat efektif jika isu keagamaan bisa menjadi entry point bagi isu penyelamatan dan konservasi lingkungan hidup, mengingat agama merupakan salah satu ranah yang pada saat-saat tertentu mampu menjadi rem yang ampuh bagi hasrat manusia untuk melakukan suatu hal yang bersifat merusak.

Dengan mengetahui betapa banyaknya permasalahan akan kelalaian manusia terhadap lingkungan, maka dengan ini saya buat rumusan masalah diantaranya:

1.      Apa saja dampak dari kegiatan manusia yang dapat menimbulkan efek negatif maupun positif terhadap lingkungan ?

2.      Bagaimana pandangan Al-Qur'an yang berkaitan dengan lingkungan?

III. Tujuan Kegiatan

      Saya melakukan kegiatan pengerakan sumber daya manusia yg sadar lingkungan ini di daerah Kp. Parung Serab Masjid 1, ciledug. Proses kegiatan ini akan dilakukan dengan tahap sosialisasi dengan tokoh masyarakat disana seperti Ketua RT/RW di Kampung Parung Serab tersebut. Kemudian dari pada itu, baru proses itu berlanjut dengan musyawarah dengan warga-warga dengan kesepakatan untuk melaksanakan program pemberdaya lingkungan dengan menggerakan sumber daya manusia yang sadar akan lingkungan. Ada beberapa proses tujuan yang nanti akan saya lakukan dengan warga-warga Kampung Serab diantaranya:

Selasa, 29 April 2014

Della aziza_tugas5_kesadaran beretika dalam diri remaja

Penelitian Sosiologi
Tema : kesadaran Beretika dalam diri Remaja
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman-pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah terbayangkan dan di alami.
Berbicara tentang remaja selalu dapat tanggapan yang beraneka ragam. Dalam bergaul, kita juga harusmemperhatikan tentang bagaimana etika-etikanya pergaulan yang benar. Kesadaran beretika seharusnya sudah dibangun sejak masih kecil.etika adalah aturan pergaulan hidup di masyarakat, jadi etika pergaulan remaja sendiri adala sopan santun atau tata krama dalam bergaul yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar baik  norma agama, norma kesopanan, norma adat, hukum dan lainnya.  Pada dasarnya manusia di tuntut untuk saling mengenal dan saling membantu. Namun dalam bergaul ada nilai-nilai yang harus di pedomani.

FittaFauziah_TugasV_TugasKegiatanPenelitian

A. Latar yang membelakangi tingkat ekonomi mempengaruhi budaya masyarakat

Sosok pengemis dengan berbagai macam atributnya telah melahirkan
sebuah persepsi kurang menyenangkan baik dari sisi sosial maupun
ekonomi. Fenomena munculnya pengemis diindikasikan karena himpitan
ekonomi yang disebabkan sempitnya lapangan kerja, sumber daya alam
yang kurang menguntungkan dan lemahnya sumber daya manusia (SDM).
Praktek mengemis merupakan masalah sosial, di mana mereka dianggap
telah menyimpang dari nilai dan norma-norma yang berlaku. Mereka
adalah orang sehat dengan kondisi tubuh yang tidak kurang apapun (Bina
Desa, 1987 : 3). Antropolog Parsudi Suparlan (1986; 30) berpendapat
bahwa gelandangan dan pengemis sebagai suatu gejala sosial yang
terwujud di perkotaan dan telah menjadi suatu masalah sosial karena
beberapa alasan. Pertama, di satu pihak menyangkut kepentingan orang
banyak (warga kota) yang merasa wilayah tempat hidup dan kegiatan
mereka sehari-hari telah dikotori oleh pihak gelandangan, dan dianggap
dapat menimbulkan ketidaknyamanan harta benda. Kedua, menyangkut
kepentingan pemerintah kota, di mana pengemis dianggap dapat mengotori
jalan-jalan protokol, mempersukar pengendalian keamanan dan mengganggu
ketertiban sosial. Tidak ditemukan data secara pasti yang mencatat
sejak kapan munculnya tradisi mengemis. Akan tetapi, beberapa informan
mengatakan bahwa tradisi mengemis itu telah ada sejak zaman penjajahan
Belanda, antara tahun 1930-1940an. Bertahannya budaya mengemis
tersugesti oleh 'filsafat hidup' yang dipegang oleh leluhur bahwa
kalau ingin kaya harus miskin dulu, di mana miskin dimaknai dengan
susahnya untuk mempertahankan hidup, sehingga pemikiran itu mendorong
orang untuk giat bekerja dan berperilaku hemat dengan apa yang mereka
dapat.

Munculnya asumsi bahwa lahirnya budaya mengemis disebabkan oleh faktor
ekonomi merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Oleh sebab itu,
dalam menangani masalah pengemis diperlukan adanya kesadaran,
pemahaman yang komprehensif, baik dalam tataran konseptual, penyusunan
kebijakan sampai kepada implementasi kebijakan.

B. Rumusan Masalah

Dari realitas di atas, muncul pertanyaan mengapa masyarakat yang tidak
kekurangan secara ekonomi mau menekuni profesi menjadi pengemis,
bahkan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan
bagaimana pandangan mereka tentang profesi ini, serta nilai-nilai apa
yang disosialisasikan sehingga mendorong mereka berprofesi sebagai
pengemis.

Penelitian ini difokuskan untuk melihat secara etnografis berbagai hal
menyangkut keberadaan komunitas pengemis, khususnya menyangkut
persepsi mereka tentang profesi mengemis, bagaimana proses sosialisasi
nilai itu terjadi baik pada lingkup keluarga maupun di dalam lingkup
masyarakat (komunitas) yang lebih luas. Masalah lain yang dikaji
adalah model-model (modus operandi) dalam praktek mengemis, serta
jaringan antara pengemis yang ada di desa tersebut.

1. Munculnya Budaya Mengemis

Tidak ditemukan data secara pasti yang mencatat sejak kapan munculnya
tradisi mengemis. Akan tetapi, beberapa informan mengatakan bahwa
tradisi mengemis itu telah ada sejak zaman penjajahan Belanda, antara
tahun 1930-1940an.

2. Bertahannya budaya mengemis tersugesti oleh 'filsafat hidup'
yang dipegang oleh leluhur bahwa kalau ingin kaya harus miskin dulu,
di mana miskin dimaknai dengan susahnya untuk mempertahankan hidup,
sehingga pemikiran itu mendorong orang untuk giat bekerja dan
berperilaku hemat dengan apa yang mereka dapat.

C. Teori Pendukung

Menurut Durkheim, sosialisme mencerminkan gerakan yang diarahkan pada
pembaruan moral masyarakat melalui moralitas ilmiah dan ia tidak
tertarik pada metode politik jangka pendek atau pada aspek ekonomi
dari sosialisme. Ia tak melihat proletariat sebagai penyelamat
masyarakat dan ia sangat menentang agitasi atau tindak kekerasan.
Menurut Durkheim, sosialisme sangat berbeda dari apa yang biasanya
kita pikirkan sebagai sosialisme. Bagi Durkheim, sosialisme
mencerminkan sebuah system dimana didalamnya perinsip moral ditemukan
melalui studi sosiologi ilmiah ditempat perinsip moral itu diterapkan.
Menurut Emil Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam
masyarakat dan proses-proses social.

D. Konsep Penelitian

Agar penelitian ini terarah sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang
diterapkan, maka perlu terlebih dahulu disusun konsep pemikiran dalam
melaksanakan penelitian ini. Penelitian ini menganalisis tentang
banyaknya jumlah gelandang dan pengemis di Pusat Perbelanjaan seperti
Mall dan Pasar, Latar Belakang Pengemis, Alasan Pengemis, dimana
sasaran akhir dari program adalah meningkatkan partisipasi dari orang
lain yang mau mengeluarkan ide / pemikiran / solusi sampai
penghimpunan dana untuk membantu hidup mereka, minimal pembekalan
keterampilan mereka agar dapat berwiraswasta untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Metode Pelaksanaan Penelitian

Metode pelaksanaan dilakukan dengan kualitatif karena akan menggali
seberapa dalam masalah sosial yang diteliti salah satunya dengan
mewawancarai, dengan wawancara sample langsung kita akan mengetahui
masalah yang terjadi. Kualitas hasil wawancara ditentukan dari
kualitas pertanyaan yang diajukan.

Pertanyaan :

Ulfa : Assalamu'alaikum, maaf mengganggu bu boleh saya mewawancarai
ibu sebentar..?

Ibu Aminah : Wa'alaikum salam, oh ia boleh de.

Ulfa : Nama ibu siapa terus usia ibu berapa?

Ibu Aminah : Saya Aminah usia saya 65 tahun.

Ulfa : Ibu berasal dari daerah mana?

Ibu Aminah : saya dari Bogor, de.

Ulfa : sudah berapa tahun ibu tinggal dan mengemis di Jakarta terus
tinggal dimana ibu? Maaf ya bu

Ibu Aminah : ±2 tahun, disini saya tidak punya tempat tinggal, saya
tidur dimana aja sama anak-anak jalanan.

Ulfa : sebab ibu rela menjadi pengemis apa bu?

Ibu Aminah : sebenarnya saya tidak mau menjadi pengemis, tapi harus
bagaimana lagi, dulu daya pemulung, dibantu oleh suami dan anak saya,
kemudian suami saya meninggal, disitu saya putus asa, ekonomi saya
semakin menipis dan saya harus ngasih makan pada anak kedua saya.
Kemudian ada ibu-ibu dikampung saya mengajak saya ikut dengannya, saya
bertanya "mau dibawa kemana bu? Terus pekerjaannya apa?" tanya saya,
ibu - ibu itu menjawab,"pokoknya ibu ikut saya, nanti juga tahu"
setelah saya ikut dengannya ternyata saya diajak mengemis di
purwakarta dan anak saya di titipkan di panti asuhan.

Ulfa : oh gitu, terus apakah ibu tidak takut tidur dimana aja?

Ibu Aminah : tidak de, karna sudah biasa, terus anak-anak jalanannya juga baik.

Ulfa : penghasilan ibu sehari rata-rata berapa:

Ibu Aminah : Ah saya tidak banyak de, tidak seperti orang-orang di
Jakarta sehari paling banyak 30.000, seringnya mendapat 20.000 atau
15.000.

Ulfa : Dari dan sampai jam berapa ibu keliling?

Ibu Aminah : dari jam 6 sampai 3 sore atau sampai dzuhur.

Ulfa : Bu, Apakah ada pengemis lain yang mengemis uangnya hanya untuk
berfoya-foya?

Ibu Aminah : Oh banyak de, mereka mengemis hanya untuk mabuk-mabukan,
senang-senang, melupakan ibadah. ibu sangat menyayangkannya, ingat ya
de kita jangan sampai ketinggalan shalat yang 5 waktu.

Ulfa : Pasti bu, Insyaallah tidak akan sampai begitu. Harapan ibu
kepada Pemerintah apa?

Ibu Aminah : Harapan saya, saya ingin pemerintah memberikan pekerjaan
kepada pengemis-pengemis seperti saya, seperti rencana pemerintah di
Jakarta, yang akan memperkerjakan anak jalanan, pengemis, dll sebagai
pembersih jalan dan menggajihnya setiap bulan, itu sangat mulia
dibandingkan pekerjaan ini, tapi saya sangat menyayangkan kepada
pengemis Jakarta yang tidak mau diatur oleh Pemerintah.

Ulfa : emmm gitu,, Ibu mungkin segini saja, maaf ya bu sudah
mengganggu waktu ibu, makasi atas perhatiannya.

Ibu Aminah : oh ia de sama-sama

Pengemis Anak Jalanan
Tujuan:Untuk mengetahui potret anak jalanan dan faktor penyebab keberadaannya

Topik: Faktor penyebab banyaknya anak jalanan

Tujuan:Untuk mengetahui kondisi dan faktor penyebab banyaknyaanak jalanan

Nama Responden : Ajis

Waktu Pelaksanaan: 19 April 2014, pukul 17.30 WIB

Tempat: Cinere Mall

1.Apakah Anda masih sekolah?

Ya, saya masih sekolah kelas V SD

2.Jika Anda masih sekolah, lantas apa yang Anda lakukan di jalanan?

Saya berada di jalanan untuk membantu ibu mencari uang dengan caramengemis

3.Dalam semingggu, berapa kali Anda melakukan pekerjaan ini?

Hampir setiap hari saya ke tempat ini untuk bekerja, mulai siang sampai malam

4.Kapan dan di mana Anda biasa melakukan pekerjaan ini?

Saya berada di tempat ini setelah saya pulang sekolah sampai nanti
malam. Saya biasanya mencari uang di depan Cinere Mall sini



5.Sejak kapan Anda melakukan pekerjaan ini?

Saya melakukan pekerjaan ini sejak saya duduk di kelas IV SD



6.Apakah Anda masih mempunyai keluarga?

Saya masih mempunyai keluarga, tapi ayah saya sudah tidak ada. Jadi
saat inisaya tinggal bersama ibu dan adik saya



7.Bagaimana kondisi ekonomi keluarga Anda?

Kondisi ekonomi keluarga saya masih kekurangan, makanya saya bekerja sepertiini



8.Apakah penghasilan dari pekerjaan ini cukup untuk kebutuhan sehari-hari?

Kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan makan masih cukup, tapi jika
untuk kebutuhan yang lain masih kurang



9.Bersama siapa Anda biasa melakukan pekerjaan di jalanan ini?

Saya melakukan pekerjaan ini bersama ibu dan adik saya



10.Apa yang membuat Anda bersedia melakukan pekerjaan ini?

Saya mau melakukan pekerjaan ini karena kemauan saya sendiri untuk
membantu perekonomian keluarga dan meringankan beban ibu



11.Apa pendapat Anda tentang sekolah?

Saya merasa sekolah itu tidak enak, lebih enak bermain dengan
temansambil mencari uang



12.Menurut Anda apakah pekerjaan ini tidak mengganggu kegiatan belajar Anda?

Saya tidak merasa terganggu dengan pekerjaan saya sebagai pengemis disini



13.Apakah Anda tidak takut menghadapi dunia di jalanan yang keras?

Tidak, soalnya saya sudah biasa tinggal di jalanan seperti ini.
Lagipula disini temannya juga banyak



14.Permasalahan apa yang sering Anda hadapi saat Anda berada di jalanan?

Ya, saya pernah tertangkap razia Paling permasalahan yang sering
timbul adalah pada saat ada razia petugaskeamanan

15.Pernahkah Anda tertangkap razia petugas keamanan?

Ya, saya pernah tertangkap razia



16.Apa yang Anda lakukan pada saat ada razia oleh petugas keamanan?

Begitu saya tahu akan ada razia, saya langsung lari dan bersembunyi
ditempat yang aman



17.Apa yang dilakukan petugas keamanan kepada Anda jika Anda tertangkaprazia?

Saya pernah dipukul, diinjak dan dicubit oleh petugas keamanan

18.Adakah kebahagiaan yang pernah Anda dapatkan sebagai anak jalanan?

Tidak ada, lebih enak tinggal di rumah bisa main dengan teman-teman
dantidak perlu dikejar-kejar sama petugas keamanan



19.Apa harapan dan cita-cita Anda sebenarnya?

Tidak tahu, yang jelas saya ingin bermain di rumah dengan teman-teman



20.Apa suka duka Anda saat menjadi anak jalanan?

Sukanya pada saat dapat uang banyak, kalau dukanya pada saat ditangkap
petugas keamanan.

Syifa Thoyyibah_Mata Kuliah Ekologi Manusia_Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Gerakan 3R

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN GERAKAN 3R (REUSE, REDUCE, RECYCLE)  PEDULI SAMPAH "Care The Rubbish"

Tahap I

Instrumen :

NO

KEGIATAN

AKTOR

KETERANGAN

1

Diskusi Tokoh :

 

-          Kiyai

-          Guru Ngaji

-          Ibu-ibu PKK

 

2

Diskusi Kepala Desa/Lurah

-          Kepala Desa

 

3

Diskusi Pemuda

-          Remaja karang taruna

-          Remaja Masjid

 

4

Diskusi Motivator

-          Motivator Bank Sampah

 

5

Pola Aksi

-          Ibu Rumah Tangga

-          Masyarakat Setempat

 

 

Tahap II

Pelaksanaan :

Ø  Diskusi Tokoh

Kegiatan peduli sampah ini, perlu ada nya diskusi terlebih dahulu, dan diskusi pertama yang dilakukan yaitu dengan tokoh masyarakat setempat, atau tokoh yang berpengaruh di daerah tersebut. Karena target sasaran pada kegiatan ini adalah Ibu Rumah Tangga, tokoh yang dipilih juga yang dapat mempengaruhi ibu-ibu dalam melakukan kegiatan peduli sampah. Seperti, kiyai, guru ngaji, dan ibu-ibu PKK .

Diskusi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana para tokoh dapat mempengaruhi Ibu Rumah Tangga agar bisa lebih peduli terhadap sampah.

NO

KEGIATAN

DILAKUKAN

TIDAK DILAKUKAN

KETERANGAN

1

Pendekatan dengan tokoh masyarakat

 

 

 

2

Diskusi bersama tokoh masyarakat

 

 

 

3

Perencanaan kegiatan diskusi ke kepala desa

 

 

 

4

Perencanaan sosialisasi kegiatan gerakan 3R

 

 

 

 

Ø  Diskusi Kepala Desa/Lurah

Setelah diskusi dengan tokoh masyarakat setempat, kegiatan peduli sampah ini, perlu mendapatkan dukungan dari kepala desa setempat. Sehingga dapat mengetahui jumlah kepala keluarga (KK) yang berada di desa tersebut.

NO

KEGIATAN

DILAKUKAN

TIDAK DILAKUKAN

KETERANGAN

1

Diskusi bersama kepala desa untuk mengetahui jumlah KK

 

 

 

 

Ø  Diskusi Pemuda

Diskusi dengan pemuda/remaja di daerah tersebut juga diperlukan, dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada ibu rumah tangga untuk membuat sesuatu kreativitas dari sampah. Dan dapat membuat kompos sendiri untuk digunakan sendiri. Karena sudah saatnya kita memandang sampah punya nilai guna dan manfaat sehingga tidak layak dibuang percuma.

NO

KEGIATAN

DILAKUKAN

TIDAK DILAKUKAN

KETERANGAN

1

Pendekatan dengan pemuda/remaja setempat

 

 

 

2

Diskusi bersama remaja karang taruna dan remaja masjid

 

 

 

3

Perencanaan kegiatan diskusi bersama motivator

 

 

 

 

Ø  Diskusi Motivator :

Diskusi bersama motivator dari bank sampah juga diperlukan, dengan tujuan, agar ibu rumah tangga dapat mempunyai motivasi dan pengetahuan juga tentang program bank sampah. Sehingga dapat membuka bank sampah sendiri.

NO

KEGIATAN

DILAKUKAN

TIDAK DILAKUKAN

KETERANGAN

1

Diskusi bersama motivator bank sampah dan seluruh ibu rumah tangga di desa tersebut

 

 

 

2

Perencanaan sosialisasi kegiatan gerakan 3R

 

 

 

 

Ø  Pola Aksi :

            Setelah melakukan kegiatan diskusi bersama tokoh, kepala desa, pemuda, dan motivator dari bank sampah, aksi nyata yang diharapkan dari Ibu Rumah Tangga dan masyarakat setempat yaitu dapat melakukan gerakan 3R  (Reuse, Reduce, Recycle) dalam kesehariaannya. Yaitu dapat mengurangi segala sesuatu yang dapat mengakibatkan sampah, menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya, dan dapat mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. dan dapat membuka bank sampah sendiri untuk di desa setempat.

Tahap III

Evaluasi :

·         Evaluasi dari kegiatan diskusi bersama tokoh masyarakat, yaitu kurangnya pengetahuan tokoh terhadap lingkungan, sehingga tokoh masyarakat setempat juga perlu diberi pengetahuan tentang gerakan 3R peduli sampah.

·         Evaluasi dari kegiatan diskusi bersama kepala desa, yaitu kurangnya data jumlah ibu rumah tangga yang bekerja di luar kota.

·         Evaluasi dari kegiatan diskusi bersama pemuda/remaja karang taruna dan remaja masjid, yaitu kurangnya partisipasi remaja karang taruna terhadap lingkungan, sehingga perlu adanya  sosialisasi dan edukasi tentang lingkungan ke para pemuda.

·         Evaluasi dari kegiatan diskusi bersama motivator bank sampah, yaitu kurangnya media KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) untuk Ibu Rumah Tangga dan Masyarakat setempat. Sehingga perlu ditambah lagi media KIE tersebut untuk mempermudah melakukan gerakan 3R peduli sampah dan lingkungan.

 

Cari Blog Ini