Senin, 09 September 2013

suci robiatus s kpi 1c_tugas1_definisi sosiologi

Definisi sosiologi menurut para ahli
A.      Auguste Comte
Mengatakan bahwa ilmu sosiologi harus
didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen dan metode historis secara
sistematis. Objek yang dikajipun harus berupa fakta ( bukan harapan/prediksi).
Jadi, harus pula bermanfaat serta mengarah kepada kepastian dan kecermatan
B.      Emile Durkheim
Menurut Durkheim, sosiologi meneliti
lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosisal
C.      Max Weber
Menurut Max Weber, sosiologi sebagai ilmu
berusaha memberikan pengertian adalah tentang aksi-aksi social. Ia memberikan
pengertian mengenai perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab
terjadinya interaksi social.
D.      Karl Max
Menurut Karl Max, sosiologi suatu masyarakat
dimana mula-mula orang akan mendekati citra ideal Max tentang produktivitas
manusia bersifat damiyah, yang memungkinkan manusia mewujudkan dorongan kreatif
mendasar yang manusia miliki
E.       J.A.A Van Doorn dan C.J
Lammers
Berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses  kemasyarakatan yang bersifat stabil
F.       Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi
menyatakan bahwa sosiologi/ilmu masyarakat
ialah ilmu yang mempelajari struktur-struktur sosial termasuk
perubahan-perubahan sosial
G.     William F. Ogburn dan Mayer
F. Nimkoff
berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian
secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial
H.     Roucek dan Warren
mengemukakan bahwa sosiologi adlah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok
perbandingan sosiologi menurut :
Max Weber : memberikan pengertian tentang
perilaku manusia serta sebab terjadinya interaksi sosial
Karl Max : memberikan pengertian bahwa  produktivitas manusia
mendorong kreatif mendasar yang manusia miliki

Novia Triesna Clara Kpi/b_Tugas1_Definisi Sosiologi

A.  Auguste Comte  (1798-1857)
Auguste Comte saat itu mengembangkan sosiologi konvensional dalam The Cours de Philosophic Positive (6 vol, 1830-42) yang ditegaskan dalam pendirian ilmu-ilmu umum dalam kehidupan manusia. Comte mengatakan bahwa ilmu sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen dan metode historis secara sistematis. Objek yang dikaji pun harus berupa fakta (bukan harapan/ prediksi) jadi harus objektif dan haus pula bermanfaat serta mengarahkan kepada kepastian dan kecermatan. Comte menjelaskan kondisi sosial organik dalam perkembangan kehidupan manusia dan relasinya yang lainnya.
 
 
B.   Karl Marx (1818-1883)
Ia mengembangkan konsep sejarah perjuangan kelas, yaitu lahinya kelompok Borjuis (kelompok yang menguasai alat-alat produksi) dan kelas Proretar (kelompok rakyat jelata yang tidak memiliki alat-alat produksi)
Yang dimaksud dalam kelas Borjuis dan Proretar adalah Kelas Borjuis yang mendapatkan penghasilan memiliki aset atas alat-alat produksi , terutama pabrik yang memberikan peluang bagi mereka untuk mengeksploitasi buruh. Sedangkan Kelas Proretar adalah mereka yang tidak memiliki apa-apa kecuali tenaga dan hidup mereka bergantung pada Kaum Borjuis.
menurut Marx, kelompok Proretar akan memberontak melawan kelompok Borjuis, kemudian melahirkan suatu masyarakat tanpa kelas. Meskipun ramalan Marx, tidak pernah terwujud. Namun pemikiran Max mengenai stratifikasi sosial dan konflik tetap berpengaruh terhadap pemikiran sejumlah besar ahli sosiologi, sebagai mana para tokoh sosiologi lainya. Pemikiran Marx pun dilatarbelakani dan diilhami oleh perubahan sosial besar yang melanda Eropa Barat sebagai dampak perkembangan pembagian kerja, khususnya yang terkait dalam kapitalisme.
 
C.   Emile Durkheime (1858-1917)
Durkheim dan rekan-rekannya memperkenalkan pembagian sosiologi berdasarkan pokok bahasannya. Sosiologi mereka diklasifikasikan menjadi 7 bagian yakni :
1. Sosiologi Umum, yang mencangkup kepribadian individu dan kelompok manusia.
2. Sosiologi agama, yang mencangkup peran agama dalam suatu masyarakat.
3. Sosiologi Hukum dan Moral, yang mencangkup Organisasi Politik, sosial dan pekawinan dan keluarga.
4. Sosiologi tentang Kejahatan
5. Sosiologi Ekonomi, yang mencangkup ukuran-ukuran penelitian dalam kelompok kerja
6. Sosiologi Masyarakat, yang mencangkup masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
7. Sosiologi Estetika.
Durkheim juga menekankan akan pentingnya penelitian perbandingan, karena menurutnya sosiologi adalah ilmu mengenal masyarakat.
 
D.  Max Weber
Max Weber adalah seorang Sosiologis yang berasal dari Jerman, menurut pendapatnya Sosiologi adalah ilmu yang memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial. Max Weber terkenal dengan teori ideal typus yakni suatu konstruksi dalam fikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat.
 
 
 
 
 
 
 
Referensi Buku

1.      Pengantar Sosiologi (Dr.Basrowi, M.S.) hal.3-7
2.      Sosiologi Klasik (Prof.Dr. Wardi Bachtiar, M.S) hal.26
3.      Sosiologi Suatu Pengantar (Soejono Soekanto) hal.445-446
4.      Mengerti Sosiologi, Pengantar Memahami Konsep-konsep Sosiologi (M.Amin Nurdin, M.A dan Ahmad Abrori, M.Si) hal.7-9

Meifans Abdillah Saputra KPI C_Tugas1_Definisi Sosiologi

DEFINISI SOSIOLOGI MENURUT PARA AHLI
A.       Max Weber
            Pada awalnya Max mengemukakan teori kapitalisme, sedangkan karya Weber pada dasarnya adalah teori tentang proses rasionalisasi.  Weber lebih tertarik pada masalah umum seperti mengapa institusi sosial di dunia barat, berkembang semakin rasional sedangkan rintangan kuat tampaknya mencegah perkembangan serupa di belahan bumi lain. Meski konsep rasionalitas digunakan dengan berbagai cara yang berlainan dalam karya Weber, yang menjadi sasaran perhatian disini adalah salah satu dari empat jenis proses yang diidentifikasi oleh Kalberg (1980,1990,1994; lihat juga Brubaker, 1981) yakni rasionalitas formal.  Rasionalitas formal meliputi proses berfikir aktor dalam membuat pilihan mengenai alat dan tujuan. Dalam hal ini pilihan dibuat dengan merujuk pada kebiasaan, peraturan, dan hukum yang diterapkan secara universal.  Ketiganya berasal dari berbagai struktur berskala besar, terutama struktur birokrasi dam ekonomi. Weber mengembangkan teorinya dalam konteks studi perbandingan sejarah masyarakat Barat, Cina, India, dan beberapa masyarakat lain. Dalam studi ini mencoba melukisan faktor yang membanntu mendorong atau kembali merintangi perkembangan rasionalisasi.
 
B.          Auguste Comte
Comte mengembangkan fisika sosial atau yang pada 1839 disebutnya sosiologi. Ia mengembangkan pendapat ilmiahnya, yakni "positivisme" atau filsafat positif untuk memberantas sesuatu yang ia anggap sebagai filsafat negative dan destruktif dari abad pencerahan.  Penggunaan istilah fisika sosial jelas menunjukkan bahwa Comte berupaya agar sosiologi meniru model "hard sciences".  Ilmu baru ini adalah ilmu yang mempelajari social statics (statika sosial atau struktur sosial) dan social dynamics (dinamika sosial atau perubahan sosial).  Meski keduanya dimaksudkan untuk menemukan hukum-hukum kehidupan sosial, Comte merasa bahwa dinamika sosial lebih penting daripada statika sosial.  Tekanan pada perubahan sosial ini mencerminkan perhatiaannya yang sangat besar terhadap reformasi sosial terutama pada penyakit-penyakit sosial yang diciptakan oleh Revolusi Perancis dan pencerahan kala itu.   Comte tidak menginginkan perubahan revolusioner karena ia merasa revolusi masyarakat secara alamiah akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik. Reformasi hanya diperlukan untuk membantu proses.  Meskipun Comte mempunyai basis akademik yang kurang kuat untuk membangun teori sosiologi alirannya sendiri, tetapi ia telah meletakkan fondasi bagi pengembangan aliran teori sosiologi.
C.       Karl Marx
           Karl Marx sebenarnya sedikit sekali memimpikan keadaan masyarakat seperti yang diimpikan pemikir sosialis utopian. Dalam hal ini sebenarnya Marx lebih memikirkan upaya mematikan kapitalisme dan menggantinya dengan sosialisme.  Untuk menciptakan sistem sosialisme, orang harus bertindak pada waktu dan dengan cara yang tepat.  Sosialisme menurut pengertian paling mendasar adalah suatu masyarakat di mana mula-mula orang akan mendekati citra ideal Marx tentang produktivitas. Dimana produktivitas manusia bersifat alamiah, yang memungkinkan manusia mewujudkan dorongan kreatif mendasar yang manusia miliki. Dorongan itu diwujudkan bersama-sama dengan orang lain. Dengan kata lain manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial.
D.        Emile Durkheim
Pada fakta sosialnya, Durkheim mengembangkan konsep masalah pokok sosiologi dan diujinya melalui studi empiris. Durkheim dipandang sebagai pewaris tradisi pencerahan karena penekanannya pada sains dan reformasi sosial.  Dalam The Rule of Socioloogical Method (1895/1982) Durhkeim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang ia sebut sebagai fakta-fakta sosialIa membayangkan fakta sosial sebagai kekuatan (force) dan struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu.  Ia membedakan fakta sosial antara dua tipe fakta sosial: material dan nonmaterial.  Meski ia membahas keduanya dalam karyanya, perhatian utamanya lebih tertuju pada fakta sosial nonmaterial (misalnya kultur, institusi sosial) daripada fakta material (birokrasi, hukum).  Perhatiannya terhadap fakta sosial nonmaterial ini telah jelas dalam karyanya paling awal, The Division of Labor in Society (1893/1964).  Dalam buku ini perhatiannya tertuju pada upaya membuat analisis komparatif mengenai apa yang membuat masyarakat dikatakan primitive atau modern. 
PERBANDINGAN ARTI SOSIOLOGI DARI BEBERAPA AHLI
A . Max Weber dengan Augustu Comte
Dasar pemikiran Weber dalam mengemukakan ilmu sosiologi yaitu dengan Rasionalitas formal meliputi proses berfikir aktor dalam membuat pilihan mengenai alat dan tujuan. Dalam hal ini pilihan dibuat sesuai dengan kebiasaan, peraturan dan hukum yang diberlakukan secara universal. Sedangkan Comte punya cara sendiri dalam mengembangkan ilmu sosiologinya yaitu dengan fisika sosialnya. Dalam hal ini, Comte berupaya agar sosiologi meniru model "hard sciences". ".  Ilmu baru ini adalah ilmu yang mempelajari social statics (statika sosial atau struktur sosial) dan social dynamics (dinamika sosial atau perubahan sosial).
 
B. Karl Max dengan Emile Durkheim
Dalam mengembangkan ilmu sosiologi, langkah awal yang dilakukan Marx yaitu dengan berusaha mematikan pemikiran kapitalisme dan menggantinya dengan sosialisme. Menurutnya, jika ingin menciptakan suatu keadaan sosialisme, orang harus bertindak pada waktu dan cara yang tepat. Sedangkan langkah awal Durkehim dalam mengembangkan ilmu sosiologinya yaitu dengan cara mengembangkan konsep-konsep sosiologi lalu megujinya melalu studi empiris. Disini Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang ia sebut sebagai fakta-fakta sosial. Ia membayangkan fakta sosial sebagai kekuatan dan struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu.

FAISAL ABDUL AZIS KPI 1C_TUGAS 1 1) ...

FAISAL ABDUL AZIS KPI 1C_TUGAS 1
1)     KARL MARX
            Marx sebenarnya sedikit sekali memimpikan keadaan masyarakat seperti yang diimpikan pemikir sosialis utopian (Lovell,1992). Marx lebih memikirkan upaya mematikan kapitalisme menggantinya dengan sosialisme.  Untuk menciptakan sistem sosialisme, orang harus bertindak pada waktu dan dengan cara yang tepat.  Sosialisme menurut pengertian paling mendasar adalah suatu masyarakat di mana mula-mula orang akan mendekati citra ideal Marx tentang ...

Lihat atau komentari pos ical azis »
Google+ menjadikan berbagi di web semakin menyerupai berbagi di kehidupan nyata. Pelajari lebih lanjut.
Gabung dengan Google+
Anda menerima pesan ini karena ical azis membagikannya dengan kuliahtantan.kkn2013@blogger.com. Berhenti berlangganan email ini.
Anda tidak dapat membalas email ini. Lihat pos untuk menambahkan komentar.
Google Inc., 1600 Amphitheatre Pkwy, Mountain View, CA 94043 USA

Mochamad Sefti Fajri_KPI 1/C_Tugas1_Definisi Sosiologi

Nama  : Mochamad Sefti Fajri

NIM    : 1113051000130

DEFINISI SOSIOLOGI

1.      August Comte ( 1798-1857)

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari social statics (statika sosial atau struktur sosial yang ada) dan social dynamic (dinamika sosial atau perubahan sosial) serta harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematis. Objek yang dikaji pun harus berupa fakta (bukan harapan atau prediksi).

 

2.      Emile Durkheim (1858-1917)

Sosiologi adalah  ilmu yang mempelajari fakta-fakta social serta meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosial.

 

3.      Max Weber (1864-1920)

Sosiologi adalah ilmu yang memberikan tentang aksi-aksi sosial. Ia memberikan pengertian mengenai prilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial.

 

4.      Karl Marx (1818-1883)

Sosiologi adalah sebuah teori tentang masyarakat kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat mendasar manusia. Manusia pada dasarnya produktif,artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja di dalam dan dengan alam.

 

5.      Georg Simmel (1858-1918)

Sosiologi adalah ilmu yang memahami interaksi antara individu.

 

6.      Herbert Spencer (1820-1903)

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari objek pokok yaitu keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri. Termasuk pula asosiasi masyarakat setempat, pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan.

 

Perbandingan definisi sosiologi para ahli

            Dari berbagai ahli yang telah di tulis diatas masing-masing mempunyai pendapat dan pemikiran sendiri, serta ada sedikit perbedaan dari masing-masing ahli. August comte mengatakan, bahwa sosiologi harus didasari oleh penelitian, dan harus secara sistematis serta objeknya harus bersifat fakta. Tetapi konsep itu bertolak belakang dengan karl marx, yang meramalkan tentang lahirnya kelompok borjuis dan kelas proletar  yang akan berselisih. Tetapi dapat dilihat bahwa itu masih bersifat opini/hayalan. Konsep perjuangan kelas oleh karl marx tentu sangat bertolak belakang tentang pendapat August Comte  yang mengatakan bahwa objeknya harus bersifat fakta.

            Begitu pula dengan Max Weber dan Georg Simmel ada perbedaan mendasar tentang interaksi sosial.  Max weber mengatakan bahwa sosiologi membahas prilaku manusia dan menelaah  sebab terjadinya interaksi sosial, sedangkan Georg Simmel mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang memahami interaksi sosial. Jika kita lihat pembahasan Max lebih dalam, menjelaskan interaksi sosial sampai kepada sebab dan akibat dari ineteraksi sosial yang  terjadi. Tetapi Georg S. hanya mempelajari  pada interaksi sosialnya saja tidak secara spesifik seperti Max.

            Pada Emile Durkheim dia mempelajari sosiologi  berdasarkan, fakta sosial dan meneliti lembaga di dalam  masyarakat serta proses sosial didalamnya. Membuat sosilogi sebagai  ilmu yang mempelajari segala aspek baik itu antar masyarakat maupun di lembaga dalam masyarakat. Tetapi lain hal dengan Herbert Spencer dia mengtakan bahwa sosilogi bukan hanya fakta sosial ataupun lembaga didalam masyarakat tetapi lebih banyak dari itu dan dia membuat objek penelitian ilmu sosiologi sangat luas dan dalam serta lebih dari yang di katakan oleh Emile Durkheim.

            Setelah berbagai pendapat tentang sosiologi dari para ahli di bandingkan, penulis mendapatkan suatu kesimpulan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial berupa interaksi antara individu maupun kelembagaa/kelompok di masyarakat. Serta objek sosiologi berupa keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri. Termasuk pula asosiasi masyarakat setempat, pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan.

 

REFERENSI

George Ritzer, Douglas J. Goodman, Teori Sosioligi Modern (Jakarta: Kencana, 2004)

 

            

Ihat Solihat KPI 1 A_Tugas Sosiologi_Definisi-definisi

Pengertian Sosiologi Menurut 4 Tokoh

1. August Comte

Sosiologi adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari gejala-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah.

Comte menjelaskan bahwa terdapat dua gejala sosial masyarakat yakni, sosiologi statis dan sosiologi dinamis. Sosiologi statis adalah kajian terhadap bangunan struktur sosial dalam masyarakat yang relatif tidak berubah dalam waktu yang lama namun, sosiologi dinamis merupakan studi mengenai tata urutan perkembangan manusia.

 

2. Emile Durkheim

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu pernyataan yang berisikan cara bertindak, berpikir, dan merasakan sesuatu.

Durkheim berpendapat  bahwa solidaritas sosial harus menjadi objek utama dalam menjelaskan realitas sosial.

Durkheim membagi dua tipe solidaritas sosial:

1 Solidaritas mekanik, terbentuk karena adanya kesamaan pada sistem pembagian kerja yang rendah pada masyarakat.

2 Solidaritas organik, terbentuk karena adanya perbedaan dalam pembagian kerja yang kompleks pada masyarakat.

 

3. Max Weber

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan sosial atau perilaku-perilaku manusia. Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.

Weber  mengakui bahwa ilmu-ilmu sosial harus berkaitan dengan fenomena spiritual atau ide, sebagi ciri khas manusia yang tidak berada dalam jangkauan bidang ilmu-ilmu alam. Ilmu-ilmu sosial juga harus berawal dari suatu perasaan bertanggung jawab atas masalah-masalah praktis, dan kemudian dirangsang oleh rasa keharusan manusia memberi perhatian demi terjadinya perubahan sosial yang diinginkan.

.

 

4. Karl Marx

Dalam sejarah sosiologi Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan sosial. Marx menyumbangkan teori perubahan sosiologi untuk perkembangan manusia tetapi tidak menjabarkan secara jelas apa makna sosiologi.

Marx juga menjelaskan bahwa, perubahan sosial memiliki tahap-tahap, sebagai berikut:

1. Dimulai dengan adanya masyarakat primitif

2. Struktur sosial komunal purba

3. Sistem feodal

4. Borjuis

5. Perkembangan kapitalis

6. Komunis

 

Daftar Pustaka

Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta Utara: PT Raja Grafindo Persada

 

Soekanto, Soejono. 2011. Mengenal 7 Tokoh Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

 

Belda Eldrit Janitra (1113051000033) KPI 1 A_Tugas Sosiologi_Definisi-definisi

Definisi-Definisi Sosiologi Menurut Para Ahli

1. Auguste Comte

                        Sosiologi adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari gejala-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah.

Comte membagi gejala sosial masyarakat menjadi dua yakni, sosiologi statis dan sosiologi dinamis. Sosiologi statis dikenal sebagai kajian terhadap bangunan struktur sosial dalam masyarakat yang relatif tidak berubah dalam waktu yang lama. Sedangkan, sosiologi dinamis merupakan studi mengenai tata urutan perkembangan manusia.

Comte mengajukan tiga metode penelitian empiris yang dapat meyakinkan bahwa masyarakat merupakan  suatu bagian dari alam seperti halnya gejala fisik. Metode ini dikenal dengan "Hukum Tiga Tahap Comte" yang dikemudian hari metode ini juga digunakan oleh para peneliti bidang fisika dan biologi. Hukum Tiga Tahap Comte tersebut adalah:

1.  Pengamatan

2.  Eksperimen  

3. Perbandingan

 

2. Emile Durkheim

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu fakta-fakta pernyataan yang berisikan cara bertindak, berpikir, dan merasakan sesuatu (mampu melakukan pemaksaan dari luar terhadap sesuatu).

Durkheim berpendapat  bahwa solidaritas sosial harus menjadi objek utama dalam menjelaskan realitas sosial.

Dengan berkaca pada gejala sosial yang terjadi pada masa Revolusi Industri di Inggris, Durkheim mencetuskan pemikirannya, bahwa pembagian kerja dalam masyarakat berhubungan langsung dengan kepadatan moral atau dinamika suatu masyarakat. Kepadatan moral merupakan tingkat kepadatan interaksi antaranggota masyarakat.  

Setelah mengamati peningkatan sistem  pembagian kerja, Durkheim membagi dua tipe solidaritas sosial:

1 Solidaritas mekanik, terbentuk karena adanya kesamaan pada sistem pembagian kerja yang rendah pada masyarakat.

2 Solidaritas organik, terbentuk karena adanya perbedaan dalam pembagian kerja yang kompleks pada masyarakat.

 

3. Max Weber

Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan sosial atau perilaku-perilaku manusia. Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.

Weber  mengakui bahwa ilmu-ilmu sosial harus berkaitan dengan fenomena spiritual atau ide, sebagi ciri khas manusia yang tidak berada dalam jangkauan bidang ilmu-ilmu alam. Ilmu-ilmu sosial juga harus berawal dari suatu perasaan bertanggung jawab atas masalah-masalah praktis, dan kemudian dirangsang oleh rasa keharusan manusia memberi perhatian demi terjadinya perubahan sosial yang diinginkan.  

Pemikiran Weber tentang empat tipe rasionalitas sempat mewarnai perkembangan sosiologi. Empat tipe tersebut adalah:

1 Traditional rationality (rasionalitas tradisional), yang bertujuan untuk memperjuangkan nilai yang berasal dari tradisional kehidupan masyarakat. Rasional ini kadang disebut sebagai tindakan rasional.

2 Affective rationality (rasionalitas afektif), yang bermuara dalam hubungan emosi atau perasaan yang sangat mendalam.

3 Value oriented rationality (rasionalitas yang berorientasi pada nilai), yang melihat nilai sebagai potensi atau tujuan hidup, meskipun tujuan itu tidak nyata dalam kehidupan keseharian.

4 Instrumental rationality (rasionalitas instrumental), yang mengharuskan manusia mampu menentukan alat (instrument) yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin ia capai.

 

4. Karl Marx

Dalam sejarah sosiologi Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan sosial. Ia menyumbangkan teori perubahan sosiologi untuk perkembangan manusia namun, ia tidak menjabarkan secara rinci apa makna sosiologi tersebut.

Marx juga menjelaskan bahwa, perubahan sosial memiliki tahap-tahap, sebagai berikut:

1. Dimulai dengan adanya masyarakat primitif

2. Struktur sosial komunal purba

3. Sistem feodal

4. Borjuis

5. Perkembangan kapitalis

6. Komunis

 

 

 

Daftar Pustaka

Ritzer, George & Douglas J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Preanada Media Group

 

Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta Utara: PT Raja Grafindo Persada

 

Vivi Aulia Rahmawati Kpi-1/B_Tugas 1_Definisi Sosiologi

Definisi Sosiologi Menurut Para Ahli
 
1.      Auguste Comte ( 1798 – 1857 )
Auguste Comte merupakan bapak Sosiologi yang pertama – tama memberi nama pada ilmu tersebut, yaitu dari kata Socius dan Logos . Walaupun dia tidak menguraikan secara rinci masalah – masalah apa yang menjadi objek sosiologi, tetapi dia mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu Social Statistic dan Social Dynamic. Social Statistic merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga lembaga kemasyarakatan. Sedangkan Social Dynamic meneropong bagaimana lembaga lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.
 
2.      Emile Durkheim ( 1864 - 1917 )
Menurut Emile Durkheim, sosiologi meneliti lembaga lembaga dalam masyarakat dan proses proses sosial. Dia juga mengadakan pembagian sosiologi atas 7 seksi yaitu :
1. Sosiologi Umum
2. Sosiologi Agama
3. Sosiologi Hukum dan Moral
4. Sosiologi Tentang Kejahatan
5. Sosiologi Ekonomi
6. Demografi
7. Sosiologi Estetika
 
3.      Max Weber ( 1864 - 1920 )
Sosiologi dikatakannya sebagai Ilmu yang berusaha memberikan pengertian tentang aksi – aksi sosial. Dia juga memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab – sebab terjadinya interaksi sosial.
 
4.      Karl Mannheim ( 1893 - 1947 )
Dia mempelopori suatu cabang sosiologi yang dinamakannya sosiologi pengetahuan, yang khusus menelaah hubungan antara masyarakat dengan pengetahuan. Kemudian, teorinya yang tekenal adalah mengenai krisis. Menurut Karl Mannheim yang sangat perlu adalah diadakannya suatu Planing For Freedom, yaitu semacam perencanaan yang diawasi secara demokratis dan menjamin kemerdekaan aktivitas – aktivitas individu maupun kelompok manusia.
 
 
 
Sumber : Sosiologi suatu pengantar, edisi baru empat 1990, Soerjono Soekanto

Cari Blog Ini