A. Auguste Comte (1798-1857)
Auguste Comte saat itu mengembangkan sosiologi konvensional dalam The Cours de Philosophic Positive (6 vol, 1830-42) yang ditegaskan dalam pendirian ilmu-ilmu umum dalam kehidupan manusia. Comte mengatakan bahwa ilmu sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen dan metode historis secara sistematis. Objek yang dikaji pun harus berupa fakta (bukan harapan/ prediksi) jadi harus objektif dan haus pula bermanfaat serta mengarahkan kepada kepastian dan kecermatan. Comte menjelaskan kondisi sosial organik dalam perkembangan kehidupan manusia dan relasinya yang lainnya.
B. Karl Marx (1818-1883)
Ia mengembangkan konsep sejarah perjuangan kelas, yaitu lahinya kelompok Borjuis (kelompok yang menguasai alat-alat produksi) dan kelas Proretar (kelompok rakyat jelata yang tidak memiliki alat-alat produksi)
Ia mengembangkan konsep sejarah perjuangan kelas, yaitu lahinya kelompok Borjuis (kelompok yang menguasai alat-alat produksi) dan kelas Proretar (kelompok rakyat jelata yang tidak memiliki alat-alat produksi)
Yang dimaksud dalam kelas Borjuis dan Proretar adalah Kelas Borjuis yang mendapatkan penghasilan memiliki aset atas alat-alat produksi , terutama pabrik yang memberikan peluang bagi mereka untuk mengeksploitasi buruh. Sedangkan Kelas Proretar adalah mereka yang tidak memiliki apa-apa kecuali tenaga dan hidup mereka bergantung pada Kaum Borjuis.
menurut Marx, kelompok Proretar akan memberontak melawan kelompok Borjuis, kemudian melahirkan suatu masyarakat tanpa kelas. Meskipun ramalan Marx, tidak pernah terwujud. Namun pemikiran Max mengenai stratifikasi sosial dan konflik tetap berpengaruh terhadap pemikiran sejumlah besar ahli sosiologi, sebagai mana para tokoh sosiologi lainya. Pemikiran Marx pun dilatarbelakani dan diilhami oleh perubahan sosial besar yang melanda Eropa Barat sebagai dampak perkembangan pembagian kerja, khususnya yang terkait dalam kapitalisme.
C. Emile Durkheime (1858-1917)
Durkheim dan rekan-rekannya memperkenalkan pembagian sosiologi berdasarkan pokok bahasannya. Sosiologi mereka diklasifikasikan menjadi 7 bagian yakni :
1. Sosiologi Umum, yang mencangkup kepribadian individu dan kelompok manusia.
1. Sosiologi Umum, yang mencangkup kepribadian individu dan kelompok manusia.
2. Sosiologi agama, yang mencangkup peran agama dalam suatu masyarakat.
3. Sosiologi Hukum dan Moral, yang mencangkup Organisasi Politik, sosial dan pekawinan dan keluarga.
3. Sosiologi Hukum dan Moral, yang mencangkup Organisasi Politik, sosial dan pekawinan dan keluarga.
4. Sosiologi tentang Kejahatan
5. Sosiologi Ekonomi, yang mencangkup ukuran-ukuran penelitian dalam kelompok kerja
6. Sosiologi Masyarakat, yang mencangkup masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
6. Sosiologi Masyarakat, yang mencangkup masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
7. Sosiologi Estetika.
Durkheim juga menekankan akan pentingnya penelitian perbandingan, karena menurutnya sosiologi adalah ilmu mengenal masyarakat.
Durkheim juga menekankan akan pentingnya penelitian perbandingan, karena menurutnya sosiologi adalah ilmu mengenal masyarakat.
D. Max Weber
Max Weber adalah seorang Sosiologis yang berasal dari Jerman, menurut pendapatnya Sosiologi adalah ilmu yang memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial. Max Weber terkenal dengan teori ideal typus yakni suatu konstruksi dalam fikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat.
Referensi Buku
1. Pengantar Sosiologi (Dr.Basrowi, M.S.) hal.3-7
2. Sosiologi Klasik (Prof.Dr. Wardi Bachtiar, M.S) hal.26
3. Sosiologi Suatu Pengantar (Soejono Soekanto) hal.445-446
4. Mengerti Sosiologi, Pengantar Memahami Konsep-konsep Sosiologi (M.Amin Nurdin, M.A dan Ahmad Abrori, M.Si) hal.7-9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar