Senin, 09 September 2013

R.Dirgantria Anugrah_KPI 1 A_Tugas sosiologi 1_Definisi Sosiologi

DEFINISI-DEFINISI SOSIOLOGI MENURUT PARA TOKOH

 

DEFINISI SOSIOLOGI MENURUT EMILE DURKHEIM :

 Durkheim dipandang sebagai pewaris tradisi Pencerahan karena penekanannya pada sains dan reformisme sosial. Durkheim melegitimasi sosiologi di Perancis dan karyanya akhirnya menjadi kekuatan dominan dalam perkembangan sosiologi pada umumnya,dan perkembangan teori sosiologi pada khususnya (R.jones,2000).

Secara politik,Durkheim adalah seorang liberal,tetapi secara intelektual ia tergolong lebih konservatif. Karyanya banyak mendapat inspirasi dari kekacauan yang ditimbulkan oleh perubahan sosial lain yang menonjol di perancis di masa hidupnya.

Durkheim mendefinisikan bahwa, mengembangkan konsep masalah pokok sosiologi penting dan kemudian diujinya melalui studi empiris. Dalam The Rule of Sociological Method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari yang ia sebut sebagai fakta-fakta sosial. Ia membayangkan fakta sosial sebagai kekuatan (forces) (Takla dan Pope,1985) dan struktur yang bersifat memaksa individu. Studi tentang kekuatan dan struktur berskala luas ini misalnya,hukum yang melembaga keyakinan moral bersama dan pengaruhnya terhadap individu menjadi sasaran studi banyak teoritisi sosiologi dikemudian hari.

DEFINISI SOSIOLOGI MENURUT KARL MARX :

Karl Marx tidak menganggap dirinya seorang sosiolog, meskipun karyanya terlalu luas untuk dicakup dalam pengertian sosiologi. Karya Marx sebuah kekuatan negatif, sesuatu yang bertentangan dengan sosiologi yang mereka kembangkan. Hingga akhir-akhir ini teori sosiologi, terutama di Amerika, telah ditandai oleh permusuhan terhadap, atau ketidktahuan tentang,sosiologi marxian.

Dalam teorinya,dapat dikatakan bahwa Marx mendefinisikan sebuah teori tentang masyarakat kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat mendasar manusia. Marx yakin bahwa manusia pada dasarnya produktif, artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja di dalam dan dengan alam. Dengan kata lain manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial. Mereka perlu bekerja bersama untuk menghasilkan segala seuatu yang mereka perlukan untuk hidup.

DEFINISI SOSIOLOGI MENURUT MARX WEBBER :

Webber memandang Marx dan para penganut Marxis pada zamannya sebagai determinis ekonomi yang mengemukakan teori-teori berpenyebab tunggal tentang kehidupan sosial. Artinya, teori Marxian dilihat sebagai upaya pencarian semua perkembangan historis pada basis ekonomi dan memandang semua struktur kontemporer dibangun di atas landasan ekonomi semata.

 

Teori Webber, adalah teori tentang proses rasionalisasi (Brubaker,1984; Karlberg,1980,1990,1994). Konsep rasionalitas digunakan dengan berbagai cara yang berlainan dalam karya Webber, yakni rasionalitas formal. Rasionalitas formal meliputi proses berpikir aktor dalam membuat pilihan mengenai alat dan tujuan. Dalam hal ini pilihan dibuat dengan merujuk kepada kebiasaan, peraturan dan hukum yang diterapkan secara universal. Rasionalisasi tak hanya memengaruhi masyarakat kapitalis, tetapi juga memengaruhi masyarakat sosialis.

Teori Webber terbukti secara politik lebih mudah diterima. Webber lebih berpandangan liberal terhadap masalah tertentu dan konservatif terhadap masalah lain (misalnya,tentang peran negara). Ia menghabiskan sebagian umurnya hanya untuk mempelajari sejarah secara rinci dan kesimpulan politis yang dibuatnya selalu dalam konteks risetnya.

DEFINISI SOSIOLOGI MENURUT AUGUST COMTE :

Comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi. Pengaruhnya besar sekali terhadap para teoritisi sosiologi selanjutnya. Ia yakin bahwa studi sosiologi akan menjadi ilmiah sebagaimana keyakinan teoritisi klasik dan kebanyakan sosiolog kontemporer. Karya Comte sangat prihatin terhadap anarki yang merasuki masyarakat dan mencela pemikir perancis yang menimbulkan pencerahan dan revolusi. Ia mengembangkan pandangan ilmiahnya, yakni "positivisme" atau "filsafat positif", untuk memeberantas sesuatu yang ia anggap sebagai filsafat negatif dan destruktif dari Abad Pencerahan.

Comte mengembangkan fisika sosial atau yang pada 1839 disebutnya sosiologi. Penggunaan istilah fisika sosial jelas menunjukan bahwa Comte berupaya agar sosiologi meniru model "hard science". Ilmu baru ini, yang menurut pandangannya akhirnya akan menjadi ilmu dominan, adalah ilmu yang mempelajari social statics dan social dynamics.

Comte memiliki 3 teori evolusi atau hukum tiga tingkatan yakni :

1. Tahap Teologis, yang menjadi karakteristik dunia sebelum era 1300. Dalam periode ini sistem gagasan utamanya menekankan pada keyakina bahwa kekuatan adikodrati, tokoh agama dan keteladanan kemanusiaan menjadi dasar segala sesuatu.

2. Tahap Metafisik, yang terjadi kira-kira antara 1300-1800. Era ini ditandai oleh keyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, bukannay dewa-dewa personal.

3. Tahap Positivistik,yang ditandai oleh keyakinan terhadap ilmu sains. Manusia mulai cenderung menghentikan penelitian terhadap penyebab absolut dan memusatkan perhatian pada pengamatan terhadap alam fisik dan dunia sosial guna mengetahui hukum-hukum yang mengaturnya.

 

Sumber Buku Referensi  "TEORI SOSIOLOGI MODERN" George Ritzer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini