Senin, 09 September 2013

Meifans Abdillah Saputra KPI C_Tugas1_Definisi Sosiologi

DEFINISI SOSIOLOGI MENURUT PARA AHLI
A.       Max Weber
            Pada awalnya Max mengemukakan teori kapitalisme, sedangkan karya Weber pada dasarnya adalah teori tentang proses rasionalisasi.  Weber lebih tertarik pada masalah umum seperti mengapa institusi sosial di dunia barat, berkembang semakin rasional sedangkan rintangan kuat tampaknya mencegah perkembangan serupa di belahan bumi lain. Meski konsep rasionalitas digunakan dengan berbagai cara yang berlainan dalam karya Weber, yang menjadi sasaran perhatian disini adalah salah satu dari empat jenis proses yang diidentifikasi oleh Kalberg (1980,1990,1994; lihat juga Brubaker, 1981) yakni rasionalitas formal.  Rasionalitas formal meliputi proses berfikir aktor dalam membuat pilihan mengenai alat dan tujuan. Dalam hal ini pilihan dibuat dengan merujuk pada kebiasaan, peraturan, dan hukum yang diterapkan secara universal.  Ketiganya berasal dari berbagai struktur berskala besar, terutama struktur birokrasi dam ekonomi. Weber mengembangkan teorinya dalam konteks studi perbandingan sejarah masyarakat Barat, Cina, India, dan beberapa masyarakat lain. Dalam studi ini mencoba melukisan faktor yang membanntu mendorong atau kembali merintangi perkembangan rasionalisasi.
 
B.          Auguste Comte
Comte mengembangkan fisika sosial atau yang pada 1839 disebutnya sosiologi. Ia mengembangkan pendapat ilmiahnya, yakni "positivisme" atau filsafat positif untuk memberantas sesuatu yang ia anggap sebagai filsafat negative dan destruktif dari abad pencerahan.  Penggunaan istilah fisika sosial jelas menunjukkan bahwa Comte berupaya agar sosiologi meniru model "hard sciences".  Ilmu baru ini adalah ilmu yang mempelajari social statics (statika sosial atau struktur sosial) dan social dynamics (dinamika sosial atau perubahan sosial).  Meski keduanya dimaksudkan untuk menemukan hukum-hukum kehidupan sosial, Comte merasa bahwa dinamika sosial lebih penting daripada statika sosial.  Tekanan pada perubahan sosial ini mencerminkan perhatiaannya yang sangat besar terhadap reformasi sosial terutama pada penyakit-penyakit sosial yang diciptakan oleh Revolusi Perancis dan pencerahan kala itu.   Comte tidak menginginkan perubahan revolusioner karena ia merasa revolusi masyarakat secara alamiah akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik. Reformasi hanya diperlukan untuk membantu proses.  Meskipun Comte mempunyai basis akademik yang kurang kuat untuk membangun teori sosiologi alirannya sendiri, tetapi ia telah meletakkan fondasi bagi pengembangan aliran teori sosiologi.
C.       Karl Marx
           Karl Marx sebenarnya sedikit sekali memimpikan keadaan masyarakat seperti yang diimpikan pemikir sosialis utopian. Dalam hal ini sebenarnya Marx lebih memikirkan upaya mematikan kapitalisme dan menggantinya dengan sosialisme.  Untuk menciptakan sistem sosialisme, orang harus bertindak pada waktu dan dengan cara yang tepat.  Sosialisme menurut pengertian paling mendasar adalah suatu masyarakat di mana mula-mula orang akan mendekati citra ideal Marx tentang produktivitas. Dimana produktivitas manusia bersifat alamiah, yang memungkinkan manusia mewujudkan dorongan kreatif mendasar yang manusia miliki. Dorongan itu diwujudkan bersama-sama dengan orang lain. Dengan kata lain manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial.
D.        Emile Durkheim
Pada fakta sosialnya, Durkheim mengembangkan konsep masalah pokok sosiologi dan diujinya melalui studi empiris. Durkheim dipandang sebagai pewaris tradisi pencerahan karena penekanannya pada sains dan reformasi sosial.  Dalam The Rule of Socioloogical Method (1895/1982) Durhkeim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang ia sebut sebagai fakta-fakta sosialIa membayangkan fakta sosial sebagai kekuatan (force) dan struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu.  Ia membedakan fakta sosial antara dua tipe fakta sosial: material dan nonmaterial.  Meski ia membahas keduanya dalam karyanya, perhatian utamanya lebih tertuju pada fakta sosial nonmaterial (misalnya kultur, institusi sosial) daripada fakta material (birokrasi, hukum).  Perhatiannya terhadap fakta sosial nonmaterial ini telah jelas dalam karyanya paling awal, The Division of Labor in Society (1893/1964).  Dalam buku ini perhatiannya tertuju pada upaya membuat analisis komparatif mengenai apa yang membuat masyarakat dikatakan primitive atau modern. 
PERBANDINGAN ARTI SOSIOLOGI DARI BEBERAPA AHLI
A . Max Weber dengan Augustu Comte
Dasar pemikiran Weber dalam mengemukakan ilmu sosiologi yaitu dengan Rasionalitas formal meliputi proses berfikir aktor dalam membuat pilihan mengenai alat dan tujuan. Dalam hal ini pilihan dibuat sesuai dengan kebiasaan, peraturan dan hukum yang diberlakukan secara universal. Sedangkan Comte punya cara sendiri dalam mengembangkan ilmu sosiologinya yaitu dengan fisika sosialnya. Dalam hal ini, Comte berupaya agar sosiologi meniru model "hard sciences". ".  Ilmu baru ini adalah ilmu yang mempelajari social statics (statika sosial atau struktur sosial) dan social dynamics (dinamika sosial atau perubahan sosial).
 
B. Karl Max dengan Emile Durkheim
Dalam mengembangkan ilmu sosiologi, langkah awal yang dilakukan Marx yaitu dengan berusaha mematikan pemikiran kapitalisme dan menggantinya dengan sosialisme. Menurutnya, jika ingin menciptakan suatu keadaan sosialisme, orang harus bertindak pada waktu dan cara yang tepat. Sedangkan langkah awal Durkehim dalam mengembangkan ilmu sosiologinya yaitu dengan cara mengembangkan konsep-konsep sosiologi lalu megujinya melalu studi empiris. Disini Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang ia sebut sebagai fakta-fakta sosial. Ia membayangkan fakta sosial sebagai kekuatan dan struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini