Minggu, 18 Oktober 2015

sarah fauziah audina_orang sehat lebih sejahtera_tugas ke3

Sarah Fauziah Audina

PMI'5 (1113054000010)

 

Orang Sehat Lebih Sejahtera

 

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan  istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal. Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.

Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Dan kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna bagi kita semua. Karena kesehatan adalah modal dasar bagi setiap orag untuk melakukan segala aktivitas dengan baik dan maksimal. Menurut WHO (1947) sehat itu dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, social serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Menurut Edelman dan Mandle, 1994), karateristik konsep sehat menurut WHO ialah:

1.      Memperhatikan individu sebagai sebuah system yang menyeluruh.

2.      Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

3.      Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Sementara itu definisi kesehatan menurut UU No. 23 tahun 1992 ialah kesehatan adalah sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan social di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.     

Menurut Dian Mohammad Anwar dari Kesweis (Forum Komunikasi dan Studi Kesehatan Jiwa Islami Indonesia), pengertian kesehatan dalam islam lebih merujuk kepada pengertian yang terkandung dalam pengertian yang terkandung dalam kata afiat. Konsep Sehat dan Afiat itu mempunyai makna yang berbeda kendati tak jarang hanya disebut dengan salah satunya, karena masing-masing kata tersebut dapat mewakili makna yang terkandung dalam kata yang tidak disebut. Dalam kamus bahasa arab sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan dan afiat diartikan sebagai perlindungan Allah SWT untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipudaya. Perlindungan Allah itu sudah barang tentu tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi orang-orang yang mematuhi petunjuk-Nya. Dengan demikian makna afiat dapat diartikan sebagai berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya. Kesehatan bersifat menyeluruh dan mengandung empat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut:

1.      Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit, semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

2.      Kesehatan mental yaitu pikiran, emosional dan spiritual

3.      Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.

4.      Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya

Contoh Kasus:

Di daerah tempat tinggal saya ada satu keluarga yang sangat berkecupan ekonominya, penghasilannya sebulan bias mencapai 15juta, tempat tinggalnyapun sangat besar. Keluarga ini mempunyai 3 (tiga) orang anak, tetapi sangat di sayangkan kedua anak laki-laki mereka tidak seperti yang diharapkan keluarganya. 2 orang anak laki-lakinya bias dikatakan sangat nakal, setiap sekolah anaknya selalu bolos dan ia mengahabiskan uang yang tidak sedikit untuk kedua anaknya itu.

Menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.

Keluarga ini memang dikatakan sehat karena jasmaninya tidak memiliki penyakit, cacat atau kelemahan lainnya, tetapi dalam segi kesehatan rohaninya orang tua dari anak ini sangat tidak baik. Ia harus selalu memikirkan bagaimana kehidupan anaknya jika ia sudah tidak ada ?, siapa yang mencari nafkah untuk anaknya, mengingat anaknya tidak memiliki pendidikan yang cukup untuk mendapatkan pekerja yang bagus. Belum lagi ia harus memikirkan apa perkataan orang nanti. Banyak sekali yang harus dipikirkan olah bapak Adi ini. Harapannya hanya bertumpuh kepada anak perempuan satu-satunya.

Gaji perbulannya yag hamper mencapai 15juta ini pun tidak cupuk untuk menghidupi keluarganya. Karena banyak sekali yang dipikirkan bapak Adi ini akhirnya ia menjadi sakit (rohani, jasmani, psikologinya) uang yang seharusnya ia bias sisihkan untuk keperluannya yang lain akhirnya harus ia keluarkan untuk biaya berobat setiap bulannya. Dan akhirnya ia tidak bias menikmati hasil jerih payahnya di usianya yang sudah setengah abad ini. Ini lah mengapa orang sehat dikatakan sejahtera. Karena jika jasmani, rohani, psikologinya dan lain sebagainya sehat maka ia bias menikmati kehidupannya dengan nyaman. Tidak harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk biaya kesehatan yang semakin hari semakin mahal.  

 

Sumber Bacaan:

http://richahardiyanti22.blogspot.co.id/2013/03/definisi-kesehatan.html. Dikutip pada 19 oktober 2015 pukul 10.32

Nur syamsiyah_Kesehatan Lingkungan_tugas 3

Hidup Sehat lebih Sejahtera

Pengertian sehat, jika menilik arti yang lebih luas, pandangan sehat bukan hanya merujuk pada kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental. Seperti yang disebutkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO, bahwa ada 2 komponen penting yang menjadi satu kesatuan dalam mendefinisikan arti sehat sebenarnya, yaitu Sehat Jasmani yang lebih menekankan pada fungsi fisiologis tubuh yang berjalan normal, dan Sehat Mental yang yang lebih menekankan pada keadaan mental yang stabil tanpa adanya tekanan berlebih. WHO juga menggambarkan kriteria yang dimiliki oleh seseorang yang sehat mental antara lain adalah selalu santai, dan merasa puas terhadap apa yang ada pada dirinya, dapat bergaul dengan baik, toleransi, tidak mudah tersinggung, serta dapat mengontrol keadaan emosi pada dirinya sendiri, seperti tidak mudah takut, benci, dan bijaksana.

Menurut Undang-undang di Indonesia sendiri, yaitu UU Pokok Kesehatan No. 9 Th.1960 pada Bab I Pasal 2 menjelaskan tentang makna dari kata sehat itu sendiri, yaitu merupakan keadaan yang meliputi kesehatan jasmani, rohani, dan sosial, yang artinya bukan hanya terbebas dari penyakit, kecacatan, atau kelemahan. Kesehatan juga merupakan kesejahteraan fisik, jiwa dan aspek sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya. Ketika sehat sudah kita miliki maka muncul kata sejahtera yang berarti aman sentosa dan makmur dan dapat berarti selamat terlepas dari gangguan.

 

Studi kasus: "Pola Hidup Sehat"

Pola hidup sehat dapat membantu hidup kita lebih sehat dan jauh dari penyakit. Hal ini dapat terwujud dengan mengatur perubahan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Makanan sehat belum tentu mahal, dan yang murah belum tentu tidak sehat juga. Perubahan gaya hidup dan pola makan akan mempengaruhi tubuh kita. Untuk merubah pola makan yang sehat tidak sulit, contohnya kita hanya perlu mengurangi makanan instan seperti fastfood atau junkfood. Hal ini tidak mudah bagi para pekerja yang sibuk, yang memiliki waktu sangat terbatas. Mereka biasanya mengandalkan makanan instan sebagai alternatif. Hal ini dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif di usia muda, yang sangat merugikan bagi generasi penerus bangsa. Penyakit degenaratif banyak menyerang usia muda karena perubahan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.

Makanan adalah sumber energi bagi tubuh agar semua organ dapat bekerja secara optimal, pola makan yang sehat dapat menjadikan tubuh kita sehat, sebaliknya jika pola makan tidak sehat maka akan membuat tubuh kita rentan terhadap penyakit. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga pola makan yang sehat: (1). Jumlah makanan yang kita konsumsi, (2). Jenis makanan, (3). Jadwal makan.

Gaya hidup yang sehat terwujud dengan menjaga pola makan yang sehat, kita juga harus dapat mengatur: (1). Berat badan yang seimbang, (2). Managemen stress, (3). Menghindari rokok, (4). Istirahat cukup, (5). Menghindari minuman berakohol, (6). Menghindari narkoba, (7). Olah raga yang teratur, (8). Memperbanyak olah tubuh di luar waktu olah raga, (9). Rutin mengunjungi dokter atau medical checkup.

Penerapan pola makan yang sehat dan gaya hidup yang sehat, dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan tubuh. Sehingga kita dapat mencegah penyakit degeneratif.

Sumber bacaan:

http://www.rumahsakitmitrakemayoran.com/pola-makan-sehat-dan-gaya-hidup-yang-benar/

http://sehat.link/pengertian-definisi-paradigma-sehat-menurut-depkes-ri-ferguson-thomas-kuhn.info

http://richahardiyanti22.blogspot.co.id/2013/03/definisi-kesehatan.html

http://www.tugaskuliah.info/2009/10/bahan-kuliah-konsep-sehat-sakit menurut.html

Nur Syamsiyah_demografi_tugas 2


MORTALITAS, FERTILITAS, DAN MIGRASI

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas (kelahiran)  dan migrasi. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan.

Konsep mati perlu diketahui guna mendapatkan data kematian yang benar. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang-kadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik. Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan, dikhawatirkan bisa terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati.

 

Ukuran Mortilitas

1.      Ukuran kematian merupakan angka atau indeks, yang di pakai sebagai dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kematian suatu penduduk. Ada berbagai macam ukuran kematian, mulai dari yang paling sederhana sampai yang cukup kompleks.

2.      Cara mengetahui sumber data kematian dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, antara lain registrasi fital dan sensus dan survey penduduk.

3.      Ada beberapa cara pengukuran angka kematian diantaranya adalah Angka Kematian Penyebab khusus (AKP),  Angka Kasus Fatal, Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Ibu, Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate), Tingkat Kematian Menurut Umur ( Age Specific Death Rate ), Tingkat Kematian Bayi -Infant Death Rate (IDR) /Infat Mortality  Rate (IMR).

4.      Korelasi yang bersifat positif atau menguntungkan antara mortalitas dengan kesehatan masyarakat adalah dengan adanya mortalitas maka kelajuan pertumbuhan penduduk yang tidak dapat terkendali dapat ditekan dan secara otomatis kepadatan penduduk pun dapat berkurang sehingga terjadi pula perubahan fungsi lahan yang semula untuk perumahan menjadi fungsi lain yang lebih bermanfaat.

5.      Korelasi yang bersifat negative atau merugikan antara mortalitas dengan kesehatan masyarakat adalah terkait penyebab kematian di suatu wilayah itu sendiri. Dalam studi ilmu kesehatan masyarakat dipelajari berbagai faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat atau lebih dikenal dengan teori H.L. Blum, diantaranya adalah karena faktor perilaku individu atau masyarakat, pelayananan kesehatan, lingkungan, dan genetik.

Jenis kematian didalam rahim (intra uterin)

·         Abortus Abortus: kematian janin menjelang dan sampai umur 16 minggu.

·         Immatur Immatur: kematian janin antara umur kandungan diatas 16 minggu sampai pada umur kandungan 28 minggu.

·         Prematur Prematur: kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu sampai waktu lahir.

 

Jenis kematian bayi di luar rahim (extra uterin)

·         Lahir mati mati (still birth)

·         Kematian baru baru lahir (neo natal death) kematian bayi sebelum berumur satu bulan tapi kurang dari setahun.

·         Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah kematian bayi setelah berumur satu bulan tetapi kurang dari setahun.

·         Kematian bayi (infant mortality) kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari satu tahun.[1]

 

 

Fertilitas

Fertilitas (Kelahiran) Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia. Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya. Sedangkan paritas merupakan jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran.

Kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam reproduksi dikenal dengan istilah fekunditas. Tidak adanya kemampuan ini disebut infekunditas, sterilitas atau infertilitas fisiologis.

Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proporsi dari wanita yang tergolong subur dan tidak subur belum tersedia. Ada petunjuk bahwa di beberapa masyarakat yang dapat dikatakan semua wanita kawin dan ada tekanan sosial yang kuat terhadap wanita/ pasangan untuk mempunyai anak, hanya sekiat satu atau dua persen saja dari mereka yang telah menjalani perkawinan beberapa tahun tetapi tidak mempunyai anak. Seorang wanita dikatakan subur jika wanita tersebut pernah melahirkan paling sedikit seorang bayi.

Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas (kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal). Seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak, tidak berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut menurun.[2]

Migrasi (Perpindahan)

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.

Jenis-jenis Migrasi. Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antar negara. Berdasarkan hal tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :

  1. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
  2. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
  3. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi     disebut emigran.
  4. Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.
  5. Migrasi Nasional, yaitu perpindahan penduduk dari daerah ke daerah lain pada Negara tersebut. dibagi menjadi empat , yaitu :

Urbanisasi => Dari Desa ke Kota

Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau

Ruralisasi => Dari Kota ke Desa

Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman

 

Rizky Arif Santoso_Hidup Sehat Lebih Sejahtera Studi kasus " Gaya Hidup Sehat Kakekku"_Tugas 3

Arti kata sejahtera yang Saya ambil ini dikembangkan oleh dua orang Asia yaitu Mahbub ul Haq (seorang ekonom dari Pakistan) dan Amartya Sen (seorang ekonom-filsuf dari India). Bagi keduanya, "kesejahteraan berarti semakin terbukanya kesempatan dan kemampuan (capability) untuk mendapatkan hak-hak dasarnya sebagai seorang manusia", misalnya terpenuhinya kebutuhan pangan, mendapatkan pendidikan dasar yang memadai, bebas dari buta huruf, selalu dalam keadaan sehat, terhindar dari kematian (avoiding escapable morbidity), atau berupa kondisi abstrak semisal menjadi bahagia, dihormati, bebas dari rasa takut, bebas dari ancaman penghilangan secara paksa, bebas mengemukakan pendapat, maupun bisa berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

Pengertian sehat menurut WHO adalah "Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity". Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik. Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya.

Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam defenisi sehat yaitu :

1.      Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.

2.      Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno "Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat" (Men Sana In Corpore Sano).

3.      Sehat Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

Konsep sehat sakit menurut para ahli :

1.      Sehat menurut WHO 1974
Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, social bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.

2.      UU N0. 23/1992 tentang kesehatan
kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

3.      Pepkin's
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.

4.      Kesehatan mental menurut UU No.3/1961 adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.

5.      Kesehatan sosial adalah suatu kemampuan untuk hidup bersama dengan masyarakat dilingkungannya.

6.      Kesehatan fisik adalah suatu keadaan dimana bentuk fisik dan fungsinya tidak ada ganguan sehingga memungkinkan perkembangan psikologis, dan sosial serta dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan optimal.

 

Studi kasus " Gaya Hidup Sehat Kakekku" :

 

Saya mengambil contoh kasus pada seorang kakek yang merupakan salah satu anggota keluarga saya. Beliau bernama Subadri (59 tahun). Saya selaku cucunya selalu mengamati aktivitasnya ketika pagi hingga malam hari. Dari sejak bangun tidur hingga tidur kembali. Walau usianya sudah tak muda lagi, namun pada kenyataannya beliau mampu menjaga fisik, mental dan kesehatannya.

Ini bisa dilihat dari aktivitasnya mulai pagi hari, beliau menyempatkan diri untuk Olahraga Jasmani dengan melurus-melenturkan pinggangnya. Kita ketahui bahwa usia tua senja merupakan usia bilamana tulang-tulang yang dimiliki seseorang mulai agak kaku dan sedikit rapuh, akan tetapi beliau tetap menjaga kebugaran fisiknya dengan berolahraga agar tulang tidak terasa kaku dan sendi-sendi tetap bisa untuk beraktivitas kalanya masa-masa muda.

Setelah melakukan olahraga, beliau juga sering membersihkan halaman rumahnya dari daun-dedaunan dari pepohonan yang berguguran, yang kebetulan dirumah ada pohon Jambu air. Beliau sangat telaten dalam bekerja, tak jarang mengajak saya untuk membersihkan halaman rumahnya agar lingkungan rumah tetap segar, sejuk dan sehat.

Di siang hari, ketika saya dirumah dan mengamati aktivitas beliau, selalu ada hal yang beliau kerjakan, dari mencuci mobilnya, merawat dan memperbaiki perabotan rumah tangga jika ada yang rusak, membantu istrinya membersihkan rumah, hingga tak jarang beliau membersihkan saluran air (got) yang mampat oleh sampah makanan. Beliau sangat tidak menyukai lingkungan yang kotor, ketika didepan matanya ada hal yang membuat matanya tak nyaman, beliau langsung bergegas memberes atau membersihkannya dan mengajak saya untuk menjaga kebersihan. Di sore hari, beliau beraktivitas diluar rumah dengan berkumpul dengan tetangga dan tak jarang bersosial dengan orang-orang yang terbilang jauh dari tempat tinggalnya.

Di malam harinya, beliau mengaji dan mengikuti ta'lim di salah satu masjid dekat rumah. Walau matanya suka kabur atau dengan kata lain rabun, namun semangat beliau mengaji dan memelajari Al-Qur'an tetap tinggi.

Dahulu, 7-8 bulan yang lalu, beliau sempat jatuh sakit setelah sepulang salat jum'at. Tak diketahui apa penyebabnya dan ketika dibawa ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, beliau mengalami stroke ringan. Raut wajahnya bagian mulut kiri mengalami penarikan urat syaraf, sehingga penyakit ini menjadi sedikit beban dalam aktivitas beliau sehari-hari. Namun takdir Allah berkata lain, berkat usaha dan kesungguh-sungguhannya dalam menjaga kesehatan tubuh serta jasmaninya, tidak memakan makanan yang mengandung garam, tidak pula mengandung manis berlebih, rutin memakan sayur-sayuran dan buah pisang dengan terus-menerus, akhirnya beliau pulih dari penyakitnya dan stroke ringannya hilang dan beliah kini kembali menjalani hidup lebih sehat dan sejahtera.

 

Analisis kasus :

Bapak Subadri (kakek berumur 59 tahun), merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang mampu dan peduli akan menjaga kesehatannya. Kesehatan yang seperti apa??? Kesehatan baik dari segi jasmani, mental, serta spiritual.

Kesehatan jasmani bisa dilihat dari aktivitas beliau di pagi hari muai dari berolahraga, membersihkan halaman rumah, saluran air yang mampat, dan lain sebagainya. Kesehatan mental bisa dilihat dari kepedulian dan rasa kesadaran yang tinggi akan lingkungan yang nyaman, segar dan sehat. Kesehatan rohani juga bisa dilihat dari semangat belajar mengaji dan mengikuti Majlis Ta'lim di Masjid serta rasa sosial yang tinggi baik dengan tetangga dekat maupun jauh.

Beliau juga sangat memperdulikan kesehatan dalam mengonsumsi makanan saat beliau jatuh dan sakit stroke ringan hingga akhirnya sembuh dari cara mengonsumsi makanan yang sehat dan baik bagi tubuh. Kehidupan sehat sangat berperan dalam menciptakan kehidupan lebih sejahtera, nyaman, tidak merasa terganggu kehidupannya, sehat jasmani-rohaninya dan pula sehat dalam berperilaku sosial.

Sumber :

http://www.kompasiana.com/daunpagi/menjadi-sejahtera-tapi-apa-maknanya-itu_54ff35e5a33311004a50f93e

http://www.infosehat.id/pengertian-sehat-menurut-para-ahli/

Cari Blog Ini