Blog tempat mengirimkan berbagai tugas mahasiswa, berbagi informasi dosen, dan saling memberi manfaat. Salam Tantan Hermansah
Senin, 21 Oktober 2013
Gilang Adhitya Putra_KPI1A_tugas6_metode metode sosiologi
Yumaretsa Ridwan KPI 1A_tugas 6 sosiologi_Metode Sosiologi
Metode Sosiologi
Metodelogi dalam sosiologi adalah cara kerja dalam mengkaji objek kajian sosiologi. Metode Ilmiah adalah merumuskan masalah melalui observasi (pengamatan) terhadap gejala-gejala terhadap objek kajian ilmu itu sendiri. Setelah menentukan rumusan masalah yang akan diajukan kemudian dilakukan analisis terhadap rumusan masalah tersebut melalui kerangka pemikiran untuk mendapatkan hipotesis. Selanjutnya dilakukan langkah pembuktian ilmiah atas hipotesis ini melaalui data-data realitas sosial. Adapun mekanisme kerja ilmiah dalam sosiologi terbagi dalam 4 metode, yaitu:
1. Metode kualitatif dan kuantitatif yaitu metode kerja ilmiah yang menggunakan bahan atau informasi yang nantinya diuji berdasarkan tingkat kualitas data. Metode ini juga dikenal dengan istilah metode historis dan metode komparatif. Metode historis artinya setiap analisis ilmiah dari segala atas objek kajian sosiologi lebih menekankan pada analisis peristiwa –peristiwa sosial untuk kemudian dirumuskan kedalam prinsip-prinsip umum. Metode komparatif yaitu membandingkan antara bermacam-macam masyarakat dan bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan, persamaan dan sebabnya.
2. Metode induktif dan deduktif. Metode induktif adalah metode ilmiah yang mempelajari suatu gejala secara khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih luas. Metode deduktif adalah metode ilmiah yang dimulai dari merumuskan kaidah-kaidah secara umum.
3. Metode impiris dan rasional. Metode empiris adalah metode ilmiah yang menyandarkan diri kepada keadaan-keadaan yang ada di dalam masyarakat. Dalam sosiologi modern, metode ini dilakukan melaluai penelitian-penelitian yaitu dengan cara mempelajari suatu masalah secara sistematis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak tentang suatu masalah. Metode rasionalis yaitu jenis metode yang mengutamakan pada logika pemikiran untuk mencapai penegrtian tentang masalah-masalah kemasyarakatan.
4. Metode fungsionalis adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyrakat. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi.
Sumber:
Soyomukti Nurani. 2000. Pengantar Sosiologi. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta
Sumber-sumber Data Kependudukan/Demografi
Bab IV
Sumber-sumber Data Kependudukan/Demografi
Oleh: Rizka Arfeinia (1111054000002)
Pengembangan Masyarakat Islam-5
1. Sejarah Sensus Penduduk
Sensus penduduk pada mulanya mempunyai tujuan seperti yang telah disebut di muka, sejak abad ke-19 telah banyak berubah baik dalam cakupan yang menjadi lebih luas dan ruang lingkup pemanfaatan yang makin meluas pula. Berbagai aspek telah dimasukkan dalam daftar pertanyaan sensus seperti migrasi, karakteristik ekonomi, fertilitas dan mengenai berbagai karakteristik penduduk yang penting yang pada gilirannya dapat memenuhi kebutuhan lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah, dan warga masyarakat pada umumnya.
Sensus penduduk dalam paham moderen mungkin sering sekali untuk pertama kali dilakukan di quebec atau Kanada, perancis pada tahun 1666. Sedangkan di Swedia mulai dilaksanakan pada tahun 1749, amerika serikat tahun 1970, dan inggris pada tahun 1801. Pelaksanaan sensus penduduk di Iggris membawa pengaruh pula pada negreri-negeri jajahanannya. Di Indonesia umpamanya, Raffles pada masa pemerintahannya yang singkat sempat melakukan perhitungan jumlah penduduk di Jawa pada tahun 1815 yang telah dikemukakkan sebelumnya. Di India Sensus baru mulai dilaksanakan pada tahun 1881. Banyak negeri dari apa yang disebut "New World" memulai pencacahan sejak tahun-tahun permulaan negeri yang bersangkutan di tempati. Di Australia (New South Wales), sensus mulai dilaksanakan pada tahun-tahun permulaan negeri yang bersangkutan ditempati. Di Australia (New South Wales) sensus mulai dilaksanakan 30.000 jiwa. Catatan paling lengkap di Eropa sebelum abad ke-19 dapat dijumpai di negeri-negeri skandinavia seperti Norwegia, Swedia, Denmark, Islandia dan Finlandia.
Menarik untuk dikemukakan bahwa, sampai permulaan abad ke-20 kurang dari 20 persen penduduk bumi yang dicakup oleh sensus. Dalam tahun-tahun 1950-1953, sensus penduduk telah dilakukan di 41 negeri yang berdaulat dan juga di sejumlah negeri yang belum berdaulat. Antara tahun 1945-1953 hampir 60 persen penduduk dunia dicakup sensus. Sampai tahun 1960 jumlah penduduk bumi yang telah dihitung melalui sensus kira-kira mencapai 90 persen. Kebanyakan dari penduduk yang belum di jamaah oleh sensus adalah penduduk dari beberapa negara di Afrika. Jumlah negeri yang melaksanakan sensus penduduk sekitar 1960. Yang tergolong kategori di Asia antaranya Birma, Srilanka, Korea Utara, Afganistan, Cina daratan, Pakistan, Iran dan Irak.
2. Kriteria Modern dari Sensus
Istilah sensus dalam paham modern mengandung makna perhitungan penduduk yang mencangkup wilayah suatu negara. Sensus dilakukan dengan pencacahan langsung tiap orang atau rumah tangga. Dengan demikian suatu sensus penduduk merupakan suatu usaha besar yang memerlukan banyak biaya dan pakaian suatu usaha besar yang memerlukan banyak biaya dan tenaga. Perhitungan penduduk dalam suatu sensus dappat dilakukan dengan sistem de jure atau de facto , atau kombinasi dari keduanya. Sistem de jure berarti mencacah penduduk menurut tempat tinggal tetap. Sedangkan dengan sistem de facto pencacahan dilakukan dimana seseorang ditemukan pada saat sensus. Kadang-kadang untuk kelompok-kelompok tertentu dikenakan perhitungan de facto seperti terhadap anak buah kapal, sementara terhadap penduduk lainnya dikenakan perhitungan de Jure. Berikut ini dijelaskan secara singkat ciri-ciri utama tersebut:
1. Kesponsoran
Suatu sensus penduduk nasional resmi disponsori dan diselenggarakan oleh pemerintah tingkat pusat (pemerintahan nasional), walaupun kadang-kadang bekerja sama dengan pemerintah tingkat profinsi dan lokal.
2. Teritorial yang terdefinisi dengan jelas
Cakupan teritorial pelaksanaan suatu sensus haruslah dengan definisi yang jelas.
3. Universalitas
Tiap anggota komunitas dalam cakupan sensus harus termasuk dalam cakuoan pencacahan tanpa ada yang ketinggalan atau terjadi duplikasi.
4. Simultanitas
Jumlah penduduk yang dicacah harus menunjuk pada waktu tertentu dalam definisi yang jelas. Sejalan dengan ini data yang dikumpulkan harus menunjuk pada periode waktu tertentu dengan definisi yang jelas.
5. Unit individual
Dalam suatu sensus pencacahan dilakukan secara langsung dan tidak melalui registrasi. Hal ini sekalipun mekanisme pengumpulan informasi memberikan kemungkinan untuk mencatat informasi bersama dari semua anggota rumah tangga atau keluarga atau kelompok secara keseluruhan. Secara tegas, prosedur pengumpulan data yang mencatat "data total" atau ringkasan" bagi kelompok-kemlompok individu bukanlah sensus, karena karakteristik dari berbagai individu tidak saling berhubungan.
6. Kompilasi Publikasi
Paling sedikit kompilasi dan publikasi data harus dilakukan menurut geografis wilayah dan semua variabel demografi dasar, hal mana merupakan bagian integral dari suatu sensur penduduk. Walaupun suatu sensus penduduk nasional resmi mengandung ciri-ciri seperti telah dikemukakan, pada waktu yang bersamaan dapat pula diterapkan pengumpulan data mengenai topik-topik tambahan dengan menggunakan teknik-teknik sampling.
3. Sensus Penduduk di Indonesia
Di Indonesia seperti di lain-lain di dunia, perhitungan penduduk untuk tujuan terbatas seperti untuk perpajakan dan penentuan jumlah wajib kerja telah ada sejak dulu. Raja-raja Nusantara seperti Raja Lombok dan Raja-raja Mataram telah berusaha melakukan perhitungan jumlah rakyat masing-masing.
Di Zaman kolonial, telah disebut sebelumnya adanya sensus penduduk Raffles angka jumlah penduduk dari sensus ini sering digunakan sebagai pangkal tolak pembicaraan-pembicaraan perkembangan penduduk di abad ke-19. Raffles melakukan perhitungan jumlah penduduk dalam rangka penetapan sistem pajak tanah (land rent). Pemerintah kolonial Belanda antara tahun 1880 hingga 1905 mengadakan sensus-sensus penduduk dengan periode lima tahun sekali.
4. Registrasi Kejadian Vital dan Penduduk
Pada umumnya sistem registrasi kejadian-kejadian vital dibedakan dari sistem registrasi penduduk. Sistem registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang dipelihara penguasa setempat di mana biasanya dicatat setiap kelahiran, kematian, adopsi, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan, perubahan nama, perubahan tempat tinggal. Catatan dibuat bagi tiap individu, dengan perubahan-perubahan dilakukan selama masa hidupnya. Perubahan nama, perubahan pekerjaan, dan perubahan tempat tinggal tidak termasuk ke dalam registrasi kejadian-kejadian vital. Sedangkan sistem registrasi kejadian-kejadian vital bertalian dengan registrasi seperti kelahiran, kematian, kematian janin, abortus, perkawinan, dan perceraian.
Bab V
Komposisi dan Piramida Penduduk
1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bagi suatu masyarakat penting baik dalam kerangka biologis, ekonomis, maupun sosial. Umpamanya penting dalam pertaliannya dengan angka-angka kelahiran, kematian, rasio beban tanggupan, dan jumlah penduduk usia sekolah. Perbedaan yang besar mungkin terdapat antara negeri-negeri tertentu dalam hal komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Angka rasio jenis kelamin dapat dihitung menurut golongan-golongan umur samping bagi penduduk total. Angka-angka rasio jenis kelamin menurut golongan umur ini disebut sebagai "age specific sex rations".
2. Tipe-tipe piramida Hidup
Piramida penduduk menyajikan lukisan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bagi suatu wilayah. Sampai derajat tertentu, riwayat penduduk suatu negeri dapat dibaca dari piramida penduduk negeri yang bersangkutan. Bentuk-bentuk piramida penduduk tidak saja dapat berbeda antar negeri melainkan juga antar waktu di suatu negeri.
3. Pengaruh Kematian, Kelahiran, dan Migrasi Terhadap Bentuk Piramida Penduduk
Sekitar 100 tahun diperlukan untuk menghasilkan suatu piramida baru, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menggantikan semua penduduk yang menyusun suatu piramida di suatu daerah atau negara. Tanpa migrasi atau kalaupun ada dalam jumlah yang relatif sedikit maka penambahan dan pengurangan penduduk hanya terjadi melalui kelahiran dan kematian. Turunnya moralitas terlenih-lebih pertama-tama jika hal ini terjadi pada umur-umur sangat muda yaitu umur-umur permulaan kehidupan, maka dalam keadaan fertilitas tetap tinggi, secara keseluruhan umur penduduk menjadi lebih muda.
4. Cara-cara Penggambaran Piramida Penduduk
Piramida penduduk juga sebenarnya merupakan penyajian secara grafis jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Penggambaran piramida penduduk dapat didasarkan baik atas angka-angka proporsi atau presentase. Sebagai ilustrasi dapat dilihat gambar piramida penduduk australia untuk tahun 1966 dalam angka-angka mutlak. Piramida penduduk dengan angka-angka mutlak selain menunjukkan jumlah penduduk untuk tiap-tiap golongan umur dan jenis kelamin. Penggambaran suatu piramida penduduk dimulai dengan menarik dua sumbu yang saling tegak lurus, yaitu yang satu sumbu horizontal dan yang lainnya sumbu vertical.
Tiap skala pada sumbu horisontal menunjukkan jumlah penduduk tertentu (mutlak atau relatif) dari golongan-golongan umur yang digambarkan pada sumbu vertical.
Vanny Rosa Marini KPI 1A_tugas 6 sosiologi_Metode Sosiologi
Vanny Rosa Marini
NIM: 1113051000025
METODE SOSIOLOGI
Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umunya yang menggunakan beberapa metode ilmiah untuk penelitian lapangannya, begitupun juga Sosiologi yang berfungsi untuk memahami masyarakat dan hubungannya.
Metode sosiologi menurut Paul B. Horton :
1. Studi Cross-sectional dan Longitudinal
Studi Cross-sectional: Pengamatan pada daerah yang luas pada jangka waktu tertentu.
Longitudinal: Studinya berlangsung sepanjang waktu dengan menyertakan pengamatan sebelum dan sesudahnya.
2. Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan
Eksperimen Laboratorium: Subjek orang dikumpulkan dalam satu tempat, kemudian diberi pengalaman dan dicatat kesimpulannya.
Eksperimen Lapangan: Subjek orang berada di luar ruangan, diberi pengalaman baru kemudian diamati hasilnya.
3. Penelitian Pengamatan
Hampir sama dengan Eksperimen namun tidak memberikan pengaruh terjadinya suatu kejadian.
Metode sosiologi menurut Soerjono Soekanto :
1. Metode Kualitatif
Mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka yang bersifat eksak. Dalam metode ini terdapat 3 jenis metode lagi, yaitu:
- Metode Historis: Menganalisis peristiwa yang terjadi di masa lampau untuk mengamati perubahannya.
- Metode Komparatif: Studi yang mementingkan perbandingan antar masyarakat.
- Metode Studi Kasus: Pengamatan terhadap suatu kelompok maupun individu dengan cara wawancara, memberikan daftar pertanyaan dan keterlibatan sang pengamat.
2. Metode Kuantitatif
Penelitian yang menggunakan angka-angka yang dapat diukur, juga dapat disebut metode statistik, yaitu gejala masyarakat sebelum diukur dapat diteliti lebih dulu.
Metode sosiologi yang lainnya :
1. Metode Deduktif
Metode berpikir hal-hal yang umum untuk bisa ditarik kesimpulan yang lebih khususnya, dapat disebut juga Metode Teori Sentris. Data dan fakta dianalisis berdasarkan kesimpulan yang sudah ada.
2. Metode Induktif
Mempelajari gejala-gejala khusus untuk bisa diambil kesimpulan yang bersifat umumnya. Metode ini dilakukan dengan cara menarik kerangka umum dari data-data yang dianggap khusus.
3. Metode Empiris
Mengutamakan fakta atau pengalaman nyata yang ada di masyarakat.
4. Metode Rasional
Mengutamakan penalaran akal dan logika untuk memahami suatu masyarakat.
5. Metode Fungsional
Digunakan untuk menilai fungsi dari lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.
Sumber:
Soyomukti Nurani. 2000. Pengantar Sosiologi. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta