Minggu, 29 September 2013

NITA LISTIANAH KPI/1C_Tugas 4_Economy and Society, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism


Economy and Society
Max Weber merupakan pemikir sosiologi klasik yang memberi perhatian besar pada sistem ekonomi. Economy and Society dan General Economic History adalah dua karya terkemukanya yang bicara tentang sistem ekonomi. Meski demikian, Weber menarik garis tegas bagaimana ia melihat ekonomi dari perspektif sosiologi dan tidak terjebak pada teori-teori ekonomi. Bagi Weber, sistem ekonomi lahir dan dipengaruhi oleh hal-hal lain di luar bidang ekonomi tersebut.

Syifa Fauziah_KPI 1/B_Tugas 4_Teori Max Weber


TEORI MAX WEBER
A.      ECONOMY AND SOCIETY
Tipe-tipe ideal yang disajikan dalam buku Economy and Society adalah campuran dari definisi, klasifikasi, dan hipotesis spesifik yang tampaknya sulit diseleraskan dengan pernyataan-pernyataan Weber, Weber menawarkan beberapa macam tipe ideal:
1.       Tipe ideal historis, ini terkait dengan fenomena yang ditemukan pada epos sejarah tertentu, (misalnya, pasar kapitalistis modern).
2.       Tipe ideal sosiologis umum, ini terkait dengan fenomena yang bersinggungan dengan beberapa periode historis dan masyarakat (misalnya, birokrasi).
3.       Tipe ideal tindakan, ini merupaka tipe tindakan murni yang di dasarkan pada motivasi pelaku (misalnya, tindakan afektual).
4.       Tipe ideal struktural, ini merupakan bentuk sebab dan akibat tindakan sosial (misalnya, dominasi tradisional).
 Apa itu Sosiologi ?
Definisi sosiologi yang dikemukakan Weber. "Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatiannya pada pemahaman interpretif atas tindakan sosial dan pada penjelasan kausal atas proses dan konsekuensi tindakan tersebut. Diantara tema-tema yang tercantum atau tersimpulkan dalam definisi ini adalah :
                Sosiologi haruslah berupa sebuah ilmu.
                Sosiologi harus memusatkan perhatian pada kausalitas.
                Sosiologi harus menggunakan pemahaman interpretif (verstehen).
Tindakan Sosial
                Ia membedakan tindakan dengan perilaku yang murni reaktif. Mulai sekarang konsep perilaku dimaksudkan sebagai perilaku otomatis yang tidak melibatkan proses pemikiran. Stimulus datang dan perilaku terjadi, dengan sedikit saja jeda antara stimulus dengan respons. Perilaku semacam ini tidak menjadi minat sosiologi Weber. Ia memusatkan perhatiannya pada tindakan yang jelas-jelas melibatkan campur tangan proses pemikiran (dan tindakan bermakna yang ditimbulkan olehnya) antara terjadinya stimulus dengan respons. Secara agak berbeda, tindakan dikatakan terjadi ketika individu melekatkan makna subjektif pada tindakan mereka.
Kelas, Status, dan Partai
                Mulai dengan kelas, Weber berpegang pada konsep orientasi tindakannya dengan menyatakan bahwa kelas bukanlah komunitas, kelas adalah sekelomok orang yang situasi bersama mereka dapat menjadi, dan kadang-kadang seringkali, basis tindakan kelompok. Weber menyatakan bahwa "situasi Kelas" hadir ketika tiga syarat terpenuhi:
1.       Sejumlah oran memiliki kesamaan komponen kausal spesifik peluang hidup mereka,
2.       Selama komponen ini hanya direpresentasikan oleh kepentingan ekonomi berupa penguasaan barang atau peluang untuk memperoleh pendapatan,
3.       Dan direpresentasikan menurut syarat-syarat komoditas atau pasar tenaga kerja. Inilah "situasi kelas"
Otoritas legal
        Otoritas legal dapat memiliki beragam bentuk struktural namun bentuk yang paling menarik perhatian Weber adalah birokrasi, yang ia pandang sebagai "tipe paling murni dari dijalankannya otoritas legal"
Hal hal berikut adalah ciri utama tipe ideal birokrasi :
1.       Terdiri dari rangkaian organisasi fungsi-fungsi resmi (badan) yang terikat oleh aturan.
2.       Setiap badan memiliki ranah kompetensi spesifik. Badan tersebut membawa serta serangkaian kewajiban untuk melakukan berbagai fungs. Otoritas untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut, dan cara-cara pemaksaan yang diperlukan bagi dilakukannya pekerjaan tersebut.
3.       Badan-badan tersebut terorganisasi ke dalam sistem hierarkis.
4.       Badan-badan tersebut mungkin membawa serta kualifikasi teknis yang mengharuskan partisipasinya memperoleh pelatihan yang tepat.
5.       Staf yang mengisi badan-badan tersebut tidak memiliki sarana produksi yang terkait dengannya, anggota staf dibekali dengan manfaat benda-benda yang mereka perlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
6.       Tindakan, keputusan, dan aturan administratif dirumuskan dan dicatat secara tertulis.
 
B.      THE PROTESTANT ETHIC AND THE SPIRIT OF CAPITALISM
Weber menjelaskan bahwa minat paling utama adalah lahirnya rasionalisme khas Barat. Kapitalisme, dengan organisasi tenaga kerja bebas, pasar terbuka, dan sistem tata buku yang rasional, hanyalah satu komponen dari sistem yang berkembang tersebut. Ia menghubungkannya secara langsung dengan perkembangan pararel rasionalisasi ilmu pengetahuan, hukum, politik, seni, arsitektur, sastra, universitas, dan pemerintahan. Jadi buku The Protestant Ethic bukanlah buku tentang kelahiran kapitalisme modern, melainkan tentang asal-usul semangat tertentu yang pada akhirnya membuat kapitalisme modern (karena sebelumnya memang telah ada beberapa bentuk kapitalisme modern (karena sebelumnya memang telah ada beberapa bentuk kapitalisme lain) berkembang dan mulai mendominasi ekonomi.
Menurut pandangan weber, semangat kapitalisme tidak dapat didefinisikan begitu saja berdasarkan kerakusan ekonomi, dalam banyak hal, justru sebaliknya. Dia adalah sistem etika, dan etos, yang memang jadi salah satu pendorong terjadinya kesuksesan ekonomi. Berubahnya upaya menghasilkan keuntungan menjadi etoslah yang jadi hal kritis di Barat. Di masyarakat lain, upaya mengejar keuntungan dipandang sebagai perbuatan individu yang sekurang-kurangnya pasti dimotivasi oleh kerakusan. Jadi, oleh banyak orang hal ini dicurigai dari sudut pandang moral.
Meskipun dalam buku The Protestant Ethic Weber memusatkan perhatiannya pada efek Calvinisme pada semangat kapitalisme, ia sadar bahwa kondisi sosial dan ekonomi membawa dampak timbal balik terhadap agama.
Agama  dan Kapitalisme di China
Salah satu asumsi terpenting yang memungkinkan Weber melakukan perbandingan sah antara Barat dengan China adalah bahwa keduanya memiliki prasyarat bagi perkembangan kapitalisme. Di Cina, terdapat tradisi penguasaan secara intens dan persaingan bebas. Ada industri besar dan peluang kerja luar biasa di tengah-tengah masyarakat. Terdapat sejumlah gilda yang begitu kuat. Penduduk meningkat. Terjadi pertumbuhan logam mulia secara terus-menerus.
Menurut pandangan Weber, kapitalisme dasar di Cina "menuju ke arah berlawanan dengan perkembangan perusahaan ekonomi rasional"
Kendala-kendala Struktural
                Weber mendaftar beberapa kendala struktural bagi lahirnya kapitalisme di Cina. Pertama, terdapat struktur komunitas khas Cina. Hal ini dipersatukan oleh ikatan kekerabatan yang erat dalam bentuk wangsa. Wangsa dipimpin oleh seorang ketua, yang menjadikan mereka pendukung tradisionalisme. Wangsa adalah entitas mandiri, dan tidak banyak berhubungan dengan wangsa lain. Hal ini mendorong penguasaan lahan yang sempit dan tertutup, dan berbasis rumah tangga, ketimbang pasar, ekonomi.
Taoisme
                Weber memahami taoisme sebagai agama Cina mistis yang di dalamnya kebaikan tertinggi diyakini sebagai kondisi psikis, kondisi pikiran, dan buka kondisi menggembirakan yang diperoleh dengan amal perbuatan dan kerja di dunia nyata. Akibatnya, taois tidak melakukan upaya rasional untuk memengaruhi dunia luar. Pada dasarnya Taoisme bersifat tradisional, dan salah satu ciri dasarnya adalah "jangan pernah lakukan inovasi". Sistem gagasan semacam itu cenderung tidak menimbulkan perubahan besar, sejauh yang dicapai kapitalism, misalnya.
Satu kesamaan ciri Taoisme dan Konfusianisme adalah tidak satupun yang cukup menghasilkan ketegangan, atau konflik, antaranggota yang mendorong mereka melakukan tindakan-tindakan inovatif di dunia.

sumber : Teori Sosiologi,  George Ritzer.
                               
 
 
 
 
 

fadlu zaty mubarak kpi1b_tugas4_economic and society dan protestan ethic and spirit of capitalizm

 
max weber
max weber (1864-1920) adalah seorang ilmuan terkenal dalam bidang sosiologi dalam karyanya ini, max weber cenderung tidak menekankan isu-isu metodologis.sebagaimana dipaparkan oleh lassman dan velody ,"jelas bahwa weber tidak memperhatikan metodologi yang dipahami sebagai buku petunjuk tentang petunjuk yang tepat …esai-esai metodoliginya lebih banyak berbicara tentang refleksi filofis perihal hakikat dan signifikansi klaim pengetahuan historis dan sosial"(1989;192).
Untuk membahas metodologi weber, mula-mula kita harus mengurai pemikirannya yang membicarakan sejarah dengan sosiologi .meskipun weber sebelumnya adalah mahasiswa hukum dan karir awalnya lebih condong ke bidang sejarah serta disertasi doktoralnya adalah studi historis tentang zaman pertengahan dan romawi.namun pada tahun-tahun berikutnya ia lebih dekat dengan sosiologi.menurut hemat weber,sosiologi bertugas melayani sejarah. Weber menjelaskan perbedaan antara sosiologi dan sejarah:"sosiologi berusah merumuskan konsep tipe dan keseragaman umum proses-proses empiris.ini berbeda dengan sejarah, yang berorientasi pada analisis kasual dan penjelasan atas tindakan,struktur,dan kepribadian individu yan g memiliki signifikansi cultural"(1921/1968; 19).   
 
Fadly zaty Mubarak
1113051000092
  

Yumaretsa Ridwan KPI 1 A_Tugas4_Max Weber

The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism 

Dalam buku ini weber memaparkan pendangannya mengenai kausalitas dan keterkaitan antara etika Protestan dan munculnya kapitalisme di Eropa Barat. Ia menyatakan yang dimaksud dengan kausalitas adalah  kemungkinan suatu peristiwa diikuti atau disertai peristiwa lain. Menurutnya mencari keajekan historis, pengulangan dan keparalelan saja tidak cukup.  Namun, peneliti harus melihat alasan, sekaligus makna, perubahan-perubahan historis .

Ada sesuatu hal yang menarik dan perlu diingat dalam buku ini mengenai  pemikiran Weber tentang kausalitas adalah keyakinan dia bahwa karena kita dapat memiliki pemahaman khusus tentang kehidupan sosial ,penegetahuan kausal atau ilmu-ilmu sosial berbeda dengan pengetahuan kausal tentang ilmi-ilmu alam.

Pemikiran Weber tentang kausalitas terkait erat dengan upayanya memahami konflik antara pengetahuan nomotetis dengan pengetahuan idografis. Mereka yang menganut sudut pandang nomotetis akan beragumen bahwa terdapat hubungan pasti antar fenomena sosial, sementara itu para pendukung perspektif idiografis cenderung hanya melihat hubungan acak antar entitas-entitas tersebut.

Weber mengemukakan tesisnya yang terkenal mengenai keterkaitan antara Etika Protestan dan munculnya Kapitalisme di Eropa Barat. Menurutnya  muncul dan berkembangnya kapitalisme di Eropa Baratberlangsung secara bersamaan dengan perkembangan Sekte Kalvinisme dalam agama Protestan.


Economic and Society

Dalam buku ini Weber menjelaskan tipe-tipe ideal. Menurutnya tipe-tipe ideal  adalah perangkat heuristik yang digunakan dalam irisan realitas sejarah yang berfungsi sebagai alat pembanding dengan realitas empiris untuk menentukan ketidaksesuaian ataupun kemiripan, untuk menggambarkannya dengan konsep yang paling dapat dipahami secara tepat, dan untuk menentukan dan menjelaskannya secara kasual. Karena memiliki deinisi yang seperti ini, Weber tidak sepenuhnya konsisten dengan caranya menggunakan tipe ideal. Pada level paling dasar, tipe ideal adalah konsep yang dikonstruksi oleh ilmuwan sosial, menurut minat dan orientasi teoretisnya, dalam rangka memahami ciri utama fenomena sosial.

Tipe-tipe ideal harus masuk akal di dalam dirinya sendiri, makna komponen-komponennya harus kompatibel, dan semua hal itu harus membantu kita memahami dunia riil. Ada beberapa macam tipe ideal yang weber tawarkan, yaitu :

 1) tipe ideal histories

Tipe ini terkait dengan fenomena yang ditemukan pada epos sejarah tertentu (misalnya, pasar kapitalistis modern).

2) tipe ideal sosiologis umum

Tipe ini terkait dengan fenomena yang bersinggung dengan beberapa periode historis dan masyarakat (misalnya, birokasi).

3) tipe ideal tindakan

Tipe ini merupakan tipe tindakan murni yang didasarkan pada motivasi pelaku (misalnya, tindakan afektual).

4) tipe ideal struktural

Tipe ini merupakan bentuk sebab dan akibat tindakan sosial (misalnya, dominasi tradisional).

 

Sumber:     Ritzer, G., & Goodman, D. J. TEORI SOSIOLOGI. Bantul : KREASI WACANA.

                

Shera Maulidia KPI 1B_Tugas 4_Max Weber

Max Weber

Economic and Society

Weber cenderung tidak menekankan isu-isu metodologis. Weber memfokuskan perhatiannya pada karya substantif: "hanya dengan mengungkapkan dan memecahkan masalah-masalah substantiflah ilmu dapat dibangun dan metodenya dapat berkembang". Untuk membahas metodologi Weber, mula-mula kita harus mengurai pemikirannya yang membicarakan hubungan sejarah dengan sosiologi.

Weber merasa bahwa sejarah (sosiologi historis) membahas individualitas dan generalitas. Pandangan Weber tentang sosiologi historis sebagian dibangun oleh ketersediaan,dan komitmennya pada studi tentang data historis.

Weber cenderung menyibukkan dirinya dengan data historis. Hal ini pun menciptakan masalah serius dalam memahami karyanya. Singkatnya, Weber percaya bahwa sejarah terdiri dari bentangan fenomena spesifik yang tiada habisnya.

Weber merasa bahwa sosiologi memiliki kelebihan daripada ilmuan alam. Kelebihan tersebut terletak pada kemampuan sosiologi untuk memahami fenomena sosial, sementara ilmuan alam tidak dapat memperoleh pemahaman serupa. Pemahaman dalam bahasa Jerman adalah verstehen. Istilah ini oleh Weber dalam peneliatan historis adalah sumbangan yang paling banyak dikenal, dan paling kontroversial terhadap metodologi sosiologi kontemporer.

Aspek lain dari metodologi Weber adalah komitmennya pada studi kausalitas. Weber cenderung melihat studi sebab-sebab fenomena sosial berada di dalam wilayah sejarah, bukan sosiologi. Yang dimaksud dengan kausalitas adalah kemungkinan suatu peristiwa diikuti atau disertai peristiwa lain.

Weber percaya bahwa tanggung jawab sosiologi adalah mengembangkan perangkat konseptual. Perangkat konseptual tersebut adalah tipe-tipe ideal. Tipe-tipe ideal adalah perangkat heuristic yang digunakan dalam irisan realitas sejarah.menurut Weber, tipe ideal secara induktif berasal dari dunia riil sejarah sosial. Meskipun tipe-tpe ideal harus berasal dari dunia riil,mereka tidak dapat menjadi cerminan citra dunia tersebut. Tipe-tipe ideal harus masuk akal di dalam dirinya sendiri, dan juga harus dikembangkan secara keseluruhan. Sejalan dengan pandangan Weber bahwa tidak mungkin ada konsep abadi dan tetap dalam ilmu sosial.

Macam-macam tipe ideal:

1.      Tipe ideal historis

2.      Tipe ideal sosiologi umum

3.      Tipe ideal tindakan

4.      Tipe ideal struktural

 

Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism

The Protestant Ethic bukanlah buku tentang kelahiran kapitalisme modern, melainkan tentang asal usul semangat tertentu yang pada akhirnya membuat kapitalisme modern berkembang dan mulai mendominasi ekonomi.

Menurut pandangan Weber, semangat kapitalisme tidak dapat didefinisikan begitu saja berdasarkan kerakusan ekonomi. Justru sebaliknya. Dia adalah system etika yang menjadi salah satu pendorong terjadinya kesuksesan ekonomi. Di masyarakat lain, upaya mengejar keuntungan dipandang sebagai perbuatan individu yang sekurang-kurangnya pasti dimotivasi oleh kerakusan.

Namun, Protestanisme berhasil mengalihkan upaya mencari keuntungan menjadi semacam jihad moral. Topangan moral inilah yang secara tak terduga mendorong terjadinya ekspansi besar-besaran dalam mencari keuntungan, dan melahirkan sistem kapitalis.

Sebenarnya, dalam banyak hal, kapitalisme modern, karena sekularitasnya, bertentangan dengan Calvinisme dan dengan agama pada umumnya. Kini kapitalisme telah menjadi entitas riil yang mengombinasikan norma, nilai, pasar, uang, dan hukum.

 

Sumber: Teori Sosiologi – George Ritzer, Douglas J. Goodman

Rizka Fitriana Sari KPI 1/C_Tugas 4_Max Weber


Rizka Fitriana Sari
1113051000119
Max Weber (1864-1920)
1. The Protestan Ethic and The Spirit of Capitalism
            Dalam The Protestan Ethic and The Spirit of Catalism, Weber menyatakan bahwa ketelitian yang khusus, perhitungan dan kerja keras dari bisnis barat didorong oleh perkembangan etika protestan yang muncul pada abad ke-16 dan digerakkan oleh doktrin Calvinisme, yaitu doktrin tentang takdir. Pemahaman tentang takdir menuntut adanya kepercayaan bahwa Tuhan telah memutuskan tentang keselamatan dan kecelakaan.
           

Chairunnisa KPI 1 A_Tugas 4 Sosiologi_Max Weber

MAX WEBER
The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism
            Dalam bukunya The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism (1904) Weber menyatakan kesalehan sang ibu yang diwarisinya pada level akademik. Buku ini menjelaskan tentang pandangan Weber mengenai Kausalitas dan keterkaitan antara Etika Protestan dan  munculnya Kapitalisme di Eropa Barat.
            Yang dimaksud Weber dengan Kausalitas (1921/1968) adalah kemungkinan suatu peristiwa diikuti atau disertai peristiwa lain. Menurut dia, tidak cukup hanya mencari keajekan historis, pengulangan dan keparalelan, sebagaimana yang dilakukan sebagian besar sejarawan. Namun, peneliti harus melihat alasan, sekaligus makna, perubahan-perubahan historis (Rath,1971). Weber bekerja dengan pendekatan multikausal dimana "sekumpulan pengaruh interaktif sering kali menjadi factor kausal efektif". (Kalberg, 1994:13)
          

Arif Rahman Hadi_PMI3_Kritis Marxisme dan marx

Sejarah ilmu pengetahuan telah mencatat dan menempatkan ilmu-ilmu sosial pada perdebatan panjang yang dialektis. Semakin kompleksnya hubungan antar-manusia berimplikasi pada semakin dinamisnya perkembangan teori-teori sosial. Di satu sisi ada teori-teori yang telah mapan status quo, sehingga telah menjadi teori mainstream yang dipakai secara global, namun di sisi lain ada teori yang mencoba untuk melakukan serangkaian perubahan akan dinamika perspektif global.

Akbar Firmansyah KPI 1C_Tugas4_Max Weber, Economic and society and Protestan Ethic and Spirit of Capitalism

A.   Economic and Society
                  Ekonomi Max Weber adalah sosiologis terbesar ditulis dalam abad ini. Diterbitkan secara di Jerman pada tahun 1920. telah menjadi bagian konstitutif dari imajinasi sosiologis modern. Ekonomi dan Masyarakat adalah perbandingan ketat empiris pertama struktur sosial dan perintah normatif di dunia-historis mendalam, mengandung bab yang terkenal pada aksi sosial, agama, hukum, birokrasi, karisma, kota, dan masyarakat politik dengan dimensi kelas..
   

Cari Blog Ini