Kamis, 24 Oktober 2013

ZUYINARWANI_PMI3_TUGAS UTS SOSIOLOGI PERKOTAAN_MASALAH KEMISKISNAN MENJADI KRIMINALITAS

 
MASALAH KEMISKISNAN MENJADI  KRIMINALITAS YANG TERJADI DI DANAU SITU BUKURPONDOK RANJI TANGERANG SELATAN

 
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Allah  Swt  atas karunianya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Penelitian ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Agung Muhammad Saw  yang telah membawa kita dari zaman dzulumati Al- jahiliyyati ila zamani An- Nuril ilmi.
Penelitian  ini berjudul tentang "masalah kemiskisnan menjadi  kriminalitas yang terjadi di danau situ bukur pondok ranji tangerang selatan", penelitian ini merupakan bentuk pemenuhan tugas dari mata kuliah Sosiologi Perkotaan  '
Untuk menyempurnakan Penelitain ini, kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Sehingga di kemudian hari kami dapat menyempurnakan  penelitian ini dan saya dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kami lakukan.
Akhirnya kami berharap semoga Penelitian ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami pribadi dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin.
Pondok Ranji, 24 Oktober  2013
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Masalah kemiskinan merupakan suatu keadaan yang dihubungkan dengan kesulitan dan kekurangan dalam berbagai kehidupan. Kebutuhan dan kekurangan materi tersebut menyangkut kebutuhan dasar seperti pangan setiap hari, sandang dan papan.
Menurut Todmani yang dikutip dalam buku Participatory Vulnerability Analysis (PVA) korban gempa di Klaten Jawa Tengah mengungkapkan bahwa ketika berbicara masalah kemiskinan membuat orang harus hidup pada lingkungan yang berpotensi menimbulkan kejadian yang luar biasa, hal ini disebabakan antara lain karena keterbatasan akses sumber daya dan kesempatan mendapatkan pendapatan yang merupakan sesuatu dari berbagai dimensi kerentanan.[1]
Kemiskinan merupakann suatu kondisi seseorang atau kelompok, baik  laki-laki maupun perempuan yang tidak terpenuhi  hak-haknya dan kebutuhannya yang untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan ekonomi semata, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan seseorang atau kelompok orang, laki-laki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan secara martabat.[2] 
Dalam fenomena kehidupan saat ini banyak sekali kita temukan terutama di Indonesia ini, masyarakat yang melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan ketentuan masyarakat sekitar dan UUD Negara Republik Indonesia. Seperti pencurian, pemerkosaan, pembunuhan, dan tindakan- tindakan yang lainnya. Hal yang demikian itu dikarenakan ketidak mampuan mereka untuk menjalani roda kehidupan ekonomi yang tidak menentu dan semakin meninggi.
Sikap skeptis, ragu, putus asa dan pesimis takut akan jurang kemiskinan sehinggan mereka harus keluar dari jurang kemiskinan.
Sebuah fakta yang amat memprihatinkan ditempat seperti Danau Situ Bukur yang mana tempat yang aman tersebut untuk memberikan kenyamanan bagi para penggunanya, tetapi apa jadinya jika kereta sebagai alat transportasi yang bisa mennngulangi kemecetan tersebut dipakai untuk melakukan sebuah kejahatan atau kriminalitas akibat lemahnya ekonomi.
B.     POKOK MASALAH
Masalah yang akan diteliti pada penelitian kali ini adalah tentang kriminalitas yang ada di daerah danau situ bukur  ranji dan bagaimana peranan  masyarakat pada penanggulagan atas kejadian tersebut. Pada penelitian kali ini akan kami pusatkan perhatian kami terhadap permasalahan yang terjadi dikala kereta api yang ingin berangkat kesuatu daerah tertentu dan bagimana peranan masyarakat ketika melihat kejadian tersebut terjadi.
Dalam pendekatannya, masalah yang terjadi di KA di daerah Pondok Ranji tersebut amatlah kompleks sekali, yang dapat dijaring melului kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang berada disana seperti pendidikan, agama dan kepercayaan, organisasi sosial, pimpinan masyarakat, dan pengendalian sosial. Dengan mengetahui aneka macam corak kehidupan masyarakat, sangat diperlukan sekali usaha untuk mebuat Kenyamanan pengguna kereta. Yang mana telah di sampaikan oleh Jokowi dalam sebuah televisi yang mana kereta api adalah salah satu penanggulangan kemacetan yang terjadi khususnya di daerah Jakarta.[3]
C.     RUANG LINGKUP
Danau Situ bukur terletak di Jalam Menjangan Raya kelurahan Pondok Ranji Kecamatan Ciputat Tangerang selatan.
D.    TUJUAN PENELITIAN
Ø  Tujuan dari penelitian ini agar kita dapat lebih mengetahui spesifikasi antar hubungannya kemiskinan dan tindak laku kriminalis.
Ø  Tujuan Selanjutnya agar kita lebih bisa mendalami lagi tentang fenomena yang terjadi di perkotaan dalam ranah sosilogi perkotaan.
Ø  Agar lebih berhati-hati terhadap suasana yang terjadi didalam perkotaan khususnya dalam permasalahan-permasalhannya.
E.     PROSEDUR DAN METODELOGI  PENELITIAN
1.      Prosedur Penelitian
Sebelum penelitian dilapangan, terlebih dahulu dipersiapkan beberapa tahap kegiatan sebagai berikut:
a.       Membuat alat penelitian yang berupa pedoman pertanyaan.
b.      Menentukan dareah sebagai sampel penelitian
c.       Meminta izin kepada keamanan yang sedang menjaga disana melalui lisan
2.      Pendekatan Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian dalam pengumpulan data, fakta, atau informasi, yang melaui metode pengamatan atau observasi.
a.       Metode Pengamatan, pengamatan dilakukan secara langsung di lapangan, untuk memperoleh data mengenai bagaimana pola kehidupan masyarakat di daerah ini.[4]  
Adapaun pendekatannya saya terlebih dahulu meminta izin secara lisan kepada keamanan yang sedang menjaga disana ditakutkan terjadinya Sesuatu yang tidak diinginkan untuk saya pribadi maupun pada masyarakat pada umumnya.
Untuk pendekatan yang lainya saya memekai penelitian kualitatif berdasarkan wawancara yang telah dilakukan. Adapun pengertian dari metode kualitatif adalah Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian. Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya ( Strauss & Corbin, 2003). Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan.
Penelitian kualitatif (Qualitative research) bertolak dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social eperience) yang diinterpretasikan oleh individu-individu. (Nana Syaodih, 2001 : 94).[5]
b.      Lokasi penelitian dan Waktu Penelitian  
Lokasi yang diteliti adalah pada jl. Menjangan Raya kelurahan Pondok Ranji Kecamatan Ciputat. Mengapa saya mengambil tempat disana ? karena awalnya saya mendengar-dengar bahwa disana banyak sekali kejadian kejadian yang memang menyangkut kepada masalah sosial. Maka dari itu saya pun meneliti disana.
Waktu penelitian yang digunakan tepat pada hari kamis tanggal 24 oktober 2013  pukul : 16.45
c.       Subjeck
Sasaran yang akan diteliti berupa dari golongan kebawah yang mayoritas mereka sangat lemah dalam ekonomi. Dari hasil wawancara yang saya teliti terdiri dari 2 orang yang diwawancarai dan beberapa hasil penelitian berupa data statistika dari Badan Pusat Statistika.
d.      Hasil wawancara
Ada 2 orang yang saya wawancarai tentang permasalah sosial
1.      Percakapan dengan seorang pedagang bakso panggul keliling.
Saya : pak saya boleh nanya-nanya gak ?
Pedangang:boleh
Saya : Nama bapak siapa?
Pedagang :Wawan
Saya : asal mana pak ?
Pedagang : Garut
Saya : bapak kerja jadi tukang bakso dari kapan ?
Pedagang : baru-baru ini
Saya : penghasilan perhari kira-kira berapa ?
Pedagang :perhari bisanya 60.000
Saya : asli mana ?
Pedagang : sunda
2.      Percakapan dengan perempuan yang bermasalah sosial, keadaanya sedang merokok dan sedang mabuk.
Saya :Nama mba siapa ?
Perempuan : Puput
Saya : asal mana ?
Perempuan :asal sini bang ( jl. Menjangan raya )
Saya : trus gimana kalo disini keadannya malem-malem ?
Perempuan :kalo disini malem-malem yah rame bang
Saya : Masih sekolah ?
Perempuan : masih
Saya : biasanya disni rame anak sekolah yah ?
Perempuan :iya biasanya anak-anak sekolah CABUT PADA KESINI abis mo kemana lagi
Saya :biasanya kalo malem yang rame kapan tuh ?
Perempuan : yah malem minggu yah pada pacaran
Saya :masih sekolah ? kelas berapa /?
Perempuan : masih kelas 3 smp
e.      



Data kemiskinan di daerah perkotaan menurut statistik
f.       Pengumpulan Data
Pengumpulan data diambil melalui studi dokumentasi, studi dokumentasi ini meliputi data baik data berasalkan observasi maupun data melalui studi perpustakaan yang mempelajari berbagai tulisan yang menyangkut penelitian permasalah sosial ini.
Dalam menguraikan hasil penelitian yang saya temukan saya menggunakan metode naratif deskriptif.
g.      Hasil Temuan
Dasil penelitian saya yang dilakukan kebeberapa wawancara  kepada 2 responden di Pondok Ranji dengan menggunakan metode Kualitatif berdasarkan wawancara  terbuka yang terdiri dari enam pertanyaan sebagai berikut.
1.      Siapa nama ?
2.      Apa Pekerjaannya ?
3.      Dari mana asalnya ?
4.      Bagaimana kondisi ekonominya ?
5.      Berapa Penghasilannya ?
6.      Mengapa anda berprilaku demikian ?
h.      Tinjauan teoritis ( Teori Konflik )
Konflik merupakan bagian dari interaksi sosial yang bersifat disosiatif. Timbulnya konflik terjadi akibat adanya suatu keadaan yang bertentangan (perbedaan). Perbedaan yang dimaksud disini adalah perbedaan kepentingan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Teori ini didasarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat. Teori konflik berasal dari Karl Marx dengan konsep economic made of production, yang menghasilkan kelas yang mengeksploitasi dan kelas yang tereskploitasi.
Menurut Prof Dr I Gde Pitana dan Ir Putu G Gayatri dalam Sosiologi Pariwisata, masalah dalam teori konflik adalah "dominasi " dan "sub ordinasi" menjadi pokok bahasan penting, karena berasumsi bahwa aturan, norma dan nilai yang harus dianut oleh masyarakat sesungguhnya merupakan nilai, norma atau aturan dari kelompok dominan yang memaksakannya kepada kelompok sub ordinat. Dengan pemaksaan nilai dan aturan tersebut, kelompok dominan mempertahankan struktur sosial yang menguntungkan kelompoknya
Teori konflik ini menolak anggapan bahwa masyarakat ada dalam situasi stabil dan tidak berubah. Sebaliknya masyarakat selalu dilihat dalam suatu kondisi tidak seimbang atau tidak adil dan keadilan atau keseimbangan dapat dicapai dengan penggunaan kekuatan revolusi terhadap kelompok-kelompok yang memegang kekuasaan.
Teori konflik adalah sebuah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.[6]
Dari berbagai pengertian konflik diatas selaku penulis  mencoba memberikan kesimpulan bahwa kasus kriminalitas  disini adalah akibat pertentangan, perbedaan dan lain sebagainya akan kehidupan sosialnya. Dari wawancara yang penulis lakukan, mereka lebih memilih hidup di jalanan, memutuskan untuk keluar dari rumah, kaluar dari kehidupan yang sesungguhnya, tanpa aturan, tanpa tanggung jawab, demi kepentingan diri sendiri dengan berusaha menyingkir dari pihak-pihak yang tidak sepaham dengannya. Jika di analogikan dengan teori Mark, kelompok pengamen ini adalah kaum proletar (kelas pekerja miskin) yang berusaha melawan, membuat perubahan yang diinginkannya.
IDENTIFIKASI  KOTA
A.    PENGERTIAN KOTA
Ø  Pengertian Kota Menurut UU No 22/ 1999 Tentang Otonomi Daerah
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Ø  Pengertian Kota Menurut Peraturan Mendagri RI No. 4/ 1980
Kota adalah suatu wadah yang memiliki batasan administrasi wilayah seperti kotamadya dan kota administratif. Kota juga berarati suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris , misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan.
Pengertian Kota Menurut Para Ahli
Ø  Pengertian Kota Menurut Amos Rappoport
Pengertian kota menurut Amos Rappoport dibagi menjadi dua definisi, yaitu definisi klasik dan definisi moderen.
       a.       Definisi klasik
Kota adalah Suatu  permukiman yang relatif besar, padat dan permanen , terdiri dari kelompok individu-indivudu yang heterogen dari segi sosial.
       b.      Definisi Moderen
Kota adalah Suatu Permukiman dirumuskan bukan dari ciri morfolgi kota tetapi dari suatu fungsi yang   menciptakan ruang-ruang efektif melalui pengorganisasian ruang dan hirarki tertentu.
Ø  Pengertian Kota Menurut Bintarto
Menurut Bintarto dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yangditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerahdibelakangnya.
Ø  Pengertian Kota Menurut Max Weber
Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal.
Daerah perkotaan, adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, seperti jalan raya, sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya.
B.     PENGERTIAN DESA
Berdasarkan istilah di Indonesia desa memiliki definisi yang berbeda-beda menurut daerahnya masing-masing yaitu Aceh (Gampong), Minangkabau (nagari), Batak (Huta) Minahasa (Wanua), Bali (Banjar), Lampung (Dusun/Wanua), Jawa (Desa) Sunda (Kampung). Sedangkan pengertian secara administrative, desa adalah kesatuan administrative yang disebut kelurahan.
Ø  Pengertian Menurut Beberapa Ahli
a.       Sutardjo Kartohadikusumo
Desa adalah kesatuan hukum yang didalamnya bertempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan pemerintahan sendiri.
b.       Paul Landis
Desa merupakan wilayah yang berpenduduk kurang dari 2500 jiwa dengan cirri-ciri pergaulan hidup yang saling mengenal, mempunyai pertalian perasaan, cara penghidupannya agraris terpengaruh alam dan iklim dan memiliki pekerjaan sambilan non agraris.
c.        UU No 22 Pasal 1 Tahun 1948
Desa adalah daerah yang terdiri atas satu atau lebih dusun yang digabungkan sehingga merupakan suatu daerah otonomi yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri.
d.       UU No 5 Pasal 1 Tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai saatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
e.        UU No 22 Tahun 1999
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan menguruskepentingan msyarakat setempat berdasarkan asal usuk dan adapt istiadat setempat yang diakui dalam sistim pemerintahan naiional dan berada didalan daerah kabupaten.
Ø  Ciri-Ciri Desa
Ciri-ciri desa adalah sebagai berikut :
1.      Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2.      Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
3.      Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
C.     PERBEDAAN ANTARA DESA DAN KOTA
Kota dan desa merupakan tempat suatu kesatuan penduduk. Kota dan desa memiliki perbedaan yang sangat significant.
Ada beberapa ciri untuk membedakan antara desa dan kota, yaitu sebagai berikut :
1.      Jumlah dan kepadatan penduduk
2.      Lingkungan hidup
3.      Mata pencaharian
4.      Corak kehidupan sosial
5.      Stratifikasi sosial
6.      Mobilitas sosial
7.      Pola interaksi sosial
8.      solidaritas sosial
9.      kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.
10.  Nilai sosial pada penduduk
11.  Tingkat pendapatan
12.  Kemajuan teknologi
13.  Nilai budaya
14.  Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam
Dari pengertian diatas dapat saya ambil kesimpulan yaitu kota adalah satu tempat yang disinggahi oleh beberapa masyarakat yang padat, dan mempunyai ciri-ciri dan watak yang tertentu. Bedasarkan landasan tersebut saya mengganbil dari ciri-ciri penduduk kota.
KESIMPULAN
Menurut Sorjono Soekanto (1990), mengartikan tentang kemiskinan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.[7]
Kenyataan menunjukkan bahwa kemiskinan masih terdapat pada penduduk negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Kemiskinan sering dihubungkan dengan keterbelakangan dan ketertinggalan. Di samping itu kemiskinan juga merupakan salah satu masalah social yang amat serius. Untuk mencari solusi yang relevan dalam pemecahan masalah kemiskinan, perlu dipahami sebab musabab dan menelusuri akar permasalahan kemiskinan itu, agar dapat digali potensi sebenarnya yang terkandung dalam sumberdaya masyarakat tani.
Kemiskinan pada hakekatnya adalah situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh si miskin, tetapi karena tidak bisa dihindari dengan kekuatan yang ada padanya. Kemiskinan antara lain ditandai dengan sikap dan tingkah laku yang menerima keadaan yang seakan-akan tidak bisa diubah, yang tercermin di dalam lemahnya kemauan untuk maju, rendahnya produktivitas, ditambah lagi oleh terbatasnya ,msodal yang dimiliki, rendahnya pendidikan dan terbatasnya kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan (Dep Tan, 1996).
Oleh karena itu dalam pengentasan rakyat dan kemiskinan adalah terlebih dahulu menyadarkan mereka bahwa sesungguhnya tingkat kehidupan mereka itu sangat rendah, serta meyakinkan mereka bahwa sesungguhnya kondisi mereka itu masih bisa diperbaiki dan ditingkatkan. Dengan kata lain upaya penanggulangan kemiskinan harusnya dimulai dengan memberdayakan si miskin, yang dilaksanakan melalui suatu proses pendidikan yang berkelanjutan dengan prinsip menolong diri sendiri dan berlandaskan pada peningkatan kemampuan menghasilkan pendapatan, sehingga mereka mampu menjangkau terhadap fasilitas/ kemudahan-kemudahan pembangunan yang tersedia dalam aspek sumberdaya, permodalan, teknologi dan pasar.[8]
Batasan kemiskinan umumnya diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum atau layak. Selanjutnya dikatakan bahwa tingkat pendapatan minimum itulah yang dipergunakan sebagai pembatas antara keadaan miskin dan tidak miskin yang disebut poverty line (garis kemiskinan). Bagi masyarakat Indonesia, beras dipandang sebagai komoditi kebutuhan pokok yang besar pengaruhnya. Komoditi ini elastis, artinya perubahan harga beras mempengaruhi komoditi lainnya. Oleh karena itu beras dapat digunakan sebagai dasar penentuan garis kemiskinan. Adapun indikator kemiskinan menurut Sayogyo dalam Sutrino (1997) berdasarkan pendapatan setara dengan beras per orang per tahun [9]


[1] Pusat Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Unika Atmaja, Participatory Vulnerability Analysis (PVA) korban gempa di Klaten Jawa Tengah  (Jakarta: PPM Atmaja, 2007 ), hal.11
[2]Seknas FITRA dan The Asian Fondation, modul Advokasi Anggaran Pro Rakyat Miskin Berbasis Ormas Islam (Jakarta: Seknas Fitra dan The Asean Foundation, 2007), Hal. 46 
[3] Berita televise swasta
[4] Laporan penelitian Jarahintra Departement pendidikan dan Kebudayaan
[5] Http// diaryapipah.com/2012/05/pengertian-penelitian-kualitatif.html
[6]Wirawan, konflik Dan Manajemen Konflik Teori, Aplikasi, dan penelitian, Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
[7] Soekanto S. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
[8] Soedjatmoko. 1983. Dimensi Manusia Dalam Pembangunan. LP3ES. Jakarta..
[9] Departemen Pertanian. 1996. Metodologi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia. Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini