Kamis, 24 Oktober 2013

bungawati_PMI3_tugas UTS sosiologi perkotaan_Strategi Bertahan Hidup Pedagang Asongan

" Strategi Bertahan Hidup Pedagang Asongan Di Jakarta Selatan Wisata Ragunan "
Makalah ini dibuat memenuhi tugas "individu" yang dibimbing oleh Tantan Hermansyah M.Si
Di susun oleh:
Bungawati (1112054000032)

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam ( Semester 3)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta
2013
KATA PENGANTAR
Syukur pada tuhan yang maha kuasa kami sampaikan atas terselesaikannya, makalah ini. menyusun makalah ini menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Walaupun dalam menyusun makalah ini saya telah melakukan pengkajian, penelitian dan observasi serta berusaha untuk menyampaikan materi secara lengkap dan terstruktur. Tetapi tentunya setiap karya tidak ada yang benar-benar sempurna sehingga mungkin makalah ini masih terdapat banyak kekurangan atau mungkin teman-teman dan DOSEN masih mengalami kesulitan atau masalah setelah mempelajari makalah saya. Maka kami meminta maaf atas kekurangan dan kesalahan tersebut.
Adanya pedagang asongan, disekitar kita merupakan realita yang tidak terelakan pada kehidupan kota saat ini. Keadaan sosial ekonomi masyarakat yang tidak memadai serta pendidikan yang terbatas, membuat seseorang harus bekerja keras dari pinggir jalan, pasar tradisional, depan perkantoran, sampai kota-kota besar seperti Jakarta.
Survey kami menghasilkan bahwa, hampir setiap mereka yang berprofesi sebagai pedang asongan umumnya adalah mereka yang berpendidikan rendah bahkan ada yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Dengan keadaan seperti ini sudah seharusnya pemerintah mencari jalan bagaimana cara menciptakan lapangan pekerjaan yang baru, atau memberikan pandidikan yang terjangkau unuk masyarakat miskin agar mereka mempunyai skill dan kemampuan yang bisa mereka pergunakan untuk mencari kerja. Sehingga jumlah pedagang asongan yang semakin tahun semakin meningkat.
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai penduduk terpadat di dunia, dengan berbagai macam profesi dan pekerjaan, Dari yang membutuhkan kemampuan yang lebih sampai yang hanya membutuhkan tenaga. Karena negara Indonesia termasuk negara yang masih berkembang, menyebabkan pendidikan yang ada di Indonesia  kurang merata. keadaan ini menyebabkan kurangnya masyarakat Indonesia yang memilliki kemampuan yang terbatas sehingga beberapa penduduk di Indonesia bekerja hanya menggunakan tenaga tanpa perlu disertai dengan latar belakang pendidikan yang memadai contohnya seperti "pedagang asongan".
Pedagang asongan adalah pedagang yang membawa jualannya dengan cara di asong atau dibawa kemana-mana dan ditawarkan kepada para pelanggan . Pedagang asongan biasanya menjual berbagai jenis pop mie, rokok, minuman gelas, tisu- tisuan dan permen- permen. Biasanya tidak begitu banyak, karena pedangan asongan ini bersifat berjalan menjajalkan dagangannya dengan mendatangi para pembeli dan menawarkan barang- barangnya langsung kepada bara pembeli.
Namun hal semacam ini juga mempunyai dampak yang baik dan buruk bagi penduduk local maupun orang asing.  Berdasarkan dari berbagai Survey  ,dan pengamatan kami di Mataram menghasilkan ,kebanyakan mereka yang beroprasi sebagai pedagang asongan di kota  umumnya masyarakat berpendidikan rendah sampai ada yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali, sehingga menyulitkan mereka untuk mencari pekerjaan yang lebih.
Pedagang asongan mempunyai arti seorang pedagang yang membawa dagangan mereka dengan cara di "asong" yaitu di selalu dibawa- bawa dan diangkat untuk di tawarkan kepada para pembeli. Pedagang asongan biasanya menjual berbagai jenis pop mie, rokok, minuman gelas, tisu- tisuan dan permen- permen dan pop mie. Biasanya tidak begitu banyak, karena pedangan asongan ini bersifat berjalan menjalankan dagangannya dengan mendatangi para pembeli dan menawarkan barang- barangnya langsung kepada bara pembeli.
B. Rumusan Masalah.
1.Bagaimana persoalan Pedagang asongan  di wisata Ragunan Jakarta selatan?
 2.Apa dan bagaimana solusi untuk masalah Pedagang asongan ini?
C. Tujuan Penulisan
1.Untuk memenuhi Tugas Makalah mata kuliah sosiologi perkotaan.
2. Untuk mengetahui gambaran masalah yang terkait Pedagang asongan.
3. Untuk mencari solusi terkait permasalahan Pedagang asongan.
Tujuan utama dari penyusunan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui aktivitas dan segala permasalahan yang ada di di perkotaan ini yang telah dihadapi oleh pedagang asongan dan bagai mana cara mengatasinya, agar kami juga merasakan bagaimana menjalani hidup seperti mereka yang serba kekurangan jika dibandingkan dengan kehidupan kami sekarang ini.
Mudah-mudahan setelah kami membuat makalah ini kami bisa lebih mensyukuri kehidupan dan tidak menyia-nyiakannya serta berusaha memberikan yang terbaik kepada keluarga kami kususnya anak dan cucu kami di masa yang akan datang.
Hidup tidak selalu di atas sewaktu–waktu kita pasti akan jatuh ke bawah jika kita tidak mempersiapkan diri maka sulit untuk kita bangkit kembali maka dari itu persiapkan diri kita dari sekarang dan wariskan kepada generasi kita selanjutnya.
                                                          BAB II
                                       METODOLOGI PENELITIAN
A.  Pendekatan Penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yang menghasilkan deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrifsikan tentang fenomena Strategi bertahan hidup pedagang asongan di Jakarta Selatan tempatnya di lokasi Wisata Ragunan.
Lokasi Penelitian
Wisata RAGUNAN. Jakarta selatan.
B.   Waktu penelitian.
Pas tepatnya pada hari/tanggal : senin-21- september- 2013. Pada Pukul 10.00 -12.00 WIB.
C.  Teknik Pengumpulan Data.
Untuk memperoleh data lapangan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu Observasi, Angket terbuka, wawancara, gambar, foto, rekaman.
BAB III
HASIL TEMUAN LAPANGAN
Pedagang asongan merupakan salah satu pedagang kecil-kecilan. Pedagang asongan adalah seorang yang punya keinginan untuk bekerja keras walaupun hanya dengan modal yang kecil tetapi dia berusaha untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya sehari hari. sebagai kepala keluarga pedagang asongan ini ingin sekali memberikan kebahagian terhadap keluarganya dia tidak ingin anaknya seperti dia yang hanya sebagai pedagang asongan.
Meskipun hujan dan panas, cape berjalan kaki menerpa pedagang asongan ini bertahan dalam menjalankan tugasnya sebagai pedagang asongan, bapak ini adalah seorang yang menyayangi pekerjaannya walaupun hanya sebagai pedagang asongan karena hanya dengan berdagang asongan bisa membiayai pendidikan anak-anaknya dan memberi makan setiap harinya untuk  sang istri dirumah.
Saya ada tugas dari dosen pelajaran sosiologi perkotaan lalu di suruh meneliti permasalahan yang ada di kota. tugas ini untuk UTS dan dikumpulkan harus pada tanggal 25 september 2013 saya hanya diberi waktu seminggu, pada saat itu saya kebingungan karena saya belum dapet judul yang di harus diteliti dan pada saat itu saya pernah jalan bareng teman di daerah ragunan ternyata banyak pedagang asongan. nah disitulah awal mulanya inggin meneliti pedagang asongan dilingkungan Ragunan , awalnya pengen keragunan itu pas dapet ide tu. Ternyata waktunya engga ada yang tepat. Pas tepatnya pada hari/tanggal senin- 21- september- 2013 saya baru bisa meneliti pedagang asongan dilingkungan ragunan itu. Nah setelah sampai ragunan saya dan teman saya mencari pedagang itu ternyata lagi jarang karena kita salah ngambil hari. Seharusnya saya ngmbil hari minggu, karena hari minggu enggak ada yang bisa akhirnya dinyatakan pada hari senin.
Saya menemukan pedagang asongan tetapi  enggak ada yang mau di wawancara. Karena saya dan temann saya ini sudah cape mencari, akhirnya saya dan teman beristirahat . enggak lama saya duduk saya mendengan abang pedagang asongan berteriak neg pop mie neg permen ada neg. kira saya abang-abang yang berdagang  asongan karena kedengaran saya suara anak muda, ya saya panggil abang. Ternyata pas dia nyamperin ketempat saya dia adalah seorang bapak-bapak.
Pedagang asongan : neng pop mie neg pop mie, permen ada  neng permen.
Saya : Abang pop mie-nya dong satu (1).
Pedagang asongan : mau rasa apa neg ada baso, kare, soto.
Saya : sotonya deh bang, bisa kali bang soto..
Pedagang asongan : OH soto  iya " tunggu bentar yah neg"
Saya : "iya"  oya pak eh kalau boleh tau bapak awal mulai berjualan berapa modal awal ?
Pedagang asongan : yah .. enggak gede-gede juga si neg, buat cukup anak istri aja sih.
Saya : kira-kira berapa tuh pak ?
Pedagang asongan : modal awal yah…. pokonya ya gope la yah maksud gope 500ribu.
Saya : " GOPE " ya segitu sedikit berarti yah.. pak ..yah ?
Pedagang asongan : yah lumayan, ya gede juga menurut bapak mah itu.
Saya : itu bisa " bapak punya istri atau punya anak gitu di rumah "
Pedagang asongan : Anak ada satu (1), itu satu-satunya, istri ada jadi PRT
Saya : itu bisa ngasih ngasih anak jumlah segitu biaya-nya
Pedagang asongan : ya… Alhamdulillah selain penghasilan bapak yang sehari bisa di itung bersihnya kalau lagi sepi matinya bisa 50 ribu sih, tapi ada istri yang jualan kaya gitu dan sebagai PRT dalam keluarga.
Saya : kalau anak bapa itu sekolah ga ? itu kelas berapa  atau uda kerja gitu pak ?
Pedagang asongan : Anak bapak Alhamdulillah uda SMP sekarang uda kelas 2(dua) uda gede sih.
Saya : itu nanti anak bapak mau nerusin bapak atau
       Pedagang asongan : ya jangan lah " ya kita sebagai orang , meskipun bapaknya penjual kaya gini seperti pop mie, permen, kopi,  ya bapak sih pengen nya anak bapak jadi dokter.ukup Ya cukup saya aja yang kaya gini biar anak mah enak.
Saya : "em gitu" itu bapak berjualan kaya gini mang karna niat dari sendiri atau di ajak teman atau apa gitu ?
Pedagang asongan : ya .. awalnya ada temen ngajak dari semenjak keluar SD umur barapa yah. Umur 15 tahunan lah karena ibu bapak juga uda engga ada jadi otomatis bapak pengen mandiri kebetulan ada temen di lokasi ragunan ini buat jualan katanya lumayan untungnya " yaudah bapak ikutan " ternyata emang bapak cocok di kerjaan ini.
Saya : engga ada niat pindah niat ke lain gitu
pedagang asongan : ya.. mau pindah lain, kerja apaan neg, bapak ijazah SD, SD mana ada kerjaan yang enak ya otomatis dagang aja lah.
Saya :" em gitu " bapak kalau berjualan dari jem berapa sampai jem berapa ?
Pedagang asongan : " neg ini sambelnya mau dikasih engga neg "
Saya : " oh iya kasih pak kasih "
Pedagang asongan : apa tadi apa "apa"
Saya : berjualan dari jem berapa sampai jem berapa ?
Pedagang asongan : yah.. kalau … engga tentu sih de..kadang kalau lagi musim rame kaya hari libur bisa jualan dari jem 08.00 sampai jem 05.00 aja, kalau hari biasa ga tentu kadang jem 11.00, 12.00 pulang jem 05.00 tergantung kondisi juga.
Saya : em gitu yah pak.
Pedagang asongan : ini pop mie nya sudah jadi neg
Saya : kalau boleh tau nih bapak jualan ini ketempat lain atau mag di ragunan aja ?
Pedagang asongan : yah.. tergantung kalau ragunan lagi sepi ya.. bapak keluar
Saya : keluarnya ketempat mana gitu pak
Pedagang asongan : engga-engga jauh-jauh sih dari sekitar sini. Gak jauh-jauh sama temen aja . kaya di jalanan situ yah,, di bis-bis. Yah itung-itung cari sampingan.
Saya : "  em gitu yah pak" itu ! gimana agar dagangan bapak ini biar laris atau lancar gitu, itu cara gimana bapak.
Pedagang asongan :ya.. pedagang namanya juga pedagang yah engga boleh cuek sama pembeli kita harus rama otomatis pembeli nyaman, masih pengen beli kalau ketemu kita lagi.
Saya : yah misalkan bapak ada tawaran kerja selain berdagang, seperti kerja ketempat lain apa bapak mau menerima kerjaan itu ?
Pedagang asongan : kalau bisa lebih mencukupi kebutuhan sehari-hari sih, engga apa-apa pindah toh sama-sama kerja juga "intinya nyari uang".
Saya : emm gitu, bapak tau pedagang yang ada di ragunan ini.
Pedagang asongan : yah temen-temen bapak semua si. Yah.. bapak taunya Cuma ada sepuluh sih. Temen-temen bapak semua itu. Satu wilayah kontrakan.
Saya : "itu hanya temen-temen bapak yah selebihnya bapak engga tau yah"
Pedagang asongan : tau luas juga de masa..harus kenal semua
Saya : ia juga sih kalau dipikir-pikir.
Pedagang asongan : mag buat apa sih deh dari tadi nanya-nanya dari tadi..
Saya : itu.. apa ?   yaa..mau tau aja nanya-nanya aja kerjaan sehari-harinya bapak kan lumayan buat pengetahuan kita juga hhee..
Pedagang asongan : "kooo.. di rekam segala dah"
Saya : " iya… buat hasil ngelengkapin tugas"
Pedagang asongan : " oh ade kuliah "
Saya : " iya kuliah
Pedagang asongan : kuliah dimana?
Saya: di.. UIN
Pedagang asongan : UIN mahal engga tu yah de ?
Saya : yah UIN engga mahal . tergantung jurusan kita , setau saya sih engga mahal
Peagang asongan : iya tuh. Kalau anak bapak uda lulus SMA di coba deh di UIN
Saya : iya pak.. usahain pak , ya kalau anak bapak punya keahliannya. INSYALLAH bisa pak. Kuliah UIN.  "murah ko pak"
Pedagang asongan : iya dua tahun lagi.
Saya : iya.. di doain biar rezekinya lancar, biar  anaknya cepet selesai sekolahnya dan lalu kuliah dan bisa membantu bapak. Engga nerusin kerjaan bapak bisa melebihi dari kerjaan bapak atau lebih tinggi dari kerjaan bapak.
Peagang asongan : "AAMIIN .. AMIN.. AMIN.. Amin.. amin"
Saya : oya pak penjualan hari ini gimana lancar atau engga ?
Pedagang asongan : hari ini ! yah.. sepi aja ini baru dapet 50.000
Saya : oh itu bapak jualan dari jem berapa tadi
Pedagang asongan : tadi berangkat dari jem 07.00 kan tadi ada anak teka yang dateng . pop mie yang lumayan laku dari tadi.
Saya : kalau boleh tau harga pop mie satunya berapa ?
Pedagang asongan : pop mie. Ya.. gocenglah 5.000
Saya : " GOCENG" murah banget. Hamper sama dong sama yang dijual-jual diluar
Pedagang asongan :yah kalau kemahalan kasian.
Saya : emmm. Yang penting mah bapak laku aja. Lancar gitu yah pak. Abis gitu pak
Pedagang asongan : itu juga uda ngambil modal, uda ngambil untung lah
Saya : oh gitu yah pak. "makasih pak atas wawancaranya , semoga dagangan bapak lancar, semoga bapak dapet kerjaan yang lebih baik, Anak bapak juga bisa lulus dengan baik, ya makasih ni pak .. ASSALAMU ALAIKUM PAK..
Pedagang asongan : " AAMIIN.. AMIN… amin..".   " WALAIKUM SALAM
                                                              BAB IV
                                                     KAJIAN TEORI
Di tengah kesulitan krisis ekonomi yang melanda indonesia sekarang ini dimana mencari nafkah semakin sulit tingkat kemiskinan semakin meningkat lapangan pekerjaan menjadi sulit dan pengangguran meraja lela. membuat masyarakat harus berfikir bagaimana mempertahankan hidup. Dengan modal yang terbatas dan kemampuan skill yang masih terbilang minim menjadikan banyak orang memilih profesi sebagai pedagang asongan.
Hampir di setiap sudut jalan,terotoar,dan bis kota, kita temui pedagang asongan yang berjualan dengan berpagai macam jenis barang dari rokok, permen, air mineral,dll.
Survey kami menghasilkan data mereka yang beroprasi sebagai pedagang asongan dikota Depok umumnya masyarakat brpendidikan rendah sampai ada yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali,hingga menyulitkan mereka untuk mencari pekerjann yang lebih baik.
Seperti yang kita ketahui kebanyakan para pedagang asongan berjualan disepanjang badan jalan, trotoar, pasar, stasiun, didepan perkantoran, sekolah, dikeramaian dan ditempat-tempat yang paling sering dilalui oleh orang banyak, sehingga mengganggu ketertiban umum khususnya para pengguna jalan dan penumpang umum. Bahkan ada juga yang berkeliling dari rumah-kerumah, karena ditempat itulah cara paling gampang mereka untuk berjualan dan mendapatkan uang. Tidak jarang mereka juga berjualan dengan cara sedikit memaksa , tapi memang berjualan disepanjang jalan atau dipinggiran jalan merupakan tempat yang paling sering dan gampang kita jumpai.
Pengertian kemiskinan
Kemiskina sebagai suatu kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seseorang yang mempunyai pengeluaran per kapita selama sebulan tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup standar minimum. Kebutuhan standar minimum digambarkan dengan garis kemiskinan (GK) yaitu batas minimum pengeluaran per kapita per bulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan non makanan. Disini menurut saya memakai  kemiskinan natural dan stuktural.
Kemiskinan natural adalah keadaan miskin karena dari awalnya memang miskin. Kelompok masyarakat tersebut menjadi miskin karena tidak memiliki sumberdaya yang memadai baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun sumberdaya pembangunan, atau kalaupun mereka ikut serta dalam pembangunan, mereka hanya menadapat imbalan pendapatan yang rendah.
Kemiskinan structural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktorfaktor buatan manusia seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset produksi yang tidak merata, korupsi dan kolusi serta tatanan ekonomi dunia yang cenderung menguntungkan kelompok masyarakat tertentu (Baswir, 1997: 21). Selanjutnya Sumodiningrat (1998: 27) mengatakan bahwa munculnya kemiskinan struktural disebabkan karena berupaya menanggulangi kemiskinan natural, yaitu dengan direncanakan bermacammacam program dan kebijakan.
BAB V
PENUTUP
A.             Kesimpulan
Saat ini pedagang asongan  di Indonesia sudah meluas, hampir di beberapa daerah  seperti di jaksel lokasi wisata Ragunan terdapat pedagang asongan. pedagang asongan memang membawa beberapa fenomena Pedagang Asongan merupakan imbas banyaknya jumlah rakyat miskin di Indonesia. Mereka berdagang karena tidak memiliki kemampuan pendidikan yang memadai, dan tidak adanyanya lapangan pekerjaan yang tersedia buat mereka. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan untuk membiayai keluarganya ia harus berdagang.
Moralitas dan kemerdekaan kita hanya akan tetap menjadi impian belaka jika tidak melahirkan dampak pada kehidupan sosial-ekonomi dan politik. (Bernard Haring)
Dan janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak halal), dan kamu bawa perkaranya kepada hakim (pemerintah) supaya kamu dapat memakan sebagian harta orang lain dengan cara berbuat dosa, padahal kamu mengetahuinya.
(QS Al-Baqarah ayat 188)
B.             Saran
        Setelah melakukan penelitian tentang strategi bertahan hidup pedagang asongan di
stasiun Lempuyangan Yogyakarta dan Balapan Solo, maka ada beberapa saran yang
diajukan yaitu :
Para pedagang asongan hendaknya memperhatikan kondisi fisik yang prima dalam
berdagang serta berupaya menggunakan variasi strategi lain yang bisa menopang
kehidupan perekonomian keluarga mereka.
Ditengah persaingan perekonomian di Indonesia yang semakin meningkat, pemerintah seharusnya mampu mendukung segala macam bentuk aktifitas masyarakat agar terhindar dari sifat malas yang menjurus untuk melakukan tindakan mengemis. seperti memberikan modal dan fasilitas yang memadai untuk para pedagang asongan.
DAFTAR PUSTAKA
Moleong, Lexy J. (1998). Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-9. Bandung : Rosda
Karya.
 Soekanto, Soerjono. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Cetakan ke-38.Jakarta: PT
RadjaGrafin
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : iwan.
Asal   : Cirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini