Kamis, 24 Oktober 2013

INDAH KURNIAWATI_PMI 3_ TUGAS UTS SOSIOLOGI PERKOTAAN_PENGARUH URBANISASI

PENGARUH URBANISASI PENINGKATAN KEPADATAN PENDUDUK DI KELURAHAN CIRENDEU KECAMATAN CIPUTAT TIMUR KOTA TANGGERANG SELATAN TAHUN 2012
Dosen Pembimbing:
Tantan Hermansah M.Si
 Disusun Oleh
Indah Kurniawati (1112054000028)


JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
TAHUN
2013/2014






KATA PENGANTAR
            Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan sekalian alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarag, sahabat dan pengikutnya yang setia.
Alhamdulillah berkat rahmat dan anugrah-Nya makalah ini dapat kami buata sebagai tugas kelompok yang berjudul "Pengaruh Urabanisasi Peningkatan Kepadatan Penduduk Di Kelurahan Cirendeu Kecamatan Ciputat Timur Kota Tanggerang Selatan Tahun 2012", sebagai materi kuliah "SOSILOGI PERKOTAAN" ini bisa kami selesaikan, dengan dosen pembimbing pak Tantan Hermansah M.Si
Kami menyadari proses pembelajaran dengan metode ini di maksudkan agar kami dapat berpikir kritis, memilki semangat kebangsaan, menghargai perbedaan pendapat, mampu menerima keberagamaan, dan dapat kerja sama dalam kelompok.
Akhirnya semoga ini menjadi amal baik bagi saya, dan juga bermanfaat bagi teman-teman fakultas ilmu dakwah dan komunikasi khusus nya untuk jurusan pengembangan masyarakat islam (PMI)  semester tiga, demi tegaknya agama islam yang mulia, la'i'lai kalimatullahi hiyal'ulya.
Penulis

Jakarta, 24 Oktober 2013







BAB I
PEDAHULUAN
1.  Latar Belakang
Fenomena urbanisasi, setiap tahunnya di kota-kota besar seperti jakarta dan sekitarnya, selalu terjadi peningkatan penduduk disebabkan karena urbanisasi atau perpindahan masyarakat desa ke kota-kota besar, masyarakat desa yang berpindah ke kota mencoba mencari peruntungan nasib, berharap mendapatkan pekarjaan yang layak dan uang yang banyak tanpa didasari dengan skill atau kemampuan yang dimiliki mereka, dan kebanyak dari mereka hanya berpendidikan lulus sltp atau slta. Akibatnya bukan mereka hanya jadi buruh pabrik atau pembantu rumah tangga saja, bahkan tak banyak dari mereka yang hanya jadi pengagguran. Urbanisasi atau perpindahan penduduk tersebut memiliki dampak yang sangat signifikan, terutama menyebabkan kepadatan penduduk.
Dengan pengaruh urbanisasi yang dapat mengakibatkan kepadatan penduduk  dengan  faktor urabanisasi yang dapat  mengubah desa menjadi kota  dan  dapat merusaknya lingkungan seperti hilangannya penghijauan perkebunan dan lahan-lahan pertanian bahkan dapat mengakibatkan kemacetan yang sangat besar yang di sebababkan dari pedagang kaki lima di pinggir-pinggir jalan maupun parkiran transportasi  yang  umum maupun pribadi dengan bebas di jalanan  sehinggga dapat menimbulkan polusi.  
Oleh sebab itu dengan terjadinya urbanisasi  atau perpindahan penduduk dari desa ke kota-kota besar,  khususnya di daerah kota tanggerang  selatan kecamatan ciputat timur terutama  kelurahan cirendeu yang dapat meningkatnya pembangunan sebuah permukiman seperti rumah-rumah komplek atau btn maupun rumah-rumah pribadi yang bukan di daerah komplek dan rumah kontrakan hanya dapat menyebabkan hilangnya lahan-lahan pertanian dan perkebunan sehingga berkurang penghijauan di kelurahan cirendeu. Dalam kota cirendeu belum ada penanganan atau merahabilitas untuk  permasalah kepadatan penduduk untuk meningkatkan lahan perkebunan dan pertanian.
2.  Tujuan Penelitian
Sebelum saya meneliti  tema permasalahan yang di ambil yangbertemakan "pengaruh urbanisasi peningkatan kepadatan penduduk di kota tanggerang kecamatan ciputat timur kelurahan cirendeu, dalam penelitian ini memiliki tujuan yang ingin di ketahui peneliti untuk ditelti sesuai dengan judul atau tema yang di buat yaitu diantaranya sebagai berikut:
a.       Ingin mengetahui jumlah kepadatan penduduk
b.      Ingin mengetahui jumlah perpindahan penduduk masyarakat desa ke kota
c.       Ingin mengetahui kondisi lingkungannya
d.      Ingin mengetahui transportasi kendaraanya
e.       Ingin mengetahui penduduk desa asli dengan penduduk kota asli
3. Metode penelitian
A. Sumber data
1. Sumber data
A. Sumber data primer
Data primer, yaitu data yang langsung berasal dari sumbernya, yang didapatkan pada saat melakukan wawancara. Yang diwawancara adalah sekretaris kelurahan membidangi stap pelaksana kasir pemerintah kariawan yang menangani pendataan kependudukkan dan penduduk cirendeu membidangi sebagai ibu rumah tangga.
B. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder, yaitu data tidak langsung yang berupa catatan-catatan dan dokumen-dokumen, buku jurnal, internet, majalah dan bahan-bahan bacaan yang dapat diambil sesuai dengan pokok bahasan. Dan juga observasi secara langsung ke kantor kelurahan cirendeu kecamatan ciputat timur kota tanggerang selatan.
2. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.
Penulisan menggunakan pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian karena penulis berharap akan mendapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan digunakan secara jelas dari konisi sebenarnya.

B. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut, data tersebut berdasarkan dari naskan wawancara, catatan laporan, catatan atau memo, dan dokumentasi resmi lainnya.
3. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di cirendeu ciputat, kantor kelurahan cirendeu ciputat timur kabupaten tenggerang banten jl. Garuda no 1 cirendeu ciputat.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
A. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.  Dalam melakukan observasi penulis mendatangi langsung ke kantor kelurahan ciredue ciputat timur, tanggerang selatan. Jl. Garuda no 1 cirendeu ciputat. Tujuan menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal, perilaku, perkembangan, dan sebagainya tentang  pendayagunaan  masyarakat urbanisasi melalui program pemberdayaan   masyarakat urbanisasi agar tidak menumbulkan atau mangakibatkan kepadatan terhadap penduduk dalam permukiman dengan membentuknya lembaga kemasyarakatan seperti lsm.
B. Wawancara
Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud tertentu oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan , dan yang diwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas wawancara itu.  Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas terhadap  pengaruh urbanisasi peningkatan kepadatan penduduk

C. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, buletin, pernyataan, dan aturan suatu lembaga masyarakat.
Dari uraian di atas maka metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian.
3. Sistematika pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
1.1      Latar belakang masalah
1.2   Tujuan Penelitian
1.3   Sistematika Pembahasan
BAB II  KAJIAN TEORI
2.1. Teori urbanisasi 
2.2 .Teori Masyarakat Pedesaan Dan Masayarakat Perkotaan
2.2.1.Pengertian Desa Dan Kota
2.2.2.Perbedaan Ciri-Ciri Antara Masayrakat Kota Dan Desa
2.2.3. Teori Strukturalisme
BAB III PEMBAHASAN
            3.1.Urbanisasi
            3.2.Kepadatan Penduduk
 BAB IV PENUTUP
1.  Kesimpulan   
2.  Saran












BAB II
KAJIAN TEORI
1. Teori Urbanisasi
A. Pengertian Urbanisasi
Bookmark and share urbanisasi mempunyai pengertian sebagai suatu proses pindahnya sebagian besar penduduk di suatu negara untuk bertempat tinggal di pusat-pusat perkotaan. Menurut schor, pengertian urbanisasi mengandung arti yang bermacam-macam, antara lain:
a.       Arus pindah ke kota
b.      Bertambah besar jumlah tenaga kerja nonagraris di sekitar industri dan sekitar jasa
c.       Tumbuhnya pemukiman menjadi kota
d.      Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan memengaruhi segi ekonomi, sosial kebudayaan, dan psikologi.
Konsep pokok urbanisasi tersebut, baik sebagai proses maupun perpindahan penduduk sangat sulit untuk dipisahkan. Hal ini dikarenakan konsep tersebut mempunyai keterkaitan di mana penduduk merupakan faktor penentu bagi perkembangan suatu kota.
Pada perkembangan penduduk kota yang demikian, terdapat faktor pendorong (menyebabkan masyarakat desa melakukan urbanisasi) dan faktor penarik dari kota (menarik masyarakat desa berurbanisasi). Faktor pendorong masyarakat desa melakukan urbanisasi, di antaranya:
a.       Sempitnya lapangan pekerjaan di desa
b.      Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan
c.       Para generasi muda di desa menghendaki kebebasan dari kehidupan yang tradisional
d.      Adanya keinginan untuk mengubah nasib
e.       Bertambahnya kemampuan membaca dan menulis atau tingkat pendidikan masyarakat desa
f.       Transportasi desa ke kota yang semakin lancar
g.      Kemiskinan di pedesaan akibat bertambah banyaknya jumlah penduduk.
Sebaliknya, faktor penarik dari kota, antara lain:
a.       Lapangan pekerjaan di kota lebih banyak dan lebih bervariasi dibandingkan dengan di desa
b.      Kota menghimpun modal usaha yang lebih besar dan terkonsentrasi
c.       Sarana dan prasarana pendidikan lebih banyak dan lebih mudah didapat
d.      Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan tempat pergaulan hidup beraneka ragam manusia dan kelompok sosial
e.       Tingginya upah buruh di kota daripada di desa
f.       Lebih banyak kesempatan untuk maju dalam segala bidang
g.      Bagi orang-orang atau kelompok tertentu di kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrak sosial yang ketat.
Pengertian urbanisasi menurut para ahli            
a.       Menurut j.h. De goede urbanisasi diartikan sebagai proses pertambahan penduduk pada suatu wilayahperkotaan (urban) ataupun proses transformasi suatuwilayah berkarakter perdesaan (rural) menjadi urban.
b.      Menurut kantsebovskaya (1976) urbanisasi merupakan gejala, atau proses yang sifatnya multi-sektoral, baikditinjau dari sebab maupun akibat yang ditimbulkan. Urbanisasi dapat diartikan sebagai pertambahan penduduk perkotaan (shryyock dan siegel, 1976).
2. Teori Masyarakat Perkotaan Dan Masyarakat Perkotaan
A. Pengertian Kota Dan Desa.
1. Pengertian Desa                
 Menurut undang-undang no. 5 tahun 1979 tentang pemerintah daerah desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan republik indonesia.
 Menurut sutardjo kartohadikusumo desa adalah suatu kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
2. Pengertian Kota
Menurut prof. Drs. R. Bintarto kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik.
b.      Perbedaan antara masyarakat pedesaan dan pekotaan
c.       Adapun beberapa perbedaan ciri-ciri dari masyarakata perkotaan dan pedesaan yaitu diantaranya sebagai berikut:[1]
No.
Masyarakat desa
Masyaarakat kota
1.
Mempunyai pegaulan hidup yang saling mengenal antara ribuan jiwa. Menurut
Paul h. Landis
Kehidupan keagamaan berkurang di bandingkan dengan kehidupan keagamaan didesa.

2.

Ada pertalian perasaan hidup yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan. Menurut  paul h. Landis
Orang kota pada umumnya dapat mengrusu dirinya sendiri tanpa harus bergantung kepada orang lain. Yang penting disini adalah perorangan atau individu.


3.
Cara berusaha (ekonomi) adalah agararis yang paling umum yang sangat di pengaruhi oleh alam. Seperti: iklim, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris itu sambilan. Menurut
paul h. Landis
Pembagian kerja diantaranya warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas yang nyat.

4.
Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya  mempunyai hubungan yang lebih endalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayah
Kemungkinan untuk mendapat pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.

5.

Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan 
Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.

6.

Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian 
Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk  dapat menegrjakan kebutuhan individu

7.
Masyarakat tersebut homogeny, seperti dalam hal mata pencaharian, agam dan adat iastiadat.
Perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima penegruh dari luar.


C. Teori Strukturalisme
Salah satu perkembangan yang telah disinggung sedikit diatas adalah peningkatan perhatian terhadap strukturalisme. Dengan mendapat kesan awal tentang strukturalisme dengan melukiskan perbedaan mendasar antarpendukung perspektif strukturalis. Ada yang memusatkan perhatian pada apa yang mereka sebut struktur pikiran bagian dalam. Menurut pandangan mereka, struktur yang tak disadari inilah yang menyebabkan orang berpikir dan bertindak seperti yang dilakukan itu. Marx adakalanya berpikir seperti seorang strukturalis semacam itu yang memusatkan perhatian pada struktur ekonomi masyarakat kapitalis yang tak terlihat. Kelompok lain melihat struktur sebagai model yang mereka gunakan untuk mengkonstruksikan kehidupan sosial. Terakhir, ada sejumlah strukturalis yang memusatkan perhatian pada hubungan dialektis antara individu dan struktur sosial. Mereka melihat adanya kaitan antara struktur pikiran dan struktur masyarakat.
Ketika strukturalisme tumbuh didalam sosiologi, diluar sosiologi berkembang pula post-strukturalisme memusatkan perhatian pada kekuasaan dan hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan. Ada sejumlah dari upaya mengebangkan tingkat analisis dan atau teori mikro-mikro ini. Mencoba membangun sebuah paradigma sosiologi yang terintegrasi dengan mengintegrasikan tingkat mikro-makro, baik dalam bentuk objektif maupun subjektifnya. Dengan demikian menurut pandangan saya ada empat tingkatan utama analisis sosial yang harus dijelaskan menurut cara yang terintegrasi: subjektivitas makro, objektifitas makro, subjektivitas mikro, dan objektifitas mikro.
Agen-struktur sejalan dengan pertumbuhan minat terhadap analisis mikro-makro, misalnya meski agen biasanya adalah actor tingkat mikro, kehidupan kolektif seperti organisasi buruh pun dapat menjadi agen. Dan meski struktur biasanya merupakan fenomena tingkat makro, kita pun dapat menemukan struktur di tingkat mikro. Ada empat uapaya analisis utama dalam teori sosial eropa masa kini yang dapat dihimpun dibawah topic integrasi agen-struktur. Pertama adalah teori strukturalisasi (structuration). Kunci pendekatan giddens dapat dipisahkan satu sama lain. Agen terlibat dalam struktur dan struktur melibatkan agen. Dualisme artinya agen-struktur dapat dan mestinya dipisahkan dengan memisahkannya kiata akan mampu menganalisis hubungannya satu sama lain.
Masalah agen-struktur diterjemahkan menjadi pemusatan perhatian terhadap hubungan antara habitus dan bidang atau lapangan (field). Habitus adalah struruktur mental atau kognitif yang diinternalkan yang melaluinya individu memahami kehidupan sosial. Habitus menghasilkan dan dihasilkan oleh bermasyarakat. Lapangan adalah jaringan hidup antara berbagai posisi objektif. Struktur lapangan membantu memaksa atau menghambat agen yang mungkin individual atau kolekti. Secara menyeluruh, bourdieu memeusatkan perhatian pada hubungan antara habitus dan lapangan. Sementara lapangan mensyaratkan adanya habitus, habitus merupakan lapangan. Jadi, ada hubungan anatar dialektis antara habitus dan lapangan. Menejlaskan maslah agen struktur dibawah judul kehidupan masyarakat urbanisasi sosiologi perkotaan. Kehidupan adalah dunia mikro tempat individu berinterksi dan berkomunikasi. System sosial mempunya akar dalam kehidupan dunia, tetapi akhirnya system tumbuh dengan mengembangkan cir-ciri strukturalnya sendiri. Ketika struktur ini tumbuh dengan bebas dan kuat ia makin lama makin memaksakan pengemdaliannya terhadap dunia kehidupan. Dalam dunia modern, sistem sosial (struktur) menjadi penjajah kehidupan dunia memaksa kontrol terhadap kehidupan dunia.
Perkembangan penting dalam sosiologi kehidupan sehari-hari yang lain (interaksionisme simbolik termasuk dalam sosiologi ini) terjadi pada 1960an dan 1970-an, termasuk peningkatan perhatian terhadap sosiologi fenomologi dan yang lebih penting lagi ladakan dibidang etnometodologi. Dalam periode ini berbagai jenis terori marxian mendapatkan tempatnya dalam sosiologi meski berbagai teori terancam keberadaannya karena keruntuhan unisoviet dan rezim komunis lain di penghujung 1980-an dan awal 1990-an. Perkembangan penting lainnya dalam periode ini adalah makin pentingnya pengaruh strukturalisme dan kemudian post-strukturalisme, terutama melalui karya michel foucault. Fenomena terpenting adalah meledaknya perhatian terhadap teori feminis, sebuah ledakan dengan cepat mendorong kita menuju tahun 2000. [2]















BAB III
PEMBAHASAN

1. Penyebab Penduduk Secara Geografis
A. Urbanisasi           
Pada kebanyakan bangsa-bangsa, salah satu dari sifat-sifat yang sangat menyolok dalam 200 tahun terakhir yang menjadikan perubahan yang luar biasa dalam perimbangan kehidupan penduduk di kota-kota yaitu suatu perubahan yang di sebut urbanisasi. Kingsley davis, telah menaksir bahwa perimbangan jumlah keseluruhan penduduk dunia yang hidup di daerah-daerah urban sama dengan permukiman sekitar kota perindustrian dan lain-lain. Daerah 100.000 penduduk atau lebih pada tahun 1800 meningkat sekitar 2 persen dan sekitar 18 persen pada tahun 1960. Urbanisasi dengan teliti telah di hubungkan dengan perkebangan ekonomi. Dalam sejarah bangsa-bangsa yang maju yang sekarang setiap peningkatan bahan kesejahteraan hidup dihubungkan dengan suatu perimbangan yang lebih besar dari jumlah keseluruhan penduduk yang tinggal di daerah-daerah urban.
Urbanisasi di dunia selama 200 tahun yang akhir telah mempunyai dua penyebab yang pokok, pertama, begitu suatu bangsa menjadi lebih sejahtera, maka penduduk-penduduknya berkeinginan untuk membelanjakan hanya sedikit dari pendapatan mereka atas makanan yang lebih banyak atas benda-benda lainnya serta jasa-jasa. Pemakaian benda-benda lain dari pada makanan yang hampir tak berubah-ubah dihasilkan secara lebih murah dikota-kota dari pada di daerah pedalaman, karena kota-kota adalah pusat-pusat transportasi dan demikian bahan-bahan baku dapat dikumpulkan dan mengapalkan produk-produk jadi dengan perongkosan yang relative rendah, dan juga dikarenakan kota-kota dapat menyediakan satu kekuatan tenaga kerja  dengan secukupnya untuk menghasilkan barang-barang dagangan dengan produksi secara besar-besaran suatu metode pada umumnya menghasilkan keseluruhannya dengan perongkosan yang lebih murah. Kota-kota juga merupakan lokasi-lokasi yang terbaik untuk pelaksanaan pelayanan-pelayanan khusus.[3]
Melainkan juga banyak di daerah-daerah terpencil ke daerah mana kota di hubungkan oleh jaringan transportasinya. Demikianlah pelayanan-pelayanan yang khusus seperti ini sebagai halnya perdagangan besar (borongan), pendidikan menengah, jasa-jasa rumah sakit, perbankan dan asuransinya hampir selalu ditempatkan di daerah-daerah urban. Di karenakan kota-kota dapat menyediakan banyak jasa-jasa, yang daerah pendusunan tak dapat menyediakan, kota-kota tersebut seringkali penduduk yang mendambakan kelayakan atau kesempatan banis ekonomi yang lebih baik di manapun. Dalam persoalan demikian, kesempatan ekonomi urban merangsang terjadinya urbanisasi, dan urbanisasi pada gilirannya menggairahkan kesempatan ekonomi yang tersedia di kota-kota.  
Penyebab besar yang kedua terhadap urbanisasi yaitu terjadinya perubahan sifat dari produksi makanan. Sebelum terjadinya revolusi industry yang ilmiah sejumlah barang-barang input di perlukan untuk menunjang usaha menghasilkan produk-produk pertanian, adalah sangat sedikit, dan barang-barang input yang dipergunakan lazimnya dihasilkan oleh petani sendiri. Sekarang, pada akhirnya pada bangsa-bangsa yang maju situasinya adalah sangat berbeda. Untuk meningkatkan usaha usaha menghasilkannya, para petani meningkatkan kepercayaannya pada pupuk-pupuk buatan, insektisida, mesin pengelola, dan pemanfaatan sumber-sumber energi.
Input-input untuk menunjang produksi pertanian  sebanyak ini, tidak adapat dihasilkan secara langsung di kebun, tetatpi malah lazimnya dihasilkan dipusat-pusat urban. Sebagai akibatnya, sebagai besar pekerjaan "sarana pertanian" pada waktu sekarang tidak dilakukan dikebun melainkan di kota-kota. Lagi pula bagi kebanyakan orang-orang pada bangsa-bangsa yang maju, yang mereka sendiri tidak tinggal dikebun-kebun, makanan yang tersisa dikebun, adalah bukan unutk pengguanaan secara langsung agar menjadi berguna bagi penduduk urban, hasil pertanian harus diangkut dari kebun-kebun, mendapat pengelolahan, dan selanjutnya disalurkan dan kegiatan-kegiatan tambahan ini biasanya dilaksanakan oleh orang-orang yang mereka sendiri tinggal di kota-kota. Oleh sebab itu bagi sesuatu produk makanan yang khas, petani hanya menerima bagian yang amat sedikit dari jumlah keseluruhan harga. [4]
Seiring dengan meningkatnya urbanisasi pada bangsa-bangsa yang maju telah menjadi suatu perwujudan (fenomena) yang akan saya sebut suburbanization.
Suburbanization dapat memeberikan beberapa pengertian yang terumum adalah suatu pertambahan dan perimbangan dari jumlah keseluruhan penduduk dalam suatu ibukota yang di luar batas-batas resmi dari pusat kota ibukota tersebut. Di kota tanggerang kecamatan ciputat timur khususnya kelurahan cirendeu dan bangsa-bangsa maju lainnya tenteulah disana terjadi suatu kecepatan pertumbuhan yang lebih banyak dalam tata daerah ibukota di daerah-daerah batas kota. Sekalipun demikian, suburbanisasi yang saya akan kemukakan yaitu yang dapat terjadi pada keduanya baik dipusat kota maupun pada daerah sekelilingnya yang berbatasan dengan kota-kota besar dan kota-kota kecil. Yang saya maksudkan untuk memeperbincangkannya yaitu tentang adanya kecendrungan untuk bagian-bagian daerah ibukota yang terdekat dengan wilayah pusat perdagangan untuk menurunkan penduduk, sementara kebanyakan perpindahan itu dari wilayah pusat perdagangan meningkat secra dramastis. Suburbanisasi barang kali telah banyak sekali telah ditegaskan di kota tanggerang kecamatan ciputat timur khususnya kelurahan cirendeu, tetapi fenomenanya ada pada bangsa-bangsa  maju. Seperti yang saya teliti di daerah urbanisasi cirendeu ciputat selama kurun waktu pada tahun 2012. Selama tahun tersebut jumlah keseluruhan penduduk di cirendeu, bagian kecamatan ciputat timur daerah urbanisasi bertambah dan dilihat dari jumlah potensi sumber daya manusia  untuk  jumlah laik-laki 11.197 juta jiwa sedangkan yang perempuan 10.951 juta jiwa jadi total dari keseluruhan jumlah penduduk di wilayah cirendeu pada tahun 2012 yaitu 22.148 juta jiwa.  Kepadatan yang terjadi di wilayah cirendeu pada tahun 2012 yaitu dengan jumlah 6.000 jiwa per km.
2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di derah pedesaan kepadatannya lebih rendah di bandingkan dengan masyarakat perkotaan. Rendahnya tingkat kepadatan penduduk ini disebabkan oleh kebanyakkan penduduk di pedesaan yang berasal dari daerah  jawa, ambon, dll. Yang pertambahan dan pengurangannya tergantung pada tinggi rendahnya angka natalitas dan moralitas penduduk. Adapun jumlah pendatang dari desa lain relatife sangat kecil. Pendatang dari desa lain biasanya karena faktor pekerjaan tetapi yang paling banyak kecenderungannya yaitu faktor sosial seperti pernikahan. Rendahnya tingkat faktor kepadatan penduduk di daerah pedesaan juga mempengaruhi oleh rendahnya jumlah lapangan pekerjaan, lembaga pendidikkan dan sarana hiburan. Hiburan biasanya baru ada jika slah seorang warga desa mengadakan acara hajatan dengan menggelar beberapa acar seni, seperti tayub, jaipong, ronggeng, wayang kulit, dan organ tunggal. [5]
Sedangkan kepadatan penduduk di daerah perkotaan kepadatannya lebih tinggia sperti di daerah kota tanggerang kecamatan ciputat timur kelurahan cirendeu yang memliki jumlah kepadatan penduduk di tahun 2012 sekitar 6.000 jiwa per km sedang jumlah penduduknya di tahun 2012 dengan jumlah 22.148 orang kepadatan penduduk ini di sebabkan oleh kebanyakkan penduduk di derah perkotaan berasal dari berbagai daerah lain seperti jawa, ambon, dll. Dengan demikian, pertambahan dan pengrangannya penduduk tergantung pada tinggi rendahnya angka mobilitas penduduk bukan pada natalitas dan moralitas penduduk  sebagai yang terjadi didaerah pedesaan kebanyakkan pendatang dari berbagai daerah di karenakan faktor pekerjaan dan perkawinan. Kebnayakkan juga dengan kepadatan penduduk dapat merubah budaya seseorang dan semakin jarangnya berjalannya budaya tersebut seperti buadaya, sebagian besar kelurahan cirendeu mengabdi kepada buadaya betawi yang kini sekarang semakin hilng tidak lagi pernah di pergunakan lagi karena dengan semakin canggihnya dan kemodernannya kehidupan sosial.
3. Tata Ruang Dan Infrastruktur Kota
Sarana dan prasarana yang memadai memungkinkan sebuah kota metropolis untuk mengembangkan tatanan kehidupannya sehari-hari. Jika setiap unsur kota ditinjau satu persatu secara terpisah, kota tampak tidak rumit. Namun, pada kenyataannya kota memiliki berbagai komponen yang terlihat nyata secara fisik seperti sarana dan prasarana umum, hingga komponan yang secara fisik tidak dapat terlihat yaitu berupa kekuatan politik dan hukum yang mengarahkan kegiatan kota. Di samping itu, berbagai interaksi antarunsur yang bermacam-macam memiliki tingkat kepentingan yang sama dengan unsur  itu sendiri. Pada saat unsur-unsur dan keterkaitan antarunsur dipandang secara bersama-sama, kota-kota yang cukup besar akan terlihat sebagai organisme yang paling rumit yang merupakan hasil karya manusia.
Kondisi wialayah kelurahan cirendeu ciputat timur kota tanggerang yaitu luas wilayah menurut pengguna luas permukimannya 266,7 ha, di derah cirendeu tidak memilki luas pesawahan karena tidak adanya lahan pertanian dan perkebunan., luas kuburan kelurahan cirendeu yaitu, 3,4 ha, luas perkarangannya 6,2 ha, luas taman 3,7 ha, perkantoran 13 ha/m2, dan luas prasarana umum lainnya 1 ha jadi total luas keseluruhan di kelurahan wilayah cirendeu 294 ha.  Kelurahan cirendeu ciputat timur hanya memiliki satu buah sungai dan kondisi sungai cirendeu ciputat timur dilihat dari aspek lingkungannya bahwa kondisi sungainya sudah tercemar, pendangkalan atau pengendapan lumpur tinggi, keruh, berkurangnya biota sungai dan tidak jernih atau tidak memenuhi baku mutu air. Sedangkan kondisi waduk atau danau atau situ gintung bahwa kondisinya sangatlah baik adanya perikanan tidak untuk di manfaatkan sebagai air minum/baku, cuci dan mandi, irigasi, buang air besar, pembangkit listrik, prasaranan transportasi, dll. Sedangkan kondisi pendidikan di cerindeu sngatlah membaik dan tidak memiliki kekurangan dari perhatian pemerintah.
Semenjak bergulirnya otonomi daerah dengan semangat, esensi, dan prinsip good governance, daerah sebetulnya telah diberi pijakan hukum untuk membuat perencanaan dan melaksanakan pembangunan dengan lebih leluasa, demokratis dan lebih bertanggung jawab kepada  masyarakat setempat.
Manfaat desentralisasi pembangunan infrastruktur adalah adanya kesempatan interaksi langsung antara masyarakat dengan pemerintah daerah yang lebih dekat dengan permasalahan yang di hadapi. Perkotaan, sebagai sebuah wilayah tidak hanya dipandang lewat aspek fisik semata, tapi juga aspek sosio kulturalnya nuansa keberagaman sosio kultural telah hadir sejak lama dan tercipta di daerah perkotaan.























BAB IV
 PENUTUP
1. Kesimpulan
Kota menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun  kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. Dalam konteks administrasi pemerintah di indonesia, kota adalah pembagian wilayah administratif di indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh walikota. Kota adalah sebuah teritori yang pengertiannya terus berubah sejalan dengan dinamika kota itu sendiri. Beberapa definisi (secara etimologis) "kota" dalam bahasa lain yang agak pas dengan pengertian ini, seperti alam bahasa cina, kota dinding, dan dalam bahasa belanda kuno, kota, tuin, bisa berarti pagar. Dengan demikian kota adalah suatu batas.
2. Saran
Dengan di buatnya laporan hasil penelitian saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan jadi saya berharap bapak dapat memaklumimnya jika ada banyak kesalahan dalam laporan penelitian saya ini. Tetapi  berdasarkan dari kesimpulan yang saya buat saya memilki saran agar pemerintah memilki kebijakan unutk memberi pekerjaan yang layak di sebuah desa agar tidak terjadinya perpindahan penduduk desa ke kota atau yang dapat juga disebut urbanisasi dan memanfaatkan lingkungan penghijuan yang ada di wilayah pedesaan.















DAFTAR PUSTAKA

Good J. Douglas – Geogre Ritzer. 2007. Teori Sosiologi Modern Edisi Ke-6. Jakarta Kencana. 776 Hlm; 24 Cm

Heer M. David. 1985. Masalah Kependudukan Dinegara Berkembang. PT Bina Aksara

Gugler Josep & Gilbert Alan. 1996. Urbanisasi Dan Kemiskinan Didunia Ketiga. PT. Tiara Yogya Kopen-Banten No. 16, Jl. Kaliurang. 314 Hlm; 21 Cm.

Kolip Usman & Setiadi M. Elly. 2011. Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta, Dan Gejala Permaslahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahan.jakata kencana. 960 Hlm; 23 cm






















IDENTITAS NARASUMBER

Nama: Hadimastur lutfi Se.
Alamat: jl. Gunung indah lima No. 43 Rt 002 / Rw 003
Tanggal lahir: tanggerang 16 Mei 1978
Jabatan: stap pelaksanan kasir pemerintah

Nama: Hja. Ainun
Alamat: cirendeu
Rt/ Rw : 005/001
kelurahan cirendeu kecamatan ciputat timur
pekerjaan: mengurus rumah tangga




[1] Elly M. Setiadi & Usman Kolip. Pengantar sosiologi, pemahaman fakta dan gejala permaslahan sosial: teori,aplikasi, dan pemecahannya. Jakarta: kencana 2011.  

[2] George Ritzer – Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern Edisi Ke-6. Jakarta: Kencana, 2007.
[3] David M. Heer. Masalah Kependudukkan Di Negara Berkembang. PT BINA AKSARA, 1985.  
[4] David M. Heer. Masalah Kependudukkan Di Negara Berkembang. PT BINA AKSARA, 1985.
[5] David M. Heer. Masalah Kependudukkan Di Negara Berkembang. PT BINA AKSARA, 1985.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini