Kamis, 24 Oktober 2013

KHAIRUL ANAM PMI 3_UTS_PERAN & EFEKTIFITAS PETUGAS KEBERSIHAN DLAM MENANGGULANG PENUMPUKAN SAMPH DI PASAR TRADISIONAL CIPUTAT TANGERANG SELATAN

"PERANAN DAN EFEKTIVITAS PETUGAS KEBERSIHAN DALAM MENANGGULANGI PENUMPUKAN SAMPAH DI PASAR TRADISIONAL CIPUTAT TANGERANG SELATAN"

A.    PENDAHULUAN
Pasar ciputat memilii sejarah tersendiri. Tidaklah banyak orang yang tau bahwa pasar tersebut dulunya adalah sebuah panti asuhan yang bernama panti asuhan aria putera. Nama aria putera sendiri lahir karena letak panti asuhan itu, berada di jalan aria putera. Bukan hanya panti asuhan aria putera saja yang hilang berganti menjadi pasar ciputat, namun banyak pula hal-hal yang telah hilang dari pasar ciputat kini.
Ketika panti asuhan aria putera masih ada, ciputat memiliki terminal bus. Pada tahun 1988 PEMDA kabupaten tangerang mengalih fungsikan panti asuhan tersebut menjadi pasar, karena pada saat itu ciputat telah menjadi pusat lalu lintas utama menuju  kota kota Jakarta dan dinilai butuh  sebuah pasar yang mapan dan efektif menjadi pasar tradisional. Pada awal berdirinya, pasar ini hanya beroperasi dua minggu sekali, kemudian berkembang menjadi seminggu sekali, hingga kini menjjadi 24 jam, dengan luas sekitar 70 meter. Memasuki periode 90-an pasar ciputat dibangun menjadi tiga lantai dengan luas sekitar 500 meter membentang panjang sepanjang jalan aria putera. Sebelum panti asuhan aria putera dialihfungsikan menjadi pasar yang dahulunya terminal itu telah berganti nama menjadi pasar baru dengan mayoritas pedagangnya  adalah pedagang buah segar.
Wilayah pasar ciputat meliputi masjid agung al-jihad, kantor ranting veteran, Niagara, teater, alfa midi dan ruko-ruko.  Pasar ciputa kini terus berkembang seiring semakin banyak perubahan yang dialami kotanya sendiri.  Conntoh  dengan kehadiran fly over yang dibangun pada tahun 2007, memberikan respon yang positif terhaap pengguna jalan yang selalu melintasi ciputat.       
Selain, kemacetan masalah yang kerap kali timbul karena pasar ini adalah TPS (tempat pembuangan sampah) yang berada di pinggir jalan dan menyatu dengan lantai dasar pasar Ciputat. Aromanya sangat menyengat hingga mengganggu pengguna jalan, apalagi di depan  TPS tersebut terdapat sebuah sekolah yang disekitarnya banyak penjual makanan, sampah dari dan sekitar pasar Ciputat yang di kumpulkan di TPS ini dibersihkan dan di angkut oleh petugas kebersihan setiap dua hari sekali. Tidak pernah dalam seharipun TPS itu bersih dari sampah. Pasti saja ada sampah yang menumpuk meninggalkan baunya yang tidak terurus dapat mengganggu jalan di sekitar pasar Ciputat. 
Secara Geografis Pasar Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten, Indonesia. Terletak dibagian Tengah Kota Tangerang Selatan, yang mana luas kecamatan ciputat ini adalah 3.626 Ha, dengan letak ketinggian dari permukaan laut 44 m dan memiliki curah hujan rata-rata 200-300 mm / tahun. perlu kita kethui juga bahwa Sebelum kota tangerang selatan menjadi kota otonom, ciputat  merupakan kecamatan dari kabupaten tangerang.[1]
Pasar ciputat sebetulnya sama juga dengan pasar-pasar tradisional yang lain yang ada di kota-kota besar di Indonesia, mengalami permasalahan di bidang kemacetan di depan pasar, parkir sembaragan, premanisme, kebersihan dan lain-lain. Tapi disini penyusun hanya ingin memfokuskan pada permasalahan sampah dan kebersihan yang menjadi tanggung jawab para petugas kebersihan setiap harinya tanpa mengenal hari libur, sejauh mana peran mereka dalam menanggulangi penumpukan sampah di pasar tersebut. Seperti kita ketahui bahwa peran petugas keberihan sangat vital dalam menjaga kebersihan suatu lingkungan tertentu.
Maka dari itu, peneliti mengambil tema tentang peran dan efektivitas petugas kebersihan dalam menanggulangi kebersihan. Yang mana hanya difokuskan pada satu tempat saja, yakni di Pasar Tradisional Ciputat Tangerang Selatan yang dilaksanakan pada tanggal 18 oktober-21 oktober 2013. sejauh mana peran petugas kebersihan dalam menanggulangi penumpukan sampah dipasar ciputat tangerang selatan. Untuk lebih jelasnya mengenai peran dari petugas kebersihan dalam menanggulangi kebersihan peneliti akan menguraikannya pada sub pembahasan penemuan dan kesimpulan yang disetakan analisis oleh peneliti Yang diuraikan secara sederhana mungkin.  

B.     PEMBAHASAN TEORITIS
Pada sub pembahasan ini  penyusun akan gambarkan tentang suatu istilah yang berkaitan dengan pembahasan study research, yang mana agar kita dalam memahaminya bisa cepat dan mudah memahaminya.
1)      Peranan
Adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan.[2]
2)      Efektivitas
Adalah ketepat gunaan, hasil guna, dan menunjang tujuan.[3] 
3)      Petugas kebersihan
Yakni terdiri dari dua kata (1) petugas adalah orang yang melaksanakan tugas (sesuatu yang harus dikerjakan).[4] (2) kebersihan adalah perihal bersih (bebas dari kotoran atau tidak kotor).[5]
Jadi, dari uraian ini dapat saya simpulkan bahwa petugas kebersihan adalah orang yang bertugas untuk melaksanakan kewajibannya untuk menjaga semua hal yang berkaitan dengan kebebasan dari hal-hal yang berbau kotor.
4)      Menanggulangi
Menghadapi. Ia berusaha menanggulangi dilema yang tidak dapat dielakkan lagi.[6] Atau juga bisa diartikan mengatasi suatu masalah.
5)      Sampah
Adalah barang atau benda yg dibuang krn tidak terpakai lagi dan sebagainya, kotoran. Seperti, daun, kertas.

C.    METODOLOGI
Dalam penelitian dan pengumpulan data ini, penyusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang mana merupakan penelitian yang mengutamakan segi kualitas data dengan menggunakan teknik pengamatan dan wawancara mendalam.[7] Yang peneliti rasa metode ini merupakan salah satu metode yang tepat dan mudah dalam medapatkan data-data yang autentik dan dilengkapi dengan foto-foto ketika penggalian data ini.
Adapun  paradigma yang dipergunakan dalam penelitian ini, penyusun menggunakan  paradigma dan pendekatan strukurtural yang dikemukakan oleh Antony Giddens (1984), yakni sebagai model yang digunakan untuk mengkrontruksikan kehidupan sosial. Terakhir, ada sejumlah juga strukturalis yang memusatkan perhatian pada hubungan dialektis antara individu dan struktur sosial. Mereka melihat adanya kaitan antara struktur pikiran dan struktur masyarakat.[8] Kunci pendekatan Giddens adalah bahwa ia melihat agen dan struktur sebagai dualitas, artinya keduanya dapat dipisahkan satu sama lain. Agen terlibat  dalam struktur dan struktur melibatkan agen. Giddens menolak untuk melihat struktur semata sebagai pemaksa terhadap agen (misalnya sperti Durkheim), tetapi melihat struktur baik sebagai pemaksa maupun penyedia peluang.[9]  

D.    TEMUAN
Sebelum saya menjelaskan pada inti permasalahan dalam permasalahan ini, akan saya uraiakan juga prolog yang berkaitan dengan lingkungan khususnya sampah. Untuk lebih jelasnya akan saya uraiakan sebagaimana berikut:
  Pengetahuan tentang hubungan antar jenis lingkungan saat ini sangat penting agar dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas. Sebagai contoh, apabila terdapat permasalahan penumpukan samapah di kota-kota, dan diselesaikan dengan mengangkut dan membuangnya di suatu lembah yang jauh dari pusat kota, maka permaslahan tidak terselesaikan, tetapi hanya dipindahkan dan timbul masalah lain seperti pencemaran air tanah, udara, bertambahnya jumlah lalat, tikus, bau, pemandangan menjadi tidak nyaman, dan lain sebagainnya. Sebagai akibatnya masyarakat akan menderita kerugian yang besar dalam bentuk gangguan kesehatan.[10]
Lingkugan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian, internal dan eksternal. Lingkungan hidup eksternal merupakan suatu keadaan yang dinamis dan seimbang yang disebut dengan homeostatis, sedangkan lingkungan hidup eksternal merupakan lingkungan di luar tubuh manusia yang terdiri atas tiga komponen, antara lain:
a)      Lingkungan fisik
Lingkungan fisik bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara, tanah, cuaca, makanan, sampah, rumah, panas, sinar, radiasi, dan lain-lain..
b)      Lingkungan biologis
Lingkungan biologis bersifat abiotik atau benda hidup, misalnya tumbuh-tumbuhan, hewan, virus, bakteri,, jamur, parasite, serangga, dan lain-lain.
c)      Lingkungan lingkungan sosial
Lingkungan sosial berupa kultural, adat-istidat, kebiasaann, kepercayaan, agama, sikap, standar dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan kemasyarakatan, organisasi sosial dan politik.[11] 

Dari uraian diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kehidupan tidak hanya untuk kita dan sekarang, tapi msih ada anak cucu kita yang masih menunggu untuk menikmati keindahan alam ini dan kita akan menitik beratkan pada jenis lingkungan fisik, yang penyusun merasa ada relevansi dengan tema pembahasan ini "sampah".  
Setelah data-data saya analisis perpaduan konsep penetian pengamatan dan wawancara ada beberapa temuan yang saya dapatkatkan yang belum pernah saya pikirkan sebelumnya. Yang mana temuan ini untuk lebih jelasnyya akan saya uraiakan sebagaiamana berikut:
1)      Pembagian Struktural pekerjaan
a.      Tenaga Honorer
Adalah pegawai yg tidak (atau belum) diangkat sebagai pegawai tetap atau setiap bulannya menerima honorarium (bukan gaji).[12] Sedangkan pada pasar tradisional ciputat tangerang selatan para tenaga tidak di kenal dengan istilah ini, melainkan dengan istilah tenaga serabutan yang gaji mereka setiap harinya di gaji 10.000;_
Seperti yang diutarakan oleh salah satu petugas kebersihan serabutan Benni "saya bekerja disini sudah setahun yang lalu dengan upah 10.000,Rp saja, sedangkan fasilitas lainnya saya tidak dapatkan seperti jaminan kesehatan, ia jika saya sakit harus berobat sendiri tidak ada bentuan dari PEMKOT" tuturnya.  
b.      Petugas PEMKOT
Adalah orang yg bertugas melakukan sesuatu (yg wajib dikerjakan atau yg ditentukan untuk dilakukan; pekerjaan yg menjadi tanggung jawab seseorang; pekerjaan yg dibebankan).[13]
Jadi, kalau kita simpulkan bahwa petugas PEMKOT adalah orang yang berugas dan mendapat mandat dari pemerintah kota dan sudah  di gaji tetap.
Untuk lebih autentiknya mengenai data ini berikut akan saya sertakan wawancara khusus dengan salah satu  petugas kebersihan dari PEMKOT;
Peneliti: siapa namanya mas?
Subjek:  Kusuma Wardana
Peneliti: asli darimana mas?
Subjek: Banyumas
peneliti: sudah berapa lama menjadi petugas kebersihan disini?
Subjek: 1 tahun
peneliti: terus mas ini, pekerja serabutan atau termasuk petugas dari PEMKOT?
Subjek: PEMKOT
Peneliti: Mulai kerjanya jam berapa?
Subjek: 05:30- selesai
Peneliti: kalau boleh tau berapa  gaji tiap bulannya?
Subjek: 1.200.000 Rp.
Dari wawancara ini dapat kita simpulkan bahwa petugas kebersihan dari pemerintah kota adalah sangat terencana dengan adanya upah minimum kerja yang lumayan besar sehingga bisa mendapatkan kinerja yang optimal dari para petugas kebersihan. 
2)      Jam kerja
Adalah waktu di gunakan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan kalau kita analogikan pada jam kerja petugas kebersihan pasar ciputat tangerang selatan berarti waktu yang mereka gunakan untuk melakukan aktivitas kebersihan, yang mana kalau bagi para petugas kebersihan pasar ciput tangerang selatan, 5.30 sampai selesai.
3)      Iuran kebersihan pedagang
Adalah jumlah uang yang dibayarkan pedagang pasar ciputat tangerang selatan Dalam mengefektifkan para petugas kebersihan, maka para pedagang di pasar tradisional Ciputat Tangerang Selatan dimintai iuran setiap harinya sebasar 500 Rp. Yang dikordiniri oleh petugas yang dibentuk dan sudah mendapat mandat dari pemerintah kota tangerang.
4)      Pengawasan pekerja/karyawan
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapakan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelasanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.[14] Baik itu, dengan cara  (1) pengawasan pribadi (2) pengawasan melalui laporan lisan (3) pengawasan melalui laporan tertuliis (4) pengawasan melalui laporan kepada hal-hal yang bersifat khusus.[15]                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            
       Begitupun juga dengan petugas kebersihan Pasar Tradisional Ciputat Tangerang Selatan, mereka diawasi dan di kontrol langsung oleh petugas yang di percaya oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan seperti Bapak Admad M. (Anggota Keamanan) yang kemarin saya  wawancarai.
5)      Peranan
Adapun mengenai sejauh mana peran mereka (petugas kebersihan) dalam menanggulangi kebersihan di pasar ciputat tangerang selatan akan saya uraikan sebagaimana berikut:
a.       Memelihara kebersihan.
b.      Melaksanakan usaha atau kegiatan dibidang peningkatan kebersihan, keindahan, kesehatan dan kelestarian lingkungan.
c.       Mengatur dan mengelola bagaimana sampah itu, bisa tidak menumpuk seperti pada tahun 2012 kemaren, sehingga sampah menggunung di jalan.
d.      Dan lain sebagainya
6)      Kelompok Sosial
Adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relative kecil yang hidup secara guyub.[16]
                   Adapun dipasar ciputat tangerang selatan ada juga kelompok sosial pada petugas kebersihan, seperti contoh: kelompok dari petugas kebersihan dari pasar dan kelompok petugas kebersihan dari PEMKOT, walaupun secara hakikatnya tugasnya sama yakni untuk menjaga kebersihan dari penumpukan sampah.
7)      Gambar-gambar ketika penelitian di laksanakan
E.     KESIMPULAN
pada paradigma Antony Gidden (1984) "struktural" model yang digunakan untuk mengkrontruksikan kehidupan sosial. Jadi, dari pendekatan ini kita bisa analisis bahwa petugas kebersihan pasar ciputat tangerang selatan adalah untuk mengkontruksikan atam membangun kembali atau menatah ulang agar pasar ciputat tangerang selatan bisa bersih dan nyaman bagi para pengunjungnya.
Walaupun peran mereka saat ini masih tidak telalu maksimal dalam mengefektifkannya, dengan meminimalisir penumpukan sampah. hal ini, ini bisa terlihat dan di buktikan dengan masih banyaknya sampah-sampah yang berserakan di pinggir jalan dan dalam pasar itu sendiri. Shingga banyak pengunjung yang datang merasa risih dan terganggu dengan masih adanya penumpukan sampah di pasar tersebut.

F.     DAFTAR PUSTAKA
-      M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press, 2001,
-      KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Versi Offline
-      Slamet  Soemirat Juli, Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press, 2004.
-      Chandra Budi, Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta, Buku Kedokteran EGC,
2005.
-      Sunarto Kamanto , Pengantar Sosiologi. Jakarta, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
-      J. Goodman Douglas, Ritzer George,  Teori Sosiologi Modern. Jakarta, Kencana,
2007.
-      Salim Yenny, Salim Peter Yenny, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta,
Modern English Press, 2002.
-      Al Barry Dahlan M., Partanto A Pius,  Kamus Ilmiah Populer. Surabaya, ARKOLA,
1994.
-      Burhanudddin M., Sosiologi Komunikasi. Jakarta, Kencana Prenada Media Group,
2013.

G.    IDENTITAS NARASUMBER
-      Benni (36), Luliang, Bogor (Tenaga Serabutan)
-      Kusuma Wardana (25), Banyumas, Jawa Barat (Tenaga PEMKOT)
-      Ahmad M. (56), Ciputat, Tangerang Selatan (Petugas Keamanan)




[2] Drs. Peter Salim, MA., Yenny Salim, B.Sc., Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta, Modern English Press, 2002,  hal_1132
[3] Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya, ARKOLA, 1994, hal_128
[4] ibid.hal_1644
[5] Ibid.hal_192
[6] Ibid.hal_1536
[7]          Kamanto  Sunarto, Pengantar Sosiologi. Jakarta, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004, hal_243
[8] George Ritzer, Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern. Jakarta, Kencana, 2007, hal_99
[9] ibid.haL101
[10]Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2004,  hal_37
[11] Dr. Budi Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 2005,hal_10
[12] KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Versi Offline
[13] KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Versi Offline
[14]          M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2001, hal_173
[15] ibid.hal_178-180
[16] Prof. Dr. H.M. Burhanudddin, S.Sos. M.Si, Sosiologi Komunikasi. Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2013, hal_43

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini