Selasa, 08 Oktober 2013

Rini Astuti KPI 1B_Tugas 5_Karl Marx


Marxisme

Marxisme adalah ideologi politik dan ekonomi yang menekankan pentingnya perjuangan kelas dalam masyarakat. Marxisme berusaha mengeluarkan masyarakat dari penindasan kapitalis ke masyarakat sosialis tanpa kelas melalui perjuangnan pekerja atau buruh.

Marxisme adalah dasar bagi banyak ideologi politik yang diikuti, termasuk Komunisme, Stalinisme, dan Maoisme. Ajaran Marxisme pada akhirnya akan membantu membentuk banyak peristiwa global yang penting dari abad ke-20, termasuk kedua Perang Dunia. Usaha pertama untuk menempatkan filsafat Marxis dalam praktik politik adalah revolusi.

Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar.  Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah dasar dari marxisme.
Pengaruh Marxisme
Salah satu alasan mengapa Marxisme merupakan sistem pemikiran yang amat kaya adalah bahwa Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual yang masi telah sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Prancis, dan ilmuekonomi Inggris. Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai filsafat seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung suatu dimensi filosofis yang utama dan bahkan memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap banyak pemikiran filsafat setelahnya. Itulah sebabnya, sejarah filsafat zaman modern tidak mungkin mengabaikannya.
Marxisme Hegelian
Dalam mengemukakan teori ini, Marx sangat dipengaruhi oleh Hegel. Bahkan sampai saat ini pun kalangan Marxis masih menggunakan terminologi Hegel. Ada baiknya jika di sini disebutkan satu persatu ide Hegelianisme yang juga menjadi isi penting dari Marxisme:
•    Pertama, realitas bukanlah suatu keadaan tertentu, melainkan sebuah proses sejarah yang terus berlangsung.
•    Kedua, karena realitas  merupakan suatu proses sejarah yang terus berlangsung, kunci untuk memahami realitas adalah memahami hakikat perubahan sejarah.
•    Ketiga, perubahan sejarah tidak bersifat acak, melainkan mengikuti suatu hukum yang dapat ditemukan.
•    Keempat, hukum perubahan itu adalah dialektika, yakni pola gerakan triadik yang terus berulang antara tesis, antitesis, dan sintesis.
•    Kelima, yang membuat hukum ini terus bekerja adalah alienasi yang menjamin bahwa urutan keadaan itu pada akhirnya akan dibawa menuju sebuah akhir akibat kontradiksi-kontradiksi dalam dirinya.
•    Keenam, proses itu berjalan di luar kendali manusia, bergerak karena hukum-hukum internalnya sendiri, sementara manusia hanya terbawa arus bersama dengannya.
•    Ketujuh, proses itu akan terus berlangsung samapi tercapai suatu situasi, di mana semua kontradiksi internal sudah terselesaikan.
•    Kedelapan, ketika situasi tanpa konflik ini tercapai, manusia tidak lagi terbawa arus oleh kekuatan-kekuatan yang bekerja di luar kendali mereka. Akan tetapi, untuk pertama kalinya manusia akan mampu menentukan jalan hidup mereka sendiri dan tentunya mereka sendiri akan menjadi penentu perubahan.
•    Kesembilan, pada saat inilah untuk pertama kalinya manusia dimungkinkan untuk memperolah kebebasannya dan pemenuhan diri.
•    Kesepuluh, bentuk masyarakat yang memungkinkan kebebasan dan pemenuhan diri itu bukanlah masyarakat yang terpecah-pecah atas individu-individu yang berdiri sendiri seperti dibayangkan oleh orang liberal. Akan tetapi, merupakan sebuah masayrakat organik, di mana individu-individu terserap ke dalam suatu totalitas yang lebih besar, sehingga lebih mungkin memberi pemenuhan daripada kehidupan mereka yang terpisah-pisah.


Teori Kritis

Teori kritis adalah produk sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian, terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi.
Kritik Utama Terhadap Kehidupan Sosial dan Intelektual
Kritik terhadap Teori Marxian. Teoritisi kritis ini merasa sangat terganggu oleh pemikir Marxis penganut determinisme ekonomi yang mekanistis.
Kritik terhadap Positivisme. Teoritis kritis juga memusatkan perhatian terhadap filsafat yang mendukung penelitian ilmiah terutama positivisme. Kritik terhadap positivisme sekurangnya sebagian berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian atau seluruh teori positivisme tentang pengetahuan.
Kritik terhadap Sosiologi. Aliran kritis berpandangan bahwa sosiologi tak serius mengkritik masyarakat, tak berupaya merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melepaskan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini.
Kritik terhadap Masyarakat Modern. Kebanyakan karya aliran kritis ditujukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai jenis komponennya. Pandangan aliran kritis adalah bahwa dalam masyarakat modern penindasan dihasilkan oleh rasionalitas yang menggantikan eksploitasi ekonomi sebagai masalah sosial dominan.
Kritik terhadap Kultur. Teoritisi kritis melontarkan kritik pedas terhadap apa yang mereka sebut industri kultur, yakni struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan (misalnya, jaringan televisi) yang mengendalikan kultur modern. Ada 2 hal yang paling dicemaskan bagi pemikir kritis. Pertama, mereka mengkhawatirkan mengenai kepalsuannya. Kedua, teoritisi kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas, dan membius dari industri kultur terhadap rakyat.
Kontribusi-kontribusi Utama
Subjektivitas. Kontribusi besar dari aliran kritis adalah usahanya untuk mengorientasikan teori Marxian ke arah subjektif. Meskipun ini merupakan kritik terhadap materialisme Marx dan terhadap fokusnya pada struktur ekonomi, ini juga merepresentasikan kontribusi yang kuat kepada pemahaman kita tentang elemen subjektif dari kehidupan sosial. Salah satu perhatian aliran kritik adalah apa yang disebut Habermas sebagai legitimasi. Ini dapat didefinisikan sebagai sistem ide yang dihasilkan oleh sistem politik, dan secara teoritis, oleh sistem lainnya, untuk mendukung eksistensi sistem. Mereka didesain untuk memistifikasi sistem politik, mengaburkan apa yang sesungguhnya terjadi.
Dialektika. Fokus positif utama kedua dari teori kritis adalah minat pada dialektika secara umum, dan variasi dari manifestasi spesifiknya. Pada tingkat yang paling umum, pendekatan dialektika berarti fokus pada totalitas sosial. Paul Connerton memberikan pengertian yang baik tentang pendekatan kritis terhadap totalitas sosial : tak ada aspek parsial dari kehidupan sosial dan tak ada fenomena yang terisolasi yang dapat dipahami kecuali ia dikaitkan dengan sejarah secara keseluruhan, kepada struktur sosial yang dibayangkan sebagai entitas global.
Kritik terhadap Teori Kritis
Sejumlah kritik telah diajukan kepada teori kritik. Pertama, teori kritis dituduh bersifat ahistoris, meneliti berbagai peritiwa tanpa banyak memperhatikan pada konteks sejarah dan komparatifnya. Kedua, aliran kritis, seperti telah kita lihat, umumnya mengabaikan ekonomi. Ketiga, teoritisi kritik cenderung berargumen bahwa kelas pekerja telah hilang sebagaimana halnya kekuatan revolusioner, pandangan yang bertentangan dengan analisis Marxian tradisional.
Ide-ide Jurgen Habermas
Rasionalisasi. Ini membawa kita ke masalah sentral tentang rasionalisasi  dalam pemikiran Habermas. Dalam karyanya tentang rasionalisasi, Habermas membedakan antara rasional-purposif dan tindakan komunikatif. Menurut Habermas tindakan rasional-purposif menumbuhkan kekuatan produksi dan meningkatkan kontrol teknologi atas kehidupan. Sebenarnya, menurut Habermas, penangkal masalah rasionalisasi tindakan rasional-purposif terletak pada rasionalisasi tindakan komunikatif.
Komunikasi. Habermas membedakan antara tindakan komunikatif dan diskursus. Diskursus adalah bentuk komunikasi yang dipisahkan dari konteks pengalaman dan tindakan, dan mempunyai struktur yang meyakinkan kita bahwa kumpulan validitas klaim asersi, rekomendasi, atau peringatan adalah objek eksklusif dari diskusi, bahwa partisipan, tema, dan kontribusi tidak dibatasi kecuali yang bertujuan menguji validitas klaim yang dibahas bahwa tak ada kekuatan kecuali argumen yang dihasilkan dengan lebih baik dan bahwa semua motif dikesampingkan kecuali motif pencarian kebenaran kooperatif.
Teori Kritis Dewasa Ini
Tekno-kapitalisme. Kellner mendefinisikan tekno-kapitalisme sebagai konfigurasi masyarakat kapitalis dimana teknik, ilmu pengetahuan ilmiah, otomatisasi, komputer, dan teknologi tinggi, berperan penting dalam proses produksi dan sejajar dengan peran tenaga manusia, mekanisasi, dan mesin-mesin di era sebelum kapitalisme, dan juga menghasilkan cara-cara mengorganisir masyarakat dan bentuk kultur serta kehidupan sehari-hari yang baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini