Senin, 20 Oktober 2014

Tugas 4 (Sholahul Imani El Azmi 1112051000103 KPI 5D)

Filsafat Komunikasi, apakah itu ?
 
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendi (2003:321), filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara lebih mendalam, fundamental, metodologis, sistematis, analitis, dan komprehensif teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidang, sifat, tatanan, tujuan, fungsi, teknik, dan metode-metodenya. Bidang komunikasi, meliputi komunikasi sosial, organisosial, bisnis, politik, internasional, dan komunikasi antar budaya, pembangunan, tradisional dan lain-lain.
Richard L. Laningan secara khusus membahas analisis filosofis atas proses komunikasi. Filsafat dalam disiplin ilmu komunikasi biasanya meletakkan titik refleksinya pada pertanyaan-pertanyaan :
·         Apa yang kamu ketahui? (masalah ontologi atau metafisika)
·         Bagaimana aku mengetahuinya? (masalah epistemologi)
·         Apakah aku yakin? (masalah aksiologi)
·         Apakah aku benar? (masalah logika)
Whitney R. Mundt tidak memperhitungkan filsafat komunikasi sebagai filsafat yang sebenarnya. Filsafat komunikasi menampilkan kekuatan media dan prinsip-fungsi media berikut hubungannya dengan negara. Mundt dalam filsafatnya menyatakan penjelasan keterpautan pemerintah dengan jurnalistik dimana keseimbangan kekuatan selalu bergeser (Onong: 2003).
Menurut Mundt, pers terbagi menjadi lima, yakni :
1)    Otoriter, yakni sistem pers dimana ada sensor dan lisensi dari pemerintah. Pemerintah menekan kritik sehingga kekuasaan terpelihara.
2)    Sosial-otoriter, yakni pers dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah untuk melengkapi pers guna mencapai tujuan ekonomi nasional dan tujuan filsafati.
3)    Libetarian, yakni ketiadaan pengawasan pemerintah (kecuali undang-undang tentang fitnah dan cabul), untuk menjaminberkembangnya gagasan secara bebas (free market place of ideas)
4)    Sosial-Libetarian, yakni pengawasan pemerintah secar minimal untuk menyumbat saluran-saluran komunikasi dan untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libetarian.
5)    Sosial-sentralis, yakni kepemilikan pemerintah atau lembaga umum dengan saluran komunikasn terbatas untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libetarian.
 
 
Daftar Pustaka :
Mufid Muhammad, Etika dan Filsafat Komunikasi, Jakarta: Kencana: 2009
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini