Senin, 30 Maret 2015

ADITIYA AWALUDIN_PMI 4_TUGAS 2_LIFE HISTORY

NAMA            : ADITIYA AWALUDIN

TUGAS            : LIFE HISTORY

JURUSAN       : PMI 4

NIM                 : 1113054000012

 

A.    NILAI KEHIDUPAN

Dalam tugas LIFE HISTORY kali ini, saya mengambil narasumber teman akrab saya. Mungkin memang belum pengalaman dalam bidang kesuksesan dan pekerjaan, tetapi dari dia lah saya termotivasi dalam belajar maupun dalam menghemat uang. Nama narasumber LH saya adalah Amin Aris Budiman, lahir di Pekalongan, 19 februari 1995. Beragama islam, bertempat tinggal di Pamulang, Tangerang selatan dan  Anak tunggal dari pasangan bapak Mardi Widodo, dan Ika Sukmawah.

Bapak Mardi Widodo adalah anak kedua dari tiga bersaudara, lahir di Pekalongan, 25 Januari 1956, Sekitar tahun 80an Ia mulai merantau ke Jakarta. Dan kuliah di UPN Jakarta, serta mengambil S2 di UMJ. Bapak Mardi mengawali pekerjaannya dengan membuat usaha bengkel, namun mengalami kebangkrutan kemudian ia mulai mencoba dunia politik, mencalonkan diri menjadi walikota Pekalongan, namun disititu bapak Mardi mengalami kegagalan. Sekarang kondisi bapak Mardi sering sakit-sakitan membuat dia tidak mampu bekerja terlalu banyak. Ibu dari Amin juga berasal dari pekalongan, lahir pada tanggal dua maret 1966, beda dengan bpk Mardi, ibu Ika hanya lulusan SMA saja. Ibu Ika adalah anak pertama dari enam bersaudara. Saat ini ia  bekerja sebagai bendahara koperasi 

Amin dari kecil sudah tinggal di daerah Tangerang, tepatya di daerah Pamulang. Meski orang tuaya asli Pekalongan namun karena tuntutan pekerjaan dan pendidikan orang tuanya memutuskannya untuk tinggal di Pamulang. Amin memulai pendidikannya di TK Tirta Buaran, tidak jauh dari rumahnya, kemudian SD amin juga di Tirta buaran, Amin kecil anak yang termasuk pendiam, dan suka membantu orang tuanya. Amin melanjuti pendidikan SMPnya di SMPN 9 Tangsel, dan SMA di SMAN 9 Tangsel, dari SMA lah amin mulai dikenal sebagai anak yang mudah bergaul. Temannya sangat banyak, mudah sekali akrab bila bercengkrama dengan Amin. Tidak hanya temannya yang banyak, Amin juga aktif beberapa organisasi di SMA, ia mengikuti ekskul Futsal, taekwondo, hingga pramuka. Sekarang Amin berumur 20 tahun, menjadi mahasiswa di Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ) dan mengambil jurusan ekonomi.  Di kampus amin juga menjadi mahasiswa yang aktif, dia mengikuti organisasi IMM (ikatan mahasiswa muhamadiyah), dan mengikuti ukm lahraga sepakbola. Tentunya tidak hanya di SMA Amin memiliki banyak teman. Di kampus pun amin sangat mudah bergaul, memiliki banyak teman mulai dari teman kelas, teman beda jurusan dan bahkan ada banyak temannya dari fakultas lain.

Amin termasuk anak yang rajin beribadah, mudah bergaul, dan mudah beradaptasi dengan lingkungan. Saya menjadikan Amin sebagai sebagai narasumber karena, Amin adalah sosok seorang anak yang pantang menyerah. Mulai dari ayahnya yang sering sakit-sakitan sehingga tidak bisa bekerja, dan ibunya hanya sebagai bendahara koperasi saja, ekonomi di keluarga Amin pun ikut menurun. Dari situlah Amin mulai mencari uang sendiri, kerja apapun dilakukannya selagi halal, dia lakukan untuk uang sehari-harinya demi menunjang kebutuhan kuliah, karena dia sadar bahwa ibunya tidak bisa memberinya uang. Dari situ Amin mulai bekerja, dia menjual sepatu, menjadi seorang reseller, mengambil barang dari agen lalu menjualnya ke masyarakat, mulai dari saudara dan teman-temannya ia tawarkan.

Namun dari hasil berjualan sepatu kurang membantu perekonomiannya karena orderan hanya datang jarang-jarang dari situlah amin mulai mencari pekerjaan lain. Dia menawarkan diri menjadi ojek untuk anak sekolah dasar, karena Amin kuliah siang dia bisa mengantarkan anak SD dipagi hari lalu kuliah disiang hari, gayung pun bersambut, tetangga Amin yang juga satu kampus dengan Amin menawarkannya bekerja menjadi ojeknya, karena kebetulan juga Amin dan tetangganya ini satu kampus dan satu jurusan Amin meng-iyakan tawaran itu. Dari hasil ojek tersebut amin mendapatkan upah sebesar 200 ribu rupiah, pemasukannya bertambah dari hasil jualan sepatunya dan menjadi ojek anak SD juga. dan mulai dari saat itu Amin pun sudah tidak pernah lagi meminta uang jajan kepada ibunya. Meski hasilnya sangat sedikit tetapi amin mampu menghemat uangnya, menjaganya agar tidak boros.

Dalam Life History kali ini, Amin Aris Budiman adalah kategori orang yang tidak sukses, tetapi ketidaksuksesannya ini masih dalam proses menuju sukses, kurangnya orderan dari hasil jualan sepatu adalah salah satu faktor kurangnya pemasukan dan dikategorikan kurang sukses. Tetapi kalau dilihat dari usaha dan kerja kerasnya lama-kelamaan Amin akan menuai kesuksesan.

 

B.     LINGKUNGAN

Dalam lingkungan rumah sendiri, Amin termasuk anak yang rajin. Ika sukmawah ibu kandung Amin mengatakan Amin seorang anak yang rajin, memang tidak begitu pandai dalam bidang pendidikan nilainya juga biasa-biasa saja, tapi dia rajin membantu orang tua, meski dia anak tunggal Amin sangatlah mandiri, mampu memahami kondisi keluarga yang sedang mendapatkan musibah.

Selain dari Ibunya, pendapat lainnya juga disampaikan oleh Rosi Rahmawati tante dari Amin Aris Budiman, atau yang biasa dipanggil Mba Rosi. menurut mba rosi, amin adalah anak yang baik, penurut, dan sayang dengan orang tuanya

Salah satu temannya yang bernama Adam, mengatakan amin adalah anak yang mudah bergaul, nyaman, mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar, sangat easy going.

 

C.     KEYAKINAN

Amin seorang remaja beragama islam, dalam urusan agama amin termasuk anak yang taat dalam beribadah, tidak melupakan solat lima waktu, dan setiap magrib dan isya Amin selalu menyempatkan diri untuk solat di mushola dekat rumahnya, salah satu temannya Fatur Elfath, mengatakan, Amin adalah sosok remaja yang taat beribadahnya, dan termasuk aktif dalam organisasi remaja mushola. Dia pernah menjadi panitia zakat dibulan ramadhan tahun kemarin.

D.    PANDANGAN HIDUP

Dalam LH Amin Aris Budiman, termasuk dalam kategori orang yang belum sukses. Diukur dari usaha berjualan sepatu yang masih standart dalam penjualannya. Amin memulai berjualan sejak bulan iktober 2013, sejak ayah Amin mulai mengalami berbagai penyakit, mulai dari batu ginjal sampai penyakit yang sampai sekarang dideritanya adalah pembengkakan lambung. Sejak itulah amin mulai berjualan karena ia tidak ingin menyusahkan orang tuanya. Amin memulai berjualan sepatu melalui media sosial seperti Twitter, Facebook, dan BBM. Kemudian lambat laun tidak hanya sepatu, namun amin juga menjual tas dan jaket. Namun peminat yang kurang menjadikan ia mendapatkan keuntungan yang sedikit. Pendapatannya tergantung dari hasil penjualannya, jika satu sepatu terjual amin akan mendapatkan untung Rp. 20.000,00. Tetapi tidak setiap hari Amin mendapatkan pelanggan. Dan usahanya ini stuck/tidak beranjak maju, faktor-faktor yang menyebabkan usaha ini kurang maju adalah :

·         Kurangnya promosi yang dilakukan oleh Amin

·         Tidak adanya barang langsung sebagai contoh yang diperlihatkan kepada costumer, hanya berupa foto karena amin hanya menjadi reseller.

·         Tidak memiliki toko sendiri, sehingga pelanggan sulit untuk melihat barangnya langsung, dan keuntungan lebih sedikit karena barang diambil melalui orang ke 2, tidak langsung dari pabriknya.

Amin sadar kalau usahanya ini tidak mendapatkan keuntungan yang besar, tetapi ia berusaha untuk terus mencari uang dan sebisa mungkin tidak meminta uang kepada orang tuanya. Saat itulah Amin mulai menjadi ojek mengantar anak sd dan menjadi ojek teman kampusnya. Selain itu juga amin yang aktif di lingkungan masjid sering dijadikan panitia dalam acara-acara keagamaan, dari situlah kadang amin diberi upah. Dan sejak saat itu amin tidak lagi meminta uang jajan ataupun keperluan kuliah kepada orang tuanya.

E.     CITA-CITA

Awalnya Amin bercita-cita menjadi pemain sepakbola, sewaktu di SMP dan SMA Amin sering mengikuti kegiatan esktra kulikuler sepak bola, ia juga sering bermain di kompetisi-kompetisi sepak bola maupun futsal. Beberapa piala pun banyak berjejer dikamarnya dari hasil sepakbola. Tetapi seiring berjalannya waktu dan Amin sadar tidak bisa menjadi pemain sepakbola karena beberapa hal, akhirnya ia memutuskan mengubah niatnya menjadi seorang pengusaha, dengan bermodalkan kuliah di jurusan ekonomi Amin mulai belajar bagaimana caranya berjualan, dengan usaha yang langsung  ia kerjakan saat ini yaitu dengan berjualan sepatu. Namun cita-cita yang akhir-akhir ini ia ingin wujudkan adalah lulus dengan cepat dan mendapatkan nilai yang memuaskan agar dapat membanggakan kedua orang tuanya.

F.      NILAI KEHIDUPAN

Nilai-nilai kehidupan yang bisa diambil dari LIFE HISTORY Amin Aris Budiman adalah, mengajarkan kita bekerja keras, gigih dalam berusaha, tidak merepotkan orang tua, tidak menyerah dengan kondisi apapun yang sedang diderita, mampu mengatasi masalah terutama masalah keuangan. Dari LH kali ini juga mengajarkan tentang kemandirian, tidak bergantung kepada orang tua, hal ini sangat penting karena sebagai mahasiswa tentunya tidak sepenuhnya mengadalkan orang tua saja, harus ada ide dan kemandirian dari diri sendiri agar tidak selalu mengandalkan orang tua.

Dari segi pergaulan, nilai yang dapat diambil adalah Amin sosok remaja yang sederhana, tidak memilih milih teman dan sangat mudah bergaul, temannya sangat banyak, sehingga selalu saja ada link kerja dari temannya itu walau upahnya tidak begitu besar tetapi mampu untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini