Minggu, 06 Oktober 2013

NUR KHOLIFAH KPI 1/A_Tugas Sosiologi 5_Karl Marx

KARL MARX

Marxisme

Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap sistem kapitalis, saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan sosial yang dipraktekkan oleh masyarakat Eropa yang kaum-kaum  berasal dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah atau kelas buruh. Menurut pandangan Marx, kondisi-kondisi dan kemungkinan-kemungkinan teknis sudah berkembang dan merubah proses produksi industrial, tetapi struktur organisasi proses produksi dan struktur masyarakat masih bertahan pada tingkat lama yang ditentukan oleh kepentingan-kepentingan kelas atas. Jadi, banyak orang yang dibutuhkan untuk bekerja, tetapi hanya sedikit yang mengemudikan proses produksi dan mendapat keuntungan. Karena maksud kerja manusia yang sebenarnya adalah menguasai alam sendiri dan merealisasikan cita-cita dirinya sendiri, sehingga terjadi keterasingan manusia dari harkatnya dan dari hasil kerjanya. Karena keterasingan manusia dari hasi kerjanya terjadi dalam jumlah besar maka untuk memecahkannya juga harus bersifat kolektif dan global.

Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh seperti Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh inilah yang mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini. Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi menjadi landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan pemikirannya. Dimana eropa barat telah menjadai pusat ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi dan demokrasi politik. Ada tiga hal yang bisa menjadi komponen dasar dari Marxisme, yaitu:

1.    Ajaran filsafat Marx yang disebut dengan materialism dialektika dan materialism historis

2. Sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja     dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)

3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.

Adapun Marxisme disebut materialism historis, karena menurut teorinya bahwa arah yang ditempuh sejarah sepenuhnya ditentukan oleh sarana-sarana produksi yang materil. Marx berkeyakinan bahwa seluruh sejarah manusia akan menuju kesuatu keadaan ekonomis tertentu yaitu komunisme, dimana milik pribadi akan diganti menjadi milik bersama dan barulah kebahagiaan bangsa manusia akan tercapai. Dengan kata lain bahwa perjuangan kelas yang dilakukan Marx secara muthlak untuk mencapai masyarakat komunis.

TEORI KITIS

Teori kritis merupakan hasil sekelompok neo-marxis Jerman yang tak puas dengan keadaan teori Marxian terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. The Institute of Social Research yang merupakan organisasi yang berkaitan dengan teori kritis resmi didirikan di Frankfurt, Jerman, 23 Februari 192. Walaupun banyak jumlah anggotanya yang telah aktif sebelum organisasi itu didirikan. Teori kritis telah berkembang melampui batas aliran Frankfurt. Teori kritis berasal dari sebagian besar pemikir Eropa, meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi Amerika. Teori kritis sebagian besar mengkritik berbagai kehidupan sosial dan intelektual yaitu:

Kritik terhadap Teori Marxian

Teori kritis merasa sangat terganggu oleh pemikir Marxian sebagai penganut determinisme ekonomi yang mekanistis. Seperti Habermas mengkritik determinisme yang tersirat di bagian tertentu dari pemikiran asli Marx, tetapi kritik mereka sangat ditekankan pada neo-Maxis terutama karena mereka telah menafsirkan pemikiran Marx terlalu mekanistis. Teori kritis tidak menyatakan bahwa determinis ekonomi keliru ketika memusatkan perhatian pada bidang ekonomi tetapi seharusnya mereka juga memusatkan perhatiannya pada aspek kehidupan sosial lainnya.

Kritik terhadap Positivisme

Kritik terhadap positivisme berkaitan dengan kritik terhadap determinisme ekonomi karena beberapa pemikir determinisme ekonomi menerima sebagian ataupun seluruh teori positivisme tentang pengetahuan. Teori kritis menentang positivisme karena berbagai alasan yaitu, positivisme cenderung melihat kehidupan sosial sebagai proses alamiah. Teori kritis lebih menyukai memusatkan perhatiannya pada aktivitas manusia maupun pada cara-cara aktivitas tersebut memengaruhi struktur sosial yang lebih luas. Positivisme  dianggap ,mengabaikan aktor. Mereka yakin atas kekhasan sifat aktor teori kritis tak dapat menerima gagasan bahwa hukum umum sains dapat diterapkan terhadap tindakan manusia. Positivisme dikritik karena dianggap berpuas diri hanya dengan menili alat untuk mencapai tujuan tertentu dan tidak membuat penilaian yang sama terhadap tujuan.

Kritik terhadap Sosiologi

sosiologi dikritik karena keilmiahannya yaitu menjadikan metode ilmiah sebagai tujuan di dalam dirinya sendiri. Aliran kritis  berpandangan bahwa sosiologi tidak serius mengkritik masyarakat dan tidak berusaha merombak struktur sosial masa kini. Menurut aliran kritis, sosiologi telah melupakan kewajibannya untuk membantu rakyat yang ditindas oleh masyarakat masa kini. Dalam aliran ini sosiologi lebih memperhatikan masyarakat sebagai satu kesatuan ketimbang memperhatikan individu dan masyarakat, dan mereka mengabaikan interaksi individu dengan masyarakat.

Kritik terhadap Masyarakat Modern

Kebanyakan karya aliran kritis ditujukan untuk mengkritik masyarakat modern dan berbagai jenis komponennya. Kebanyakan teori Marxian awal menjelaskan tentang bidang ekonomi, sedangkan aliran kritis menggeser orientasinya ketingkat kultural mengingat budaya dianggap sebagai realitas masyarakat kapitalis modern.  Artinya tempat dominasi dalam masyarakat modern telah dari bidang ekonomi ke bidang kultural (budaya). Aliran kritis masih terus memperhatikan masalah dominasi meski masyarakat modern mungkin lebih didominasi oleh elemen kultural ketimbang elemen ekonomi. Karena itulah aliran kritis mencoba memusatkan perhatian pada penindasan kultural atas individu dalam masyarakat. Meski kehidupan modern terlihat rasional, aliran kritis memandang masyarakat modern penuh dengan ketidakrasionalan. Menurut pandangan Marcuse, meski tampaknya rasionalitas diwujudkan, masyarakat ini tetap seluruhnya tak rasional. Masyarakat tidak rasional karena karena dunia rasional merusak individu, serta kebutuhan dan kemampuan mereka.

Kritik terhadap Kultur

Teori kritis mengkritik keras terhadap industri kultur yaitu struktur yang dirasionalkan dan dibirokratisasikan yang mengendalikan kultur modern. Perhatian terhadap industri kultur lebih mencerminkan perhatian mereka terhadap konsep superstruktur Marxian daripada basis ekonomi. Industri kultur menghasilakan kultur massa yaitu sebagai kultur yang diatur dan palsu bukan sesuatu yang nyata. Ada dua hal yang sangat dikhawatirkan yaitu mereka mengakhawatirkan sebuah kepalsuan dan selanjutnya teori kritis terganggu oleh pengaruh yang bersifat menentramkan, menindas, dan membius terhadap rakyat.

 

Sumber: Ritzer, George, dan Goodman, J. Douglas. Teori sosiologi modern.jakarta, Kencana Prenada Media Group. 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini