Nama : Tiara Desta A (1112051000124)
Kelas : KPI 5D
Etika dan komunikasi dalam presektif Islam : Etika dalam pergaulan sehari-hari; dan etika komunikasi dalam dakwah (lisan dan perbuatan)
Etika mendukung keberadaan agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama.
Dalam agama ada etika dan sebaliknya agama merupakan salah satu norma dalam etika. Keduanya berkaitan, namun terpisahkan secara teoritis. Dalam tataran praktis kita tidak bisa mengesampingkan salah satu diantaranya. Kita misalnya, tidak bisa berbuat suatu hal yang lantas hanya didasarkan pada agama saja tanpa memperhatikan etika yang berlaku, dan sebaliknya seseorang akan dikatakan memiliki etika, jika kemudian memperhatikan agama yang ada.[1]
Islam, adalah agama yang mengajarkan banyak etika baik yang terdapat dalam al-Qur'an dan Sunnah. Di dalam Islam mengajarkan etika tingkah laku terpuji dan tingkah laku tercela. Tingkah laku terpuji adalah hal-hal perbuatan yang baik dan dianjurkan untuk dilakukan oleh manusia, sedangkan tingkah laku tercela adalah hal-hal perbuatan yang tidak disukai Allah SWT dan tidak boleh dilakukan karena akan mendapat dosa.
a. Etika dalam pergaulan sehari-hari
Dalam pergaulan sehari-hari islam mengajarkan adab pergaulan dalam sehari-hari seperti yang terdapat dalam al-Qur'an surat al-Hujurat ayat 10-13. Penjelasan dalam ayat tersebut tentang pergaulan yang harus dilakukan oleh seorang muslim dalam sehari-hari. Yaitu, enamp perkara yang dilarang agar terpelihara persatuan dan persaudaraan orang-orang beriman:
1. Jangan menghina atau melecehkan orang lain
2. Jangan mengejek orang lain, karena dampak ejekan akan menimpa dirimu
3. Jangan panggil memanggil dengan gelar yang buruk, yang dapat menimbulkan sakit hati
4. Jauhi dugaan buruk kepada orang lain
5. Jangan mencari-cari kesusahan orang lain dengan sembunyi-sembunyi kemudian mengumumkannya
6. Janganlah sebagian kamu mengunjing sebagian yang lain.[2]
b. Etika komunikasi dalam dakwah (lisan dan perbuatan)
Kata dakwah adalah derivasi dari bahasa Arab "da'wah". Kata kerjanya da'aa yang berarti memanggil, mengundang, atau mengajak. Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik (Aboebakar Atjeh, 1971:6).
Etika komunikasi dalam berdakwah dengan lisan bisa dilakukan dengan, dakwah menggunakan tutur kata yang baik, sopan, ramah dan penuh pengertian oleh seorang da'i atau orang yang lebih faham agar mudah diterima. Cara yang dikukan bisa seperti, memberikan nasehat yang baik( Mau'izaht Hasanah), menurut pakar bahasa, nasehat mengandung arti teguran atau peringatan. Dialog dengan cara yang baik (Jadal al-Husna), menurut ashfahani, berarti saling memberi dengan jalan saling melawan dan mengalahkan.
Etika perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang pendakwah adalah, seorang pendakwah da'i harus memiliki sifat tulus ikhlas, sabar dan tawakal, bisa menjadi teladan dan figur, disiplin dan bijaksana. Perlu diperhatikan juga penampilan seorang da'i dapat mencerminkan dari kepribadian da'i tersebut. Seperti, sehat jasmani dan berpakaian necis yang pantas (estetis dan etis).[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar