Senin, 01 Desember 2014

Tugas_5_Ahmad_Nurul_Macky_KPI/5C_1112051000086

Etika Komunikasi dan Kebudayaan
Berbicara tentang etika komunikasi, seperti pada media massa, tidak berarti akan memberi pedoman tindakan yang dianggap etis. Apalagi ada sementara orang yang menganggap bahwa media massa, khususnya media iklan, tidak mempunyai kepentingan yang disebut etika. Media komunikasi khususnya media iklan, memang sangat bersinggungan dengan masalah etika atau moral. Melalui simbol-simbol imajinatif media komunikasi massa jelas sangat memperhitungkan dan memanfaatkan nafsu, perasaan, dan keinginan yang berada dalam kemanusiaan kita. Kita harus sadar bahwa membujuk orang lain untuk membeli sesuatu yang dia tidak butuhkan, apalagi yang dia tidak inginkan dan yang tidak akan memberi keuntungan adalah sebuah eksploitasi. Sedangkan menyediakan sesuatu yang di perlukan dan berguna adalah pelayanan.
Karena itu, dalam arti tertentu apa yang dimaksud sebagai kebenaran ilmiah juga akan sangat tergantung pada pihak-pihak yang mampu merekayasa, menguasai dan mendayagunakan simbol-simbol dalam media komunikasi itu. Berdasarkan keterkaitan media komunikasi, pesan kebenaran yang mau disampaikan dan kekuasaan, maka dapat dilihat tiga fungsi komunikasi massa yaitu:
1.      Mengikat dan menyeragamkan
2.      Mendistribusikan dan memperbaharui
3.      Memprduksi dan mengontrol.
Untuk mengikat kelompok penerima komunikasi atau konsumen dan menyeragamkan informasi yang hendak disampaikan diperlukan pemahaman yang cukup luas tentang apa yang dimaksud dengan kebudayaan. Pemahaman akan kebudayaan milik sendiri dan pemahaman segi-segi positif dari kebudayaan milik masyarakat lain. Untuk dapat berkomunikasi secara efektif setiap orang dalam sebuah masyarakat bersistem diandaikan mempunyai kebebasan untuk menafsir dan mempunyai orientasi nilai kebudayaan yang kurang lebih sama.
Karena itu, salah satu fungsi penting dari media komunikasi bisa dipandang sebagai bahan perekat yang mampu mengikat warga sebuah kelompok atau masyarakat tertentu. Media komunikasi menyediakan perangkat asumsi atau pemikiran yang sejenis untuk menghasilkan sebuah identitas bersama.
Selain itu media komunikasi memang menyediakan sarana untuk menghasilkan sebuah pengetahuan atau kebenaran, sehingga masyarakat terdukung untuk mengetahui mana atau apa saja hal-hal yang salah atau benar, asli atau palsu. Melalui media komunikasi sebuah realitas nyata, atau menolaknya karena menganggap sebagai sebuah takhayul atau khayalan ideologis belaka.
Fungsi komunikasi yang lain ialah mengontrol. Kontrol dilakukan dengan cara menghasilkan dan memaksakan sebuah aturan main yang membatasi pilihan-pilihan pola bahasa dan perilaku yang tersedia bagi konsumen. Berdasarkan norma-norma komunikasi yang sudah dibakukan seseorang diharuskan untuk bertindak atau berbicara secara tertentu pula.
Dengan begitu, media komunikasi mengontrol dan berfungsi seperti satpam yang menjaga pintu. Sebuah media dapat saja menentukan siapa siapa saja yang boleh menerima informasi, dan informasi macam mana yang akan dibagi-bagikan kepada orang lain. Media komunikasi menyaring, memilih mana yang perlu atau tidak perlu, memolesnya dan mengatur atau mendistribusikan informasi yang masuk dan keluar.
Bahasa, adat dan agama memang merupakan produk sosial akal budi dari sebuah komunitas. Akal budi seseorang dianggap tak akan berkembang secara manusiawi dan berbuah secara sosial kalau tak hidup dalan produk-produk yang dihasilkan oleh komunitas itu, meskipun produk yang dimaksudkan juga hanya produk kebudayaan yang simbolik dan metamorfosis
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini